-
BELERANGPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Catatan sejarah yang pertama mengenai belerang terdapat dalam kisah tentang pembinasaan kota-kota Sodom dan Gomora yang fasik dengan hujan api dan belerang. (Kej 19:24; Luk 17:29) Berdasarkan bukti geologis, ada yang berpendapat bahwa eksekusi Yehuwa yang mengakibatkan kehancuran tersebut mungkin adalah letusan gunung berapi di daerah selatan L. Mati, sehingga ada banyak sekali belerang di daerah itu dewasa ini.
Konon, orang menambahkan belerang pada api yang senantiasa menyala di Lembah Hinom (Gehena), di luar tembok kota Yerusalem, sehingga lokasi itu menjadi tempat pembakaran atau krematorium bersuhu tinggi untuk kota Yerusalem kuno.
Setelah Sodom dan Gomora dihukum dengan api pada tahun 1919 SM, sifat belerang yang sangat mudah terbakar sering disebutkan dalam Alkitab. (Yes 30:33; 34:9; Pny 9:17, 18) Belerang menjadi lambang kebinasaan total. (Ul 29:22, 23; Ayb 18:15) ”Api dan belerang” disebutkan bersama-sama apabila menggambarkan kebinasaan total. (Mz 11:6; Yeh 38:22; Pny 14:9-11) Kita diberi tahu bahwa si Iblis akan ”dicampakkan ke dalam danau api dan belerang”, gambaran yang cocok untuk kebinasaan secara tuntas, yaitu ”kematian yang kedua”.—Pny 19:20; 20:10; 21:8.
-
-
BELI KEMBALIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BELI KEMBALI
Kata kerja Ibrani ga·ʼalʹ, yang untuk pertama kali muncul di Kejadian 48:16 (”menebus”), juga berarti ”membeli kembali atau menebus”, yakni mendapatkan kembali, menebus, atau membeli kembali orang, properti, atau milik pusaka kerabat terdekat; kata itu juga digunakan untuk penuntut-balas darah. (Mz 74:2; Yes 43:1) Tampaknya, kerabat terdekat yang berkewajiban menjadi orang yang membeli kembali (Ibr., go·ʼelʹ) didasarkan atas urutan berikut ini: (1) saudara laki-laki, (2) paman, (3) putra paman, (4) pria lain yang mempunyai hubungan darah.—Im 25:48, 49; bandingkan dengan urutan di Bil 27:5-11; lihat PENUNTUT-BALAS DARAH.
Di bawah Hukum Musa, apabila seorang Israel, karena kondisi ekonominya, telah menjual dirinya sebagai budak, ia dapat dibeli kembali dari perbudakan oleh kerabatnya yang berhak melakukan hal itu. (Im 25:47-54) Atau, jika ia telah menjual tanah milik pusakanya, properti itu dapat dibeli kembali oleh kerabatnya yang berhak melakukannya, dan ia dapat kembali kepada tanah miliknya. (Im 25:25-27) Akan tetapi, sesuatu yang telah ”dikhususkan”, ”dikhususkan untuk dibinasakan”, bahkan jika itu berupa kehidupan manusia, tidak dapat dibeli kembali.—Im 27:21, 28, 29; lihat PERKARA YANG DIKHUSUSKAN.
Suatu contoh transaksi pembelian kembali oleh seorang go·ʼelʹ terdapat di buku Rut. Ketika Rut melaporkan bahwa ia telah memungut sisa-sisa di ladang milik Boaz, ibu mertuanya, Naomi, berseru, ”Pria itu sanak saudara kita. Dia adalah salah satu dari antara orang-orang yang berhak membeli kita kembali.” (Rut 2:20) Boaz setuju melaksanakan kewajiban itu dan mengadakan perjanjian pembelian kembali di hadapan para hakim dan saksi-saksi, namun hanya setelah seorang kerabat lain yang hubungannya lebih dekat daripada Boaz menolak hak istimewa itu.—Rut 3:9, 12, 13; 4:1-17.
Yehuwa sebagai Pribadi yang Membeli Kembali. Melalui korban Putra tunggal-Nya, Yehuwa sebagai Pribadi yang Membeli Kembali memungkinkan umat manusia dipulihkan dari dosa dan kematian serta kuasa kuburan. Putra ini harus datang ke bumi, menjadi ”seperti ’saudara-saudara’-nya dalam segala hal”, sama-sama menjadi darah dan daging, sehingga menjadi kerabat dekat umat manusia. (Ibr 2:11-17) Rasul Paulus menulis surat kepada orang-orang Kristen, ”Melalui dialah kita memperoleh kelepasan, yaitu melalui tebusan dengan darah pribadi itu.”—Ef 1:7; bdk. Pny 5:9; 14:3, 4; untuk perincian lebih lanjut lihat TEBUSAN.
-
-
BELI, MEMBELIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BELI, MEMBELI
Memperoleh sesuatu dari hasil pertukaran dengan barang yang bernilai—uang, barang, jasa, atau bahkan kehidupan.
Sudah sejak zaman Abraham orang secara resmi membeli dan menjual barang, properti, atau jasa, menggunakan alat penukar seperti uang, sangat serupa dengan zaman sekarang. Abraham ’membeli’ budak-budak lelaki ”dengan uang”. (Kej 17:12, 13) Setelah Sara mati, Abraham secara resmi membeli tanah pekuburan keluarga dari Efron, salah seorang putra Het. (Kej 23:3-20; 49:29-32) Perincian kontrak yang sah pada masa lampau ini, yang pertama dicatat dalam Alkitab, menarik untuk diamati.
Dengan sopan santun yang tidak dibuat-buat, Abraham membungkuk sewaktu mengajukan penawaran. Bukan seluruh ladang, melainkan hanya gua ”yang ada di ujung ladang [Efron]” itulah yang ingin dibeli oleh Abraham. Lalu Efron mengajukan penawaran balasan. Apakah ia berpura-pura menunjukkan kemurahan hati orang Timur dengan mengatakan bahwa ia bersedia memberikan tanah itu dengan cuma-cuma kepada Abraham (Kej 23:7-11), atau seperti pendapat beberapa orang, ia hanya menyatakan kesediaan untuk melepaskan tanah itu, yaitu ’menyerahkannya’ dengan harga tertentu, tidak dapat dipastikan. Yang pasti ialah ia berkeras memberikan gua maupun ladang dalam transaksi itu. Akhirnya kesepakatan pun tercapai, harga disebutkan, transaksi dilakukan, dan uang ditimbang dengan saksama, ”empat ratus syekel perak yang berlaku di antara para saudagar”. (± $880) (Kej 23:16) Pada zaman itu tidak ada uang logam, tetapi keping-keping logam ditimbang. Jadi ”ladang dan gua yang ada di sana serta semua pohon yang ada di ladang itu, yang ada dalam garis batas di sekelilingnya, diteguhkan sebagai milik Abraham yang ia beli”. Seluruh transaksi yang sah ini dilakukan di hadapan kedua belah pihak maupun para saksi, ya, ”di depan mata putra-putra Het di antara semua orang yang memasuki gerbang kotanya”. (Kej 23:17, 18) Dengan cara yang sama, Yakub belakangan membeli sebidang tanah dari keturunan Syikhem.—Kej 33:18, 19.
-