-
KESALAHANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Menangani Kesalahan Satu Sama Lain. Alkitab menasihati kita untuk ’terus bersabar seorang terhadap yang lain dan mengampuni satu sama lain dengan lapang hati jika ada yang mempunyai alasan untuk mengeluh sehubungan dengan orang lain’. (Kol 3:13) Jika semua kesalahan kita diperhitungkan, kita semua akan dihukum. Banyak kesalahan dapat diabaikan, maka seorang Kristen tentu tidak akan senang membeberkan kesalahan saudara-saudaranya di depan umum. Alkitab mengatakan tentang orang fasik, ”Engkau duduk dan berbicara menentang saudaramu sendiri, putra ibumu kausingkapkan kesalahannya.”—Mz 50:16, 20.
Akan tetapi, Yesus Kristus mengajar murid-muridnya apa yang harus dilakukan dengan dosa-dosa tertentu yang serius. Sebagai langkah pertama, ia menasihati, ”Jika saudaramu berbuat dosa, pergilah dan ungkapkan kesalahannya [harfiah, ”tegurlah dia”] antara engkau dan dia saja. Jika dia mendengarkan engkau, engkau telah memperoleh saudaramu.” Kemudian Yesus menguraikan langkah-langkah yang harus diambil jika upaya pertama ini gagal.—Mat 18:15-17; lihat juga Gal 6:1.
Pelayanan yang Tidak Berkesalahan. Rasul Paulus, yang sangat mensyukuri dan menghargai harta mulia pelayanan, berupaya memuliakan pelayanan ini dengan menjaga baik-baik setiap segi kehidupan dan tingkah lakunya. Ia mengatakan dalam suratnya kepada sidang di Korintus, ”Dengan cara apa pun kami tidak memberikan alasan untuk tersandung, agar pelayanan kami tidak dikecam.” (2Kor 6:3) Orang-orang yang menggugat kerasulan Paulus bergabung dengan sidang tersebut dan melontarkan banyak kecaman serta fitnahan terhadap Paulus untuk merendahkan dia dan menjatuhkan wewenang kerasulannya atas sidang. Karena menyadari hal ini dan juga karena Paulus mengetahui adanya bahaya timbulnya kecaman dan kesulitan sehubungan dengan masalah uang, ia meyakinkan sidang itu bahwa ia akan mengutus Titus dan seorang saudara lain yang dapat dipercaya, yang ditetapkan oleh sidang-sidang untuk mengurus sumbangan. ”Demikianlah,” tulis Paulus, ”kami menjaga agar tidak seorang pun mengecam kami sehubungan dengan sumbangan yang limpah ini, yang akan kami tangani.”—2Kor 8:16-21.
-
-
KESENGSARAAN BESARPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KESENGSARAAN BESAR
Lihat SENGSARA, KESENGSARAAN.
-
-
KESIL, KONSTELASI BINTANGPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KESIL, KONSTELASI BINTANG
[Ibr., kesilʹ, ”bebal”].
Meskipun kata ini sering digunakan sesuai makna dasarnya, yaitu ”bebal” (bdk. Mz 49:10; 92:6; Ams 1:22), konteksnya dalam empat pemunculan (Ayb 9:9; 38:31; Am 5:8; dan Yes 13:10 [di sini jamak]) menunjukkan bahwa kata ini digunakan untuk memaksudkan suatu kelompok bintang.
Biasanya istilah tersebut dianggap memaksudkan Orion, juga disebut sang pemburu, suatu konstelasi bintang yang sangat cemerlang dengan bintang-bintang raksasanya, yaitu Betelgusa dan Rigel. Terjemahan Vulgata Latin menggunakan ”Orion” untuk kesilʹ di Ayub 9:9 dan Amos 5:8. Kebanyakan terjemahan meniru Vulgata Latin dan menganggap kesilʹ sama dengan Orion. Targum kuno dan beberapa terjemahan bahasa Siria mengalihbahasakannya menjadi ”raksasa”, dan hal ini selaras dengan nama Arab untuk konstelasi bintang Orion, gabbar, atau ”yang kuat” (padanan Ibraninya gib·bohrʹ).
Istilah tersebut digunakan di Amos 5:8 sehubungan dengan teguran terhadap Israel karena tidak mencari Yehuwa, Allah yang benar, Pembuat konstelasi-konstelasi bintang di langit. Yesaya 13:9, 10, yang menggunakan bentuk jamak kesi·leh·hemʹ (konstelasi-konstelasi bintang Kesil-nya), memberikan uraian tentang ”hari Yehuwa”, manakala para tiran yang sombong dan angkuh akan direndahkan dan benda-benda langit berhenti memancarkan terangnya.
-
-
KETETAPANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KETETAPAN
Peraturan, atau hukum, yang dibuat dan dicatat secara resmi, oleh Allah atau manusia. (Kej 26:5; Mz 89:30-32; Dan 6:15) Alkitab menyingkapkan bahwa Allah Yehuwa adalah Pribadi tertinggi yang memberikan ketetapan.—Yes 33:22; lihat HUKUM; PEMBERI HUKUM.
-
-
KETIDAKFANAANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KETIDAKFANAAN
Keadaan suatu tubuh yang tidak mungkin mengalami pembusukan, perusakan, atau pembinasaan.
Hanya dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen ketidakfanaan disebutkan secara langsung dan adalah terjemahan dari kata Yunani a·fthar·siʹa, yang terbentuk dari awalan negatif a dan sebuah bentuk kata ftheiʹro. Kata ftheiʹro berarti ”merusak” (1Kor 15:33; 2Kor 7:2), yakni membawa kepada keadaan yang lebih rendah atau kurang bermutu; juga berarti ”dibunuh” atau ”dibinasakan”. (2Ptr 2:12) Bentuk kata sifatnya aʹfthar·tos (tidak fana) juga digunakan.
Kerusakan dan Kefanaan. Sewaktu membahas istilah ketidakfanaan, ada gunanya untuk menganalisis dahulu penggunaan kata-kata Yunani untuk kerusakan dan kefanaan. Ingatlah bahwa ada perbedaan antara sesuatu yang rusak dan sesuatu yang fana, yaitu dapat rusak.
Kerusakan dan kefanaan bisa berkaitan dengan hal-hal yang bersifat materi dan yang tidak bersifat materi. Mahkota yang diincar oleh para atlet Yunani bersifat fana—terancam pembusukan, kemerosotan, atau kehancuran. (1Kor 9:25) Bahkan emas (yang dapat larut dalam akua regia) dan perak bersifat fana. (1Ptr 1:18; bdk. Yak 5:3.) Kapal dapat ’hancur’ atau, secara harfiah, ”benar-benar rusak” (dari bentuk intensif di·a·ftheiʹro), yaitu bentuk strukturalnya mengalami kehancuran. (Pny 8:9) Kata Yunani yang sama digunakan sehubungan dengan ’pembinasaan’ bumi. (Pny 11:18) Manusia, yang adalah makhluk jasmani, bersifat fana (Rm 1:23); karena tidak sempurna, tubuhnya bisa terkena penyakit yang merusak dan pada akhirnya hancur dalam kematian, terurai akibat pembusukan. (Kis 13:36) Mengenai hal-hal yang bukan bersifat materi, kebiasaan baik dapat dirusak oleh pergaulan buruk (1Kor 15:33); manusia dapat menjadi rusak secara mental, berpaling dari ketulusan hati, kemurnian, dan kebenaran (2Kor 11:3; 1Tim 6:5; 2Tim 3:8), sehingga moralnya merosot, merusak kepribadian orang itu.—Ef 4:22; Yud 10.
-
-
KESUSAHAN BADANIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KESUSAHAN BADANI
Lihat SENGSARA, KESENGSARAAN.
-