Pelajaran 1
Mengucapkan Kata-Kata Kebenaran yang Menyenangkan
1-3. Bagaimana asal mula bahasa manusia, dan bagaimana bahasa itu berkembang?
1 Yehuwa adalah Pencipta yang agung dari bahasa. Ia layak menerima segala pujian atas sarana komunikasi yang menakjubkan di antara makhluk-makhluk yang cerdas. Dan karena segala sesuatu yang Allah lakukan itu baik, kita dapat yakin bahwa karuniaNya berupa bahasa bagi manusia pada mulanya merupakan salah satu dari ”anugerah yang sempurna” yang disebut dalam Alkitab di Yakobus 1:7. Mengenai bahasa manusia, Ludwig Koehler, seorang ahli bahasa, menulis, ”Apa yang sebenarnya terjadi dalam bahasa, bagaimana pancaran pengertian membangkitkan gairah, . . . untuk menjadi bahasa lisan, tidak kita pahami. Bahasa manusia adalah suatu rahasia; suatu karunia ilahi, suatu mujizat.”
2 Jadi ketika diciptakan, Adam diberi perbendaharaan kata. Ia juga mempunyai kesanggupan untuk membuat kata-kata baru. Ia memang dikaruniai kesanggupan untuk berkomunikasi dengan efektif. Ia tidak saja dapat mengutarakan pikirannya dengan bahasa yang baik, tetapi ia juga dapat mengerti bahasa. Hal ini kita ketahui dari kenyataan bahwa Allah berbicara kepada Adam, memberikan petunjuk-petunjuk kepadanya. Demikian pula, Adam dapat berkomunikasi dengan Hawa.—Kej. 1:27-30; 2:16-20.
3 Namun, ketika kejahatan merajalela di bumi, Allah mengacaukan bahasa manusia di menara Babel. (Kej. 11:4-9) Itulah sebabnya ada banyak bahasa sekarang, dan kebanyakan mempunyai berbagai logat. Ada bahasa yang digunakan oleh kelompok suku bangsa yang kecil dan ada yang digunakan oleh jutaan orang. Seperti halnya manusia sendiri, bahasa telah jatuh dari kesempurnaannya yang semula. Sering kali bahasa dipakai untuk menyebarkan dusta dan memalingkan orang dari Allah.
4. Bagaimana hendaknya kita menggunakan kesanggupan berbicara kita?
4 Tetapi kita, sebagai hamba-hamba Yehuwa, ingin menggunakan kesanggupan berbicara dengan sepatutnya. Kita mendapat hak istimewa untuk berbicara kepada orang-orang tentang Allah yang sejati dan menceritakan kepada mereka berita ilahi yang menggembirakan tentang kehidupan kekal dalam suatu sistem baru yang benar. Untuk membantu kita melakukan hal ini dengan efektif, Buku Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis ini diterbitkan.
5, 6. Mengapa begitu penting untuk mengucapkan kebenaran?
5 Mengucapkan kata-kata kebenaran. Agar dapat menggunakan kesanggupan berbicara dengan sepatutnya, kita harus selalu mengucapkan kata-kata kebenaran, yang selaras sepenuhnya dengan Firman Allah. Dusta tidak dapat memberi kesehatan rohani kepada orang yang mendengarkan. Maka dengan bijaksana rasul Paulus menasihati, ”Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar daripadaku sebagai contoh ajaran yang sehat.” Mengapa? Karena ”contoh ajaran yang sehat” itu berasal dari Allah. (2 Tim. 1:13) Paulus memperingatkan bahwa ada yang akan ”memalingkan telinganya dari kebenaran”, tetapi ia menunjukkan bahwa yang patut dilakukan adalah terus ’memberitakan firman’, Firman Allah. Jadi kita harus berpaut kepada Firman kebenaran Allah, menggunakannya sebagai dasar dari semua pengabaran dan pengajaran yang kita lakukan.—2 Tim. 4:1-5.
6 Kita menyadari bahwa jika kata-kata yang tepat diucapkan pada waktu yang cocok, seseorang dapat digerakkan untuk mulai menempuh jalan ke arah hidup yang kekal atau dibantu untuk tetap berada pada jalan kehidupan. (Ams. 18:21; Yak 5:19, 20) Maka menggunakan kata-kata yang tepat sangat penting bagi kita sebagai rohaniwan, dan Sekolah Pelayanan Teokratis berusaha menandaskan hal ini.
7-9. Kata-kata macam apakah yang biasanya paling efektif?
7 Pilihan Kata. Kata-kata dimaksudkan untuk menyampaikan buah pikiran atau gagasan dari pikiran orang yang berbicara kepada orang yang mendengar. Ini dapat dilakukan dengan berhasil hanya jika si pembicara memilih kata-kata yang dengan tepat mengutarakan pikirannya dan yang dikenal atau mudah dimengerti oleh pendengarnya. Memilih kata-kata yang efektif pada mulanya tidak mudah. Bahkan Raja Salomo yang bijaksana, penghimpun Israel, telah ”menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal. Pengkhotbah berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur”. (Pkh. 12:9, 10) Jadi dibutuhkan usaha mental, penyelidikan dan pertimbangan yang baik untuk menemukan kata-kata yang cocok. Di ayat sebelas dari pasal Alkitab yang sama, diperlihatkan betapa jitu kata-kata yang dipilih dengan baik. ”Kata-kata orang berhikmat” diibaratkan sebagai ”kusa” (tongkat dengan ujung yang tajam yang digunakan gembala) yang mendorong dan menganjurkan orang untuk menempuh jalan menuju kehidupan.
8 Menggunakan kata-kata yang sederhana merupakan salah satu dari prinsip-prinsip pertama yang harus dipelajari. Agar ucapan menjadi efektif tidak diperlukan kata-kata yang rumit atau sukar. Sebenarnya, kesederhanaan adalah kunci menuju pengertian, dan karena itu suatu bantuan yang besar untuk mengingat. Apakah ada yang lebih sederhana namun lebih agung daripada kata-kata pembukaan Alkitab dan catatan Alkitab, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”? Saudara tidak mungkin melupakan kata-kata itu. Begitu pula kesimpulan dari penghimpun yang bijaksana setelah ia mempertimbangkan segala sesuatu, ”Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”—Pkh. 12:13.
9 Kita ingin menghindari kata-kata yang mengaburkan kejernihan dari kebenaran Allah. Kita tidak ingin ”menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan”. (Ayb. 38:2) Sebab siapakah yang akan mendengar dan mengerti ”jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang”?−1 Kor. 14:8.
10, 11. Bagaimana Yesus menjadi teladan bagi kita dalam tutur kata?
10 Kita semua dapat menarik faedah dari contoh Yesus Kristus yang bagus. Ucapan dan perumpamaan-perumpamaannya yang sederhana yang diambil dari kehidupan sehari-hari mempunyai pengaruh yang kuat atas pendengarnya. Coba ingat khotbahnya di bukit dekat Kapernaum, seperti dikemukakan di pasal lima sampai tujuh dari Injil Matius. Pidato yang muluk-muluk? Tidak. Kata-kata yang membingungkan? Tidak. Yesus sungguh-sungguh ingin mengesankan kebenaran ke dalam pikiran orang-orang agar hal tersebut dapat mempengaruhi hati mereka. Ia memang memiliki pikiran Yehuwa, Bapanya. Bahasa yang ia gunakan merupakan contoh yang paling baik untuk diikuti oleh semua hamba Yehuwa.
11 Jangan sekali-kali meremehkan pengaruh yang kuat dari kata-kata kebenaran yang jelas, sederhana dan dipilih dengan baik. Kata-kata itu dapat menyenangkan, dapat memberikan semangat, dapat menggerakkan orang untuk bertindak. Tentang ucapan Yesus, kisah di Lukas 4:22 menuturkan bahwa semua pendengarnya ”membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya”. Rasul-rasulnya juga menemukan banyak orang yang suka mendengar, padahal pemuka-pemuka bangsa Yahudi di jaman itu menganggap rasul-rasul sebagai ”orang biasa yang tidak terpelajar”. (Kis. 4:13) Apa sebabnya? Mereka telah belajar metode itu dari Guru mereka, Kristus. Bukankah ini suatu anjuran yang besar bagi hamba-hamba Allah dewasa ini, tua maupun muda?
12. Bagaimana orangtua dapat membantu anak-anak mereka belajar untuk mengutarakan diri dengan baik?
12 Banyak hal dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak-anak mereka mengutarakan diri dengan baik. Di rumah, orangtua dapat menanamkan bahasa sehari-hari yang baik, dengan memberi teladan maupun dengan mengajar. Prinsip-prinsip Alkitab, yang seharusnya menjadi pedoman tutur kata seseorang, dapat ditanamkan dalam pikiran yang masih muda. (Ul. 6:6-9) Banyak keluarga menggunakan beberapa menit tiap pagi untuk membahas ayat Alkitab tertentu seperti yang dimuat dalam Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa (atau dalam Menara Pengawal), dan pada waktu lain mereka bersama-sama membaca dari majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! Ini suatu latihan yang bagus bagi keluarga, memperkaya perbendaharaan kata dan memperlihatkan bagaimana kata-kata ini dapat dengan indah digunakan untuk komunikasi yang lebih efektif dengan orang-orang lain. Dengan cara ini pula seluruh keluarga memperoleh pandangan Yehuwa mengenai berbagai soal, dan tutur kata mereka akan mencerminkan itu.
13-16. Untuk mendapat manfaat sepenuhnya dari Sekolah Pelayanan Teokratis, apa yang harus kita lakukan secara pribadi?
13 Membuat kemajuan dengan ikut dalam Sekolah Pelayanan Teokratis. Dengan bantuan kursus pelajaran yang diuraikan dalam Buku Petunjuk ini, kita semua yang sungguh-sungguh ingin maju dalam pelayanan akan dibantu untuk menggunakan ”kata-kata yang menyenangkan . . . kata-kata kebenaran secara jujur”. Tidak soal usia dan pendidikan, jika saudara bersandar pada bimbingan Yehuwa dan rohNya, saudara akan dapat membuat kemajuan dan menjadi lebih baik dalam pelayanan Kristen. Tetapi saudara perlu berusaha. Saudara dianjurkan untuk ’memperhatikan semuanya itu, hidup di dalamnya supaya kemajuan saudara nyata kepada semua orang’.—1 Tim. 4:15.
14 Usaha di pihak kita masing-masing mencakup tekad untuk menghadiri semua perhimpunan dari umat Yehuwa, kemudian melaksanakan tekad itu. Khususnya pada acara mingguan dari Sekolah Pelayanan Teokratis disediakan bantuan agar saudara dapat menjalankan nasihat dari rasul Paulus, ”Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.”—2 Tim. 2:15.
15 Setiap orang, pria atau wanita, tua maupun muda, yang menghadiri perhimpunan-perhimpunan boleh mendaftarkan diri dan menarik manfaat dari sekolah ini. Saudara boleh mendaftar, tidak soal sudah dibaptis atau belum. Mereka yang mungkin kurang mendapat pendidikan sekolah, hendaknya ingat bahwa Allah sudah tahu lebih dulu bahwa berita Kerajaan tidak akan disambut oleh banyak orang yang berhikmat secara duniawi, oleh para bangsawan, oleh orang yang berpendidikan tinggi menurut pandangan dunia. (1 Kor. 1:26-29) Namun Ia juga sudah tahu bahwa banyak orang yang dipandang rendah oleh dunia, akan menyambut berita itu dan rela meneruskannya kepada orang-orang lain yang lapar akan kebenaran. Dengan mendaftar dalam sekolah ini dan tekun mengikuti pelajaran-pelajarannya, saudara akan dibimbing kepada pengetahuan yang benar-benar memungkinkan saudara mengucapkan kata-kata kebenaran yang menyenangkan kepada orang-orang berhati jujur. Ini akan menyegarkan saudara sendiri maupun orang-orang yang mendengarkan saudara.
16 Terutama sekali, dengan menjadi siswa yang rajin dalam kursus ini, melalui perkataan maupun perbuatan, saudara akan berusaha memperoleh apa yang didoakan oleh Raja Daud dari Israel, ”Mudah-mudahan Engkau akan berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya [Yehuwa], gunung batuku dan penebusku.” (Mzm. 19:15) Setiap orang Kristen hendaknya mempunyai hasrat untuk dapat berbicara dengan baik, pada setiap kesempatan menggunakan kata-kata yang berkenan kepada sang Pencipta. Sekolah Pelayanan Teokratis menawarkan bantuan yang berharga kepada saudara untuk mencapai tujuan itu.