Mengamati Dunia
Agama? Tidak Penting
Dibandingkan dengan keluarga, karier, teman-teman dan rekreasi, agama berada di tempat yang sangat tidak berarti dalam kehidupan kebanyakan orang Eropa. Demikian kata harian Katolik Paris La Croix, ketika melaporkan tentang hasil penelitian yang baru-baru ini diadakan atas lebih dari 20 bangsa di Eropa dan yang meneliti norma serta kepercayaan orang-orang Eropa dewasa ini. ”Kepercayaan agama tradisional, maupun pengaruh Gereja dalam kehidupan sehari-hari, tidak disangkal lagi merosot,” kata artikel itu. Menurut para peneliti, ”merosotnya arti agama disebabkan oleh kegagalan yang nyata dari gereja-gereja untuk membantu orang menghadapi masalah-masalah mereka dari hari ke hari.” La Croix melaporkan bahwa meskipun mayoritas orang menolak ajaran gereja tradisional, ”dengan kekecualian orang Swedia, lebih dari 50 persen yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka percaya kepada Allah”.
”Obat yang Paling Luas Digunakan”
”Kafeina adalah obat yang paling luas digunakan di dunia,” kata sebuah terbitan terbaru The American Journal of Psychiatry. ”Penelitian menunjukkan bahwa berpantang dari kafeina menimbulkan sindrom penghentian obat bius berupa sakit kepala, kelelahan dan perasaan mengantuk yang mulai dalam waktu 12-24 jam dan berlangsung kira-kira 1 minggu. Sindrom itu dapat menjadi berat dan tampaknya menjadi satu alasan untuk terus menggunakan kopi.” Namun, kopi bukanlah satu-satunya sumber kafeina. Teh, soft drinks (seperti coca-cola), dan banyak obat-obatan yang dijual bebas, (obat untuk membantu mengurangi berat badan, obat pencahar, perangsang, penghilang nyeri, selesma, dan alergi) juga berisi sejumlah besar kafeina. Akibatnya, banyak orang yang merasa telah menghilangkan kafeina dari makanan mereka, masih mengalami gejala-gejala akibat penghentian obat bius yang timbul di bawah keadaan tertentu, misalnya ketika mereka dirawat di rumah sakit.
Susunan dalam Kosmos
Paul Davies, seorang profesor teori ilmu fisika di Universitas Newcastle di Tyne, Inggris, sebagai seorang ilmuwan, telah membuat pernyataan yang sangat kontroversial dalam buku barunya The Mind of God. Ia menyimpulkan bahwa keberadaan manusia bukanlah semata-mata perubahan nasib yang mendadak tetapi ”kita benar-benar dimaksudkan untuk berada di sini”. Ia menulis, ”Melalui pekerjaan ilmiah saya, kepercayaan saya semakin kuat bahwa dunia alam semesta ini dirakit dengan kemahiran yang begitu menakjubkan sehingga saya tidak dapat menerimanya sebagai sekadar fakta yang irasional. Menurut saya, pasti ada tingkat penjelasan yang lebih dalam lagi. Apakah orang ingin menyebut tingkat yang lebih dalam itu ’Allah’ adalah masalah selera dan definisi.”
Anak-Anak Perempuan Tidak Diinginkan
Wanita di India menggunakan teknologi ultrasound untuk mengetahui apakah janin mereka laki-laki atau perempuan. Jika perempuan, janin sering digugurkan. Ini menyebabkan perubahan yang dramatis dalam rasio jenis kelamin. Di Negara Bagian Haryana State, misalnya, hanya ada 874 wanita untuk setiap 1.000 pria. ”Rasio jenis kelamin yang sangat tidak seimbang ini terjadi bukan karena lebih sedikit anak perempuan dilahirkan (atau dikandung), melainkan karena lebih sedikit yang dibiarkan lahir atau tetap hidup,” kata sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Wanita dianggap sebagai beban. Mas kawin harus diberikan pada waktu pernikahan, dan hadiah-hadiah pada waktu seorang anak perempuan melahirkan. Kelahiran seorang anak lelaki dirayakan, tetapi tidak demikian dengan anak perempuan. Seorang pria boleh meninggalkan istri yang tidak melahirkan bayi lelaki, atau ia bahkan boleh mengambil istri kedua. Problem juga timbul di kalangan orang-orang India yang tinggal di negara lain. Surat kabar Kanada, The Medical Post, melaporkan keluhan bahwa ”dokter-dokter dari kelompok Sikh India Timur di negara British Colombia membantu wanita-wanita melakukan pengguguran jika diketahui bahwa janin mereka adalah perempuan sehingga mereka dapat mencoba mendapatkan janin lelaki pada kali berikutnya”. Karena jenis kelamin janin baru dapat dipastikan dengan tepat setelah 16 minggu, janin lelaki sering digugurkan. Sang ibu tak pernah diberi tahu.
Bosan dengan Waktu Luang
Menurut penelitian yang dilakukan oleh BAT Leisure Research Institute, ada orang-orang di Jerman yang mendapati semakin sulit untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan waktu luang mereka. Penelitian itu mendapati bahwa banyak orang yang hidup dalam kemakmuran dan memiliki banyak waktu luang telah lupa bagaimana menikmati kehidupan. Banyak yang menjadi bosan atau menjadi kecanduan kepada petualangan. Beberapa menjadi terlalu agresif, atau bahkan kasar. Orang seperti ini sering mengambil risiko yang tidak perlu dalam upaya mencari kesenangan dan sesuatu yang menggetarkan. Para peneliti mencatat bahwa masalah cara menggunakan waktu luang dengan tepat akan menjadi salah satu problem utama dalam dekade mendatang.