Bahasa yang Murni Mempersatukan Kumpulan Besar Umat
BAHASA murni yang diberikan Allah adalah suatu kekuatan bagi persatuan Kristen. Bukti dari hal itu nyata kepada semua orang yang menghadiri Kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa yang diadakan di Berlin Barat mulai hari Selasa sampai Jumat, tanggal 24 sampai 27 Juli 1990, karena Saksi-Saksi dari 64 negeri yang berbeda hadir.
Pada waktu Kebaktian Distrik ”Pengabdian Ilahi” diadakan di Polandia pada musim panas tahun 1989, ribuan delegasi datang dari Rusia dan Cekoslovakia, tetapi hanya beberapa ratus saja yang datang dari Jerman Timur. Betapa besar perubahan dalam situasi politik dunia sejak waktu itu! Kali ini, diperkirakan 30.000 delegasi dari Jerman Timur bertemu dengan Saksi-Saksi di Stadion Olympia, Berlin Barat. Kebaktian itu sama seperti ratusan kebaktian lain yang diadakan di bagian-bagian lain di dunia, umumnya diadakan hari Kamis sampai dengan Minggu.
Dalam khotbah sambutan pada hari Selasa, ketua menyebutkan kembali peranan yang dimainkan oleh kebaktian-kebaktian sejak tahun 1919 dalam membantu Saksi-Saksi Yehuwa membuat kemajuan untuk berbicara bahasa yang murni. Kebaktian ini juga akan membantu semua yang hadir meningkatkan kesanggupan mereka berbicara bahasa yang murni dan untuk hidup selaras dengan itu. Ia mengingatkan para delegasi bahwa melalui cara berpakaian dan kelakuan mereka, umat Yehuwa menunjukkan kemajuan yang mereka telah capai dalam berbicara bahasa yang murni.
”Bahasa yang Murni bagi Segala Bangsa”
Cocok sekali jika khotbah utama kebaktian itu menyorot tema di atas. Tema itu didasarkan atas Zefanya 3:9 (NW), yang berisi janji Allah, ”Sesudah itu Aku akan memberikan bahasa lain kepada bangsa-bangsa, yakni bahasa yang murni, supaya sekaliannya mereka memanggil nama Yehuwa, beribadah kepada-Nya bahu-membahu.” Bahasa yang murni mencakup pengertian yang benar dan penghargaan terhadap kebenaran tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya. Hanya Yehuwa yang dapat memberikan hal ini melalui roh suci-Nya. Kasih akan kebenaran harus menjadi motivasi untuk mempelajari bahasa murni, yang bebas dari semua kenajisan moral.
Selain itu, berbicara bahasa yang murni bukan hanya masalah menggunakan perbendaharaan kata-kata tertentu. Sebaliknya, cara hidup seseorang harus selaras dengan apa yang keluar dari mulutnya. Sebenarnya, nada suara, raut wajah, dan bahasa isyarat juga penting, karena semuanya mencerminkan batin kita. Untuk bisa sejalan dengan bahasa murni yang sedang berkembang, kita harus memiliki program belajar yang konsisten dan secara tetap tentu menghadiri semua perhimpunan.
Mempelajari Bahasa yang Murni
Sebagaimana ditekankan dalam salah satu khotbah pada hari Selasa, mempelajari bahasa yang murni berarti ”Membuat Kemajuan Dari Dasar ke Kematangan”. Pertumbuhan penting jika kita ingin terus maju secara rohani. Hal itu berarti mengambil manfaat dari semua persediaan untuk kemajuan rohani dan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab setiap hari.
Agar dapat mahir berbicara bahasa yang murni, kita harus ”Diajar oleh Yehuwa”, judul dari khotbah simposium pada hari Kamis pagi. Pengkhotbah pertama menunjukkan bagaimana hal ini ’Dicontohkan oleh Kristus Yesus’. Bahwa Yesus diajar oleh Yehuwa terbukti dari kata-kata dan tindakannya. Maka kita ingin meniru dia dalam cara ia mengajar. Sebagaimana Yesus selalu tunduk kepada kehendak Bapanya, demikian juga seharusnya kita.
Tiga pengkhotbah berikutnya menunjukkan bagaimana Yehuwa mengajar melalui perhimpunan dan kebaktian-kebaktian. Kita mendapat manfaat dari kelima perhimpunan dan hendaknya kita tidak melalaikan satu pun. Setiap perhimpunan sangat penting bagi kemajuan rohani kita. Yehuwa juga mengajar kita melalui acara-acara kebaktian wilayah, kebaktian distrik, dan kebaktian istimewa. Untuk dapat menarik manfaat dari semua ini, kita perlu menyimak dan kemudian mempraktikkan apa yang sudah kita pelajari.
Simposium ini diikuti oleh khotbah ”Berkorban untuk Pelajaran Pribadi”. Waktu untuk melakukannya dapat kita peroleh, dengan mengindahkan nasihat di Efesus 5:15, 16, yaitu menyisihkan waktu dari hal-hal yang kurang penting.
Tujuan yang masuk akal dari mempelajari bahasa yang murni adalah pembaktian dan pembaptisan. Kebenaran ini ditandaskan dalam khotbah ”Pembaptisan dari Mereka yang Belajar Bahasa yang Murni”. Bahasa ini membimbing banyak orang kepada pembaktian dan pembaptisan. Namun, sesudah itu seseorang harus terus mengikuti pola Yesus dengan bergairah memberitakan kabar baik, mengenakan kepribadian yang baru, dan tetap terpisah dari dunia.
Makanan Rohani yang Keras
Para hadirin kebaktian juga bersukacita menerima makanan rohani yang keras berdasarkan penggenapan drama-drama nubuat. Pada hari Kamis siang, dua khotbah didasarkan atas tema yang diambil dari nubuat Yehezkiel. Yang pertama, ”Kereta Surgawi Yehuwa Sedang Bergerak Maju”, menggambarkan kendaraan surgawi yang dahsyat, mulia dan kolosal, yang bergerak secepat kilat. Ini menggambarkan organisasi surgawi Yehuwa, yang dikendarai Allah dalam arti Ia dengan penuh kasih mengendalikan setiap gerakannya, menggunakannya untuk melaksanakan maksud-tujuan-Nya. Yehezkiel menggambarkan kaum sisa yang diurapi dengan roh, terutama sejak tahun 1919. Khususnya sejak tahun 1935 mereka diikuti oleh ”kumpulan besar”.—Wahyu 7:9.
Khotbah berikutnya berjudul ”Tetaplah Bersisian Dengan Organisasi yang Kelihatan”. Tidak ada keraguan bahwa organisasi Allah yang kelihatan terus bersisian dengan organisasi surgawi-Nya yang bagaikan kereta perang. Seperti Yehezkiel, hamba-hamba Yehuwa dewasa ini harus dengan taat melaksanakan tugas mereka yang berkaitan dengan nubuat sekalipun sikap acuh tak acuh, cemoohan, atau bahkan tentangan. Dengan tetap bersisian, banyak berkat akan diperoleh sekarang dan hidup kekal kelak dalam dunia baru Allah yang mendekat dengan cepat.
Pada hari Jumat pagi, makanan rohani yang keras juga disediakan melalui tiga khotbah berdasarkan Yesaya pasal 28. Yang pertama dengan kata-kata keras menunjukkan bahwa pemabuk-pemabuk rohani dari Israel dan Yehuda purba menggambarkan pemabuk-pemabuk rohani dari Susunan Kristen. Sebagaimana yang disebut terdahulu menerima penghukuman Yehuwa, demikian juga mereka dari Susunan Kristen.
Khotbah berikutnya, yang berjudul ”Perlindungan Mereka—Suatu Dusta!” berisi peringatan keras: Tepat seperti Yehuda dahulu yang bersandar kepada Mesir sebagai perlindungan, terbukti sia-sia, demikian juga halnya persekutuan Susunan Kristen dengan kuasa-kuasa politik dewasa ini. Khotbah ketiga mengenai Yesaya pasal 28, ”Teruslah Peringatkan tentang Perbuatan Yehuwa yang Ajaib”, ditujukan kepada umat Allah. Apa yang akan Yehuwa lakukan atas Susunan Kristen dengan tepat disebut ajaib, karena hal itu akan benar-benar mengejutkan dia. Dewasa ini, Yehuwa adalah mahkota kemuliaan bagi kelompok kecil orang-orang Kristiani yang terurap dan bagi lebih dari empat juta ”domba-domba lain”. (Yohanes 10:16) Pengkhotbah mengakhiri khotbah dengan kata-kata yang menggugah, ”Semoga semangat, tekad dan keloyalan kita memberikan sumbangan kepada pujian kekal bagi Allah kita, Yehuwa!”
Berbicara Bahasa Murni Berarti Menunjukkan Kasih Persaudaraan
Pada hari Rabu siang para hadirin kebaktian mendapat penjelasan yang sangat tandas bahwa berbicara bahasa yang murni juga berarti ’Memperhatikan Anak Yatim Piatu dan Janda-Janda dalam Kesusahan Mereka’. Anak-anak yatim piatu dapat dibantu dengan menerima pelatihan pribadi. Kita dapat menunjukkan perhatian kepada janda-janda dengan kata-kata anjuran yang pengasih, mengikutsertakan mereka dalam kegiatan Kristen dan pertemuan ramah tamah kita, dan dengan memberi mereka bantuan materi jika mereka layak menerimanya dan benar-benar membutuhkan. Wawancara menunjukkan bagaimana hal ini dilakukan.
Pada hari Kamis siang, khotbah lain yang menyegarkan menunjukkan ”Bagaimana Umat Kristiani Saling Memperhatikan”. Saksi-Saksi Yehuwa memiliki reputasi yang baik untuk saling memperhatikan, terutama jika ada malapetaka seperti angin topan atau gempa bumi, pada waktu ada kebutuhan untuk menulis kepada para pejabat, atau pada waktu ada kebutuhan setempat. Namun bila kesulitan timbul akibat ketidaksempurnaan manusia, kita harus menerapkan prinsip-prinsip dari nasihat Yesus di Matius 5:23, 24 dan 18:15-17. Terutama dalam soal penyelenggaraan bisnis antar saudara perlu ada respek antara kedua belah pihak dan sikap hati-hati agar majikan maupun karyawan tidak memanfaatkan hubungan rohani demi kepentingan diri sendiri.
Berbicara Bahasa yang Murni Berarti Memperhatikan Tingkah Laku Kita
Perlunya memperhatikan tingkah laku kita ditandaskan beberapa kali. Jadi, pengkhotbah pertama pada hari Selasa siang berbicara mengenai tema ”Mendengarkan dan Memelihara Firman Allah”. Ia menyebutkan dua alasan utama kita datang ke kebaktian: untuk menerima pengetahuan yang saksama dan untuk digerakkan agar bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut.
Khotbah pertama pada hari Rabu pagi mengajukan pertanyaan yang menyelidik ”Kristus ’Membenci Kefasikan’—Apakah Saudara Juga?” Hanya mencintai kebenaran tidak cukup. Kita juga harus membenci kejahatan sehingga kita memiliki hati nurani yang baik, memelihara hubungan yang baik dengan Yehuwa, menghindari membawa celaan atas nama-Nya, dan agar kita tidak menuai akibat dari kefasikan—kebejatan, dan kematian.
Erat hubungannya dengan tema itu adalah khotbah selanjutnya berjudul ”Tolaklah Khayalan Duniawi, Kejarlah Kenyataan Kerajaan”. Setan, Hawa, dan malaikat-malaikat yang telah jatuh, semuanya mengejar khayalan dengan akibat kehancuran atas mereka. Khayalan duniawi, yang terdiri dari impian yang materialistis atau hal-hal yang berkaitan dengan skandal-skandal gelap, mengakibatkan kekecewaan dan juga perbuatan salah yang serius. Untuk melawan khayalan ini, kita harus mengejar kenyataan Kerajaan melalui pelajaran, doa, hadir di perhimpunan, dan dinas pengabaran.
Untuk menempuh kehidupan Kristen yang benar, kita juga harus mengindahkan nasihat yang disampaikan pada hari Rabu siang dalam khotbah ”Umat Kristiani—Hiduplah Sesuai Dengan Keadaan Keuangan Saudara”. Kegagalan untuk melakukan hal ini cenderung membahayakan keadaan jasmani maupun rohani. Haluan yang bijaksana adalah membatasi keinginan yang mementingkan diri dengan tidak membuat utang yang tidak diperlukan dan dengan merencanakan anggaran yang realistis dan kemudian berpaut kepada itu. Setiap saat kita perlu memupuk pengabdian ilahi. Bersama dengan rasa cukup, ini adalah sarana untuk keuntungan yang besar.—1 Timotius 6:6-8.
Pentingnya mengawasi pergaulan kita ditandaskan dalam khotbah hari Selasa ”Apakah Sahabat Saudara Sahabat Yehuwa?” Teman-teman kita haruslah orang-orang Kristiani yang telah mengenakan kepribadian seperti Kristus dan bergairah dalam pekerjaan pengabaran. Teman-teman duniawi bukan sahabat-sahabat Allah, dan kita tidak dapat bergaul dengan mereka tanpa merugikan diri sendiri. Bahkan dalam sidang, kita harus selektif apakah pergaulan kita benar-benar membina.
Nasihat yang telah disebutkan mengenai tingkah laku dengan jelas ditandaskan oleh drama modern. Drama itu berjudul ”Mengatasi Tipu Muslihat Iblis”.
Nasihat Bahasa yang Murni untuk Keluarga
Yang sangat dibutuhkan adalah khotbah pada hari Rabu ”Orang-tua—Penuhilah Kewajiban Saudara!” Para orang-tua sendiri perlu tahu apa kehendak Allah dan melakukan itu sebaik-baiknya. Mereka juga perlu menanamkan Firman Allah dalam diri anak-anak mereka. Selain itu, sekedar membawa anak-anak ke perhimpunan Kristen dan keluar dalam dinas tidak cukup. Mereka harus diajar mengasihi Yehuwa dan melihat hikmat yang praktis dari melakukan hal-hal ilahi.
Berikutnya, simposium mengenai ”Keluarga pada Zaman Kita”. Pengkhotbah pertama menunjukkan bahwa keluarga berasal dari Allah. Bapak-bapak harus berkomunikasi dengan baik berkenaan perkara-perkara rohani. Ibu-ibu harus menjadi pengurus rumah tangga yang baik, dan anak-anak harus menunjukkan respek kepada Yehuwa dengan bekerja sama dengan orang-tua mereka.
Pengkhotbah berikutnya memaparkan bagaimana keluarga ”Diserang oleh Musuh”. Tekanan ekonomi menimbulkan akibat buruk. Tempat kerja penuh dengan godaan untuk berbuat salah, dan apa yang diungkapkan oleh media berbau kekerasan, seks yang amoral, dan merangsang materialisme. Pengajaran harus dimulai sejak dini, dan diperlukan kesungguhan yang besar untuk mengatasi pengaruh duniawi. Peralatan teokratis yang disediakan oleh Lembaga Menara Pengawal perlu dimanfaatkan dengan baik.
Khotbah berikut, yang membahas mengenai keluarga ’Diselamatkan Memasuki Dunia Baru’, lebih lanjut menandaskan tanggung jawab yang serius dari para orang-tua. Pelatihan anak-anak perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Nasihat yang baik diberikan sehubungan dengan pengajaran Alkitab keluarga dan apa yang harus dipelajari, semua dengan tujuan untuk mencapai hati anak-anak. Hanya dengan demikian orang-tua dan anak-anak dapat mengharapkan seluruh keluarga diselamatkan ke dalam dunia baru.
Nasihat yang bagus untuk keadaan keluarga yang dialami oleh banyak Saksi terdapat dalam khotbah ”Mengatasi Keadaan Dalam Keluarga yang Terbagi”. Mereka yang berada dalam keadaan itu dinasihati untuk jangan pernah putus asa bahwa pihak yang tidak beriman pada suatu hari kelak mungkin menjadi beriman. Lewatkan waktu bersama teman hidup yang tidak seiman dan upayakan agar saudara hidup sesuai dengan apa yang dituntut dari seorang teman hidup Kristiani. Saudara bisa mendapat bantuan dari para penatua atau mungkin dari saudara-saudara lain yang juga berada dalam keluarga yang terbagi.
Berbicara Bahasa yang Murni kepada Orang-Orang Lain
Dengan sangat cocok, banyak perhatian diberikan kepada masalah menggunakan kesempatan untuk mengajarkan bahasa yang murni kepada orang-orang lain. Maka, pada hari Rabu pagi para hadirin kebaktian mendengarkan khotbah ”Gunakan Waktu Saudara yang Berharga dengan Bijaksana”. Untuk melakukan hal itu kita harus menetapkan prioritas, sesuai dengan Matius 6:33 (NW), yang berbunyi, ”Maka teruslah cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya”. Itu termasuk menyediakan waktu untuk pengajaran Alkitab pribadi, menghadiri semua perhimpunan, dan tetap tentu dalam dinas pengabaran. Ini menuntut agar kita menyisihkan waktu dari kegiatan lain yang meskipun mengasyikkan, kurang penting. Beberapa wawancara menunjukkan bagaimana beberapa saudara melakukan hal ini.
Kita tidak boleh lupa bahwa kita adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Pada hari Kamis siang, beberapa pertunjukan mengungkapkan pokok itu dengan jelas di bawah tema ”Terus Berbicara Bahasa yang Murni pada Setiap Kesempatan”. Pertunjukan-pertunjukan tersebut memperlihatkan bagaimana ini dapat dilakukan dalam kesaksian di jalan-jalan, kesaksian tidak resmi, dan dengan menggunakan telepon. Kasih yang tidak mementingkan diri bagi Allah Yehuwa dan sesama akan menggerakkan kita untuk berbicara bahasa yang murni pada setiap kesempatan.
Erat hubungannya dengan tema ini adalah persembahan berikutnya, ”Berkat-Berkat bagi Mereka yang Tidak Undur”. Yang sangat berbeda dengan Susunan Kristen ialah organisasi pengajaran seluas dunia dari Saksi-Saksi Yehuwa. Secara perseorangan, kita harus melawan semua tekanan, seperti tentangan resmi, sikap apatis yang ada di mana-mana, dan problem ekonomi. Pertunjukan-pertunjukan berdasarkan buku Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab menunjukkan bagaimana tekanan-tekanan ini dapat diatasi.
Juga, untuk menganjurkan pengabaran yang bergairah, drama Alkitab Melakukan Kehendak Allah dengan Bergairah dipersembahkan. Drama ini menunjukkan betapa besar gairah Yehu terhadap nama Yehuwa dan betapa penting agar kita menunjukkan keberanian dan gairah yang sama untuk pekerjaan Allah.
Terbitan-Terbitan pada Kebaktian
Ada dua terbitan luar biasa dalam bahasa Inggris dan Jerman yang diumumkan pada kebaktian. Yang pertama diperkenalkan berkaitan dengan khotbah berjudul ”Menyelamatkan Hidup Saudara Dengan Darah—Bagaimana?” Pengkhotbah pertama-tama menyebutkan risiko-risiko yang berhubungan dengan transfusi darah. Ia mengemukakan bahwa ada banyak alternatif untuk menggantikan darah yang hilang. Akan tetapi, Saksi-Saksi Yehuwa menjauhi darah bukan karena hal itu tidak sehat melainkan karena menerima darah adalah tidak suci. Mereka menolak darah, bukan karena darah itu mungkin tercemar, tetapi karena darah berharga bagi Allah. Darah yang benar-benar menyelamatkan kehidupan adalah darah tebusan dari Kristus Yesus. Sebagai penutup pengkhotbah membuat hadirin bersukacita dengan memperlihatkan brosur 32 halaman Bagaimana Darah Dapat Menyelamatkan Hidup Anda?
Terbitan lain yang berharga diumumkan sehubungan dengan khotbah ”Carilah Yehuwa, Hai Umat”. Pada umumnya, orang-orang tidak mencari Allah. Adanya banyak agama yang berbeda menunjukkan betapa menyimpang usaha manusia untuk mencari Allah karena manusia mengabaikan Firman Allah. Sebagaimana ditunjukkan oleh laporan Perjamuan Malam setiap tahun, jutaan perlu dibantu untuk berpihak kepada Yehuwa. Yesaya 55:6, 7 menunjukkan bahwa Yehuwa benar-benar Allah yang penuh kasih sayang dan belas kasihan, bersedia ”memberi pengampunan dengan limpahnya”. Sebagai Saksi-Saksi-Nya, kita telah diberi bahasa yang murni agar kita dapat membantu orang lain turut serta dengan kita dalam melayani Yehuwa bahu-membahu.
Dewasa ini, umat Yehuwa dihadapkan kepada sebuah tantangan yang disebabkan oleh perpindahan penduduk secara masal. Sebagai akibatnya, segala ragam agama mungkin diakui dianut oleh orang-orang di daerah kita. Agar kita dapat membantu orang-orang beragama Hindu, Budha, Shinto, dan mereka dari banyak agama lain, Lembaga telah menyediakan buku yang bagus 384 halaman Pencarian Manusia akan Allah. Dengan penuh wewenang buku itu memaparkan ajaran dasar dari agama-agama utama di luar Susunan Kristen. Akan tetapi, sejarah agama palsu di dalam Susunan Kristen juga ditelusuri. Dengan bantuan buku ini, kita dapat memulai pengajaran Alkitab dengan orang-orang yang mengaku menganut agama yang berbeda.
Khotbah Umum dan Komentar Penutup
”Dipersatukan oleh Bahasa yang Murni” adalah judul khotbah umum pada hari Jumat. Pengkhotbah menunjukkan bahwa sekalipun tiga ribu bahasa yang berbeda sekarang merupakan penghalang bagi persatuan, bahasa yang murni adalah kekuatan pemersatu yang besar. Bahasa ini telah melindungi Saksi-Saksi Yehuwa dari kekeliruan Babel, mengajar mereka agar merespek kesucian kehidupan dan darah, dan membantu mereka hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab yang bermanfaat bagi mereka secara rohani dan jasmani. Kita semua harus berminat untuk mempelajari dan berbicara bahasa yang murni, karena hanya mereka yang berbuat demikian akan selamat melalui Armagedon. Kita tidak boleh membuang waktu dalam menaati nasihat di Zefanya 2:1-3.
Setelah nasihat Alkitab yang baik mengenai perlunya ”Waspada Supaya Dapat Berdoa”, pengkhotbah menyampaikan kata-kata penutup berdasarkan tema ”Berjalan Selaras dengan Bahasa yang Murni”. Jumlah orang yang berjalan selaras dengan bahasa yang murni kini benar-benar bertambah. Juga penghargaan terhadap bahasa yang murni ditunjukkan oleh hadirin kebaktian melalui kebersihan mereka, ketertiban dan keharmonisan secara organisasi. Terbitan-terbitan baru yang dicetak akan membantu setiap Saksi-Saksi Yehuwa untuk menyebarluaskan bahasa yang murni dengan lebih efektif.
Pengkhotbah terakhir mengingatkan semua akan perlunya ketekunan. Ia mengatakan bahwa sebagai hasil dari kebaktian ini, semua yang hadir seharusnya dikuatkan dalam tekad mereka untuk maju terus. Ia kemudian menutup dengan kata-kata, ”Semoga kita terus berjalan selaras dengan bahasa murni yang diberikan Allah agar kita dapat memuliakan Bapak surgawi kita yang pengasih, Allah Yehuwa, sekarang dan selama-lamanya!”
[Kotak di hlm. 26]
Puncak hadirin pada kebaktian di Berlin Barat berjumlah 44.532, dan 1.018 yang dibaptis. Para calon yang akan dibaptis membutuhkan waktu 19 menit untuk berbaris ke luar Stadion Olympia, dan selama waktu ini, tepuk tangan tidak berkeputusan. Ada seksi khusus untuk delegasi berbahasa Inggris. Kira-kira 6.000 dari mereka ini mendengarkan seluruh acara dalam bahasa mereka. Pada kebaktian ini, ada juga 4.500 yang datang dari Polandia; selama dua jam pada siang hari, para anggota Badan Pimpinan memberikan khotbah-khotbah pendek demi kepentingan mereka.
[Gambar di hlm. 24, 25]
1. Stadion Olympia, Berlin Barat
2. Acara Kebaktian yang tercetak
3. Dua ratus bus membawa delegasi dari Jerman Timur
4. Para hadirin dari Polandia berbahagia menerima terbitan-terbitan baru
5. Dekorasi bunga membuat suasana semarak
6. A. D. Schroeder, salah seorang anggota Badan Pimpinan pada acara di Berlin Barat