-
EFRAT, IIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Mata Air dan Alirannya. Panjang S. Efrat kira-kira 2.700 km dan sungai ini memiliki dua sumber utama. Yang satu, dikenal sebagai S. Kara Su, yang bersumber di sebelah timur laut Turki kira-kira 100 km dari ujung tenggara L. Hitam. Yang lainnya, Murat Nehri, hulu sungainya mulai kira-kira di setengah perjalanan antara D. Van dan G. Ararat. Di antara kedua sungai itu, kira-kira di tengah-tengah, terdapat lembah S. Araks, yang dianggap berkaitan dengan S. Gihon yang disebutkan di Kejadian 2:13. Kara Su dan Murat Nehri mengalir agak paralel ke arah barat sampai keduanya bersatu di dekat kota Keban, pada ketinggian kira-kira 610 m di atas permukaan laut.
Dari tempat inilah gabungan kedua sungai tersebut membentuk induk S. Efrat. Setelah mengalir dari sumber hulu Murat Nehri sejauh kira-kira 640 km melalui daerah yang bergunung-gunung, sungai itu kemudian berbelok ke arah selatan sejauh kira-kira 480 km; sepanjang jarak ini alirannya diselang-seling oleh berbagai riam dan jeram, hingga akhirnya muncul di dataran Siria di dekat situs Karkhemis kuno.
Arungan di Karkhemis. Di Karkhemis terdapat arungan utama yang digunakan oleh bala tentara atau kafilah yang berjalan dari Mesopotamia Utara ke Siria Utara. Karkhemis adalah kota berbenteng utama yang belakangan dikuasai orang Asiria. (Yes 10:5-9) Firaun Nekho merebut kota itu sekitar tahun 629 SM. Dalam perjalanan ke kota ini, ia berhadapan dengan pasukan Yosia di Megido dan menewaskan raja Yehuda itu. (2Raj 23:29; 2Taw 35:20-24) Antara tiga sampai empat tahun kemudian (625 SM), tentara Nebukhadnezar menyeberangi S. Efrat dan mengalahkan orang Mesir di Karkhemis, yang menjadi awal dari kemunduran total kekuasaan Mesir di Siria-Palestina.—Yer 46:2, 6, 10; 2Raj 24:7.
Dari Karkhemis ke Tel. Persia. Di dekat Karkhemis, S. Efrat berjarak hanya kira-kira 160 km dari L. Tengah. Namun, sungai itu kemudian berbelok dan mengalir ke arah tenggara sejauh lebih dari 1.100 km menuju ke Tel. Persia. Bagian ”tengah” S. Efrat mengalir turun dari Karkhemis ke kota Hit, di wilayah yang memiliki banyak tambang aspal; alirannya bertambah deras dengan bergabungnya S. Balikh dan S. Khabur. Setelah melalui kota Hit sungai itu mengalir melalui Dataran Mesopotamia yang subur, dan kira-kira 80 km di sebelah selatan Hit, di sekitar Bagdad, sungai itu mendekati S. Tigris sampai berselisih jarak 40 km. Di bagian hilir inilah S. Efrat kehilangan banyak airnya dalam rawa yang luas serta kanal-kanal yang sudah hancur, dan alirannya menjadi lamban.
Akhirnya S. Efrat dan S. Tigris bersatu di dekat kota Basra, dan dari pertemuan ini sampai ke Tel. Persia alirannya dikenal sebagai S. Syatt-al-Arab. Menurut Plinius dan para sejarawan kuno lainnya, pada mulanya S. Efrat bermuara di laut di tempat yang terpisah dari S. Tigris. (Natural History, VI, XXVI, 128-131) Ada anggapan umum bahwa endapan lumpur dari kedua sungai itu membentuk daerah delta di ujung Tel. Persia dan bahwa garis pantai yang semula membentang lebih jauh di utara, mungkin sampai di Ur, kota kuno orang Khaldea, tempat tinggal Abraham yang mula-mula.
Ketinggian air S. Efrat mencapai titik terendah pada bulan September lalu lambat laun naik hingga bulan Mei, ketika mencapai puncaknya yang normal. Karena salju yang mencair, terjadilah banjir musim semi. Banjir tahunan S. Efrat maupun S. Tigris tidak diragukan menjadi dasar uraian Yesaya tentang Babilonia sebagai ”padang belantara di tepi laut”. (Yes 21:1, 2) Pada zaman dahulu banjir ini dikendalikan oleh tanggul-tanggul dan pintu-pintu air yang mengalihkan airnya ke saluran irigasi serta waduk. Sistem irigasi yang terdiri dari saluran-saluran air antara S. Efrat dan S. Tigris menjamin kesuburan sebagian besar wilayah hilir Babilonia. Selama berabad-abad saluran-saluran air itu umumnya telah tertutup dan tersumbat sehingga berakibat buruk pada pertanian; penimbunan garam dalam tanah akibat air irigasi juga sedikit demi sedikit merusak lembah yang dahulunya subur itu.
Kota-Kota Utama. Di sepanjang tepi S. Efrat terdapat banyak kota kuno, termasuk Ur, Erekh, Kis, dan Babilon. Aliran sungai ini tampaknya agak berubah ke arah barat sehingga kebanyakan lokasi kota-kota kuno itu kini terletak beberapa kilometer di sebelah timur sungai ini.
Kota Babilon yang megah pada mulanya dibangun pada kedua sisi S. Efrat, dan aliran-aliran sungai itu digunakan untuk membentuk parit yang dalam serta lebar yang mengelilingi kota dan juga untuk membentuk jaringan kanal di dalam tembok kota. Sewaktu Babilon jatuh pada tahun 539 SM, Kores mengalihkan air S. Efrat sehingga tentaranya dapat berjalan melintasi dasar sungai dan masuk ke dalam kota yang tidak waspada itu. Demikianlah air S. Efrat ’dikeringkan’. (Yes 44:27, 28; 45:1) Secara simbolis, Penyingkapan 16:12 menguraikan nubuat yang sama berkenaan dengan akibat dicurahkannya ’mangkuk’ malaikat yang keenam ke atas ”sungai besar Efrat”. Pasal berikutnya menggambarkan kebinasaan ”Babilon Besar” simbolis, yang dikatakan ”duduk di atas air yang banyak”, dan ini melambangkan ”berbagai umat dan kumpulan orang dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa”.—Pny 17:1, 5, 15-18.
Perbatasan; Dikunjungi oleh Yeremia. Mengingat S. Efrat menjadi batas utara wilayah Palestina dan Siria yang diperebutkan oleh Mesir dan Babilon, pada zaman Imperium Persia sungai ini berfungsi sebagai pemisah antara Timur dan Barat, sebagaimana ditunjukkan oleh ungkapan ”di seberang Sungai”. (Ezr 4:10, 11; 5:3; 6:6; Neh 2:7) Belakangan, S. Efrat juga menjadi batas timur Imperium Romawi.
Keterangan di Yeremia 13:1-7 telah lama menjadi bahan diskusi sebab perjalanan yang dilakukan Yeremia dari Yerusalem ke S. Efrat, bahkan ke tempat terdekat tidak jauh di sebelah selatan Karkhemis, akan berarti perjalanan sejauh lebih dari 500 km sekali jalan; selain itu keterangan tersebut menunjukkan bahwa ia mungkin melakukan perjalanan itu dua kali (meskipun selang waktunya tidak disebutkan). Dalam sebuah terjemahan terbitan Jewish Publication Society, kata Ibraninya di sini sekadar ditransliterasi menjadi ”Perath”, dan menurut perkiraan, keterangan itu tidak memaksudkan S. Efrat tetapi kota Para (Yos 18:23), di dekat Anatot, beberapa kilometer dari Yerusalem. Akan tetapi, pengulangan nama Perathʹ (Efrat) sebanyak empat kali dalam catatan itu tampaknya memperlihatkan bahwa tempat yang disebutkan itu memiliki kaitan penting dengan gambaran nubuat yang sedang dikemukakan, sedangkan desa Para yang tidak dikenal itu kelihatannya sama sekali tidak memberikan arti penting untuk peristiwa tersebut. Walaupun ada yang menunjukkan bahwa kata Ibrani na·harʹ (sungai) tidak digunakan sehubungan dengan Perathʹ dalam keterangan ini, patut diperhatikan bahwa kata itu juga tidak muncul di Yeremia 51:63, padahal jelas yang dimaksudkan adalah S. Efrat. Oleh karena itu, tampaknya tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa catatan di Yeremia 13:1-7 memaksudkan tempat lain mana pun selain S. Efrat.
Kemungkinan besar, peristiwa ketika Yeremia menyembunyikan sabuk di dekat sungai itu terjadi di sekitar daerah yang dilalui bala tentara Babilonia di bawah pimpinan Nebukhadnezar, di tempat mereka menyeberangi S. Efrat dalam perjalanan yang pada akhirnya mengakibatkan kehancuran Yehuda dan Yerusalem. Bagaimanapun, perjalanan ke S. Efrat yang dilakukan oleh Yeremia satu atau mungkin dua kali seharusnya menambah bobot berita peringatan yang harus disampaikan melalui tindakan ini kepada rakyat kerajaan Yehuda yang bejat rohaninya.—Bdk. Yer 2:18, 19.
-
-
EFRATAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
EFRATA
[Kesuburan].
1. Istri Kaleb (Khelubai), putra Hezron, dari suku Yehuda. Ia menikah dengan Kaleb setelah kematian Azuba, istri Kaleb. Ketika itu mereka masih dalam perbudakan di Mesir. Efrata menjadi ibu Hur dan pada waktunya buyut dari Bezalel, perajin mahir yang sangat terkenal dalam pembangunan tabernakel.—1Taw 2:9, 19, 50; 4:4; Kel 35:30-35.
2. Tampaknya nama Betlehem yang mula-mula atau nama untuk daerah sekitarnya. Dalam beberapa ayat, nama Betlehem dan Efrata sering digunakan bersama-sama. Catatan tentang kematian Rakhel menceritakan bahwa ia dikuburkan ”di jalan menuju Efrat [Efrata], yakni Betlehem”. (Kej 35:16, 19; 48:7) Anggota-anggota keluarga Elimelekh disebut ”orang Efrata dari Betlehem”, dan janda Elimelekh, Naomi, juga kembali ke Betlehem setelah meninggalkan Moab. (Rut 1:2, 19) Berkat yang dinyatakan atas Boaz pada waktu pernikahannya dengan Rut adalah agar ia membuktikan ’nilainya di Efrata dan membuat nama yang terpandang di Betlehem’. (Rut 4:11) Dan akhirnya, kedua nama itu digabungkan menjadi ”Betlehem Efrata” dalam nubuat mengenai kelahiran Mesias. (Mi 5:2) Mengingat hal ini, tampaknya Efrata di Mazmur 132:6, yang menyangkut keprihatinan Daud akan tabut perjanjian, juga memaksudkan kampung halaman Daud ini.—Lihat BETLEHEM No. 1.
-
-
EFRATA, ORANGPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
EFRATA, ORANG
1. Penduduk kota Betlehem, atau Efrata.—Rut 1:2; 1Sam 17:12.
2. Dalam bahasa Ibrani, kata yang sama digunakan untuk anggota suku Efraim (Hak 12:5; 1Raj 11:26) atau untuk orang yang tinggal di Efraim, sebagaimana disebutkan dalam silsilah Elkana, orang Lewi. (1Sam 1:1) King James Version menerjemahkan kata Ibrani itu menjadi ”orang Efrata” dalam dua di antara ayat-ayat tersebut. (Bdk. 1Sam 1:1, TL.)
-
-
EFRONPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
EFRON
1. [dari kata dasar yang artinya ”[rusa jantan] yang muda”]. Orang Het, putra Zohar, yang memiliki sebidang tanah di Makhpela di depan Mamre, yaitu di Hebron. Abraham membeli tanah ini dari Efron, beserta gua yang ada di sana, sebagai pekuburan bagi istrinya, Sara. (Kej 23:3-20) Abraham membayar 400 syekel perak (± $880) untuk pekuburan keluarga ini, tetapi setelah beberapa generasi berlalu, orang masih menyebutnya ”ladang Efron”.—Kej 25:9; 49:29, 30; 50:13.
2. [Tempat Debu]. Daerah perbukitan di antara Neftoa dan Kiriat-yearim. (Yos 15:9) Letaknya di batas utara daerah suku Yehuda.
3. ”Efron” disebutkan di 2 Tawarikh 13:19 dalam teks Masoret maupun dalam Septuaginta Yunani dan beberapa terjemahan lain; akan tetapi, dalam catatan pinggir teks Masoret tertulis ”Efrain”.—Lihat EFRAIN.
-