-
ABELPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL
1. [Batang Air]. Kota yang juga disebut Abel-bet-maaka. Di ayat-ayat lain digunakan sebagai awalan pada nama berbagai tempat.—2Sam 20:18; lihat ABEL-BET-MAAKA.
2. Dalam King James Version, di 1 Samuel 6:18, disebutkan ”batu besar Abel”, sedangkan dalam catatan pinggirnya tertulis, ”Atau, Abel besar, yaitu perkabungan.” Akan tetapi, terjemahan-terjemahan modern pada umumnya hanya menyebutkan ”batu besar”. (Bdk. TL, TB, BIS, NW, dan lain-lain.) Teks Masoret Ibrani menggunakan kata ʼA·velʹ dalam ayat ini, sedangkan Septuaginta Yunani dan Targum-Targum Aram menerjemahkannya seolah-olah itu adalah ʼeʹven, yaitu ”batu”. Hal ini sesuai dengan ayat 14 dalam pasal yang sama. Ini tidak mungkin memaksudkan Abel-bet-maaka, sebab peristiwa yang dicatat di 1 Samuel 6:18 terjadi di dekat Bet-syemes di Yehuda.
-
-
ABEL-BET-MAAKAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL-BET-MAAKA
[Batang Air Rumah Maaka].
Kota berbenteng di daerah Naftali di bagian utara Palestina, mungkin 7 km di sebelah barat barat-laut Dan, yang dianggap sama dengan Tell Abil (Tel Avel Bet Maakha). Kota ini terletak di tempat yang menguntungkan, yaitu di jalan dari Hazor ke arah utara di persimpangan rute timur-barat dari Damaskus menuju Tirus.
Anak buah Daud di bawah pimpinan Yoab mengepung kota itu ketika Syeba, pemberontak itu, melarikan diri ke sana. Maka, seorang wanita yang bijaksana berbicara mewakili ’orang-orang yang suka damai dan setia dari Israel’. Ia memohon kepada Yoab agar tidak membinasakan kota Abel, yang sejak zaman dahulu menjadi tempat meminta petunjuk untuk membuat keputusan yang bijaksana, sehingga disebut ”sebuah kota induk di Israel”; mungkin juga berarti kota itu adalah suatu metropolis atau kota yang mempunyai anak-anak kota. Penduduk mengindahkan nasihat wanita ini dengan melemparkan kepala Syeba dari balik tembok, sehingga selamatlah kota itu dari pembinasaan.—2Sam 20:14-22.
Karena dihasut oleh Asa dari Yehuda, Ben-hadad I dari Siria memukul kalah Abel-bet-maaka untuk mengalihkan perhatian Baasya dari Israel sehingga tidak lagi membangun Rama. (1Raj 15:20; lihat RAMA No. 1.) Abel Bet-maaka direbut oleh Tiglat-pileser III dari Asiria pada masa pemerintahan Pekah, dan penduduknya diangkut ke pembuangan. (2Raj 15:29) Kota ini, yang dalam teks-teks Asiria disebut Abilaka, tertera dalam inskripsi-inskripsi Tiglat-pileser III dalam daftar kota yang ia taklukkan. Padang-padang di sekitarnya yang banyak airnya dan subur tidak diragukan membuat kota ini cocok diberi nama lain, yaitu Abel-maim (artinya ”Batang Air Sungai”). Lokasi kota itu menjadikannya tempat penyimpanan yang baik.—2Taw 16:4.
-
-
ABEL-KERAMIMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL-KERAMIM
[Batang Air Kebun Anggur].
Tempat paling jauh yang dicapai Yefta ketika ia mengejar orang Ammon dan mengalahkan mereka. (Hak 11:33) Pada umumnya, orang berpendapat bahwa tempat ini terletak di antara Hesbon dan Raba, atau Raba Ammon (Amman modern). Sekarang tempat ini pada umumnya dikenal sebagai Khirbet es-Suq, kira-kira 8 km di sebelah selatan Raba (Amman), yang mungkin cocok dengan uraian Eusebius. (Onomasticon, 32, 15-16) Ada yang menyarankan bahwa letaknya kemungkinan besar di Naur, kira-kira 14 km di sebelah barat daya Raba Ammon.
-
-
ABEL-MAIMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL-MAIM
Lihat ABEL-BET-MAAKA.
-
-
ABEL-MEHOLAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL-MEHOLA
[Batang Air Tarian].
Tempat asal Elisa; di sini Elia mendapati dia sedang membajak lalu Elia mengurapinya sebagai nabi penerus.—1Raj 19:16-19.
Pada masa sebelumnya, Abel-mehola pernah disebutkan dalam kisah ditaklukkannya orang Midian oleh kelompok kecil pejuang Gideon. Dilaporkan bahwa orang Midian lari pontang-panting ”sampai ke daerah pinggiran Abel-mehola dekat Tabat”.—Hak 7:22.
Oleh karena Tabat terletak di sebelah timur S. Yordan, sejak tahun 1951 ada upaya untuk menyamakan Abel-mehola dengan Tell el-Maqlub di Wadi el-Yabis. Argumen tambahan untuk membuktikan hal ini adalah bahwa Elia, setelah meninggalkan Horeb, singgah di Abel-mehola guna mengurapi Elisa dan mendapat penugasan selanjutnya untuk mengadakan perjalanan ke ”padang belantara Damaskus” dan mengurapi Hazael sebagai raja Siria. (1Raj 19:15) Jalan raya utama yang pada zaman dahulu terentang dari Horeb sampai Damaskus ada di sebelah timur S. Yordan, walaupun kadang-kadang jalur ini dikuasai orang nomad.
Akan tetapi, kisah pengejaran orang Midian oleh Gideon dalam kenyataannya menunjukkan bahwa mereka berada di sebelah barat (dan bukannya di sebelah timur) S. Yordan sebagaimana yang ditunjukkan Hakim-Hakim 7:22. (Lihat Hak 7:24.) Dan, sehubungan dengan perjalanan Elia ke Padang Belantara Damaskus, catatan tersebut memperlihatkan bahwa perjalanan itu tidak dilakukan segera setelah itu, sebaliknya, baru beberapa waktu kemudian oleh penerusnya, Elisa. (1Raj 19:15-19; 2Raj 8:7-13) Mengingat hal itu, beberapa teks geografi menunjukkan bahwa letaknya ada di sebelah barat S. Yordan dan bukan di sebelah timur. (The Geographical and Topographical Texts of the Old Testament, karya J. Simons, Leiden, 1959; The Geography of the Bible, karya D. Baly, 1957; dan Atlas of the Bible, karya L. H. Grollenberg, 1956) Baik Yerome maupun Eusebius yang hidup pada abad-abad awal Tarikh Masehi menganggap Abel-mehola sama dengan suatu tempat yang jauhnya 10 mil Romawi (15 km) di sebelah selatan Bet-syean (sebelah barat Yordan). The Land of the Bible, karya Y. Aharoni, menyatakan, ”Dengan lebih yakin Abel-mehola sekarang dikenal sebagai Tell Abu Sus di tepi [barat] S. Yordan, 15 km. di sebelah selatan Bet-syean.” (Diterjemahkan dan diedit oleh A. Rainey, 1979, hlm. 313) Dataran Bet-syean yang tidak jauh dari sana sangat cocok untuk perladangan berskala besar.—Bdk. 1Raj 19:19.
Petunjuk lebih jauh yang mendukung lokasi di sebelah barat S. Yordan adalah fakta bahwa Abel-mehola belakangan menjadi bagian dari distrik administratif kelima dalam pemerintahan Salomo dan didaftarkan bersama tempat-tempat lain di sebelah barat S. Yordan. (1Raj 4:12) Jelas ini juga adalah tempat asal Adriel, orang Mehola, menantu Saul. (1Sam 18:19; 2Sam 21:8) Bisa jadi tari-tarian yang meriah pada perayaan musim panen membuat tempat ini dinamai Abel-mehola.
-
-
ABEL-MIZRAIMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL-MIZRAIM
Lihat ATAD.
-
-
ABEL-SYITIMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABEL-SYITIM
Lihat SYITIM No. 1.
-
-
ABIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABI
Lihat ABIYA No. 7.
-
-
ABI-ALBONPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABI-ALBON
Pejuang yang hebat dari suku Benyamin; ia tercantum di antara 37 tentara Raja Daud yang paling gagah berani. (2Sam 23:31) Tampaknya, ia adalah Abiel yang disebutkan dalam ayat yang paralel di 1 Tawarikh 11:32. Ia disebut sebagai orang Araba, barangkali karena ia berasal dari kota Bet-araba, yang terletak dekat perbatasan antara tanah Benyamin dan Yehuda, di atas ujung utara L. Mati. (Yos 15:6; 18:18, 21, 22) Keberaniannya bertarung sesuai dengan nubuat sehubungan dengan suku Benyamin, yang Yakub ucapkan sebelum meninggal.—Kej 49:27.
-
-
ABIASAFPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABIASAF
[Bapak(-ku) Telah Mengumpulkan].
Satu di antara tiga putra Korah, orang Lewi; ia seorang keturunan Kohat. (Kel 6:16-24) Saudaranya adalah Elkana dan Asir. Ia agaknya disebut sebagai Ebiasaf di 1 Tawarikh 6:37 dan mungkin di 1 Tawarikh 9:19 dan 1 Tawarikh 6:23.
Tampaknya, putra-putra Korah tidak ikut dengan bapak mereka dalam pemberontakannya bersama Datan dan Abiram melawan Musa dan Harun. Oleh karena itu, putra-putra ini tidak mati bersama bapak mereka pada waktu itu. (Bil 26:9-11) Jadi, pada periode belakangan, kita mendapati bahwa ”putra-putra Korah” disebutkan dalam superskripsi dari banyak pasal di buku Mazmur (42, 44-49, 84, 85, 87, 88), walaupun sebutan ini pada dasarnya berarti ”keturunan Korah”, atau ”keluarga Korah”.
-
-
ABIATARPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABIATAR
[Bapak Keunggulan; Bapak dari Apa yang Lebih dari Cukup (Melimpah)].
Putra Imam Besar Ahimelekh, dari suku Lewi dan dari garis keturunan Eli. (1Sam 14:3; 22:11; 23:6) Ia hidup selama pemerintahan Saul, Daud, dan Salomo, dan ia menjadi imam besar selama pemerintahan Daud. Ia memiliki dua putra, Yonatan dan Ahimelekh (sama dengan nama ayah Abiatar).—2Sam 15:27, 36; 8:17.
Abiatar tinggal di Nob, ”kota para imam”, tidak jauh dari Yerusalem, sewaktu Raja Saul memerintahkan Doeg, orang Edom, untuk membantai ayah Abiatar, sang imam besar, dan imam-imam lainnya (semuanya 85 orang), karena mereka diduga mendukung Daud. Doeg juga membunuh semua penduduk lain di kota itu dengan pedang. Hanya Abiatar yang luput. Ia melarikan diri kepada Daud, yang juga seorang buronan, di Keila, beberapa kilometer ke arah barat daya. Daud, yang secara pribadi ikut merasa bertanggung jawab atas tragedi itu, mengatakan kepada Abiatar, ”Aku memang sudah tahu pada hari itu, karena Doeg, orang Edom itu, ada di sana, bahwa ia pasti akan memberi tahu Saul. Aku secara pribadi telah mencelakakan setiap jiwa dari keluarga bapakmu. Tinggallah denganku. Jangan takut, sebab barang siapa yang mencari jiwaku, ia mencari jiwamu, karena engkau membutuhkan perlindungan dariku.”—1Sam 22:12-23; 23:6.
Selama sisa masa pelarian Daud, Abiatar terus ikut bersamanya dalam perjalanan dan melayani sebagai imam bagi pasukan Daud. Satu Samuel 23:6 memperlihatkan bahwa Abiatar membawa bersamanya sebuah efod; para imam umumnya mengenakan efod dari linen (1Sam 22:18), tetapi ayat 9-12 dari pasal 23 menunjukkan bahwa efod yang dibawanya ini adalah milik ayah Abiatar, sang imam besar, yang berisi Urim dan Tumim.
Selama Pemerintahan Daud dan Salomo. Tampaknya, pada waktu Daud akhirnya naik takhta, Abiatar dijadikan imam besar. Beberapa pakar memperkirakan bahwa, setelah kematian Imam Besar Ahimelekh, Raja Saul memerintahkan agar Zadok diangkat menjadi imam besar menggantikan Ahimelekh, dengan demikian ia tidak mengakui Abiatar, yang ada bersama Daud, calon pengganti Saul. Mereka beranggapan bahwa setelah Daud naik takhta, ia mengangkat Abiatar menjadi rekan sejabat dari Zadok, sebagai imam besar. Pandangan ini tampaknya muncul karena fakta bahwa Zadok dan Abiatar sering disebutkan bersama-sama, seolah-olah keduanya menduduki jabatan tinggi yang sama dalam keimaman. (2Sam 15:29, 35; 17:15; 19:11; 20:25; 1Raj 1:7, 8, 25, 26; 4:4; 1Taw 15:11) Akan tetapi, tidak ada catatan terilham yang menyebutkan pengangkatan Zadok sebagai imam besar selama pemerintahan Saul. Ada kemungkinan, Zadok menjadi lebih dikenal karena ia seorang penilik atau nabi, sama seperti nabi Samuel lebih sering disebutkan dalam catatan ilahi daripada imam besar sezamannya. (2Sam 15:27) Bukti menunjukkan bahwa Abiatar adalah satu-satunya imam besar selama pemerintahan Daud, dan bahwa pada waktu itu, Zadok menempati kedudukan yang lebih rendah.—1Raj 2:27, 35; Mrk 2:26.
-