Sebuah Buku yang Telah Membantu Banyak Orang
PEKERJAAN utama dari murid-murid Kristus adalah mengajar orang-orang lain mengenai Allah dan maksud tujuanNya. (Mat. 28:19, 20; Kis. 1:8) Sejak edisi bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 1978, Buku Cerita Alkitab telah sangat membantu dalam melaksanakan pekerjaan ini. Buku ini menjadi contoh bagaimana Alkitab disajikan dalam bahasa sederhana. Gambar-gambarnya yang besar dan berwarna-warni ternyata menjadi alat mengajar yang sangat bagus. Pengalaman di Berlin Barat berikut ini memperlihatkan bagaimana publikasi ini telah membantu banyak orang.
”Sudah sekian lama kami selalu membeli ikan di pasar dari sepasang suami istri yang masih muda dan ramah. Kami sering bercakap-cakap, terutama karena wanita muda ini akan melahirkan dan kami mempunyai seorang anak laki-laki yang masih kecil. Dalam bulan Nopember 1979 bayi mereka lahir dan sebagai hadiah kami memberikan sebuah Buku Cerita Alkitab. Kami menulis beberapa patah kata, meminta agar mereka tidak hanya membacakan buku tersebut untuk anak laki-laki itu tetapi juga memeriksanya sendiri. Kami katakan bahwa buku ini menjelaskan Alkitab dalam bahasa yang sederhana, dan bahwa hanya Alkitab yang dapat memberikan bagi kita harapan masa depan yang menakjubkan.
”Dua bulan kemudian toko ikan mereka tidak buka. Hari pasar yang berikutnya baru dibuka lagi dan saya menanyakan apakah ada yang sakit dalam keluarga mereka. Pria itu menjawab, ’Anda memberikan kami buku itu, bukan? Pemberian anda sungguh-sungguh berpengaruh.’ Kemudian ia menjelaskan bahwa mereka akan menutup toko ikan karena sangat sukar untuk berlaku jujur dengan kantor pajak dalam usaha dagang tersebut. Kemudian kami memperoleh keterangan berikut,
”Orang tua si lelaki telah menjadi Saksi Yehuwa selama 30 tahun, tetapi ia mengundurkan diri dari organisasi, khususnya setelah ia bertemu dengan istrinya, yang menentang kepercayaannya. Tetapi setelah menerima Buku Cerita Alkitab istrinya membacanya tanpa berhenti dan sangat antusias sehingga ingin belajar Alkitab.
”Langsung saja wanita muda ini berbicara dengan tetangganya yang baru tentang apa yang sedang dipelajarinya dan ternyata tetangga itu pernah menjadi seorang Saksi. Tetapi setelah pindah, ia tidak pernah berhubungan dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Kemudian dia bertemu dengan wanita yang sekarang hidup bersamanya. Dari dulu wanita ini berprasangka terhadap Saksi-Saksi. Tetapi setelah minat pria ini timbul kembali, wanita yang hidup bersamanya juga menjadi berminat.
”Hasilnya: Kini pria pemilik toko ikan dan istrinya sedang belajar Alkitab dengan ayahnya, menghadiri perhimpunan dan membuat banyak kemajuan. Dan tetangga mereka? Juga mulai belajar Alkitab, mensahkan perkawinan mereka, menghadiri perhimpunan dan membuat banyak kemajuan.”
Di banyak negeri guru-guru sekolah menggunakan Buku Cerita Alkitab sebagai buku pelajaran di kelas. Ini sering terjadi karena murid-murid sekolah mengambil inisiatif yang bijaksana untuk memperkenalkan buku tersebut di sekolah. Sebuah laporan dari Swedia mengatakan,
”Saran-saran yang diberikan di kebaktian wilayah untuk membawa Buku Cerita Alkitab ke sekolah dan membacanya selama jam istirahat agar dapat membangkitkan minat teman-teman sekelas. Ini telah dipraktekkan oleh banyak Saksi-Saksi muda. Ada yang berhasil menempatkan buku ini pada semua teman sekelasnya. Kita juga mendengar pengalaman-pengalaman tentang guru-guru yang menggunakan buku ini sebagai buku pelajaran, dengan membaca sebagian isinya di kelas secara teratur.
”Sebagai contoh, seorang anak perempuan berumur 8 tahun menempatkan buku ini pada gurunya. Semua teman-teman sekelasnya dianjurkan untuk masing-masing membawa pulang buku ini agar diperlihatkan kepada orang tua. Mereka semuanya, kecuali satu, diijinkan untuk membeli. Ketika guru ini mulai membaca dari buku ini di depan kelas kepala sekolah mengeluh. Dia membawa persoalan ini dalam rapat dengan wakil dari Dewan Pendidikan dan beberapa ahli. Mereka masing-masing mendapat satu buku, membacanya dan mengatakan buku ini sangat bagus untuk pendidikan. Guru itu diijinkan untuk menggunakan lagi buku ini di kelas.”
Di beberapa tempat di Nigeria Buku Cerita Alkitab menjadi terkenal sebagai ”Buku Itu”. Bahkan orang-orang datang kepada Saksi-Saksi untuk memintanya. Seorang Saksi dari sana menulis,
”Pada permulaan bulan September, ketika kami menerima kiriman Buku Cerita Alkitab di Ilogbo, para orang tua yang anaknya masih sekolah memberikan masing-masing anak sebuah buku tersebut. Anak-anak itu dengan gembira membawa ke sekolah buku yang mereka dapat. Melihat buku itu, semua guru ingin mendapatkannya. Lalu kepala sekolah juga mendapat satu buku, membacanya dan menganjurkan supaya buku itu dipakai sebagai buku pelajaran dalam mata pelajaran Pengetahuan Alkitab.
”Tak lama kemudian, beliau mengharuskan agar buku itu dipakai di sekolah, dan rumah kami mulai diserbu oleh anak-anak sekolah sebab mereka juga ingin mendapatkannya. Kami memesan sebanyak 120 buku. Karena jumlah ini tidak cukup untuk memenuhi permintaan, ada beberapa Saksi yang terpaksa memberikan buku milik pribadi. Namun permintaan masih belum semua terpenuhi. Kami pergi ke sidang-sidang yang dekat untuk memperoleh lebih banyak buku ini, dan pada waktu surat ini kami tulis, 182 buku telah ditempatkan.
”Pada mulanya, para orang tua yang menentang ajaran Saksi-Saksi Yehuwa ragu-ragu untuk memberikan buku itu kepada anak-anak mereka. Tetapi kemudian mereka tahu bawah buku ini diwajibkan untuk dipelajari di sekolah. Anak-anak itu sendiri sangat senang mempelajari buku ini. Menurut laporan dari sekolah tersebut, Buku Cerita Alkitab digunakan tiga kali sehari dan sekarang sudah sampai pada Cerita 62, ’Kesusahan Dalam Rumah Tangga Daud’. Guru-guru berkata, inilah buku yang terbaik yang pernah mereka pakai untuk mengajarkan Alkitab kepada anak-anak.”
Dalam berbagai kesempatan manfaat buku ini telah terbukti. Laporan dari Malaysia menonjolkan manfaatnya atas anak-anak sekolah di negeri itu.
”Seorang penginjil sepenuh waktu bercerita tentang salah seorang yang ia bantu belajar Alkitab, seorang guru pada sebuah sekolah dasar berbahasa Tionghoa, yang begitu senang membaca Buku Cerita Alkitab dalam bahasa Inggris dan bahasa Tionghoa. Ia bahkan memakai buku itu selama jam istirahat, memanggil anak-anak untuk membacakan beberapa cerita. Pengaruhnya sangat baik, anak-anak menjadi tenang dan senang belajar sendiri. Atas ijin kepala sekolah dan persetujuan orang tua mereka, selama satu bulan guru tersebut menempatkan 33 buku kepada murid-murid.”
Salah satu cara utama yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa untuk mengajar orang-orang lain tentang Allah dan maksud tujuanNya adalah dengan menyelenggarakan pelajaran Alkitab secara cuma-cuma di rumah orang-orang yang belajar. Dan Buku Cerita Alkitab telah terbukti manfaatnya dalam banyak pelajaran seperti ini. Seorang Saksi dari Texas, Amerika Serikat, melaporkan,
”Istriku dan saya sangat bersemangat dalam menggunakan Buku Cerita Alkitab dan kami telah mencoba sesuatu yang baru dengan pelajar-pelajar Alkitab yang punya anak. Selama 20 menit pertama kami belajar bersama semua anggota keluarga dengan memakai buku ini. Sampai saat itu kami belum pernah mendapat sambutan yang begitu antusias. Satu keluarga punya 11 orang anak dan semuanya sangat ingin untuk ikut belajar, dan selama pelajaran mereka selalu memperlihatkan senyum. Setelah itu kami melanjutkan pelajaran yang biasa dengan memakai buku Kebenaran Yang Membimbing Kepada Hidup Yang Kekal, dan dalam pelajaran inipun mereka tetap bersemangat. Berdasarkan hasil-hasil yang kami peroleh, kamis sangat ingin menganjurkan metode belajar ini.”
Pelajaran-pelajaran yang sangat berharga sering kali dapat ditarik dari kejadian-kejadian yang diuraikan dalam Alkitab. Dalam hal inilah Buku Cerita Alkitab ternyata membantu. Seorang utusan injil di Papua Nugini menceritakan pengalaman di negeri itu.
”Anak perempuan tertua dalam satu keluarga bernama Maria. Dia menghargai kebenaran Alkitab, tapi kadang-kadang ia bersifat suka memberontak. Pada suatu malam dua orang anak perempuan yang masih muda yang tinggal di sekitar rumah mereka datang menjemput dia dan ketiganya pergi bersama-sama. Walaupun sudah jam sembilan malam mereka belum juga pulang, maka ibunya mengunci pintu dan pergi ke kamar tidur, tetapi tetap berjaga. Kira-kira tengah malam ibunya mendengar suara berisik di pintu dan memanggil Maria masuk serta menyuruhnya duduk. Dengan tenang ibunya mengambil Buku Cerita Alkitab lalu membuka cerita tentang Dina dan menyuruh Maria membacanya. Sehabis membaca, Maria menangis dan berjanji tidak akan mau lagi mengambil risiko seperti itu.”
Jelaslah, Buku Cerita Alkitab telah membantu banyak orang di seluruh dunia. Apakah anda, teman-teman anda, para tetangga maupun sanak keluarga anda sudah memilikinya? Kalau belum pesanlah dan berikanlah juga kepada masing-masing mereka. Siapa tahu mereka juga akan dibantu.