Rendah Hati Masih Penting
”Kepada orang yang rendah hati [Allah] memberikan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh.”—YAK. 4:6.
1, 2. Mengapa Allah tidak senang kepada Saul? (Lihat gambar di awal artikel.)
SEWAKTU Yehuwa memilih Saul menjadi raja, Saul orang yang rendah hati. (1 Sam. 9:1, 2, 21; 10:20-24) Tapi setelah menjadi raja, dia mulai bertindak lancang. Suatu kali, ribuan orang Filistin datang untuk menyerbu bangsa Israel. Nabi Samuel berjanji akan datang untuk mempersembahkan korban kepada Yehuwa. Tapi, dia belum datang juga, dan banyak orang Israel lari meninggalkan Saul karena ketakutan. Karena tidak sabar, Saul dengan lancang mempersembahkan korban itu sendiri. Dia tidak berhak melakukan itu, dan Yehuwa tidak senang dengan tindakannya.—1 Sam. 13:5-9.
2 Saat Samuel datang, dia memarahi Saul karena tidak menaati Yehuwa. Tapi Saul merasa bahwa dia tidak berbuat salah. Dia mencari-cari alasan, bahkan menyalahkan orang lain. (1 Sam. 13:10-14) Sejak itu, Saul sering bertindak lancang. Akibatnya, Yehuwa tidak lagi mengakuinya sebagai raja. (1 Sam. 15:22, 23) Kehidupan Saul berawal dengan baik tapi berakhir dengan tragis.—1 Sam. 31:1-6.
3. (a) Apa pendapat banyak orang tentang kerendahan hati? (b) Pertanyaan apa yang akan kita bahas?
3 Saat ini, banyak yang merasa bahwa orang yang rendah hati tidak bisa sukses. Mereka membanggakan diri agar kelihatan lebih hebat daripada orang lain. Misalnya, seorang aktor terkenal yang juga tokoh politik berkata, ”Rendah hati itu tidak cocok untuk saya. Itu tidak akan pernah cocok untuk saya.” Tapi, mengapa orang Kristen harus rendah hati? Apa artinya rendah hati? Apa pandangan yang benar tentang sifat itu? Dalam artikel ini, kita akan menjawabnya. Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas caranya tetap rendah hati meski itu sulit.
MENGAPA RENDAH HATI ITU PENTING?
4. Apa artinya bertindak lancang?
4 Menurut Alkitab, kerendahan hati adalah kebalikan dari keangkuhan. Orang yang angkuh biasanya bertindak lancang. (Baca Yakobus 4:6.) Daud memohon kepada Yehuwa, ”Tahanlah hambamu dari tindakan yang lancang.” (Mz. 19:13) Apa artinya bertindak lancang? Itu berarti melakukan sesuatu yang tidak berhak dilakukan, mungkin karena sombong atau tidak sabar. Kadang, kita semua bertindak lancang karena tidak sempurna. Tapi seperti Raja Saul, jika ini menjadi kebiasaan, Yehuwa tidak senang. Mazmur 119:21 berkata bahwa Yehuwa akan ”menghardik orang-orang lancang”. Mengapa?
5. Mengapa kelancangan adalah kesalahan yang besar?
5 Pertama, jika kita bertindak lancang, kita tidak menghormati Yehuwa, Allah dan Penguasa kita. Kedua, kalau kita melakukan sesuatu yang tidak berhak kita lakukan, kemungkinan besar kita akan bertengkar dengan orang lain. (Ams. 13:10) Ketiga, kalau orang lain tahu bahwa kita bertindak lancang, kita akan malu atau diejek orang. (Luk. 14:8, 9) Itulah alasannya Yehuwa ingin agar kita rendah hati.
ARTI RENDAH HATI
6, 7. Seperti apa orang yang rendah hati itu?
6 Orang Kristen yang rendah hati itu tidak sombong. Dia menganggap orang lain lebih tinggi daripada dirinya sendiri. (Flp. 2:3) Dia menyadari bahwa kemampuannya terbatas. Dia mau mengakui kesalahannya. Dia mau mendengarkan pendapat orang lain dan belajar dari mereka. Orang yang rendah hati sangat disayang Yehuwa.
7 Alkitab menunjukkan bahwa orang yang rendah hati mengenal dirinya dengan baik. Dia juga tahu bahwa ada hal-hal yang tidak bisa atau tidak boleh dia lakukan. Jadi, dia akan menghormati orang lain dan memperlakukan mereka dengan baik.
8. Cara berpikir apa yang harus kita hindari agar tetap rendah hati?
8 Tanpa sadar, kita bisa mulai tidak rendah hati karena cara berpikir yang salah. Kita bisa jadi mulai berpikir bahwa diri kita lebih penting daripada orang lain karena kita atau teman kita punya tanggung jawab tertentu di sidang. (Rm. 12:16) Atau, kita mulai menonjolkan diri sendiri. (1 Tim. 2:9, 10) Bahkan, kita mungkin mengatur-atur orang atau melarang orang melakukan sesuatu.—1 Kor. 4:6.
9. Mengapa beberapa orang menjadi lancang? Berikan contoh dari Alkitab.
9 Kita bisa mulai bertindak lancang jika kita tidak mengendalikan keinginan yang salah. Banyak orang menjadi lancang karena ingin mencari nama, iri kepada orang lain, atau tidak mengendalikan emosi. Alkitab mencatat beberapa contohnya, seperti Absalom, Uzzia, dan Nebukhadnezar. Yehuwa menghukum mereka karena mereka tidak rendah hati.—2 Sam. 15:1-6; 18:9-17; 2 Taw. 26:16-21; Dan. 5:18-21.
10. Mengapa kita tidak boleh menghakimi orang lain? Berikan contoh dari Alkitab.
10 Ada alasan lain mengapa orang kadang tidak rendah hati. Perhatikan contoh Abimelekh dan Petrus. (Kej. 20:2-7; Mat. 26:31-35) Apakah mereka lancang? Atau, mungkinkah mereka hanya tidak tahu semua fakta atau bertindak tanpa dipikir? Karena kita tidak bisa membaca hati, kita tidak boleh menghakimi orang lain.—Baca Yakobus 4:12.
PERANAN SAUDARA DALAM ORGANISASI ALLAH
11. Apa yang perlu kita pahami?
11 Orang yang rendah hati memahami peranannya dalam organisasi Allah. Yehuwa adalah Allah yang teratur. Jadi, tiap anggota sidang punya peranannya masing-masing dan semuanya penting. Yehuwa memberi tiap orang bakat, keterampilan, atau kemampuan yang berbeda-beda. Dia juga mengizinkan kita untuk memutuskan cara menggunakan itu semua. Jika kita rendah hati, kita akan menggunakan apa yang Yehuwa berikan kepada kita dengan cara yang Dia inginkan. (Rm. 12:4-8) Yehuwa ingin agar kita menggunakannya untuk menghormati Dia dan membantu orang lain.—Baca 1 Petrus 4:10.
12, 13. Apa yang harus kita ingat jika mengalami perubahan dalam pelayanan kepada Yehuwa?
12 Kita bisa mengalami perubahan dalam pelayanan kepada Yehuwa. Coba pikirkan perubahan apa saja yang Yesus alami. Awalnya, dia hanya hidup berdua bersama Bapaknya. (Ams. 8:22) Lalu, dia membantu Yehuwa menciptakan malaikat, alam semesta, dan manusia. (Kol. 1:16) Kemudian, dia diutus ke bumi, dilahirkan sebagai bayi yang tidak berdaya, dan tumbuh menjadi pria dewasa. (Flp. 2:7) Setelah kematiannya, Yesus kembali ke surga. Dan pada 1914, dia menjadi raja Kerajaan Allah. (Ibr. 2:9) Dan di masa depan, tugasnya akan berubah lagi. Setelah Pemerintahan Seribu Tahun, dia akan mengembalikan Kerajaan itu kepada Yehuwa sehingga ”Allah menjadi segala sesuatu bagi setiap orang”.—1 Kor. 15:28.
13 Kehidupan kita juga bisa berubah-ubah. Kadang, tanggung jawab kita berubah karena keputusan kita sendiri. Misalnya, kita memutuskan untuk menikah atau punya anak. Atau, kita mungkin memutuskan untuk membuat beberapa perubahan agar bisa melayani Yehuwa sepenuh waktu. Tanggung jawab kita juga bisa berubah karena keadaan. Kita mungkin bisa melakukan lebih banyak atau malah sebaliknya. Tapi, tidak soal kita tua atau muda, sehat atau tidak, Yehuwa tahu peran terbaik bagi kita dalam melayani-Nya. Dia tidak meminta lebih daripada apa yang sanggup kita berikan. Dan, Dia sangat senang dengan apa pun yang kita lakukan untuk-Nya.—Ibr. 6:10.
14. Bagaimana sifat rendah hati bisa membantu kita untuk puas dan bahagia dalam berbagai keadaan?
14 Yesus senang dengan tugas apa pun dari Yehuwa. Kita juga bisa seperti Yesus. (Ams. 8:30, 31) Orang yang rendah hati puas dengan tugas dan tanggung jawabnya di sidang. Dia tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Sebaliknya, dia puas dengan peranannya dalam organisasi Allah. Dia menganggap itu berasal dari Yehuwa. Orang yang rendah hati juga menghargai orang lain dan rela membantu mereka. Dia menyadari bahwa Yehuwa juga menggunakan orang lain.—Rm. 12:10.
PANDANGAN YANG BENAR TENTANG KERENDAHAN HATI
15. Apa yang bisa kita pelajari dari Gideon?
15 Kita bisa belajar dari kerendahan hati Gideon. Saat Yehuwa menugaskannya untuk menyelamatkan Israel dari bangsa Midian, Gideon tetap rendah hati. Dia berkata, ”Seribu milikku adalah yang paling kecil di Manasye, dan aku yang paling muda di rumah bapakku.” (Hak. 6:15) Tapi, Gideon percaya kepada Yehuwa dan mau menerima tugas itu. Lalu, dia memastikan bahwa dia benar-benar memahami apa yang Yehuwa minta dan berdoa memohon bimbingan-Nya. (Hak. 6:36-40) Gideon adalah pria yang kuat dan berani, tapi dia juga bijaksana dan cerdik. (Hak. 6:11, 27) Belakangan, saat orang-orang ingin menjadikan Gideon penguasa mereka, dia menolak. Setelah menyelesaikan tugas dari Yehuwa, dia segera pulang.—Hak. 8:22, 23, 29.
16, 17. Apa artinya membuat kemajuan bagi orang yang rendah hati?
16 Jika seseorang mau menerima tugas baru atau ingin berbuat lebih di sidang, itu tidak berarti dia sombong. Malah, Alkitab menganjurkan hamba Yehuwa untuk membuat kemajuan. (1 Tim. 4:13-15) Tapi, apakah untuk membuat kemajuan, seseorang harus mendapat tugas baru? Tidak. Kita semua bisa membuat kemajuan dengan terus memperbaiki sifat-sifat Kristen dan mengasah kemampuan yang Yehuwa berikan kepada kita. Tujuannya adalah untuk melayani Yehuwa dan membantu orang lain dengan lebih baik.
17 Sebelum menerima sebuah tugas, orang yang rendah hati akan mencari tahu apa yang diminta darinya. Dia mendoakannya dan mempertimbangkan baik-baik apakah dia bisa menjalankan tugas itu. Apakah dia masih punya cukup waktu dan tenaga untuk melakukan hal penting lainnya? Jika tidak, bisakah dia mengalihkan sebagian dari tugasnya yang ada sekarang kepada orang lain? Setelah memikirkan ini, orang yang rendah hati bisa jadi memutuskan bahwa dia tidak sanggup menjalankan tugas baru itu dengan baik. Begitu juga, jika kita rendah hati, kita mungkin harus menolak tugas yang tidak sanggup kita lakukan.
18. (a) Apa yang akan dilakukan orang yang rendah hati sewaktu diberi tugas baru? (b) Bagaimana Roma 12:3 membantu kita rendah hati?
18 Yehuwa ingin agar kita ”bersahaja [rendah hati] dalam berjalan” dengan-Nya. (Mi. 6:8) Jadi sewaktu diberi tugas baru, kita akan mencari bimbingan dan bantuan Yehuwa, seperti Gideon. Kita perlu memikirkan dengan sungguh-sungguh apa yang Yehuwa katakan melalui Alkitab dan organisasi-Nya. Ingatlah bahwa apa pun yang bisa kita lakukan dalam pelayanan bukan karena kemampuan kita sendiri. Itu semua karena Yehuwa rendah hati dan mau membantu kita. (Mz. 18:35) Orang yang rendah hati tidak akan ”berpikir bahwa dirinya lebih tinggi daripada yang semestinya”.—Baca Roma 12:3.
19. Mengapa kita perlu rendah hati?
19 Orang yang rendah hati menyadari bahwa hanya Yehuwa yang layak dimuliakan, karena Dia adalah Pencipta dan Pribadi Tertinggi di alam semesta. (Pny. 4:11) Jika kita rendah hati, apa pun yang bisa kita lakukan untuk Yehuwa akan membuat kita bahagia. Kita akan menghargai perasaan dan pendapat saudara-saudari. Hasilnya, kita semua akan bersatu. Orang yang rendah hati akan berpikir baik-baik sebelum bertindak sehingga terhindar dari kesalahan besar. Yehuwa sangat menyayangi orang yang rendah hati. Oleh sebab itu, kerendahan hati sangat penting bagi hamba Allah. Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas cara kita bisa tetap rendah hati meski itu sulit.