PASAL DUA
Melayani pada ”Akhir Masa”
1, 2. (a) Penglihatan apa yang diperoleh Yeremia yang berisi tema nubuat-nubuatnya? (b) Mengapa Saudara hendaknya berminat pada berita Yeremia?
”APA yang kaulihat?” Allah bertanya kepada nabi-Nya yang baru diberi tugas. ”Belanga bermulut lebar yang sedang ditiup apinya, itulah yang kulihat,” jawab Yeremia muda, ”dan mulutnya menjauhi utara.” Penglihatan itu memberikan petunjuk awal tentang pernyataan seperti apa yang akan dibuat Yeremia. (Baca Yeremia 1:13-16.) Belanga kiasan itu ditiup bukan untuk didinginkan, tetapi justru agar api di bawahnya bertambah besar. Ya, Yehuwa menubuatkan bahwa malapetaka, seperti air yang mendidih, akan tertuang dari belanga ini ke atas tanah Yehuda karena merajalelanya ketidaksetiaan. Menurut Saudara, mengapa mulut belanga itu miring ke arah selatan? Itu artinya malapetaka tersebut akan datang dari utara—Babilon akan menyerbu dari arah itu. Dan, itulah yang akhirnya terjadi. Selama melayani sebagai nabi, Yeremia menyaksikan tuangan demi tuangan air mendidih dari belanga ini, dan puncaknya adalah penghancuran Yerusalem.
2 Babilon sudah tidak ada lagi, tetapi Saudara punya alasan untuk berminat pada berita nubuat Yeremia. Mengapa? Karena Saudara hidup pada ”akhir masa” saat banyak orang mengaku Kristen; tetapi mereka dan gereja mereka tidak mendapat perkenan Allah. (Yer. 23:20) Sebaliknya, seperti Yeremia, Saudara dan rekan-rekan Saksi lain mengabarkan bukan saja berita penghukuman melainkan juga berita harapan.
3. (a) Bagaimana bahan di buku Alkitab Yeremia disusun? (b) Apa tujuan Pasal 2 buku ini?
3 Yeremia kemungkinan besar mendiktekan kisah ini kepada seorang sekretaris pada pengujung masa pelayanannya sebagai nabi, bukan mencatat peristiwanya seraya itu terjadi. (Yer. 25:1-3; 36:1, 4, 32) Buku Yeremia tidak ditulis secara kronologis karena Yeremia mengatur bagian-bagiannya menurut pokok bahasan. Maka, Saudara akan mendapat manfaat dengan mengetahui gambaran umum latar belakang sejarah Yeremia dan Ratapan serta urutan kejadiannya. Perhatikan bagan di halaman 19. Dengan mengetahui siapa raja Yehuda pada masa tertentu dan, dalam beberapa kasus, apa yang terjadi di Yehuda dan sekitarnya, Saudara akan lebih memahami apa yang Yeremia katakan atau lakukan. Dan, Saudara akan lebih siap untuk memperoleh manfaat dari pesan-pesan Allah bagi umat-Nya sebagaimana dikumandangkan oleh Yeremia.
YEREMIA DALAM LATAR HISTORIS
4-6. Bagaimana situasi umat Allah zaman dahulu pada dekade-dekade sebelum karier Yeremia sebagai nabi dimulai?
4 Yeremia bernubuat dalam suatu masa yang penuh gejolak. Masa itu diwarnai persaingan antara Asiria, Babilon, dan Mesir. Sekitar 93 tahun sebelum dimulainya karier Yeremia sebagai nabi, Asiria mengalahkan kerajaan Israel sepuluh suku di utara dan mendeportasi banyak penduduknya. Saat itu, Yehuwa membela Yerusalem dan rajanya yang setia, Hizkia, untuk melawan serangan Asiria. Saudara pasti ingat bagaimana Allah dengan mukjizat membantai 185.000 tentara musuh. (2 Raj. 19:32-36) Salah satu putra Hizkia adalah Manasye. Yeremia kemungkinan besar lahir pada masa pemerintahan Manasye yang berlangsung 55 tahun, saat ketika Yehuda berada di bawah kendali politik Asiria.—2 Taw. 33:10, 11.
5 Yeremia menulis buku 1 dan 2 Raja-Raja. Di situ kita membaca bahwa Manasye membangun kembali tempat-tempat tinggi yang telah dihancurkan ayahnya. Manasye mendirikan mezbah-mezbah bagi Baal dan bagi bala tentara langit, bahkan di bait Yehuwa. Dan, Manasye menumpahkan banyak darah yang tidak bersalah, mempersembahkan putranya sendiri sebagai korban bakaran bagi allah palsu. Kesimpulannya, ”ia melakukan banyak sekali hal yang buruk di mata Yehuwa”. Karena segala kefasikan itu, Allah menyatakan bahwa malapetaka akan terjadi atas Yerusalem dan Yehuda, sebagaimana sudah terjadi atas Samaria dan Israel. (2 Raj. 21:1-6, 12-16) Setelah Manasye meninggal, putranya Amon meneruskan praktek penyembahan berhala ayahnya, tetapi tak lama lagi situasi akan berubah. Dua tahun kemudian, Amon dibunuh, dan putranya Yosia yang berusia delapan tahun naik takhta pada tahun 659 SM.
6 Pada masa pemerintahan Yosia yang berlangsung selama 31 tahun, Babilon mulai memperoleh kekuasaan yang lebih besar daripada Asiria. Yosia melihat dalam situasi ini terdapat celah untuk merebut kembali kemerdekaan Yehuda dari dominasi asing. Tidak seperti ayah dan kakeknya, Yosia melayani Yehuwa dengan setia dan mengadakan reformasi agama besar-besaran. (2 Raj. 21:19–22:2) Pada tahun ke-12 pemerintahannya, Yosia menghancurkan tempat-tempat tinggi, tonggak-tonggak suci, dan patung-patung agama palsu di seluruh kerajaannya dan setelah itu memerintahkan agar bait Yehuwa diperbaiki. (Baca 2 Tawarikh 34:1-8.) Menarik, pada tahun ke-13 pemerintahan Yosia itulah (647 SM) Yeremia diberi tugas sebagai nabi Allah.
Bagaimana perasaan Saudara seandainya Saudara menjadi nabi di zaman Yeremia?
7, 8. (a) Bagaimana pemerintahan Raja Yosia berbeda dengan para pendahulunya, Manasye dan Amon? (b) Seperti apa Yosia itu? (Lihat kotak di halaman 20.)
7 Sewaktu bait sedang dipugar, pada tahun ke-18 pemerintahan Raja Yosia, imam besar menemukan ”buku hukum”. Sang raja meminta sekretarisnya membacakan buku itu. Yosia menyadari kesalahan rakyatnya, mencari bimbingan Yehuwa melalui nabiah Hulda, dan mendesak rakyatnya untuk menaati perintah Allah. Hulda memberi tahu Yosia bahwa Yehuwa akan mendatangkan ”malapetaka” atas orang Yehuda karena ketidaksetiaan mereka. Tetapi, karena sikap Yosia yang bagus terhadap ibadat sejati, malapetaka itu tidak akan datang selama masa hidupnya.—2 Raj. 22:8, 14-20.
8 Raja Yosia memulai lagi upayanya untuk menghapuskan segala hal yang berkaitan dengan penyembahan berhala. Begitu kuat tekadnya sampai-sampai ia pergi ke kawasan yang pernah diduduki oleh kerajaan Israel di utara, untuk merobohkan tempat tinggi dan mezbah di Betel. Ia juga mengatur diadakannya perayaan Paskah besar-besaran. (2 Raj. 23:4-25) Bayangkan betapa senangnya Yeremia! Namun, rakyat sudah sulit berubah. Manasye dan Amon telah membuat penyembahan berhala yang menjijikkan menjadi bagian kehidupan rakyat, sehingga kerohanian sangat memprihatinkan. Terlepas dari reformasi Yosia, Allah menggerakkan Yeremia untuk menyatakan bahwa allah-allah Yehuda sama banyaknya dengan kota-kota mereka. Orang-orang sebangsa sang nabi bagaikan istri yang tidak setia—mereka telah meninggalkan Yehuwa dan melacurkan diri kepada allah-allah asing. Yeremia menyatakan, ”Sebanyak jalan-jalan Yerusalem, demikianlah banyaknya mezbah yang telah kamu dirikan untuk hal yang memalukan itu, mezbah-mezbah untuk membuat asap korban bagi Baal.”—Baca Yeremia 11:1-3, 13.
9. Tahun-tahun terakhir pemerintahan Yosia ditandai dengan peristiwa internasional apa saja?
9 Berita-berita yang dinyatakan Yeremia tidak mengubah orang Yahudi maupun fakta bahwa bangsa-bangsa sekitar mereka berebut kekuasaan atas wilayah itu. Pada tahun 632 SM, pasukan gabungan Babilon dan Media menaklukkan Niniwe, ibu kota Asiria. Tiga tahun kemudian, Firaun Nekho dari Mesir memimpin pasukannya ke arah utara untuk membantu orang Asiria yang terdesak. Atas alasan yang tidak dinyatakan di Alkitab, Yosia berupaya memaksa mundur pasukan Mesir di Megido, tetapi ia terluka parah dan tewas. (2 Taw. 35:20-24) Perubahan politik dan keagamaan apa saja yang akan terjadi di Yehuda setelah peristiwa yang menyedihkan itu? Dan, tantangan baru apa saja yang akan dihadapi Yeremia?
PERUBAHAN IKLIM KEAGAMAAN
10. (a) Dalam arti apa masa setelah kematian Yosia mirip dengan zaman kita? (b) Apa manfaat yang dapat Saudara petik dengan mempelajari tingkah laku Yeremia?
10 Bayangkan bagaimana perasaan Yeremia ketika mendengar kabar kematian Yosia! Terdorong oleh dukacita, ia melantunkan nyanyian ratapan bagi sang raja. (2 Taw. 35:25) Masa kecemasan pun mulai, dan ketidakstabilan internasional mendatangkan tekanan atas Yehuda. Kuasa-kuasa tandingan—Mesir, Asiria, dan Babilon—berebut kekuasaan atas kawasan itu. Dan, iklim keagamaan di dalam Yehuda telah berubah sepeninggal Yosia. Itulah akhir dari masa pemerintahan yang umumnya menguntungkan bagi kegiatan Yeremia dan awal dari masa pemerintahan yang tidak bersahabat. Banyak saudara kita di zaman modern telah mengalami perubahan seperti itu, dari kebebasan relatif untuk beribadat menjadi penindasan dan pelarangan. Siapa tahu, jangan-jangan sebentar lagi kita juga akan mengalami perubahan seperti itu. Bagaimana pengaruhnya atas diri kita? Apa yang harus kita lakukan untuk mempertahankan integritas kita? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, sungguh menguatkan jika kita memerhatikan berbagai tantangan yang dihadapi Yeremia dengan sukses.
11. Apa yang berkembang di Yehuda setelah kematian Yosia?
11 Penduduk Yehuda menjadikan Yehoahaz, putra Yosia, raja di Yerusalem. Yehoahaz, yang juga dikenal sebagai Syalum, hanya memerintah selama tiga bulan. Ketika Firaun Nekho kembali ke selatan setelah bertempur dengan orang Babilon, ia melengserkan raja baru itu dan membawanya ke Mesir, dan Yeremia menyatakan bahwa Yehoahaz ”tidak akan kembali lagi”. (Yer. 22:10-12; 2 Taw. 36:1-4) Sebagai ganti, Nekho menakhtakan Yehoyakim, putra lainnya dari Yosia. Yehoyakim tidak meniru teladan ayahnya. Bukannya meneruskan upaya reformasi ayahnya, ia malah mempraktekkan penyembahan berhala.—Baca 2 Raja 23:36, 37.
12, 13. (a) Pada awal pemerintahan Yehoyakim, seperti apa iklim keagamaannya? (b) Bagaimana para pemimpin agama Yahudi memperlakukan Yeremia?
12 Pada awal pemerintahan Yehoyakim, Yehuwa memerintahkan Yeremia untuk pergi ke bait dan mengecam secara terus terang orang Yehuda karena kefasikan mereka. Mereka menganggap bait Yehuwa sebagai jimat pelindung. Namun, jika mereka tidak berhenti ’mencuri, membunuh, berzina, bersumpah palsu, membuat asap korban bagi Baal, dan berjalan mengikuti allah-allah lain’, Yehuwa akan menelantarkan bait-Nya. Dan, Ia akan berbuat serupa kepada orang-orang munafik yang beribadat di dalamnya, sebagaimana Ia menelantarkan tabernakel di Syilo pada zaman Imam Besar Eli. Tanah Yehuda ”benar-benar akan menjadi tempat yang hancur”. (Yer. 7:1-15, 34; 26:1-6)a Pikirkan betapa besar keberanian yang Yeremia perlukan untuk menyatakan berita itu! Kemungkinan besar, ia melakukannya di depan umum, di hadapan orang-orang yang terkemuka dan berpengaruh. Beberapa saudara-saudari dewasa ini juga merasa bahwa mereka membutuhkan keberanian untuk ikut memberikan kesaksian di jalan atau berbicara kepada orang kaya atau penting. Namun, kita bisa yakin akan hal ini: Dukungan Allah bagi kita merupakan hal yang pasti, seperti halnya bagi Yeremia.—Ibr. 10:39; 13:6.
13 Mengingat iklim keagamaan dan politik di Yehuda, bagaimana reaksi para pemimpin agama terhadap kata-kata Yeremia? Menurut catatan sang nabi sendiri, ”para imam, para nabi dan seluruh rakyat menangkap [aku], dan mengatakan, ’Engkau harus mati’”. Dengan murka, mereka menyatakan, ”Orang ini patut mendapat hukuman mati.” (Baca Yeremia 26:8-11.) Namun, lawan-lawan Yeremia tidak berhasil melaksanakan niat mereka. Yehuwa menyertai sang nabi guna menyelamatkannya. Sehubungan dengan Yeremia sendiri, meskipun lawan-lawannya tampak menyeramkan, ia tidak takut. Saudara juga tidak perlu takut.
Bagaimana Saudara mengontraskan situasi selama pemerintahan Manasye, Amon, dan Yosia? Pelajaran apa yang diperoleh dari cara Yeremia menghadapi tugasnya yang sulit?
”TULISLAH . . . SEMUA FIRMAN YANG TELAH KUSAMPAIKAN”
14, 15. (a) Pekerjaan apa yang dimulai oleh Yeremia dan sekretarisnya, Barukh, pada tahun keempat pemerintahan Yehoyakim? (b) Seperti apakah Yehoyakim itu? (Lihat kotak di halaman 25.)
14 Pada tahun keempat pemerintahan Yehoyakim, Yehuwa memerintahkan Yeremia untuk menuliskan semua firman yang telah Yehuwa ucapkan kepadanya sejak zaman Yosia. Yeremia mendiktekan kepada sekretarisnya, Barukh, semua hal yang telah Allah katakan kepadanya selama 23 tahun. Berita penghakiman-Nya melibatkan sekitar 20 raja dan kerajaan. Yeremia memerintahkan Barukh untuk membacakan gulungan ini dengan suara keras di rumah Yehuwa. Tujuannya? ”Mungkin orang-orang keturunan Yehuda mau mendengarkan tentang semua malapetaka yang telah kurancang untuk ditimpakan ke atas mereka,” kata Yehuwa, ”dengan maksud agar mereka berbalik, masing-masing dari jalannya yang jahat, dan agar aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.”—Yer. 25:1-3; 36:1-3.
15 Ketika seorang pejabat istana membacakan gulungan itu kepada Yehoyakim, sang raja merobeknya dengan pisau dan membakarnya. Ia kemudian memerintahkan agar Yeremia dan Barukh dibawa ke hadapannya. ”Tetapi Yehuwa menyembunyikan mereka.” (Baca Yeremia 36:21-26.) Karena kelakuan Yehoyakim yang sangat buruk, Yehuwa melalui nabi-Nya menyatakan bahwa sang raja akan dikuburkan ”seperti orang mengubur seekor keledai jantan”. Ia akan ”diseret kian kemari dan dibuang, jauh di luar gerbang-gerbang Yerusalem”. (Yer. 22:13-19) Apakah menurut Saudara nubuat yang gamblang ini hanyalah ucapan Yeremia yang dilebih-lebihkan?
16. Yeremia mengumumkan berita positif apa?
16 Meski harus menyampaikan berita penghakiman seperti itu, Yeremia bukanlah nabi yang mengumumkan hal-hal buruk semata. Ia juga mengumumkan berita harapan. Yehuwa akan menyelamatkan kaum sisa Israel dari musuh dan mengembalikan mereka ke negeri mereka sendiri, dan mereka akan tinggal dengan aman di sana. Allah akan menetapkan sebuah perjanjian yang ”baru” dan ”yang berlaku sampai waktu yang tidak tertentu” dengan umat-Nya dan menuliskan hukum-Nya di dalam hati mereka. Ia akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka. Selain itu, seorang keturunan Daud akan ”melaksanakan keadilan dan keadilbenaran di negeri ini”. (Yer. 31:7-9; 32:37-41; 33:15) Penggenapan nubuat-nubuat ini akan terjadi berpuluh-puluh tahun dan berabad-abad kemudian, bahkan bersentuhan dengan kehidupan kita sekarang dan dapat memberi kita masa depan yang kekal. Tetapi kembali ke zaman Yeremia, musuh-musuh Yehuda terus mengerahkan berbagai manuver.—Baca Yeremia 31:31, 33, 34; Ibrani 8:7-9; 10:14-18.
BANGKITNYA BABILON
17, 18. Peristiwa internasional apa saja yang menandai tahun-tahun terakhir pemerintahan Yehoyakim dan Zedekia?
17 Pada tahun 625 SM, orang Babilon dan Mesir mengadakan pertempuran yang menentukan di Karkhemis, dekat Sungai Efrat, sekitar 600 kilometer sebelah utara Yerusalem. Raja Nebukhadnezar mengalahkan pasukan Firaun Nekho, mengakhiri kekuasaan Mesir di wilayah itu. (Yer. 46:2) Nebukhadnezar sekarang mendominasi Yehuda, dan Yehoyakim dipaksa menjadi hambanya. Namun, setelah tiga tahun menjadi raja bawahan, Yehoyakim memberontak. (2 Raj. 24:1, 2) Akibatnya, Nebukhadnezar dan pasukannya bergerak menuju Yehuda pada tahun 618 SM dan mengepung Yerusalem. Coba bayangkan betapa hebatnya gejolak kala itu, bahkan bagi Yeremia sang nabi Allah. Yehoyakim tampaknya tewas dalam pengepungan itu.b Putranya Yehoyakhin menyerah kepada Babilon setelah menempati takhta Yehuda selama tiga bulan saja. Nebukhadnezar menjarah habis kekayaan Yerusalem dan mengasingkan Yehoyakhin, keluarga kerajaan dan bangsawan Yehuda, para pria perkasa bangsa itu, dan para perajinnya. Di antara orang-orang yang diasingkan, ada Daniel, Hanania, Misyael, dan Azaria.—2 Raj. 24:10-16; Dan. 1:1-7.
18 Nebukhadnezar sekarang menjadikan Zedekia, putra lainnya dari Yosia, sebagai raja Yehuda. Ia adalah raja terakhir di bumi dari dinasti Daud. Pemerintahannya berakhir sewaktu Yerusalem dan baitnya dihancurkan pada tahun 607 SM. (2 Raj. 24:17) Namun, ke-11 tahun pemerintahan Zedekia bercirikan ketegangan sosial dan politik yang besar di Yehuda. Jelaslah, Yeremia harus percaya penuh kepada Pribadi yang menugaskan dia sebagai nabi.
19. Bagaimana orang-orang di zaman Yeremia bereaksi terhadap beritanya, dan mengapa hal itu menarik perhatian kita?
19 Bayangkan seandainya Saudara adalah Yeremia. Sejak zaman Yosia, Yeremia telah melihat pergolakan politik dan kemerosotan rohani di kalangan umat Allah. Tetapi, ia tahu bahwa situasinya akan bertambah parah. Orang-orang di kampung halamannya berkata kepadanya, ”Jangan bernubuat dengan nama Yehuwa, agar engkau tidak mati di tangan kami.” (Yer. 11:21) Bahkan setelah nubuat Yeremia menjadi kenyataan, orang-orang Yahudi itu mengatakan, ”Mengenai perkataan yang engkau sampaikan kepada kami dengan nama Yehuwa, kami tidak akan mendengarkan engkau.” (Yer. 44:16) Namun, nyawa orang-orang berada dalam bahaya, seperti halnya dewasa ini. Berita yang Saudara nyatakan berasal dari Yehuwa, sebagaimana juga berita Yeremia. Dengan demikian, Saudara dapat meningkatkan semangat Saudara bagi pelayanan dengan mempelajari bagaimana Yehuwa melindungi nabi-Nya pada masa yang mengarah ke runtuhnya tembok Yerusalem.
Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Yeremia selama pemerintahan Yehoyakim? Yeremia mengucapkan nubuat penting apa yang berpengaruh atas zaman kita?
HARI-HARI TERAKHIR SEBUAH DINASTI
20. Mengapa pemerintahan Zedekia sangat menyulitkan Yeremia? (Lihat kotak di halaman 29.)
20 Mungkin tahun-tahun tersulit dalam karier Yeremia sebagai nabi adalah masa pemerintahan Zedekia. Seperti sebagian besar pendahulunya, Zedekia ”terus melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa”. (Yer. 52:1, 2) Ia tunduk kepada Babilon, dan Nebukhadnezar membuat dia bersumpah atas nama Yehuwa bahwa dia akan tunduk kepada raja Babilon. Meski begitu, Zedekia akhirnya memberontak. Sementara itu, musuh-musuh Yeremia terus menekannya agar mau mendukung pemberontakan itu.—2 Taw. 36:13; Yeh. 17:12, 13.
21-23. (a) Dua faksi apa yang terdapat di Yehuda pada masa pemerintahan Zedekia? (b) Bagaimana Yeremia diperlakukan karena pendiriannya, dan mengapa Saudara berminat dengan hal itu?
21 Tampaknya di bagian awal pemerintahan Zedekia, para utusan datang ke Yerusalem dari raja Edom, Moab, Ammon, Tirus, dan Sidon. Mungkin tujuan mereka adalah mengajak Zedekia berkoalisi untuk melawan Nebukhadnezar. Namun, Yeremia mendesak Zedekia untuk tunduk kepada Babilon. Untuk itu, Yeremia memberikan kepada para utusan itu kayu-kayu kuk untuk menggambarkan bahwa bangsa-bangsa mereka juga harus melayani Babilon. (Yer. 27:1-3, 14)c Pendirian itu tidak disukai orang, dan peran Yeremia sebagai juru bicara yang menyampaikan berita yang tidak disukai bertambah berat dengan adanya Hanania. Ia adalah nabi palsu yang di depan umum menyatakan atas nama Allah bahwa kuk Babilon akan dipatahkan. Tetapi, Yehuwa berfirman melalui Yeremia bahwa dalam waktu satu tahun, Hanania si penipu akan mati. Itulah yang terjadi.—Yer. 28:1-3, 16, 17.
22 Yehuda sekarang terbagi menjadi dua faksi—yang memilih tunduk kepada Babilon dan yang ingin memberontak. Pada tahun 609 SM, Zedekia akhirnya memberontak dengan meminta bantuan militer dari Mesir. Yeremia kemudian harus menghadapi histeria nasionalistis para pendukung pemberontakan. (Yer. 52:3; Yeh. 17:15) Nebukhadnezar dan pasukannya kembali ke Yehuda untuk memadamkan pemberontakan itu, menaklukkan semua kota Yehuda dan sekali lagi mengepung Yerusalem. Pada saat yang kritis ini, Yeremia memberitakan kepada Zedekia dan rakyatnya bahwa Yerusalem akan jatuh ke tangan orang Babilon. Orang-orang yang masih tinggal di kota akan tewas. Tetapi, yang keluar dan membelot ke pihak orang Khaldea akan selamat.—Baca Yeremia 21:8-10; 52:4.
23 Para pembesar Yehuda menyatakan bahwa Yeremia adalah pengkhianat yang memihak orang Babilon. Sewaktu ia menyatakan kebenarannya, para pembesar Yehuda itu memukulnya dan memasukkannya ke rumah tahanan. (Yer. 37:13-15) Yeremia tetap tidak mau melembutkan berita dari Yehuwa. Maka, para pembesar itu meyakinkan Zedekia untuk membunuh Yeremia. Mereka memasukkan sang nabi ke sebuah perigi kosong agar ia mati tenggelam dalam lumpur. Tetapi Ebed-Melekh, seorang Etiopia yang bekerja di istana raja, menyelamatkan Yeremia. (Yer. 38:4-13) Umat Yehuwa di zaman modern juga sering sekali menghadapi bahaya karena mereka menolak terlibat dalam pertikaian politik atas dorongan hati nurani. Jelaslah, pengalaman Yeremia bisa menguatkan Saudara dalam menghadapi cobaan dan mengatasinya.
24. Jelaskan peristiwa-peristiwa pada tahun 607 SM.
24 Pada tahun 607 SM, orang Babilon akhirnya menerobos tembok Yerusalem, dan kota itu pun jatuh. Pasukan Nebukhadnezar membakar bait Yehuwa, menghancurkan tembok-tembok kota, dan membantai para bangsawan Yehuda. Zedekia berupaya kabur, tetapi akhirnya tertangkap dan dihadapkan kepada penakluknya. Putra-putra Zedekia dibantai di depan matanya sendiri, dan kemudian Nebukhadnezar membutakannya, mengikatnya, dan membawanya ke Babilon. (Yer. 39:1-7) Ya, kata-kata Yeremia tentang Yehuda dan Yerusalem telah menjadi kenyataan. Ketimbang gembira, sang nabi Allah meratapi malapetaka yang dialami umat-Nya. Kita bisa membaca perasaannya di buku Ratapan dalam Alkitab. Kita pasti akan sangat tersentuh saat membaca buku itu.
KEGIATAN DI ANTARA SISA ORANG YEHUDA
25, 26. (a) Peristiwa apa saja yang terjadi setelah keruntuhan Yerusalem? (b) Bagaimana orang-orang pada zaman Yeremia menanggapi beritanya setelah Yerusalem jatuh?
25 Apa yang terjadi dengan Yeremia sementara berbagai peristiwa yang dramatis ini berlangsung? Para pembesar Yerusalem telah memenjarakannya, tetapi orang Babilon yang mengalahkan mereka memperlakukan Yeremia dengan baik, membebaskan dia. Belakangan, Yeremia terbaur dalam kelompok orang Yahudi yang dibawa ke penawanan, tetapi ia dibebaskan. Namun, masih ada banyak hal yang harus ia lakukan dalam dinasnya kepada Allah; ada yang harus ia kerjakan di antara orang-orang yang selamat. Nebukhadnezar melantik Gedalia sebagai gubernur atas negeri taklukan itu, menjanjikan kedamaian kepada sisa orang Yehuda selama mereka melayani dia, sang raja Babilon. Tetapi, beberapa orang Yahudi yang tidak puas membunuh Gedalia. (Yer. 39:13, 14; 40:1-7; 41:2) Yeremia mendesak sisa orang Yehuda untuk tetap tinggal di negeri itu dan tidak perlu takut kepada raja Babilon. Namun, para pemimpin mereka menuduh Yeremia pendusta dan melarikan diri ke Mesir, dengan paksa membawa serta Yeremia dan Barukh. Tetapi, Yeremia bernubuat bahwa Nebukhadnezar bahkan akan menyerbu dan menaklukkan Mesir serta membawa malapetaka atas para pengungsi Yehuda itu.—Yer. 42:9-11; 43:1-11; 44:11-13.
26 Lagi-lagi, orang-orang sebangsa Yeremia tidak mau mendengarkan sang nabi Allah. Mengapa? ”Sejak kami berhenti membuat asap korban bagi ’ratu surga’ dan mencurahkan persembahan minuman baginya,” kata mereka, ”kami kekurangan segala sesuatu, dan oleh pedang dan bala kelaparan kami sampai pada kesudahan kami.” (Yer. 44:16, 18) Benar-benar suatu gambaran yang menyedihkan tentang keadaan rohani orang-orang pada zaman Yeremia! Di pihak lain, kita sungguh berbesar hati karena tahu bahwa seorang manusia yang tidak sempurna bisa tetap setia kepada Yehuwa meski dikelilingi oleh orang-orang yang tidak setia!
27. Apa yang kita ketahui tentang tahun-tahun terakhir dari karier Yeremia sebagai nabi?
27 Peristiwa terakhir yang dicatat Yeremia—dibebaskannya Yehoyakhin dari penjara di bawah kekuasaan penerus Nebukhadnezar, Ewil-merodakh—terjadi pada tahun 580 SM. (Yer. 52:31-34) Saat itu, Yeremia pasti sudah berusia kira-kira 90 tahun. Kita tidak punya informasi yang tepercaya tentang akhir kehidupan Yeremia. Kemungkinan besar ia berada di Mesir selama tahun-tahun terakhirnya dan meninggal dalam keadaan setia di sana setelah menjalani dinas khusus kepada Yehuwa selama 67 tahun. Ia melayani pada masa ketika ibadat sejati didukung maupun ketika ibadat murtad merajalela di sekitarnya. Beberapa orang yang takut akan Allah memang mendengarkan Yeremia. Namun, mayoritas orang menolak beritanya, bahkan memperlihatkan permusuhan secara terang-terangan. Apakah itu berarti Yeremia gagal? Sama sekali tidak! Sejak awal, Yehuwa telah memberi tahu dia, ”Mereka pasti akan memerangi engkau, tetapi mereka tidak akan menang melawan engkau, sebab ’aku menyertai engkau’.” (Yer. 1:19) Tugas kita sebagai Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini sama seperti Yeremia. Jadi, reaksi orang-orang terhadap kita pun akan serupa. (Baca Matius 10:16-22.) Maka, pelajaran apa saja yang bisa kita peroleh dari Yeremia, dan bagaimana kita hendaknya memandang tugas pelayanan kita? Mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan ini.
Apa yang terjadi dengan Zedekia dan rakyatnya yang menolak berita Yeremia? Apa pandangan Saudara terhadap Yeremia?
a Karena Yeremia 7:1-15 mirip dengan 26:1-6, beberapa orang menyimpulkan bahwa kedua pasal itu membicarakan peristiwa yang sama.
b Daniel 1:1, 2 mengatakan bahwa Yehoyakim diserahkan ke tangan Nebukhadnezar pada tahun ketiga pemerintahan Yehoyakim sebagai raja bawahan. Ini bisa berarti bahwa sang raja mati selama pengepungan, yang akhirnya berhasil. Tidak ada konfirmasi Alkitab tentang laporan Yosefus bahwa Nebukhadnezar membunuh Yehoyakim dan membuang mayatnya ke luar tembok Yerusalem tanpa pemakaman.—Yer. 22:18, 19; 36:30.
c Disebutkannya Yehoyakim di Yeremia 27:1 mungkin adalah kesalahan penyalin karena ayat 3 dan 12 menyebutkan Zedekia.