-
SALOMEPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Walaupun nama gadis ini tidak disebutkan dalam Tulisan-Tulisan Kudus, nama itu dilestarikan dalam tulisan-tulisan Yosefus. Yosefus juga memberi tahu tentang perkawinan Salome dengan sang penguasa distrik, Filipus, saudara tiri lain dari Herodes Antipas, tetapi perkawinan ini tidak membuahkan anak. Menurut catatan Yosefus, setelah kematian Filipus, ia menikah dengan sepupunya, Aristobulus, dan memperanakkan tiga orang putra.
-
-
SALOMOPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SALOMO
[dari kata dasar yang artinya ”damai”].
Putra Raja Daud dari garis keturunan Yehuda; raja Israel dari tahun 1037 sampai tahun 998 SM. Setelah melaporkan kematian putra yang dilahirkan bagi Daud sebagai hasil hubungan tidak sah dengan Bat-syeba, Alkitab selanjutnya mencatat, ”Lalu Daud menghibur Bat-syeba, istrinya. Selanjutnya, ia datang kepada wanita itu dan tidur dengan dia. Kemudian dia melahirkan seorang anak laki-laki, dan anak itu dinamai Salomo. Yehuwa mengasihi dia. Maka ia memberi perintah melalui nabi Natan untuk menamai dia Yedidia, demi kepentingan Yehuwa.” (2Sam 12:24, 25) Salomo kemudian mempunyai tiga adik kandung, putra-putra Daud dan Bat-syeba: Syimea, Syobab, dan Natan.—1Taw 3:5.
Janji Yehuwa kepada Daud. Yehuwa telah menyatakan kepada Daud, sebelum Salomo lahir, bahwa seorang putra akan dilahirkan baginya dan akan dinamai Salomo, dan dia akan membangun sebuah rumah bagi nama-Nya. Nama Yedidia (yang berarti ”Yang Dikasihi Yah”) seakan-akan merupakan petunjuk bagi Daud bahwa kini Yehuwa telah merestui perkawinannya dengan Bat-syeba sehingga buah perkawinannya diperkenan oleh-Nya. Akan tetapi, sang anak tidak biasa dikenal dengan nama ini. Tidak diragukan, nama Salomo (dari kata dasar yang artinya ”damai”) cocok dengan perjanjian yang Yehuwa buat dengan Daud; dalam perjanjian tersebut, Allah berfirman bahwa Daud tidak akan membangun rumah bagi Yehuwa karena telah menumpahkan darah banyak orang dalam peperangan, sekalipun hal itu merupakan hasrat hatinya. (1Taw 22:6-10) Tidak berarti peperangan yang Daud lakukan itu salah. Namun, kerajaan simbolis Yehuwa pada dasarnya harus mempunyai sifat dan tujuan yang penuh damai; perang-perang yang dilakukannya bertujuan membasmi kejahatan dan orang-orang yang menentang kedaulatan Yehuwa, memperluas daerah kekuasaan Israel sampai ke batas-batas yang Yehuwa tentukan, dan mewujudkan keadilbenaran serta perdamaian. Tujuan-tujuan ini dicapai melalui peperangan yang Daud lakukan untuk Israel. Pemerintahan Salomo pada dasarnya adalah pemerintahan yang penuh perdamaian.
Upaya Adoniya untuk Merebut Takhta. Setelah berita kelahirannya, Salomo muncul kembali dalam catatan Alkitab sewaktu Daud sudah tua. Daud, tentunya berdasarkan janji Yehuwa, telah bersumpah kepada Bat-syeba bahwa Salomo akan naik takhta menggantikannya. Hal ini diketahui oleh nabi Natan. (1Raj 1:11-13, 17) Tidak ada keterangan apakah kakak tiri Salomo, Adoniya, mengetahui sumpah atau niat Daud ini. Apa pun keadaannya, Adoniya berupaya memperoleh takhta dengan cara yang sama dengan yang digunakan Absalom. Mungkin karena keadaan fisik raja yang lemah dan karena mendapat dukungan dari Yoab, sang panglima tentara, dan dari imam Abiatar, Adoniya yakin bahwa ia akan berhasil. Tetapi ini merupakan pengkhianatan, upaya untuk merebut takhta selagi Daud masih hidup dan tanpa perkenan Daud maupun Yehuwa. Selain itu, rencana licik Adoniya tersingkap sewaktu ia mempersembahkan korban di En-rogel, dan di sana ia berniat untuk dinobatkan sebagai raja, tetapi untuk itu ia hanya mengundang putra-putra raja lainnya dan pria-pria Yehuda, hamba-hamba raja, dan tidak mengundang Salomo, nabi Natan, imam Zadok, dan pria-pria perkasa yang telah berjuang bersama Daud, termasuk Benaya, pemimpin mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Adoniya menganggap Salomo sebagai saingan dan penghalang ambisinya.—1Raj 1:5-10.
Salomo Ditakhtakan. Nabi Natan, yang selalu setia kepada Yehuwa dan kepada Daud, berlaku waspada. Pertama-tama, ia menyuruh Bat-syeba memberi tahu raja mengenai rencana jahat tersebut, kemudian ia sendiri datang, menanyakan kepada Daud apakah Daud memerintahkan agar Adoniya diumumkan sebagai raja. Daud segera bertindak tegas, memanggil imam Zadok dan Natan untuk membawa Salomo ke Gihon di bawah perlindungan Benaya dan orang-orangnya. Mereka harus mengatur agar Salomo menunggangi bagal betina milik pribadi sang raja (sebagai tanda penghormatan kepada orang yang mengendarainya, dalam hal ini, sebagai ahli waris takhta). (Bdk. Est 6:8, 9.) Perintah Daud dilaksanakan, dan Salomo diurapi dan dinobatkan menjadi raja.—1Raj 1:11-40.
Pada waktu mendengar suara musik di Gihon, yang letaknya tidak terlalu jauh, dan seruan rakyat, ”Hidup Raja Salomo,” Adoniya dan rekan-rekan persekongkolannya melarikan diri dalam keadaan takut dan bingung. Salomo memberikan gambaran pendahuluan tentang perdamaian yang akan menandai pemerintahannya dengan menolak untuk menodai pelantikannya sebagai raja dengan tindakan balas dendam. Andaikata keadaannya terbalik, Salomo tentu sudah kehilangan nyawanya. Adoniya melarikan diri ke tabernakel suci untuk mendapatkan suaka, maka Salomo mengirimkan berita ke sana dan menyuruh agar Adoniya dibawa ke hadapannya. Salomo memberi tahu Adoniya bahwa ia akan dibiarkan hidup kecuali jika sesuatu yang buruk didapati padanya, kemudian ia disuruh pulang.—1Raj 1:41-53.
Perintah Daud kepada Salomo. Daud, menjelang kematiannya, memberi Salomo perintah serius untuk ”menjalankan kewajiban kepada Yehuwa, Allahmu, dengan berjalan di jalannya, dengan menjalankan ketetapannya, perintahnya dan keputusan hukumnya dan kesaksiannya”. Selain itu, ia menyuruh Salomo untuk tidak membiarkan Yoab dan Syimei ”turun ke Syeol dengan damai”; juga untuk menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih kepada putra-putra Barzilai, orang Gilead. (1Raj 2:1-9) Mungkin, sebelumnya Daud telah memberikan petunjuk kepada Salomo tentang pembangunan bait, memberikan kepadanya rancangan arsitektur ”yang ia terima melalui ilham”. (1Taw 28:11, 12, 19) Daud memberikan perintah kepada para pembesar Israel yang hadir di sana untuk membantu Salomo, putranya, dan untuk ikut membangun tempat suci Yehuwa. Pada kesempatan ini, bangsa itu kembali mengurapi Salomo sebagai raja dan Zadok sebagai imam. (1Taw 22:6-19; psl. 28; 29:1-22) Berkat Allah atas Salomo terlihat sejak awal pemerintahannya, sewaktu ia mulai duduk di atas ”takhta Yehuwa sebagai raja menggantikan Daud, bapaknya, dan dia berhasil” dalam jabatannya sebagai raja dan bertambah kuat.—1Taw 29:23; 2Taw 1:1.
Permohonan Adoniya yang Menunjukkan Pembangkangan. Tidak lama kemudian Salomo harus bertindak sesuai dengan perintah Daud sehubungan dengan Yoab. Hal ini terlihat dari tindakan Adoniya, yang masih memperlihatkan ambisinya sekalipun Salomo telah memperlihatkan belas kasihan kepadanya. Adoniya mendekati ibu Salomo dan mengatakan, ”Engkau sendiri tahu benar bahwa kekuasaan sebagai raja seharusnya menjadi milikku, dan kepadakulah segenap Israel mengarahkan mukanya agar aku menjadi raja; tetapi kekuasaan sebagai raja beralih dan menjadi milik saudaraku, sebab dari Yehuwa-lah ia memperolehnya.” Dengan kata-kata ini Adoniya mengakui bahwa Yehuwa mendukung pelantikan Salomo sebagai raja, tetapi permohonan yang dia ajukan setelahnya merupakan upaya licik lebih lanjut untuk merebut takhta. Ia berkata kepada Bat-syeba, ”Tolong katakan kepada Raja Salomo . . . agar ia memberikan Abisyag, gadis Syunem itu, kepadaku sebagai istri.” Adoniya mungkin merasa telah memiliki cukup banyak pengikut, disertai dukungan Yoab dan Abiatar, sehingga dengan mengambil perawat Daud yang sudah dianggap sebagai gundik Daud, sekalipun Daud tidak melakukan hubungan dengannya, ia dapat memulai suatu pemberontakan yang mungkin dapat menggulingkan Salomo. Menurut adat, istri dan gundik raja hanya boleh dimiliki penerusnya yang sah, maka mengambil istri atau gundik raja dianggap sama dengan mengklaim takhtanya. (Bdk. 2Sam 16:21, 22.) Tanpa mencurigai maksud curang Adoniya, Bat-syeba menyampaikan permohonan itu kepada Salomo, dan Salomo langsung menganggapnya sebagai upaya merebut takhta dan segera mengirim Benaya untuk membunuh Adoniya.—1Raj 2:13-25.
Abiatar diturunkan; Yoab dibunuh. Lalu, Salomo mengalihkan perhatian kepada orang-orang yang bersekongkol dengan Adoniya. Abiatar diturunkan dari keimaman sebagai penggenapan firman Yehuwa terhadap keturunan Eli (1Sam 2:30-36), tetapi ia tidak dibunuh, karena ia telah mengusung Tabut di hadapan Daud dan telah menanggung penderitaan bersamanya. Zadok menggantikan Abiatar. Sementara itu, Yoab, setelah mendengar tentang tindakan Salomo, melarikan diri dan memegang erat tanduk-tanduk mezbah, tetapi di sana ia dibunuh oleh Benaya atas perintah Salomo.—1Raj 2:26-35.
Syimei dihukum mati. Salomo menyuruh Syimei bersumpah untuk menjalani larangan-larangan tertentu, karena pria ini sudah mengutuki Daud, bapaknya. Sekitar tiga tahun kemudian, ketika Syimei melanggar larangan ini, Salomo memerintahkan agar ia dibunuh. Dengan demikian, perintah Daud kepada Salomo sudah dilaksanakan sepenuhnya.—1Raj 2:36-46.
Permohonan Salomo yang Bijaksana. Pada awal pemerintahan Salomo, rakyat mempersembahkan korban di ”tempat-tempat tinggi”, karena tidak ada rumah Yehuwa, sekalipun ada tabernakel di Gibeon dan tabut perjanjian di kemah, di Zion. Meskipun Yehuwa telah mengatakan bahwa nama-Nya harus ditempatkan di Yerusalem, Ia kelihatannya mentoleransi praktek tersebut sampai bait dibangun. (1Raj 3:2, 3) Di Gibeon, yang dikenal sebagai ”tempat tinggi yang besar”, Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran. Di sini Yehuwa menampakkan diri kepadanya dalam sebuah mimpi, kata-Nya, ”Mintalah apa yang hendaknya aku berikan kepadamu.” Salomo tidak meminta kekayaan, kemuliaan, dan kemenangan, tetapi hati yang bijaksana, berpengertian, dan taat agar dapat menghakimi Israel. Permohonan Salomo yang rendah hati sangat menyenangkan Yehuwa, maka Ia tidak hanya memberikan apa yang Salomo minta, tetapi juga kekayaan dan kemuliaan ”sehingga tidak akan ada seorang pun yang seperti engkau di antara raja-raja, sepanjang umurmu”. Namun, Yehuwa kemudian mengingatkan, ”Dan jika engkau berjalan di jalan-jalanku dengan mematuhi peraturan-peraturanku dan perintah-perintahku, sebagaimana Daud, bapakmu, telah berjalan, aku juga akan memperpanjang umurmu.”—1Raj 3:4-14.
-