PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Israel di Tengah Bangsa-Bangsa Tetangga
    ’Lihatlah Negeri yang Baik’
  • Tulisan Paku Kuno dan Alkitab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Alkitab​—Buku Nubuat yang Akurat, Bagian 1
    Sedarlah!—2012
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1

HET, ORANG

Bangsa keturunan Het, putra Kanaan yang disebutkan pada urutan kedua. (Kej 10:15) Oleh karena itu, mereka memiliki asal usul Hamitik.—Kej 10:6.

Abraham beberapa kali berurusan dengan orang Het, yang berdiam di Kanaan pada waktu ia pindah ke sana. Yehuwa telah berjanji untuk memberikan kepada benih Abraham tanah Kanaan, yang dihuni sejumlah bangsa, termasuk orang Het. (Kej 15:18-21) Akan tetapi, Yehuwa memberi tahu Abraham bahwa ”kesalahan orang Amori [istilah yang umumnya digunakan untuk bangsa-bangsa di Kanaan] belum genap”. (Kej 15:16) Oleh karena itu, Abraham menghargai orang Het sebagai pemilik tanah itu, dan sewaktu Sara, istrinya, meninggal, ia mengadakan kesepakatan dengan Efron putra Zohar, orang Het, untuk membeli sebuah gua guna mengubur istrinya.—Kej 23:1-20.

Orang Het pada zaman Yosua disebutkan mendiami negeri yang mencakup daerah ”dari padang belantara dan Lebanon ini sampai ke sungai besar, Sungai Efrat, yaitu seluruh tanah orang Het”. (Yos 1:4) Tampaknya, mereka kebanyakan tinggal di wilayah-wilayah pegunungan, yang mencakup Lebanon dan, mungkin, daerah-daerah di Siria.—Bil 13:29; Yos 11:3.

Di bawah Kutukan Nuh. Sebagai keturunan Kanaan, orang Het berada di bawah kutukan yang diucapkan Nuh atas Kanaan, dan ketika mereka ditaklukkan oleh Israel, tergenaplah kata-kata Nuh di Kejadian 9:25-27. Orang Het adalah orang kafir dan agama mereka, seperti halnya agama-agama Kanaan lainnya, tentu berkaitan dengan penyembahan lambang alat kelamin pria. Sewaktu Esau, cucu Abraham, menikahi wanita-wanita Het, hal ini menjadi ”sumber kepahitan bagi roh Ishak dan Ribka”, yaitu ayah dan ibu Esau.—Kej 26:34, 35; 27:46.

Allah menggambarkan negeri yang didiami orang Het dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya sebagai ”negeri yang berlimpah dengan susu dan madu”. (Kel 3:8) Namun, bangsa-bangsa ini menjadi demikian bejat sehingga keberadaan mereka mencemari negeri itu. (Im 18:25, 27) Allah berulang-ulang memperingatkan Israel berkenaan dengan bahayanya bergaul dengan mereka mengingat mereka melakukan perbuatan yang kotor dan bobrok. Ia menyebutkan banyak bentuk perbuatan amoral, melarang bangsa Israel melakukannya, dan selanjutnya mengatakan, ”Jangan menajiskan diri dengan perkara-perkara itu, sebab dengan semua perkara itu bangsa-bangsa [termasuk orang Het] yang akan kuhalau dari hadapan kamu telah menajiskan diri.”—Im 18:1-30.

Kebinasaan Ditetapkan. Orang Het disebutkan di antara tujuh bangsa yang harus dibinasakan. Bangsa-bangsa itu dikatakan ”lebih banyak penduduknya dan lebih perkasa” daripada Israel. Maka, pada waktu itu tujuh bangsa tersebut pasti berjumlah lebih dari tiga juta orang, dan orang Het yang berada dalam benteng mereka di gunung merupakan musuh yang hebat. (Ul 7:1, 2) Mereka memperlihatkan sikap bermusuhan dengan bergabung bersama bangsa-bangsa Kanaan lainnya untuk memerangi Israel (dipimpin oleh Yosua) sewaktu mereka menerima kabar bahwa bangsa Israel menyeberangi S. Yordan dan membinasakan kota Yerikho dan Ai. (Yos 9:1, 2; 24:11) Jadi, kota-kota orang Het harus dibinasakan dan penduduknya dilenyapkan agar mereka tidak membahayakan loyalitas Israel kepada Allah dan tidak menyebabkan Israel tidak diperkenan Allah. (Ul 20:16-18) Akan tetapi, Israel tidak melaksanakan perintah Allah dengan sempurna. Setelah Yosua meninggal, mereka tidak mematuhi perintah untuk menyingkirkan bangsa-bangsa itu, yang tetap menjadi seperti duri pada kedua sisi tubuh mereka dan terus mengganggu mereka.—Bil 33:55, 56.

Sejarah Selanjutnya. Karena Israel tidak mematuhi perintah Allah untuk membinasakan bangsa-bangsa Kanaan seluruhnya, Allah menyatakan, ”Aku kemudian berfirman, ’Aku tidak akan menghalau mereka dari hadapanmu, dan mereka pasti akan menjadi jerat bagimu, dan allah-allah mereka akan menjadi umpan bagimu.’” (Hak 2:3) Tampaknya, orang-orang Kanaan yang tetap berada di tengah-tengah bangsa Israel ditoleransi dan bahkan, walaupun jarang, diberi kedudukan yang bertanggung jawab dan terhormat. Selain itu, dari antara bangsa-bangsa Kanaan, tampaknya hanya orang Het yang tetap terkemuka dan kuat sebagai suatu bangsa.—1Raj 10:29; 2Raj 7:6.

Dua orang Het menjadi prajurit, mungkin perwira, dalam pasukan Daud, yakni Ahimelekh dan Uria. Uria adalah orang yang bergairah demi kemenangan Israel atas musuh-musuh, dan ia juga patuh kepada Hukum. Daud melakukan hubungan dengan Bat-syeba, istri Uria, dan setelah itu memerintahkan agar Uria ditempatkan di posisi yang berbahaya di medan pertempuran sehingga dia pun terbunuh. Akibatnya, Daud dihukum oleh Allah.—1Sam 26:6; 2Sam 11:3, 4, 11, 15-17; 12:9-12.

Raja Salomo mengerahkan pria-pria Het untuk melakukan kerja paksa. (2Taw 8:7, 8) Akan tetapi, istri-istri asingnya, yang antara lain adalah wanita-wanita Het, menyebabkan Salomo berpaling dari Yehuwa, Allahnya. (1Raj 11:1-6) Menurut Alkitab, orang Het memiliki raja dan sarana perang bahkan sampai masa pemerintahan Raja Yehoram dari Israel (±917-905 SM). (2Raj 7:6) Akan tetapi, ketika orang Siria, Asiria, dan Babilonia menaklukkan negeri itu, kekuasaan orang Het tampaknya dihancurkan.

Setelah Israel kembali dari pembuangan pada tahun 537 SM, orang-orang Israel dan bahkan beberapa imam dan orang Lewi mengawini wanita-wanita dari bangsa-bangsa Kanaan dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada pria-pria Kanaan, antara lain orang Het. Hal itu melanggar hukum Allah. Itulah sebabnya Ezra menegur mereka sehingga mereka setuju untuk menyingkirkan istri-istri asing mereka.—Ezr 9:1, 2; 10:14, 16-19, 44.

Sebagai Kiasan. Yehuwa menggunakan istilah ”orang Het” dalam makna kiasan, ketika Ia berbicara dengan perantaraan nabi Yehezkiel kepada Yerusalem. Ia berfirman, ”Asalmu dan kelahiranmu adalah dari negeri orang Kanaan. Bapakmu orang Amori, dan ibumu orang Het.” (Yeh 16:3) Yerusalem, ibu kota bangsa itu, yang di atasnya Yehuwa menaruh nama-Nya, ditempati orang Yebus sewaktu Israel memasuki negeri tersebut. Tetapi karena suku-suku yang paling terkemuka adalah orang Amori dan orang Het, tampaknya merekalah yang digunakan sebagai wakil bangsa-bangsa Kanaan, termasuk orang Yebus. Karena itu, kota tersebut mewarisi hal-hal yang buruk, tetapi Yehuwa telah membuatnya indah. Melalui Raja Daud, yang duduk ”di atas takhta Yehuwa” (1Taw 29:23), dengan tabut perjanjian di atas G. Zion, dan akhirnya, bait megah yang dibangun oleh putra Daud, Salomo, kemasyhuran Yerusalem tersebar di antara bangsa-bangsa. Namun, Yerusalem menjadi seperti bangsa-bangsa Kanaan di sekitarnya, korup dan amoral, sehingga akhirnya Yehuwa mendatangkan kehancuran atasnya.—Yeh 16:14, 15.

Mengetahui Siapa Mereka. Para sejarawan dan arkeolog telah mencoba untuk mencari dalam sejarah sekuler padanan orang Het yang disebutkan dalam Alkitab. Dasar utama yang mereka gunakan adalah linguistik, membandingkan kata-kata yang tampaknya mempunyai bunyi atau pengejaan yang serupa.

Dalam teks-teks Asiria berhuruf paku, sering muncul kata ”Hati” dalam konteks yang biasanya menunjuk ke suatu lokasi di Siria atau Palestina. Bisa jadi ini memaksudkan orang Het yang disebutkan dalam Alkitab. Akan tetapi, atas dasar kata ”Hati” ini, para pakar mencoba menyamakan orang Het yang disebutkan dalam Alkitab dengan apa yang disebut Imperium Het yang ibu kotanya berada di Asia Kecil, jauh di sebelah utara dan barat negeri Kanaan. Sebagaimana diperlihatkan dalam paragraf berikut, mereka mencoba menyamakannya dengan tiga kelompok bangsa.

Tiga Kelompok yang ”Dianggap Sama” dengan Orang Het. Di Anatolia (sebagian dari negeri yang sekarang disebut Turki) di Asia Kecil, banyak teks kuno ditemukan dalam penggalian di Bogazköy, yang sebelumnya disebut ”Hatusyas”. Bogazköy adalah ibu kota sebuah negeri yang oleh para pakar modern disebut sebagai ”Hati” dan yang penduduknya menggunakan ”bahasa Hati”. Agaknya penduduk awal ini dikalahkan oleh para penakluk yang membawa bahasa lain, yang, menurut para pakar, adalah sebuah bahasa Indo-Eropa. Bahasa itu menggunakan tulisan berhuruf paku dan disebut ”bahasa Het berhuruf paku”. Belakangan ada lagi bahasa Indo-Eropa lain yang menggunakan tulisan hieroglif menggantikan tulisan berhuruf paku, dan bahasa ini disebut sebagai ”bahasa Het berhuruf hieroglif”. Konon, beberapa contoh teks dalam bahasa ini ditemukan di Asia Kecil dan Siria bagian utara. Menurut para pakar, tiga bahasa itu mewakili tiga kelompok bangsa. Tetapi tidak ada bukti bahwa salah satu di antaranya adalah orang Het yang disebutkan dalam Alkitab. Mengenai apa yang disebut bahasa Het berhuruf paku, Martin Noth menyatakan, ”Istilah ’bahasa Het’ tidak ditemukan dalam teks-teks kuno, tetapi diciptakan oleh para cendekiawan modern, didasarkan atas kaitan sejarah antara bahasa ini dan kerajaan Hatti di Asia Kecil.” Selanjutnya, mengenai ”hieroglif-hieroglif Het” ia berkata, ”Penggunaan istilah umum ’bahasa Het’ di sini tidak relevan dan membingungkan.” (The Old Testament World, 1966, hlm. 231) Seorang sejarawan lain, E. A. Speiser, menyimpulkan, ”Problem orang Het yang disebutkan dalam Alkitab itu . . . rumit. Pertama-tama, perlu diselidiki orang Het mana yang dimaksud dalam Alkitab: orang Hati, orang Het Indo-Eropa yang disebutkan dalam catatan berhuruf paku, atau orang Het dalam hieroglif.”—The World History of the Jewish People, 1964, Jil. 1, hlm. 160.

Dari keterangan di atas nyata bahwa pendapat apa pun yang menyamakan orang Het yang disebutkan dalam Alkitab dengan ”Imperium Het” yang ibu kotanya Hatusyas hanyalah rekaan dan belum terbukti. Karena ketidakpastian itu, istilah ”orang Het” sekuler dalam publikasi ini biasanya diletakkan dalam tanda kutip untuk mengingatkan pembaca bahwa pendapat tersebut belum terbukti dan kami merasa buktinya tidak cukup kuat untuk menganggap pendapat demikian sebagai hal yang meyakinkan.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan