-
KAITPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Karena Israel dengan bodohnya mempercayai Mesir untuk mendukungnya melawan Babilon, Yehuwa berbicara kepada Firaun dari Mesir dengan bahasa kiasan, ”Aku akan memasang kait pada rahangmu . . . Aku akan mengangkat engkau dari tengah saluran-saluran air Sungai Nil-mu . . . Dan aku akan meninggalkan engkau di padang belantara . . . Dan seluruh penduduk Mesir akan mengetahui bahwa akulah Yehuwa, karena bagaikan penopang, mereka menjadi seperti buluh bagi keturunan Israel.” (Yeh 29:1-7) Bahasa yang digunakan cocok karena sejarawan bernama Herodotus (II, 70) menyatakan bahwa orang Mesir menggunakan kait untuk menangkap buaya dan menariknya ke luar dari air. Yehuwa juga menubuatkan bahwa Ia akan memasang kait pada rahang ”Gog dari tanah Magog” dan akan menggerakkan dia untuk melakukan serangan terakhir atas umat Allah yang juga akan mengarah kepada eksekusi atas dirinya sendiri.—Yeh 38:1-4; 39:1-4.
-
-
KAIWANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KAIWAN
Tampaknya dewa bintang, seperti ditunjukkan oleh fakta bahwa nama Kaiwan disejajarkan dengan ”bintang dari allahmu”. (Am 5:26) Agaknya yang dimaksud adalah bintang kaimanu atau kaiwanu dalam bahasa Akad, karena kata itu muncul dalam inskripsi-inskripsi berbahasa Akad sebagai nama Saturnus (dewa bintang). Dalam teks Masoret, nama itu sengaja diberi penanda bunyi vokal sehingga mirip dengan kata Ibrani syiq·qutsʹ (perkara yang menjijikkan). Dalam Septuaginta Yunani, ”Kaiwan” diterjemahkan menjadi Rhai·fanʹ, yang diduga adalah sebutan yang diberikan orang Mesir untuk Saturnus; dan dalam kutipan Stefanus, di Kisah 7:43, Rhom·faʹ muncul di teks Yunani karya Westcott dan Hort.—Lihat AHLI NUJUM; REFAN.
-
-
KAKEK-NENEKPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KAKEK-NENEK
Orang tua ayah dan/atau ibu. Istilah ”kakek-nenek”, juga ”kakek” dan ”nenek”, jarang ditemukan dalam terjemahan-terjemahan Alkitab. ’Nenek’ di 1 Raja-Raja 15:10, 13 diterjemahkan dari kata yang sama untuk ”ibu” dan dengan tepat diterjemahkan demikian karena Maaka adalah nenek Asa, bukan ibunya. (1Raj 15:1, 2, 8) Kelihatannya Maaka tetap menjadi ibu suri selama masa pemerintahan Asa sampai ia dipecat karena penyembahan berhala. (1Raj 15:13) Demikian pula, ’bapak’ kadang-kadang memaksudkan kakek atau bapak leluhur. (Kej 28:13; 2Sam 9:7) Kakek-nenek juga ditunjukkan dengan ungkapan-ungkapan seperti ”bapak ibumu” dan ’bapak dari ibu’.—Kej 28:2; Hak 9:1.
”Anak atau cucu,” kata sang rasul, harus ”membayar apa yang terutang kepada orang-tua dan kakek-nenek [Yn., pro·goʹnois] mereka.” (1Tim 5:4) Bentuk lain dari kata yang sama (pro·goʹnon) diterjemahkan menjadi ’bapak-bapak leluhur’ di 2 Timotius 1:3. Nenek Timotius (Yn., mamʹme), Lois, dipuji karena memiliki ’iman tanpa kemunafikan’, dan ia kelihatannya mempunyai andil dalam pertumbuhan iman dan kerohanian Timotius.—2Tim 1:5; 3:14, 15.
-
-
KAKIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KAKI
1. Anggota badan manusia atau binatang yang digunakan untuk menyangga tubuh dan untuk berjalan. Sewaktu peresmian keimaman, kaki kanan ”domba jantan pelantikan” ditetapkan sebagai bagian ”persembahan timangan”. (Im 8:22, 25-27) Pada korban-korban tertentu, kaki kanan belakang, tampaknya bagian atas yang terbaik, juga diberikan sebagai bagian yang suci kepada imam yang bertugas. (Im 7:32-34; 10:12, 14, 15) Di Bilangan 6:19 dan Ulangan 18:3, kaki depan, yakni ”paha depan” (harfiah, ”lengan”), juga disebutkan sebagai bagian bagi para imam.
Serangga yang mempunyai ”kaki-kaki pelompat” (Ibr., kera·ʽaʹyim) adalah satu-satunya makhluk bersayap yang berkeriapan yang disebutkan oleh Hukum sebagai binatang yang tidak haram untuk dimakan. (Im 11:21) Di ayat-ayat lain, istilah Ibrani yang sama itu menunjuk kepada bagian ”betis” binatang.—Lihat BETIS.
Yehuwa secara nubuat memberi tahu Babilon, ”Tanggalkan rok yang berjuntai itu. Singkapkan betismu. Seberangilah sungai-sungai.” (Yes 47:1, 2) Babilon tidak lagi menjadi ratu yang dimanja dan dilayani, malah secara kiasan ia harus menyingkapkan kakinya sampai ke pinggul untuk menyeberangi sungai-sungai dengan bertelanjang kaki seperti tawanan yang diseret oleh penakluknya.
Kaki juga digunakan secara kiasan untuk menggambarkan keperkasaan atau kegesitan dan kekuatan manusia. Di Mazmur 147:10 kita membaca, ”Kesukaan [Yehuwa] bukan pada keperkasaan kuda, kesenangannya bukan pada kaki pria.” Di Amsal 26:7, kaki orang timpang disebutkan sebagai lambang keadaan tidak berguna atau tidak berdaya.
Tampaknya orang Romawi biasa memberikan pukulan maut dengan mematahkan kaki para kriminal yang dijatuhi hukuman mati pada tiang untuk mempersingkat penderitaan mereka. Atas permintaan orang-orang Yahudi, para prajurit mematahkan kaki kedua pria yang dipantek pada tiang bersama-sama Yesus Kristus tetapi, sewaktu mendapati Yesus sudah mati, mereka tidak mematahkan kakinya. Oleh karena itu, nubuat di Mazmur 34:20 tergenap.—Yoh 19:31-36; bdk. Kel 12:46; Bil 9:12.
2. Kata Ibrani reʹghel dan kata Yunani pous pada dasarnya menunjuk kepada bagian tungkai paling bawah, yakni bagian tubuh yang menopang manusia atau binatang. Kedua kata itu digunakan secara harfiah maupun secara kiasan.
-