-
IBRIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
IBRI
[Orang Ibrani].
Putra Yaazia; seorang Lewi keturunan Merari yang hidup pada zaman Raja Daud.—1Taw 24:27, 30, 31.
-
-
IBSAMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
IBSAM
[Wangi; Minyak Balsam; Harum Rempah].
Salah seorang putra Tola; seorang kepala keluarga pihak bapak dari suku Isakhar.—1Taw 7:1, 2.
-
-
IBUPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
IBU
Seperti kata Ibrani ʼav (bapak), kata ʼem (ibu) mungkin adalah kata tiruan, sebagai salah satu bunyi pertama yang keluar dari bibir bayi. Kata itu digunakan untuk ibu kandung, mungkin ibu tiri (Kej 37:10; bdk. Kej 30:22-24; 35:16-19), dan juga nenek moyang, sebab Hawa, istri Adam, adalah ”ibu dari setiap orang yang hidup”. (Kej 3:20; 1Raj 15:10) Kata Yunani untuk ”ibu” adalah meʹter. Dalam bahasa Ibrani maupun Yunani, kata untuk ibu digunakan dalam sejumlah makna kiasan.
Para wanita Ibrani khususnya sangat mendambakan keluarga besar karena Allah berjanji untuk menjadikan Israel bangsa yang banyak penduduknya dan umat yang melaluinya benih yang dijanjikan akan muncul. (Kej 18:18; 22:18; Kel 19:5, 6) Wanita yang tidak mempunyai anak dianggap teramat malang.—Kej 30:1.
Di bawah perjanjian Hukum, setelah melahirkan anak laki-laki, seorang wanita menjadi ”najis” selama 40 hari (7 tambah 33), dan setelah melahirkan anak perempuan, ia ”najis” selama dua kali jangka waktu itu, atau 80 hari (14 tambah 66). (Im 12:2-5) Selama 7 atau 14 hari pertama ia najis bagi semua orang, termasuk suaminya, tetapi selama 33 atau 66 hari berikutnya ia najis hanya sehubungan dengan perkara-perkara kudus dan perkara-perkara yang berkaitan dengan upacara keagamaan di tempat suci.
Ibu-ibu Ibrani menyusui anak mereka sampai usia tiga tahun dan kadang-kadang sampai usia lima tahun atau lebih karena yakin bahwa semakin lama anak menyusui semakin kuat pertumbuhannya. (Lihat SAPIH, MENYAPIH.) Jika sang ibu meninggal atau tidak dapat menyediakan cukup air susu, seorang inang pengasuh dapat menggantikannya. Oleh karena itu, ”kanak-kanak dan anak-anak yang masih menyusu” yang disebutkan dalam Alkitab dapat mencakup anak-anak yang cukup besar untuk disapih, cukup besar untuk mempunyai pengetahuan sehingga dapat memuji Yehuwa dan untuk mendapat pelatihan di tabernakel.—Mat 21:15, 16; 1Sam 1:23, 24; 2:11.
Ada keakraban yang istimewa antara ibu dan anak karena sang ibu langsung mengurus anak-anak sampai tiba waktunya mereka disapih, dan setelah itu sang ayah mulai membimbing pendidikan anaknya secara lebih pribadi. Kedudukan ibu dalam rumah tangga diakui nilai pentingnya. Ia harus direspek sekalipun sudah lanjut usia. (Kel 20:12; 21:15, 17; Ams 23:22; Ul 5:16; 21:18-21; 27:16) Tentu, kedudukannya selalu berada di bawah kedudukan suaminya, yang harus ia respek dan taati. Ketika masih anak-anak, Yesus terus tunduk kepada Yusuf, ayah angkatnya, dan Maria, ibunya.—Luk 2:51, 52.
Jika sang ayah mempunyai lebih dari satu istri, putra-putra akan memanggil ibu kandung mereka dengan sebutan ”ibu” untuk membedakannya dari istri-istri lain ayah mereka. Saudara-saudara kandung dibedakan dari saudara-saudara tiri dengan ungkapan ”putra-putra ibuku”.—Hak 8:19; Kej 43:29.
Ibu dituntut untuk menyampaikan instruksi dan perintah ayah kepada anak-anak dan memastikan bahwa semuanya itu dilakukan. (Ams 1:8; 6:20; 31:1) Ibu adalah pengelola rumah tangga di bawah kekepalaan suaminya. Melahirkan dan membesarkan anak dengan cara yang benar membuat seorang ibu sibuk dan merupakan perlindungan yang besar sehingga ia tidak bergosip dan mencampuri urusan orang lain. Selama ia tinggal dalam iman, hal itu akan menjadi perlindungan besar bagi dirinya. (1Tim 5:9-14; 2:15) Ibu yang baik harus menyiapkan makanan dan membuat kain serta pakaian untuk anak-anaknya serta anggota-anggota lain dalam rumah tangganya, dan suami serta putra-putranya dapat memuji wanita seperti itu di hadapan orang lain.—Ams 31:15, 19, 21, 28.
Sebagai Kiasan. Kata ”ibu” di Hakim-Hakim 5:7 memaksudkan seorang wanita yang menolong dan mengurus orang lain. Paulus mengatakan bahwa kelembutan yang ia perlihatkan kepada orang-orang yang mendapatkan kebenaran Allah darinya, yaitu anak-anak rohaninya, adalah seperti kelembutan ”seorang ibu yang sedang menyusui”.—1Tes 2:7; lihat LEMBUT, KELEMBUTAN.
Karena hubungan rohani yang erat, para wanita Kristen disamakan dengan ibu dan saudara perempuan bagi sesama orang Kristen dan harus diperlakukan dengan respek serta kemurnian yang sama. (Mrk 3:35; 1Tim 5:1, 2) Para istri Kristen yang meniru teladan Sara, istri Abraham, disebut sebagai ”anak-anaknya”.—1Ptr 3:6.
Karena manusia terbuat ”dari debu tanah”, tanah dapat secara kiasan disamakan dengan ’ibunya’. (Kej 2:7; Ayb 1:21) Sebuah kota digambarkan sebagai seorang ibu, dan penduduknya dianggap sebagai anak-anaknya. Sehubungan dengan Yerusalem, kota itu adalah pusat pemerintahan mewakili seluruh bangsa, dan bangsa Israel secara perorangan dianggap sebagai anak-anaknya. (Gal 4:25, 26; Yeh 23:4, 25; bdk. Mz 137:8, 9.) Selain itu, sebuah kota yang besar dianggap sebagai ibu ’anak-anak kota’ di sekelilingnya, atau jika diterjemahkan secara harfiah, ”anak-anak perempuannya”. (Yeh 16:46, 48, 53, 55; lihat TB dan Rbi8, ctk. untuk ay. 46.) Babilon Besar, ”kota besar”, disebut sebagai ”ibu para sundal dan ibu dari perkara-perkara yang menjijikkan di bumi”.—Pny 17:5, 18.
-