-
AMMON, ORANGPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Meskipun Ammon bersukacita atas kejatuhan Yerusalem, hari Yehuwa untuk mengadakan perhitungan dengan orang Ammon yang bersunat akhirnya menimpa mereka oleh karena hati mereka yang tidak bersunat. (Yer 9:25, 26) Tepat sebagaimana dinubuatkan oleh Yeremia, Yehezkiel, dan Amos, orang Ammon mulai meminum cawan kemurkaan Yehuwa. Mereka mengalami pedang, bala kelaparan, sampar, dan negeri mereka ditelantarkan.—Yer 25:17, 21; 27:1-8; Yeh 25:1-10; Am 1:13-15.
Ammon tidak rela tunduk kepada kuk Babilon dan hal ini ditunjukkan oleh uraian Yehezkiel mengenai raja Babilon (Nebukhadnezar) yang berdiri di persimpangan jalan dan menggunakan tenung untuk menentukan apakah ia akan maju melawan Raba di Ammon atau melawan Yehuda. (Yeh 21:19-23, 28-32) Meskipun pilihan jatuh untuk lebih dahulu menyerang Yerusalem, sejarawan Yahudi bernama Yosefus mencatat bahwa, pada tahun kelima setelah Yerusalem ditelantarkan, Nebukhadnezar kembali untuk berperang melawan Sele-Siria, Ammon, dan Moab. (Jewish Antiquities, X, 181 [ix, 7]) Sebagaimana dinubuatkan, Ammon akan menjadi ”tempat istirahat kambing-domba” dan Raba menjadi ”tanah penggembalaan unta”. (Yeh 25:5) Orang-orang Timur yang mengendarai unta akan menduduki negeri itu dan mendirikan perkemahan mereka di sana.—Yeh 25:4.
Ada kemungkinan bahwa orang Ammon buangan, bersama orang dari bangsa-bangsa lainnya, diizinkan pulang ke tanah air mereka oleh Kores, sang penakluk Babilon, sesuai dengan penggenapan Yeremia 49:6.
Kawin Campur dengan Orang Israel. Setelah orang Yahudi kembali dari pembuangan (537 SM), Tobia, orang Ammon, memiliki peranan penting dalam menghalangi pembangunan kembali tembok Yerusalem. (Neh 4:3, 7, 8) Namun, belakangan ia nekat menggunakan sebuah ruang makan di kawasan bait, sampai-sampai Nehemia dengan marah melemparkan semua perabotan rumahnya ke luar. (Neh 13:4-8; lihat TOBIA No. 2.) Banyak dari antara orang Yahudi buangan juga telah memperistri wanita Ammon dan wanita keturunan asing lainnya. Setelah mereka dihardik dengan keras oleh karena hal itu, istri-istri mereka pun semuanya disuruh pergi.—Ezr 9:1, 2; 10:10-19, 44; Neh 13:23-27.
Setelah Tobia disingkirkan dari wilayah bait, hukum Allah di Ulangan 23:3-6, yang melarang masuknya orang Ammon dan orang Moab ke dalam jemaat Israel, dibacakan dan diterapkan. (Neh 13:1-3) Pembatasan ini diberlakukan kira-kira 1.000 tahun sebelumnya karena orang Ammon dan orang Moab menolak memberikan bantuan kepada orang Israel ketika mereka mendekati Tanah Perjanjian. Pada umumnya pembatasan itu memaksudkan bahwa orang dari kedua bangsa tersebut tidak dapat menjadi anggota penuh bangsa Israel serta menikmati semua hak dan hak istimewa yang berkaitan dengan keanggotaan tersebut. Karena itu, tidak berarti bahwa orang Ammon dan orang Moab secara perorangan tidak dapat bergaul dengan orang Israel atau berdiam di antara mereka dan dengan demikian mendapat manfaat dari berkat-berkat ilahi yang dinikmati umat Allah. Hal itu jelas dari fakta bahwa Zelek, yang disebutkan di atas, termasuk salah seorang kepala pejuang Daud, dan juga jelas dari catatan mengenai Rut, wanita Moab.—Rut 1:4, 16-18.
Sehubungan kasus Rut, perkawinannya dengan Boaz memperlihatkan bahwa para wanita dari bangsa-bangsa ini diperkenankan untuk diperistri oleh pria-pria Yahudi asalkan mereka beribadat kepada Allah yang benar. Oleh karena istilah ”orang Ammon” dan ”orang Moab” dalam teks Ibrani di Ulangan 23:3-6 ditulis dalam jenis maskulin, Misnah Yahudi (Yevamot 8:3) menyatakan bahwa hanya pria-pria Ammon dan Moab yang dikucilkan dari Israel. Meskipun demikian, sikap Ezra yang berkeras agar kaum pria Yahudi menyuruh pergi istri-istri asing mereka dan sikap yang sama yang diperlihatkan Nehemia, yang disebutkan sebelumnya, menunjukkan bahwa para wanita Ammon dan Moab hanya diterima ke dalam pergaulan dengan Israel apabila mereka menerima ibadat yang sejati.
Meskipun bukti sejarah, termasuk buku 1 Makabe (5:6) dalam Apokrifa, memperlihatkan bahwa Ammon terus ada sebagai wilayah yang terpisah sampai abad kedua SM, menjelang abad pertama SM wilayah tersebut agaknya menjadi bagian dari kerajaan Nabatea, dan menjelang abad ketiga M orang Ammon sebagai suatu bangsa lenyap dari sejarah, tidak diragukan karena mereka diserap ke dalam suku-suku orang Arab. Sebagaimana telah dinubuatkan oleh Zefanya, putra-putra Ammon menjadi ”seperti Gomora, . . . tempat yang tandus dan telantar”.—Zef 2:8-10.
Mengingat orang Ammon sudah tidak ada lagi pada awal Tarikh Masehi, pernyataan Daniel mengenai Ammon dalam nubuatnya mengenai ”zaman akhir” tentu mengandung arti kiasan. Rupanya hal itu memaksudkan bangsa-bangsa atau organisasi-organisasi tertentu yang tidak berhasil dikendalikan oleh ”raja utara”.—Dan 11:40, 41.
-
-
AMMONIMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
AMMONIM
[Bangsa-Bangsa].
Di 2 Tawarikh 20:1, teks Masoret menyebutkan bahwa beberapa ”orang Ammonim [Ibr., ʽAm·moh·nimʹ]” bergabung dengan putra-putra Moab dan putra-putra Ammon untuk berperang melawan Yehosyafat, raja Yehuda. King James Version menyisipkan ”orang-orang lain” sehingga ayat itu berbunyi, ”anak-anak Moab, dan anak-anak Ammon, beserta orang-orang lain selain orang Ammon”; sedangkan beberapa terjemahan lain menerjemahkan frasa yang dipertanyakan tersebut demikian, ”beberapa orang Ammon” (MR, JP, Dy), meskipun hal ini tampaknya tidak logis karena orang Ammon sudah disebutkan dalam ayat itu. Biblia Hebraica Stuttgartensia (ctk.) dan kebanyakan terjemahan modern (TB, BIS, Ro, Mo, AT, RS, JB) menganggap teks itu memaksudkan ”orang Meunim” di 2 Tawarikh 26:7. Pandangan ini didasarkan atas anggapan bahwa akibat kesalahan penyalinan, dua konsonan pertama (עמ) dari kata Ibrani Meʽu·nimʹ tertukar tempat, sehingga menjadi ʽAm·moh·nimʹ. Pandangan ini, yang menyatakan bahwa mereka adalah orang Meunim, mungkin didukung oleh fakta bahwa catatan selanjutnya dari pertarungan melawan Yehosyafat itu berbicara tentang ”wilayah pegunungan Seir” (menggantikan ”orang Ammonim”) yang bergabung dengan pasukan Ammon-Moab. (2Taw 20:10, 22, 23) Para penerjemah Septuaginta menggunakan kata Yunani yang sama (Mi·naiʹon) untuk menerjemahkan kata Ibrani itu di 2 Tawarikh 20:1 seperti pada ayat-ayat yang menyebutkan orang Meunim; hal ini memperlihatkan bahwa mereka menganggap kedua kata itu sama.—Lihat MEUNIM.
-