-
DAMAIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Perdamaian yang dinikmati orang-orang Kristen patut dihargai. Mereka harus ’suka damai’; artinya, mereka harus menjadi pembawa damai, berupaya keras untuk mewujudkan dan memelihara perdamaian. (1Tes 5:13) Demi memelihara perdamaian di antara mereka, mereka harus berupaya untuk tidak menyebabkan rekan-rekan seiman mereka tersandung. (Rm 14:13-23) Dalam Khotbah di Gunung, Yesus mengatakan, ”Berbahagialah yang suka damai [harfiah, pembawa damai], karena mereka akan disebut ’putra-putra Allah’.” (Mat 5:9, Rbi8, ctk.; bdk. Yak 3:18.) Orang Kristen dinasihati untuk mengejar perdamaian dan untuk berupaya sebisa-bisanya agar didapati berdamai dengan Allah. (2Tim 2:22; Ibr 12:14; 1Ptr 3:11; 2Ptr 3:14) Oleh karena itu, mereka harus berjuang melawan berbagai keinginan daging, karena semua itu akan menyebabkan mereka menjadi musuh Allah. (Rm 8:6-8) Mengingat fakta bahwa tetap berada dalam hubungan damai dengan Allah merupakan hal yang penting untuk mendapatkan perkenan ilahi, ungkapan khidmat yang sering diulangi, ’semoga kamu mendapat kedamaian’, sangatlah besar artinya.—Rm 1:7; 1Kor 1:3; 2Kor 1:2; Gal 1:3; 6:16; Ef 1:2; 6:23; Flp 1:2.
Orang Kristen juga ingin orang lain menikmati kedamaian. Oleh karena itu, dengan ”berkasutkan kabar baik tentang perdamaian”, mereka mengadakan peperangan rohani. (Ef 6:15) Bahkan di dalam sidang, mereka mengadakan peperangan untuk menyingkirkan penalaran-penalaran yang tidak selaras dengan pengetahuan tentang Allah, agar semua itu tidak merusak hubungan mereka dengan Allah. (2Kor 10:4, 5) Namun, hal itu bukan berarti perang mulut atau bertengkar, bahkan sewaktu memperbaiki orang yang sudah menyimpang dari kebenaran. Sehubungan dengan menangani kasus orang yang telah meninggalkan haluan yang benar, rasul Paulus menasihati Timotius, ”Seorang budak dari Tuan tidak perlu berkelahi, melainkan lembut terhadap semua orang, cakap mengajar, menahan diri menghadapi apa yang jahat, dengan lemah lembut mengajar orang-orang yang cenderung bersikap tidak setuju; karena Allah mungkin akan memberi mereka pertobatan yang mengarah kepada pengetahuan yang saksama tentang kebenaran, dan mereka sadar kembali, keluar dari jerat si Iblis, mengingat bahwa mereka telah ditangkap hidup-hidup olehnya demi kehendak dia.”—2Tim 2:24-26.
Pemerintahan yang Penuh Damai. Putra Allah, sebagai pribadi yang memiliki ’kekuasaan sebagai pangeran di atas bahunya’, disebut ”Pangeran Perdamaian”. (Yes 9:6, 7) Oleh karena itu, patut diperhatikan bahwa Kristus Yesus, sewaktu berada di bumi, memperlihatkan bahwa hamba-hambanya tidak boleh mempersenjatai diri untuk peperangan jasmani, dengan mengatakan kepada Petrus, ”Kembalikan pedangmu ke tempatnya, karena semua orang yang mengangkat pedang akan binasa oleh pedang.” (Mat 26:52) Secara kiasan, orang-orang yang menjadi Kristen ”menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas”. Mereka tidak lagi belajar perang. (Yes 2:4) Hal itu dan kegiatan-kegiatan Allah di masa lampau, khususnya yang berkaitan dengan Israel pada masa pemerintahan Salomo, menunjuk kepada keadaan damai yang akan berjaya sewaktu Yesus berkuasa sebagai Raja. Sehubungan dengan pemerintahan Salomo, Alkitab melaporkan, ”Ada damai di setiap wilayahnya, di sekelilingnya. Maka Yehuda dan Israel terus tinggal dengan aman, setiap orang di bawah tanaman anggurnya sendiri dan di bawah pohon aranya sendiri; dari Dan sampai Beer-syeba, sepanjang masa hidup Salomo.” (1Raj 4:24, 25; 1Taw 22:9) Sebagaimana ditunjukkan di ayat-ayat lain (bdk. Mz 72:7, 8; Mi 4:4; Za 9:9, 10; Mat 21:4, 5), keadaan ini merupakan pola dari apa yang akan terjadi di bawah pemerintahan Kristus Yesus, Pribadi yang lebih besar daripada Salomo, yang namanya berasal dari kata dasar yang berarti ”damai”.—Mat 12:42.
Perdamaian antara Manusia dan Binatang. Allah Yehuwa berjanji kepada orang Israel, jika mereka taat, ”Aku akan memberi damai di negeri itu, dan sesungguhnya kamu akan berbaring, tanpa ada orang yang membuatmu gemetar; dan aku akan melenyapkan binatang buas yang mencelakakan dari negeri itu.” (Im 26:6) Hal itu berarti bahwa binatang buas akan tinggal dalam batas-batas habitat mereka dan tidak akan mencelakai orang Israel ataupun binatang peliharaan mereka. Sebaliknya, apabila orang Israel ternyata tidak taat, Yehuwa akan membiarkan negeri mereka diserbu dan dihancurkan oleh bala tentara asing. Hal itu akan mengakibatkan jumlah penduduk berkurang, binatang buas akan berkembang biak dan berkeliaran di daerah-daerah yang berpenduduk, serta mencelakai orang-orang yang masih ada di sana serta binatang peliharaan mereka.—Bdk. Kel 23:29; Im 26:22; 2Raj 17:5, 6, 24-26.
Damai yang dijanjikan kepada orang Israel sehubungan dengan binatang buas berbeda dengan apa yang dinikmati pria dan wanita pertama di taman Eden, karena Adam dan Hawa memiliki kuasa penuh atas binatang. (Kej 1:28) Sebagai kontras, dalam nubuat, kuasa yang serupa diberikan hanya kepada Kristus Yesus. (Mz 8:4-8; Ibr 2:5-9) Oleh karena itu, di bawah pemerintahan Yesus Kristus, ’suatu ranting dari tunggul Isai’, atau ”hamba [Allah], Daud”, akan ada lagi perdamaian antara manusia dan binatang. (Yes 11:1, 6-9; 65:25; Yeh 34:23-25) Ayat-ayat yang dicantumkan terakhir itu memiliki penerapan kiasan, karena pastilah perdamaian di antara binatang, seperti serigala dan anak domba, yang digambarkan di ayat-ayat tersebut tidak digenapi secara harfiah di Israel zaman dahulu. Jadi, yang dimaksudkan oleh nubuat itu adalah orang-orang yang bersifat seperti binatang dan suka mencelakakan akan meninggalkan cara-caranya yang ganas dan hidup berdamai dengan orang-orang di sekitar mereka yang lebih penurut. Namun, digunakannya binatang dalam nubuat yang secara kiasan menggambarkan keadaan damai yang ada di kalangan umat Allah menyiratkan bahwa akan ada juga damai di antara binatang harfiah di bawah pemerintahan Kristus Yesus, bahkan seperti yang ada di Eden.
-
-
DAMAR BEDOLAHPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
DAMAR BEDOLAH
[Ibr., bedhoʹlakh].
Gom resin yang harum, rupanya mirip mur dan kadang-kadang digunakan untuk mengencerkannya. (Lihat juga MUR.) Getah ini diambil dari sejenis pohon (Commiphora africana) yang dapat ditemukan di Afrika bagian barat laut dan Arab dan dari sejenis pohon yang masih berkerabat dengannya di India bagian barat laut. Pohon ini termasuk genus pohon kecil atau semak-semak yang kerdil, berduri, dan memiliki sedikit daun, tumbuh di tempat-tempat yang panas dan banyak cahaya matahari. Sewaktu kulit kayunya ditoreh, cairan bergetah yang wangi, atau damar, menetes ke luar. Setelah diambil dari pohon, damar itu segera mengeras, menjadi seperti lilin dan bening, rupanya mirip mutiara.
-