-
UTANG DARAHPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Di dalam Alkitab disebutkan tentang orang yang bebas dari utang darah maupun yang tidak, dan hal tersebut sangat berguna sebagai contoh peringatan. Misalnya Saul, yang pada suatu waktu luput dari utang darah karena ia tidak jadi membunuh Daud; tetapi belakangan Saul menimpakan utang darah atas seluruh rumah tangganya ketika ia dengan bodoh membunuh beberapa orang Gibeon. (1Sam 19:5, 6; 2Sam 21:1) Ada juga orang-orang lain yang berutang darah dengan berbagai cara. (Hak 9:24; 2Sam 1:16; 4:6-12) Di pihak lain, Daud luput dari utang darah sewaktu ia mengindahkan peringatan Yehuwa yang disampaikan kepadanya melalui Abigail. (1Sam 25:24-26, 31, 33) Kota Yerusalem dibinasakan pada tahun 607 SM karena utang darah yang besar. (Yeh 22:2-4; 23:37, 45) Para pemimpin agama palsu pada zaman Yesus tidak dapat menyangkal bahwa mereka berutang darah seperti halnya para pemimpin pada zaman Yeremia, karena dalam kedua kasus itu punca baju mereka berwarna merah kirmizi akibat darah hamba-hamba Yehuwa yang setia. (Yer 2:34; Mat 23:35, 36; 27:24, 25; Luk 11:50, 51) ”Sundal” besar, yakni Babilon Besar, mempunyai begitu banyak utang darah sehingga dikatakan bahwa ia mabuk oleh darah umat Yehuwa.—Pny 17:5, 6; 18:24.
Sesungguhnya, orang-orang yang berutang darah demikian tidak layak hidup sampai setengah umur mereka, seperti yang dikatakan oleh Daud. (Mz 55:23) Seperti yang dilakukan Daud, semua orang hendaknya berdoa agar Yehuwa membebaskan mereka dari utang darah dan juga dari orang-orang yang berutang darah. (Mz 51:14; 59:2; 139:19) Menurut nubuat di Penyingkapan, tidak lama lagi akan tiba waktunya manakala nyanyian pujian yang luar biasa akan naik kepada Yehuwa karena unsur-unsur terakhir dari Babilon Besar sudah akan dibinasakan dan darah semua orang yang tidak bersalah sudah akan dibalaskan untuk selama-lamanya.—Pny 19:1, 2.
Menurut Kitab-Kitab Yunani Kristen, orang Kristen bisa berutang darah di hadapan Allah dalam tiga cara: (1) melalui penumpahan darah, pembunuhan—hal ini mencakup orang yang secara aktif atau secara tidak langsung mendukung organisasi yang berutang darah (seperti Babilon Besar [Pny 17:6; 18:2, 4] atau organisasi-organisasi lainnya yang telah menumpahkan banyak darah orang yang tidak bersalah [Pny 16:5, 6; bdk. Yes 26:20, 21]); (2) dengan makan atau minum darah dengan cara apa pun (Kis 15:20); dan (3) dengan tidak memberitakan kabar baik Kerajaan, sehingga menahan keterangan yang menyelamatkan kehidupan yang terkandung di dalamnya.—Kis 18:6; 20:26, 27; bdk. Yeh 33:6-8.
-
-
UTARAPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
UTARA
Selain istilah umum tsa·fohnʹ, utara juga ditunjukkan dengan arah ”kiri”, karena orang biasanya menentukan arah dengan menghadap ke arah terbitnya matahari di sebelah timur. (Kej 14:15, Rbi8, ctk.) Dalam Alkitab, ”utara” dapat memaksudkan suatu bagian di bumi (Mz 107:3; Yes 43:6; Luk 13:29), arah utara (Kel 26:20; 1Raj 7:25; Pny 21:13), langit belahan utara (Ayb 26:7), dan berbagai negeri atau kerajaan (termasuk Asiria [Zef 2:13] dan Babilon [Yer 46:10]) yang terletak kira-kira di sebelah utara dan timur negeri yang dihuni oleh orang Israel. Meskipun Babilon yang berada di tepi S. Efrat sesungguhnya terletak di sebelah timur Tirus, Yehezkiel 26:7 menyebutkan bahwa raja Babilon datang melawan Tirus dari utara. Demikian pula, malapetaka dari orang Babilonia yang akan dialami Yehuda dan Yerusalem disebutkan datang ”dari utara”. (Yer 1:14, 15) Kelihatannya, alasannya ialah, ketika berjalan ke arah barat, pasukan Babilonia mengambil rute utara sehingga tidak melewati gurun. Hal ini, sebenarnya, sesuai dengan kebiasaan mereka, seperti yang diperlihatkan oleh catatan-catatan Babilonia.
Mengingat adanya berbagai negeri dan kerajaan yang disebutkan berlokasi di utara, konteks dan ayat-ayat lain yang berkaitan dapat membantu untuk menentukan ”utara” atau ”negeri utara” mana yang dimaksud. Misalnya, Yesaya 21:2, 9 dan Daniel 5:28 memperlihatkan bahwa bangsa-bangsa dari ”negeri utara” yang disebutkan di Yeremia 50:9 mencakup orang Media, Persia, dan Elam. Tampaknya, bangsa-bangsa yang menyerang Babilon itu dipandang sebagai suatu pasukan yang terpadu atau ”suatu kumpulan” bangsa yang sama-sama memusuhi Babilon. Banyak bangsa yang terlibat berada jauh di sebelah utara Babilon (Yer 51:27, 28), dan sebagian besar Media berada paling tidak di sebelah timur laut Babilon. Serangan itu pun tampaknya datang dari arah utara, karena Kores menghentikan aliran sungai di sebelah utara kota itu.
”Raja Utara.” Fakta-fakta sejarah juga dapat menjadi dasar untuk menentukan apa yang dimaksud dengan ”utara” di beberapa ayat. Salah satunya adalah kasus ”raja utara” yang disebutkan di Daniel pasal 11. Bukti sejarah menunjukkan bahwa ”raja yang perkasa” di Daniel 11:3 adalah Aleksander Agung. Setelah Aleksander meninggal, imperium itu akhirnya terbagi-bagi di antara empat jenderalnya. Salah seorang jenderal, Seleukus Nikator, menduduki Mesopotamia dan Siria sehingga ia menjadi penguasa daerah yang terletak di sebelah utara Palestina. Jenderal lainnya, Ptolemeus Lagus, menguasai Mesir, di sebelah barat daya Palestina. Dengan demikian, dimulailah pertikaian yang panjang antara ”raja utara” dan ”raja selatan”, yaitu antara Seleukus Nikator dan Ptolemeus Lagus. Akan tetapi, nubuat mengenai ”raja utara” itu tidak hanya tergenap pada zaman Seleukus Nikator tetapi terus sampai ke ”zaman akhir”. (Dan 11:40) Karena itu, masuk akal apabila identitas bangsa dan politik ”raja utara” itu akan berubah-ubah sepanjang sejarah. Namun, kita masih dapat menentukan identitasnya berdasarkan apa yang dikatakan nubuat itu mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh ”raja utara”.—Lihat buku Perhatikanlah Nubuat Daniel!, 1999, hlm. 211-85.
-