-
PENGUBURAN; PEKUBURANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Dengan menyelidiki Yehezkiel 43:7-9 secara lebih saksama, jelaslah bahwa pembahasan itu mencakup penyembahan berhala dan bahwa, sebagaimana ”percabulan” terutama bersifat kiasan, demikian pula ”mayat raja-raja” menggambarkan berhala-berhala mati yang telah disembah oleh keturunan Israel dan para penguasa mereka. Jadi, di Imamat 26:30, Yehuwa memperingatkan orang Israel bahwa ketidaktaatan mereka akan menyebabkan Dia ”memusnahkan tempat-tempat tinggimu yang suci dan memusnahkan kaki pedupaanmu dan meletakkan bangkai-bangkai kamu sendiri ke atas bangkai-bangkai berhala tahi kamu”. (Bdk. Yer 16:18; Yeh 6:4-6.) Catatan memperlihatkan bahwa berhala-berhala demikian diperkenalkan ke dalam wilayah bait. (Yeh 8:5-17) Dapat kita perhatikan juga bahwa beberapa allah berhala ini disebut sebagai raja-raja, karena kata untuk ”raja” tercakup dalam nama-nama Molekh (1Raj 11:7), Milkom (1Raj 11:5), dan Malkam (Yer 49:1). Mengenai allah-allah berhala kerajaan utara, nabi Amos (5:26) menulis, ”Kamu pasti akan membawa Sakut, rajamu, dan Kaiwan, patung-patungmu, bintang dari allahmu, yang kamu buat bagi dirimu sendiri.” Jadi, tampaknya ada lebih banyak alasan untuk menganggap ayat itu sebagai kutukan atas penyembahan berhala dan bukannya kutukan karena mencemari tanah yang telah dibaktikan dengan menguburkan para penguasa harfiah secara tidak patut.
-
-
PENGUKUR KEDATARANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PENGUKUR KEDATARAN
Alat untuk memastikan agar suatu permukaan benar-benar datar atau membentuk sudut siku-siku dengan tali unting-unting. Tukang kayu, tukang batu, dan perajin lain pada zaman dahulu menggunakan ”pengukur kedataran” (Ibr., mis·qeʹleth atau mis·qoʹleth) sewaktu membangun tembok dan berbagai bangunan agar hasilnya benar-benar horizontal, sedangkan unting-unting digunakan untuk memastikan bahwa suatu bidang benar-benar vertikal. Pengukur kedataran yang digunakan oleh tukang batu Mesir tampaknya berbentuk seperti huruf ”A” dengan tali unting-unting pendek yang digantung pada puncaknya. Bisa jadi, jika tali yang menggantung itu mengarah tepat pada tanda yang ada di tengah balok yang melintang, berarti permukaan tempat alat ini diletakkan benar-benar datar. Akan tetapi, Alkitab tidak memberikan gambaran tentang alat pengukur kedataran, alat ini hanya disebutkan sebagai kiasan.
Pengukur kedataran dapat digunakan untuk membuat bangunan dengan baik atau untuk menguji apakah suatu bangunan masih layak dipertahankan. Yehuwa menubuatkan bahwa ke atas Yerusalem yang sulit diatur itu Ia akan merentangkan ”tali pengukur yang digunakan untuk Samaria dan juga alat pengukur kedataran yang digunakan untuk keluarga Ahab”. Allah telah mengukur dan mendapati bahwa Samaria serta keluarga Raja Ahab jahat atau bengkok secara moral, sehingga mereka patut dibinasakan. Demikian pula, Allah akan menghakimi Yerusalem dan para penguasanya, menyingkapkan kefasikan mereka dan mendatangkan kebinasaan atas kota itu. Peristiwa-peristiwa ini benar-benar terjadi pada tahun 607 SM. (2Raj 21:10-13; 10:11) Melalui Yesaya, para pembual dan penguasa yang fasik di Yerusalem diberi tahu tentang malapetaka yang akan menimpa mereka dan tentang pernyataan Yehuwa, ”Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur dan keadilbenaran menjadi alat pengukur kedataran.” Standar keadilan yang benar dan keadilbenaran yang sejati akan menyingkapkan siapa yang benar-benar hamba Allah dan siapa yang bukan, dengan hasil akhir tetap hidup atau binasa.—Yes 28:14-19.
-
-
PENGUMBANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PENGUMBAN
Orang yang melontarkan senjata lempar dari umbannya. Umban biasanya berupa tali yang agak lebar dan relatif pendek yang ditekuk dua dan diayunkan sambil diputar. Dengan melepaskan satu ujung tali, sebuah senjata lempar, seperti batu, akan terlontar dari umban dengan kecepatan tinggi.
Pada masa awal, para pengumban batu menjadi bagian penting dalam pasukan militer. Suku Benyamin mempunyai 700 orang pilihan, masing-masing adalah ”pengumban batu, yang tidak pernah meleset sehelai rambut pun”. (Hak 20:15, 16) Dalam Targum-Targum disebutkan bahwa di antara para pejuang Daud, orang Khereti dan orang Peleti adalah pengumban yang terampil. Para pengumban menjadi bagian yang penting dalam pasukan militer Raja Uzzia. (2Taw 26:13, 14) Sanherib mempekerjakan sebuah korps pengumban dalam bala tentara Asiria, sebagaimana dibuktikan pada monumen-monumen. Pasukan tempur Mesir, Siria, Persia, Sisilia, dan lain-lain, juga memiliki divisi yang serupa. Dalam bala tentara Romawi, para pengumban tergabung dalam auxilia. Bahkan pada abad pertama M, Yosefus menceritakan bahwa para pengumban Yahudi menggunakan keterampilan mereka melawan pasukan Romawi.—Jewish Antiquities, XVII, 259 (x, 2); The Jewish War, II, 422, 423 (xvii, 5); IV, 14, 15 (i, 3).
Dalam bala tentara zaman dahulu, para pengumban biasanya membentuk satu divisi saja dalam pasukan infanteri. Bagian selebihnya dari infanteri terdiri atas para pemanah yang adalah mitra para pengumban, serta orang-orang bersenjatakan tombak yang jumlahnya lebih sedikit. Sewaktu dipanggil untuk maju menyerang atau untuk menghalangi serangan musuh, para pengumban berjalan dari bagian belakang barisan melewati lorong di antara para prajurit. Adakalanya mereka mengumban dari bagian belakang, melewati kepala orang-orang bersenjatakan tombak. Para pengumban khususnya efektif sewaktu menyerang kota-kota bertembok. Senjata lempar mereka, yang dilontarkan dari bawah, dapat menjatuhkan musuh dari atas tembok atau dapat mengenai target yang ada di dalam kota. (2Raj 3:25) Sewaktu mesin-mesin pengepungan dan menara penyerang dikembangkan, para pengumban memanfaatkan posisi yang tinggi di atas panggung.
-