”Budak yang Setia” Lulus Ujian!
”Inilah waktu yang ditetapkan bagi penghakiman yang dimulai dengan rumah Allah.”—1 PETRUS 4:17.
1. Apa yang Yesus temukan sewaktu ia menginspeksi ”budak” itu?
PADA Pentakosta 33 M, Yesus melantik seorang ”budak” untuk menyediakan makanan pada waktu yang tepat bagi ”pelayan-pelayan rumahnya”. Pada tahun 1914, Yesus ditakhtakan sebagai Raja, dan segera tibalah waktunya untuk menginspeksi ”budak” itu. Pada umumnya, ia mendapati bahwa ”budak” itu telah membuktikan dirinya ”setia dan bijaksana”. Oleh karena itu, ia mengangkatnya ”untuk mengurus semua harta miliknya”. (Matius 24:45-47) Akan tetapi, ada juga budak yang jahat, yang tidak setia sekaligus tidak bijaksana.
”Budak yang Jahat”
2, 3. Dari mana ”budak yang jahat itu” berasal, dan bagaimana hal itu berkembang?
2 Setelah berbicara tentang ”budak yang setia dan bijaksana”, Yesus langsung membahas tentang budak yang jahat. Ia mengatakan, ”Seandainya budak yang jahat itu berkata dalam hatinya, ’Majikanku tertunda’, dan mulai memukul sesama budaknya dan makan dan minum bersama pemabuk-pemabuk, majikan budak itu akan datang pada hari yang tidak dia duga dan pada jam yang tidak dia ketahui, dan akan memberinya hukuman yang paling keras dan akan menempatkan dia bersama orang-orang munafik. Di sanalah kelak dia menangis dan mengertakkan gigi.” (Matius 24:48-51) Pernyataan ”budak yang jahat itu” menarik perhatian kita kepada kata-kata Yesus sebelumnya mengenai budak yang setia dan bijaksana. Ya, ”budak yang jahat” itu berasal dari jajaran budak yang setia.a Bagaimana?
3 Sebelum tahun 1914, banyak anggota golongan budak yang setia memiliki harapan yang kuat untuk bertemu dengan sang Pengantin Laki-Laki di surga pada tahun itu, tetapi harapan mereka tidak terpenuhi. Akibat hal ini dan keadaan lain yang berkembang, banyak yang kecewa dan beberapa menjadi sakit hati. Beberapa dari mereka ini berbalik ”memukul” bekas saudara-saudara mereka dan berteman dengan ”pemabuk-pemabuk”, kelompok-kelompok religius dari Susunan Kristen.—Yesaya 28:1-3; 32:6.
4. Bagaimana Yesus berurusan dengan ”budak yang jahat” dan dengan semua yang telah memperlihatkan semangat yang sama?
4 Bekas orang Kristen ini belakangan diidentifikasi sebagai ”budak yang jahat”, dan Yesus menghukum mereka dengan ”hukuman yang paling keras”. Caranya? Ia menolak mereka, dan mereka kehilangan harapan surgawi mereka. Akan tetapi, mereka tidak langsung dibinasakan. Mereka pertama-tama harus menderita suatu periode tangisan dan kertakan gigi dalam ”kegelapan di luar” sidang Kristen. (Matius 8:12) Sejak masa-masa awal itu, beberapa individu terurap lainnya telah memperlihatkan semangat jahat yang serupa, menggolongkan diri mereka dengan ”budak yang jahat”. Beberapa orang dari ”domba-domba lain” telah meniru ketidaksetiaan mereka. (Yohanes 10:16) Semua musuh Kristus semacam itu juga mengalami ”kegelapan di luar” secara rohani.
5. Bagaimana reaksi budak yang setia dan bijaksana itu, yang kontras dengan ”budak yang jahat”?
5 Meskipun demikian, budak yang setia dan bijaksana menjalani ujian yang sama sebagaimana halnya ”budak yang jahat itu”. Akan tetapi, alih-alih menjadi sakit hati, mereka disesuaikan kembali. (2 Korintus 13:11) Kasih mereka kepada Yehuwa dan kepada saudara-saudara mereka diperkuat. Hasilnya, mereka menjadi ”pilar dan penopang kebenaran” selama ”hari-hari terakhir” yang penuh pergolakan ini.—1 Timotius 3:15; 2 Timotius 3:1.
Perawan yang Bijaksana dan yang Bodoh
6. (a) Bagaimana Yesus mengilustrasikan kebijaksanaan dari golongan budaknya yang setia? (b) Sebelum tahun 1914, berita apa yang orang Kristen terurap umumkan?
6 Setelah berbicara tentang ”budak yang jahat itu”, Yesus memberikan dua perumpamaan untuk memperlihatkan mengapa beberapa orang Kristen terurap akan terbukti setia dan bijaksana sedangkan yang lainnya tidak.b Untuk mengilustrasikan kebijaksanaan, ia mengatakan, ”Kerajaan surga diumpamakan seperti sepuluh perawan yang mengambil pelita mereka dan pergi menyongsong pengantin laki-laki. Lima di antara mereka bodoh, dan lima bijaksana. Sebab yang bodoh membawa pelita mereka tetapi tidak membawa minyak mereka, sedangkan yang bijaksana membawa minyak dalam wadah mereka beserta pelita mereka.” (Matius 25:1-4) Kesepuluh perawan itu mengingatkan kita tentang orang Kristen terurap sebelum tahun 1914. Mereka telah menghitung bahwa sang pengantin laki-laki, Yesus Kristus, tidak lama lagi akan muncul. Oleh karena itu, mereka ”pergi menyongsong” dia, dengan berani memberitakan bahwa ”waktu yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa” akan berakhir pada tahun 1914.—Lukas 21:24.
7. Kapan dan mengapa orang Kristen terurap seolah-olah ”tertidur”?
7 Mereka benar. Waktu yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa memang berakhir pada tahun 1914, dan Kerajaan Allah di bawah Kristus Yesus mulai berfungsi. Tetapi, itu terjadi di surga yang tidak kelihatan. Di bumi, umat manusia mulai merasakan ”celaka” yang dinubuatkan. (Penyingkapan 12:10, 12) Suatu masa pengujian berlangsung. Karena tidak mengerti persoalannya dengan jelas, orang Kristen terurap mengira bahwa ”pengantin laki-laki tertunda”. Dalam keadaan bingung dan menghadapi permusuhan dari dunia, secara umum mereka melambat dan hampir menghentikan pekerjaan pengabaran kepada umum yang terorganisasi. Seperti para perawan dalam perumpamaan itu, secara rohani mereka ”terkantuk-kantuk lalu tertidur”, sebagaimana dilakukan orang-orang yang mengaku Kristen yang tidak setia setelah rasul-rasul Yesus meninggal.—Matius 25:5; Penyingkapan 11:7, 8; 12:17.
8. Apa yang mengarah ke seruan, ”Lihat pengantin laki-laki!”, dan itu adalah saat bagi orang Kristen terurap untuk melakukan apa?
8 Kemudian pada tahun 1919, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Kita membaca, ”Tepat pada tengah malam ada seruan, ’Lihat pengantin laki-laki! Pergilah ke luar untuk menyongsong dia.’ Kemudian semua perawan itu bangun dan membenahi pelita mereka.” (Matius 25:6, 7) Tepat sewaktu situasinya tampak paling suram, ada suatu seruan untuk melakukan kegiatan! Pada tahun 1918, Yesus, sang ”utusan perjanjian”, telah datang ke bait rohani Yehuwa untuk menginspeksi dan membersihkan sidang jemaat Allah. (Maleakhi 3:1) Sekarang, orang Kristen terurap perlu keluar dan menyongsongnya di halaman bait itu di bumi. Itulah saatnya bagi mereka untuk ’memancarkan terang’.—Yesaya 60:1; Filipi 2:14, 15.
9, 10. Pada tahun 1919, mengapa beberapa orang Kristen ”bijaksana” dan beberapa ”bodoh”?
9 Tetapi, tunggu dulu! Dalam perumpamaan itu, beberapa wanita muda itu memiliki suatu problem. Yesus melanjutkan, ”Yang bodoh mengatakan kepada yang bijaksana, ’Berilah kami minyakmu sedikit, karena pelita kami hampir padam.’” (Matius 25:8) Tanpa minyak, pelita-pelita itu tidak akan memberi terang. Jadi, minyak pelita mengingatkan kita tentang kebenaran Firman Allah dan roh kudus-Nya, yang memberi para penganut ibadat sejati kekuatan untuk menjadi pembawa terang. (Mazmur 119:130; Daniel 5:14) Sebelum tahun 1919, orang Kristen terurap yang bijaksana dengan sungguh-sungguh berupaya memahami kehendak Allah bagi mereka, kendati keadaan mereka lemah untuk sementara. Oleh karena itu, sewaktu datang seruan untuk memancarkan terang, mereka sudah siap.—2 Timotius 4:2; Ibrani 10:24, 25.
10 Akan tetapi, beberapa orang terurap tidak siap membuat pengorbanan atau mengerahkan upaya pribadi—meski mereka sungguh-sungguh berhasrat untuk menyertai sang Pengantin Laki-Laki. Maka, ketika tiba waktunya untuk aktif dalam memberitakan kabar baik, mereka tidak siap. (Matius 24:14) Mereka bahkan mencoba memperlambat rekan-rekan mereka yang bergairah, seolah-olah dengan meminta sebagian dari persediaan minyak mereka. Dalam perumpamaan Yesus, bagaimana reaksi perawan-perawan yang bijaksana itu? Mereka mengatakan, ”Mungkin tidak akan cukup bagi kami dan kamu. Sebaliknya, pergilah kepada mereka yang menjualnya dan belilah untuk dirimu sendiri.” (Matius 25:9) Dengan cara serupa, pada tahun 1919, orang Kristen terurap yang loyal menolak melakukan apa pun yang akan mengurangi kapasitas mereka untuk membawa terang. Dengan demikian, mereka lulus dari inspeksi itu.
11. Apa yang terjadi dengan perawan-perawan yang bodoh?
11 Yesus menyimpulkan, ”Sementara [perawan-perawan yang bodoh itu] pergi untuk membeli, pengantin laki-laki tiba, dan perawan-perawan yang telah siap masuk bersamanya ke pesta pernikahan; dan pintu ditutup. Setelah itu perawan-perawan yang lain juga datang, dan mengatakan, ’Pak, Pak, bukakanlah pintu untuk kami!’ Sebagai jawaban ia mengatakan, ’Aku memberitahukan yang sebenarnya kepadamu: Aku tidak mengenalmu.’” (Matius 25:10-12) Ya, beberapa perawan tidak siap untuk kedatangan sang Pengantin Laki-Laki. Jadi, mereka tidak lulus inspeksi dan kehilangan kesempatan untuk mengikuti pesta pernikahan surgawi. Betapa tragisnya!
Perumpamaan tentang Talenta
12. (a) Apa yang Yesus gunakan untuk mengilustrasikan kesetiaan? (b) Siapa pria yang ”pergi ke luar negeri” itu?
12 Setelah memberikan ilustrasi tentang kebijaksanaan, Yesus selanjutnya memberikan ilustrasi tentang kesetiaan. Ia mengatakan, ”Halnya sama seperti ketika seorang pria, yang akan mengadakan perjalanan ke luar negeri, memanggil budak-budaknya dan mempercayakan kepada mereka harta miliknya. Dan kepada seorang ia memberikan lima talenta, kepada yang lain dua, kepada yang lain lagi satu, kepada tiap-tiap orang sesuai dengan kesanggupannya, dan ia pergi ke luar negeri.” (Matius 25:14, 15) Pria dalam perumpamaan itu adalah Yesus sendiri, yang ”pergi ke luar negeri” sewaktu ia naik ke surga pada tahun 33 M. Tetapi, sebelum kenaikannya, Yesus mempercayakan ”harta miliknya” kepada murid-muridnya yang setia. Bagaimana?
13. Bagaimana Yesus mempersiapkan ladang kegiatan yang besar dan melimpahkan wewenang kepada ”budak-budaknya” untuk menjalankan bisnis?
13 Selama pelayanannya di bumi, Yesus mulai mempersiapkan ladang kegiatan yang besar dengan memberitakan kabar baik tentang Kerajaan di seluruh negeri Israel. (Matius 9:35-38) Sebelum ia ”pergi ke luar negeri”, ia mempercayakan ladang itu kepada murid-muridnya yang setia, dengan mengatakan, ”Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu.” (Matius 28:18-20) Dengan kata-kata ini, Yesus melimpahkan wewenang kepada ”budak-budaknya” untuk menjalankan bisnis hingga ia kembali, ”tiap-tiap orang sesuai dengan kesanggupannya”.
14. Mengapa tidak semua orang diharapkan menjalankan bisnis dalam jumlah yang sama?
14 Pernyataan itu menunjukkan bahwa tidak semua orang Kristen abad pertama memiliki keadaan dan potensi yang sama. Sebagian orang, seperti Paulus dan Timotius, leluasa untuk ambil bagian sepenuhnya dalam pekerjaan pengabaran dan pengajaran. Keadaan orang lain mungkin sangat membatasi kebebasan mereka untuk bertindak. Contohnya, beberapa orang Kristen adalah budak, dan yang lainnya sakit, berusia lanjut, atau memiliki tanggung jawab keluarga. Tentu saja, hak-hak istimewa tertentu di sidang tidak terbuka bagi semua murid. Para wanita dan beberapa pria terurap tidak mengajar di dalam sidang. (1 Korintus 14:34; 1 Timotius 3:1; Yakobus 3:1) Namun, apa pun keadaan pribadi mereka, semua murid Kristus yang terurap—pria dan wanita—ditugasi menjalankan bisnis, memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan dan keadaan mereka dalam dinas Kristen. Mitra mereka pada zaman modern melakukan hal yang sama.
Waktu Inspeksi Mulai!
15, 16. (a) Kapan saatnya untuk mengadakan perhitungan? (b) Kesempatan baru apa saja untuk ”menjalankan bisnis” yang diberikan kepada orang-orang yang setia?
15 Perumpamaan itu berlanjut, ”Setelah waktu yang lama datanglah majikan budak-budak itu dan mengadakan perhitungan dengan mereka.” (Matius 25:19) Pada tahun 1914—jelas waktu yang lama setelah tahun 33 M—Kristus Yesus memulai kehadirannya sebagai raja. Tiga setengah tahun kemudian, pada tahun 1918, ia datang ke bait rohani Allah dan menggenapi kata-kata Petrus, ”Inilah waktu yang ditetapkan bagi penghakiman yang dimulai dengan rumah Allah.” (1 Petrus 4:17; Maleakhi 3:1) Itulah saat untuk mengadakan perhitungan.
16 Apa yang telah dilakukan oleh budak-budak itu, saudara-saudara Yesus yang terurap, dengan ”talenta” sang Raja? Sejak tahun 33 M, termasuk tahun-tahun sebelum 1914, banyak budak telah bekerja keras di ”bisnis” Yesus. (Matius 25:16) Bahkan selama perang dunia pertama, mereka memperlihatkan hasrat yang kuat untuk melayani sang Majikan. Sekarang, sungguh tepat untuk memberikan kesempatan baru kepada orang-orang yang setia untuk ”menjalankan bisnis”. Saat berakhirnya sistem ini telah tiba. Kabar baik harus diberitakan di seluruh dunia. ”Panenan bumi” harus dituai. (Penyingkapan 14:6, 7, 14-16) Para anggota terakhir golongan gandum harus ditemukan dan ”suatu kumpulan besar” dari domba-domba lain dikumpulkan.—Penyingkapan 7:9; Matius 13:24-30.
17. Bagaimana orang Kristen terurap yang setia ’masuk ke dalam sukacita majikan mereka’?
17 Waktu panen merupakan waktu yang menyukacitakan. (Mazmur 126:6) Maka, cocoklah bahwa pada tahun 1919, sewaktu Yesus mempercayakan saudara-saudara terurapnya yang setia dengan tanggung jawab yang bertambah, ia mengatakan, ”Engkau setia atas sedikit perkara. Aku akan mengangkat engkau atas banyak perkara. Masuklah ke dalam sukacita majikanmu.” (Matius 25:21, 23) Selain itu, sukacita sang Majikan sebagai Raja yang baru ditakhtakan dari Kerajaan Allah melebihi imajinasi kita. (Mazmur 45:1, 2, 6, 7) Golongan budak yang setia merasakan sukacita itu dengan mewakili sang Raja dan menambah keuntungannya di bumi. (2 Korintus 5:20) Kesenangan mereka terlihat dalam kata-kata nubuat di Yesaya 61:10, ”Aku sangat bersukacita karena Yehuwa. Jiwaku bergembira karena Allahku. Karena ia telah mengenakan pakaian keselamatan padaku.”
18. Mengapa beberapa orang tidak lulus inspeksi, dan dengan akibat apa?
18 Sungguh menyedihkan, beberapa orang tidak lulus inspeksi. Kita membaca, ”Orang yang telah menerima satu talenta maju dan mengatakan, ’Majikan, aku tahu bahwa engkau adalah orang yang suka menuntut, yang menuai di tempat engkau tidak menabur dan mengumpulkan di tempat engkau tidak menampi. Maka aku menjadi takut dan pergi dan menyembunyikan talentamu dalam tanah. Ini, ambillah apa yang menjadi milikmu.’” (Matius 25:24, 25) Dengan cara serupa, beberapa orang Kristen terurap tidak menjalankan ”bisnis”. Sebelum tahun 1914, mereka tidak antusias membagikan harapan mereka kepada orang lain, dan mereka tidak mau memulainya pada tahun 1919. Bagaimana reaksi Yesus terhadap sifat tinggi hati mereka? Ia mencabut semua hak istimewa mereka. Mereka ’dicampakkan ke dalam kegelapan di luar, tempat kelak mereka menangis dan mengertakkan gigi’.—Matius 25:28, 30.
Inspeksi Berlanjut
19. Dengan cara apa proses inspeksi itu berlanjut, dan semua orang Kristen terurap bertekad untuk melakukan apa?
19 Tentu saja, mayoritas orang yang menjadi budak terurap Kristus selama zaman akhir belum melayani Yehuwa ketika Yesus memulai inspeksinya pada tahun 1918. Apakah mereka kehilangan kesempatan inspeksi itu? Tentu tidak. Proses inspeksi itu baru dimulai pada tahun 1918/19 ketika budak yang setia dan bijaksana sebagai sebuah golongan lulus dari ujian. Orang Kristen terurap secara individu terus berada di bawah inspeksi hingga pemeteraian mereka dibuat permanen. (Penyingkapan 7:1-3) Sadar akan hal ini, saudara-saudara terurap Kristus bertekad untuk terus ”menjalankan bisnis”. Mereka bertekad untuk menjadi bijaksana, menyimpan persediaan minyak yang limpah sehingga terang akan bersinar dengan cemerlang. Mereka tahu bahwa apabila masing-masing dari mereka menyelesaikan kehidupannya dalam kesetiaan, Yesus akan menerima mereka masing-masing ke dalam tempat tinggal surgawi.—Matius 24:13; Yohanes 14:2-4; 1 Korintus 15:50, 51.
20. (a) Domba-domba lain dewasa ini bertekad untuk melakukan apa? (b) Hal apa yang disadari orang Kristen terurap?
20 Kumpulan besar dari domba-domba lain telah meniru saudara-saudara terurap mereka. Mereka sadar bahwa pengetahuan mereka tentang maksud-tujuan Allah mendatangkan tanggung jawab yang besar. (Yehezkiel 3:17-21) Maka, dengan bantuan Firman Yehuwa dan roh kudus, mereka juga menjaga persediaan minyak mereka tetap limpah melalui pelajaran dan perhimpunan Kristen. Dan, mereka membiarkan terang mereka bersinar, berpartisipasi dalam pekerjaan pengabaran dan pengajaran, dengan demikian ”menjalankan bisnis” bersama saudara-saudara terurap mereka. Di pihak lain, orang Kristen terurap sadar sepenuhnya bahwa talenta itu ada di tangan mereka. Mereka harus bertanggung jawab atas cara pengelolaan harta milik Tuan di bumi. Meskipun jumlah mereka sedikit, mereka tidak dapat menyerahkan tanggung jawab mereka kepada kumpulan besar. Sambil mencamkan hal ini, golongan budak yang setia dan bijaksana itu terus menjalankan kepemimpinan dalam mengurus bisnis sang Raja, menghargai dukungan anggota kumpulan besar yang berbakti. Anggota kumpulan besar ini menyadari tanggung jawab saudara-saudara terurap mereka dan merasa bahwa bekerja di bawah pengawasan mereka merupakan suatu hak istimewa.
21. Desakan apa yang berlaku atas semua orang Kristen sejak sebelum tahun 1919 hingga ke zaman kita?
21 Jadi, meskipun dua perumpamaan ini memberikan pencerahan tentang peristiwa-peristiwa pada tahun 1919 atau seputar tahun itu, perumpamaan itu pada prinsipnya berlaku untuk semua orang Kristen sejati sepanjang hari-hari terakhir. Dengan demikian, meskipun desakan yang Yesus berikan pada akhir perumpamaan tentang sepuluh perawan itu pertama-tama berlaku atas orang Kristen terurap sebelum tahun 1919, pada prinsipnya hal itu masih berlaku atas setiap orang Kristen. Maka, semoga kita semua mencamkan kata-kata Yesus, ”Karena itu, tetaplah berjaga-jaga, sebab kamu tidak tahu hari ataupun jamnya.”—Matius 25:13.
[Catatan Kaki]
a Dengan cara serupa, setelah kematian para rasul, ”serigala-serigala yang menindas” berasal dari jajaran penatua Kristen terurap.—Kisah 20:29, 30.
b Untuk pembahasan lain tentang perumpamaan Yesus ini, lihat buku Keamanan Seluas Dunia di bawah ”Raja Damai”, pasal 5 dan 6, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
Dapatkah Saudara Menjelaskan?
• Kapan Yesus menginspeksi para pengikutnya, dan apa yang ia dapati?
• Mengapa beberapa orang Kristen terurap mengembangkan semangat ”budak yang jahat itu”?
• Bagaimana kita dapat memperlihatkan diri bijaksana secara rohani?
• Dalam meniru saudara-saudara terurap Yesus yang setia, dengan cara apa kita dapat terus ”menjalankan bisnis”?
[Kotak di hlm. 16]
KAPAN YESUS DATANG?
Di Matius pasal 24 dan 25, Yesus dikatakan ”datang” dalam pengertian yang berbeda-beda. Ia tidak perlu pindah secara fisik agar dapat ”datang”. Sebaliknya, ia ”datang” dalam pengertian mengalihkan perhatiannya kepada umat manusia atau kepada para pengikutnya, sering kali untuk penghakiman. Jadi, pada tahun 1914, ia ”datang” untuk memulai kehadirannya sebagai Raja yang ditakhtakan. (Matius 16:28; 17:1; Kisah 1:11) Pada tahun 1918, ia ”datang” sebagai utusan perjanjian dan mulai menghakimi orang-orang yang mengaku melayani Yehuwa. (Maleakhi 3:1-3; 1 Petrus 4:17) Di Armagedon, ia akan ”datang” untuk melaksanakan penghakiman atas musuh-musuh Yehuwa.—Penyingkapan 19:11-16.
Kedatangan yang beberapa kali ditunjukkan di Matius 24:29-44 dan 25:31-46 adalah kedatangan pada ”kesengsaraan besar”. (Penyingkapan 7:14) Di pihak lain, kedatangan yang beberapa kali ditunjukkan di Matius 24:45 sampai 25:30 berkaitan dengan penghakimannya atas orang yang mengaku sebagai muridnya sejak tahun 1918 dan seterusnya. Tidaklah masuk akal untuk mengatakan, sebagai contoh, bahwa imbalan atas budak yang setia, penghakiman atas perawan-perawan yang bodoh, dan penghakiman atas budak yang malas yang menyembunyikan talenta sang Majikan, akan berlangsung ketika Yesus ”datang” pada kesengsaraan besar. Seandainya demikian, hal itu akan menyiratkan bahwa banyak orang terurap akan didapati tidak setia pada saat kesengsaraan besar dan dengan demikian harus diganti. Akan tetapi, Penyingkapan 7:3 menunjukkan bahwa pada saat itu semua budak terurap Kristus akan telah ’dimeteraikan’ secara permanen.
[Gambar di hlm. 14]
”Budak yang jahat” tidak menerima berkat pada tahun 1919
[Gambar di hlm. 15]
Perawan yang bijaksana siap ketika pengantin laki-laki tiba
[Gambar di hlm. 17]
Golongan budak yang setia telah menjalankan ”bisnis”
Budak yang malas tidak
[Gambar di hlm. 18]
Kaum terurap dan ”kumpulan besar” terus membiarkan terang mereka bersinar