-
SIFAT SUKA MENERIMA TAMUPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Tampaknya para pelacur kadang-kadang menyediakan tempat menginap. Rahab, sang pelacur di Yerikho, menampung dua mata-mata yang diutus oleh Yosua, dan ia memperlihatkan kebaikan hati dan keramahan dengan menyembunyikan mereka dari para pengejar. (Yos 2:1-13) Simson tinggal di rumah seorang wanita pelacur di Gaza hingga tengah malam, ketika menunggu saatnya untuk mempermalukan orang Filistin dengan mencabut gerbang kota itu.—Hak 16:1-3.
Beberapa penginapan di Palestina pada abad pertama M tampaknya lebih lengkap, mungkin tidak saja menyediakan penaungan tetapi juga makanan dan pelayanan lain, dengan biaya tertentu. Orang Samaria yang ramah dalam parabel Yesus membayar dengan uangnya sendiri agar orang yang terluka itu dapat dirawat di sebuah penginapan.—Luk 10:30-35.
Sang Tamu. Pada zaman dahulu, meskipun diperlakukan dengan sangat baik dan penuh hormat, tamu diharapkan untuk memperlihatkan sopan santun dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang turut menyantap makanan orang lain tetapi kemudian mengkhianati atau mencelakai dia dianggap melakukan perbuatan yang sangat keji. (Mz 41:9; Yoh 13:18) Tamu tidak boleh berlaku lancang terhadap tuan rumah atau kelompok yang berkumpul dengan mengambil tempat duduk kehormatan, atau tempat orang terkemuka, tetapi harus membiarkan tuan rumah yang menentukan. (Luk 14:7-11) Ia juga hendaknya tidak membuat tuan rumah jengkel dengan tinggal terlalu lama atau datang terlalu sering. (Ams 25:17) Patut diperhatikan bahwa Yesus selalu memberikan berkat rohani seraya menikmati keramahan tuan rumah yang menerimanya. (Luk 5:27-39; 19:1-8) Untuk alasan serupa, ia memberi tahu murid-murid yang ia utus bahwa setibanya mereka di sebuah kota, mereka hendaknya tinggal di rumah orang yang menerima mereka sebagai tamu dan tidak ”berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain”. Jadi, mereka hendaknya tidak mencari tempat yang tuan rumahnya dapat memberi mereka lebih banyak kenyamanan, jamuan, atau hal-hal materi.—Luk 10:1-7; Mrk 6:7-11.
Rasul Paulus sering bepergian dan banyak saudara Kristen menerimanya sebagai tamu; meskipun demikian, ia tidak mau menjadi beban keuangan bagi siapa pun. Ia sering melakukan pekerjaan sekuler, dan ia menyatakan hukum ini, ”Jika seseorang tidak mau bekerja, biarlah ia tidak makan.” (2Tes 3:7-12; 1Tes 2:6) Oleh karena itu, Paulus dapat menjawab dakwaan orang-orang yang konon adalah para rasul yang sangat hebat di Korintus, yang menuduh Paulus mengambil keuntungan dari orang-orang Kristen di sidang Korintus. (2Kor 11:5, 7-10) Ia dapat bermegah akan fakta bahwa ia menyampaikan kabar baik kepada mereka dengan cuma-cuma, bahkan tidak mengambil apa pun yang adalah haknya sebagai rasul dan pelayan Allah.—1Kor 9:11-18.
Hindari Keramahan yang Munafik. Amsal 23:6-8 memuat peringatan agar kita tidak menerima keramahan yang munafik, ”Jangan memakan makanan orang yang matanya tidak pemurah [harfiah, ”yang matanya jahat”], dan jangan menginginkan masakannya yang lezat. Karena bagaikan orang yang telah membuat perhitungan dalam jiwanya, demikianlah dia. ’Makan dan minumlah,’ katanya kepadamu, tetapi hatinya tidak bersamamu. Suap yang telah kaumakan akan kaumuntahkan, dan engkau membuang-buang perkataanmu yang menyenangkan.” Orang demikian tidak pernah memberi dengan tulus, tetapi mengharapkan balasan untuk apa yang ia berikan; ia membuat perhitungan tentang apa yang dapat diperolehnya dari kita, ia mengundang kita dengan cara yang hangat, tetapi disertai motif terselubung. Jika kita menyantap makanan yang ia hidangkan, dan khususnya jika kita ketagihan masakannya yang lezat, sampai taraf tertentu kita telah berada di bawah kekuasaannya. Bisa jadi, kita menjadi sungkan untuk menolak permintaannya, dan mungkin terlibat dalam kesulitan. Pada saat itulah kita akan menyesal pernah makan bersamanya, dan kata-kata menyenangkan yang kita ucapkan, yang kita harap akan memajukan kerohanian dan menjalin persahabatan yang membina, tentu akan terbuang percuma.—Bdk. Mz 141:4.
-
-
SIFMOTPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SIFMOT
Kota di Yehuda yang menerima ”pemberian sebagai berkat” yang dikirimkan oleh Daud, berupa jarahan hasil kemenangannya melawan orang Amalek. Sewaktu masih menjadi buronan, Daud dan anak buahnya bebas keluar masuk kota itu. (1Sam 30:26-31) Sekarang lokasinya tidak diketahui.—Bdk. 1Taw 27:27; lihat SYIFMI, ORANG.
-