-
BALA KELAPARANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Sebelum Israel memasuki Tanah Perjanjian, Yehuwa, melalui Musa, meyakinkan mereka bahwa mereka akan menikmati kelimpahan makanan jika mereka terus melayani Dia dengan setia. (Ul 28:11, 12) Akan tetapi, bala kelaparan akan menjadi salah satu akibat mengerikan yang akan menimpa Israel jika mereka tidak setia. (Ul 28:23, 38-42) Bala kelaparan yang terjadi pada zaman Hakim-Hakim telah memaksa suami Naomi, Elimelekh, untuk tinggal sebagai orang asing bersama keluarganya di Moab. (Rut 1:1, 2) Yehuwa mendatangkan bala kelaparan selama tiga tahun ke atas tanah Israel pada zaman Daud oleh karena utang darah keluarga Saul sehubungan dengan orang-orang Gibeon. (2Sam 21:1-6) Sebagai jawaban doa Elia, terjadilah musim kering selama tiga setengah tahun yang mengakibatkan bala kelaparan yang hebat atas Israel yang tidak setia. (Yak 5:17; 1Raj 17) Selain bala-bala kelaparan yang umum pada zaman Elisa, ada bala kelaparan akibat pengepungan Samaria oleh orang Siria; menurut laporan, pada saat itu terjadi satu kasus kanibalisme.—2Raj 4:38; 8:1; 6:24-29.
Meskipun nabi-nabi Allah memperingatkan bahwa kemurtadan akan mendatangkan kematian akibat bala kelaparan, sampar, dan pedang, orang-orang Yehuda yang tidak setia lebih senang mendengarkan nabi-nabi palsu mereka, yang meyakinkan mereka bahwa malapetaka demikian tidak akan terjadi. (Yer 14:11-18; Yeh 5:12-17) Namun, perkataan para nabi Allah-lah yang ternyata benar. Sedemikian hebatnya bala kelaparan di Yerusalem selama pengepungan oleh orang Babilonia (609-607 SM) sehingga para wanita merebus dan memakan anak-anak mereka sendiri.—Rat 4:1-10; 5:10; 2Raj 25:1-3; Yer 52:4-6; bdk. Ul 28:51-53.
Melalui nabi Yoel, Yehuwa memperingatkan Israel akan adanya tulah serangga yang hebat yang akan menghancurkan negeri itu dan menimbulkan bala kelaparan yang hebat sebelum datangnya ”hari Yehuwa”.—Yl 1.
Berabad-abad kemudian, kekurangan makanan dinubuatkan oleh Yesus sebagai salah satu ciri yang menandai penutup ”sistem ini”. (Mat 24:3, 7; bdk. Pny 6:5, 6.) Sebagaimana telah diumumkan sebelumnya oleh Agabus, seorang nabi Kristen, bala kelaparan yang hebat memang terjadi pada masa Kaisar Klaudius (41-54 M). (Kis 11:28) Beberapa tahun sebelumnya, pada tahun 42 M, bala kelaparan yang hebat melanda Mesir, tempat banyak orang Yahudi berdiam. Dan ”kekurangan yang hebat” melanda Yudea dan Yerusalem sewaktu bala tentara Romawi di bawah Jenderal Titus mengepung Yerusalem dan akhirnya membinasakannya pada tahun 70 M. (Luk 21:23) Yosefus menceritakan parahnya kelaparan di kota itu, sampai-sampai orang memakan kulit binatang, rumput, serta jerami, dan dalam satu kasus, seorang ibu bahkan memanggang serta memakan putranya. (The Jewish War, VI, 193-213 [iii, 3, 4]) Akan tetapi, sewaktu menubuatkan kekurangan makanan tersebut, Yesus menunjukkan bahwa yang ia maksud bukan hanya peristiwa-peristiwa yang akan mendahului pembinasaan Yerusalem, melainkan juga apa yang akan terjadi pada waktu Putra manusia kembali dalam kemuliaan Kerajaannya.—Luk 21:11, 27, 31; bdk. Pny 6:5, 6.
Bebas dari Bala Kelaparan. Kristus Yesus memberikan jaminan bahwa doa hamba-hambanya yang setia untuk mendapatkan makanan setiap hari akan dijawab oleh Allah dan bahwa orang-orang yang mendahulukan Kerajaan Allah akan dipelihara. (Mat 6:11, 33; bdk. Mz 33:19; 37:19, 25.) Akan tetapi, oleh karena penindasan dan penganiayaan, Yesus memperlihatkan bahwa kadang-kadang hamba-hambanya bisa menderita kelaparan. (Mat 25:35, 37, 40) Rasul Paulus secara khusus menceritakan bahwa ia sering kali mengalami kelaparan dan kehausan sewaktu melakukan pelayanan di bawah keadaan yang sulit. (1Kor 4:11-13; 2Kor 11:27; Flp 4:12) Namun, ia menyatakan keyakinan bahwa kelaparan jasmani tidak akan pernah sanggup memisahkan hamba-hamba Allah yang setia dari kekuatan kasih Allah yang menopang mereka.—Rm 8:35, 38, 39; kontraskan dengan Luk 6:25.
Orang-orang yang lapar dan haus akan keadilbenaran akan selalu dikenyangkan secara rohani. (Mat 5:6; Yoh 6:35) Yang termasuk di antara mereka adalah ”kumpulan besar” yang memiliki harapan untuk luput dari ”kesengsaraan besar”; tentang mereka tertulis bahwa ”mereka tidak akan lapar lagi ataupun haus lagi”. (Pny 7:9, 13-17) Dan di bawah pemerintahan Kerajaan Allah, makanan jasmani juga akan melimpah untuk mengenyangkan rasa lapar seluruh umat manusia.—Mz 72:16; Yes 25:6.
-
-
BALA TENTARAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BALA TENTARA
Sekelompok besar pria yang diorganisasi dan dilatih untuk peperangan di darat. Istilah Ibrani yang umum untuk ”bala tentara” (tsa·vaʼʹ) biasanya dikaitkan dengan angkatan bersenjata manusia (Bil 1:3), tetapi dapat juga menunjuk kepada makhluk-makhluk roh di surga (1Raj 22:19) dan benda-benda langit. (Ul 4:19) Kata Ibrani khaʹyil, tampaknya dari kata dasar yang artinya ”bertahan” (Ayb 20:21), digunakan untuk memaksudkan ”pasukan militer” dan ’pasukan tempur’ (2Sam 8:9; 1Taw 20:1), tetapi kata itu juga berarti ”kecakapan; energi hidup; kekayaan”. (1Taw 9:13; Ul 33:11; Ams 31:29; Yes 8:4; Yeh 28:4) Kata Ibrani gedhudhʹ berarti ”kawanan penyamun” atau ”pasukan”. (2Sam 22:30; 2Taw 25:9) Dari empat istilah Yunani dalam Alkitab yang memaksudkan bala tentara, tiga (stra·ti·aʹ, straʹteu·ma, dan stra·toʹpe·don) berasal dari kata dasar Yunani stra·tosʹ, yang pada dasarnya memaksudkan bala tentara yang berkemah, bukannya bala tentara dalam barisan tempur. Stra·toʹpe·don, yang memuat unsur peʹdon (tanah; bumi), dengan tepat diterjemahkan ”bala tentara yang berkemah”. (Luk 21:20) Istilah Yunani pa·rem·bo·leʹ (dari pa·raʹ [di sebelah] dan balʹlo [melempar]) secara harfiah menunjuk kepada pembagian atau pengaturan para prajurit dalam barisan perang. Istilah itu dapat berarti ”bala tentara”, ”markas prajurit”, atau ”pasukan”.—Ibr 11:34; Kis 21:34; Pny 20:9.
-