-
BENTARAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Pejabat istana, yang dahulu mengumumkan perintah atau ketetapan raja. Kata ini muncul di Daniel 3:4, yang menyebutkan bahwa seorang bentara mengumumkan ketetapan Nebukhadnezar agar rakyat menyembah patung yang telah ia buat. (Lihat Rbi8, ctk.) Ketika Daniel akan diangkat menjadi penguasa ketiga di kerajaan Babilon sesuai dengan perintah Raja Belsyazar, fakta ini ”dipermaklumkan”. (Dan 5:29, lihat Rbi8, ctk. yang memperlihatkan bahwa kata ”mempermaklumkan” dan ”bentara” berasal dari kata dasar Aram yang sama.) Dalam pesta olahraga Yunani kuno, bentara mengumumkan nama dan negara setiap kontestan serta nama, negara, dan ayah si pemenang.
Kata kerja Yunani yang diterjemahkan ”memberitakan” adalah ke·rysʹso. Kata kerja Yunani ini, yang muncul berkali-kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, bisa juga diterjemahkan ”mempermaklumkan”. Digunakannya kata ini di Matius 24:14 dan Markus 13:10 menunjukkan bahwa para pemberita kabar baik Kerajaan Allah akan bertindak seperti bentara.—Lihat Rbi8, ctk.; bdk. Mrk 1:45; Pny 5:2.
Ke·rysʹso secara umum berarti ’mengumumkan’ (kabar baik atau kabar buruk), yang dibedakan dengan eu·ag·ge·liʹzo·mai, ”menyatakan kabar baik”. Nuh adalah seorang pemberita (atau bentara, keʹryx) bagi masyarakat pra-Air Bah, dengan memperingatkan mereka. (2Ptr 2:5) Kristus memberitakan (seperti seorang bentara) kepada roh-roh di penjara, tetapi bukan memberitakan kabar baik.—1Ptr 3:18, 19.
-
-
BENTENGPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BENTENG
Makna dasar kata Ibrani untuk ”benteng” atau pertahanan ialah tempat yang tidak bisa ditembus, tidak dapat dicapai. (Bdk. Za 11:2, Rbi8, ctk.) Benteng suatu kota tinggi biayanya, sulit, dan membutuhkan pasukan pertahanan yang memadai, jadi tidak semua kota dibentengi. Kota-kota besar biasanya bertembok; kota-kota kecil di wilayah tersebut, yang dikenal sebagai anak-anak kota, tidak bertembok. (Yos 15:45, 47; 17:11) Penduduk kota-kota kecil itu dapat berlari ke kota yang bertembok apabila ada serbuan musuh. Jadi, kota-kota berbenteng berfungsi sebagai tempat berlindung bagi orang-orang di daerah itu. Kota-kota juga dibentengi jika terletak di tempat strategis untuk melindungi jalan raya, sumber air, jalur menuju pusat-pusat perbekalan, dan jalur komunikasi.
Benteng-benteng di banyak kota di Tanah Perjanjian begitu kuat dan tinggi sehingga para mata-mata yang tidak setia yang diutus Musa untuk mengintai Kanaan melaporkan bahwa ”kota-kotanya yang berbenteng sangat besar” dan ”benteng-bentengnya sampai ke langit”. Karena mereka tidak beriman, kota-kota itu tampak mustahil ditaklukkan.—Bil 13:28; Ul 1:28.
Kota-kota di negeri-negeri Alkitab umumnya hanya beberapa hektar luasnya. Akan tetapi, ada juga yang jauh lebih besar. Ibu kota Mesir, Asiria, Babilonia, Persia, dan Roma luar biasa besar. Babilon adalah kota yang pertahanannya paling kuat pada zaman Alkitab. Kota itu tidak saja mempunyai tembok-tembok yang sangat kuat, tetapi juga terletak di tepi sungai yang berfungsi sebagai parit pertahanan yang bagus sekaligus sebagai persediaan air. Babilon merasa bahwa ia dapat menahan para tawanan selama-lamanya. (Yes 14:16, 17) Tetapi kota itu direbut dalam satu malam karena strategi Kores, orang Persia, yang mengalihkan aliran S. Efrat sehingga bala tentaranya dapat memasuki kota melalui gerbang-gerbang yang ada pada tembok di sepanjang dermaga.—Dan 5:30.
Ada tiga hal yang sangat penting untuk sebuah kota berbenteng: (1) tembok-tembok untuk menghalangi musuh, (2) senjata agar pasukan pembela dapat mengusir para penyerang, dan (3) persediaan air yang memadai. Bahan makanan dapat disimpan selama masa damai; tetapi, agar suatu kota dapat bertahan di bawah pengepungan yang lama, harus ada sumber air yang konstan dan mudah dicapai.
Parit dan Kubu. Beberapa kota dikelilingi parit yang diisi air, khususnya jika ada sungai atau danau di dekatnya. Babilon di tepi S. Efrat adalah contoh terkenal, demikian pula No-amon (Tebes) di tepi saluran-saluran air S. Nil. (Nah 3:8) Jika tidak ada cukup air di dekatnya, parit kering sering kali dibuat. Yerusalem yang dibangun kembali dilengkapi dengan parit.—Dan 9:25.
Di tepi parit menjulanglah ”kubu” yang dibangun dari tanah galian sewaktu parit dibuat. (2Sam 20:15) Kubu ini kadang-kadang ditutupi lapisan batu dan membentuk suatu lereng, atau bidang miring, yang menanjak ke tembok yang dibangun di puncak kubu itu. Parit yang ditemukan oleh para arkeolog pada pertahanan di bagian barat kota Hazor lebarnya 80 m di bagian atas, 40 m di bagian dasar, dan dalamnya sekitar 15 m. Kubu yang menjulang di tepi parit itu tingginya 15 m juga. Dengan demikian, puncak kubu itu hampir 30 m tingginya, jika dihitung dari dasar parit. Di puncaknya berdirilah tembok kota.—Bdk. Mz 122:7.
Tentu saja, kubu sangat sulit untuk didaki, apalagi jika membawa balok-balok penggempur; karena itu, para penyerang membangun suatu bidang miring, atau ’kubu pengepungan’, untuk membawa balok-balok penggempur. (2Sam 20:15; lihat BALOK PENGGEMPUR.) Parit itu sedemikian lebarnya sehingga panah-panah yang ditembakkan pasukan penyerang akan sangat berkurang kekuatannya, dan menembakkan panah dari dasar parit tidak akan banyak pengaruhnya. Di pihak lain, orang-orang yang membangun kubu pengepungan untuk balok penggempur terus ditembaki, mereka dihujani anak panah, batu, dan kadang-kadang kayu berapi dari tembok kota. Tentu saja, tidak semua kota mempunyai parit atau kubu yang menanjak, ada juga yang hanya mengandalkan tembok-tembok vertikal sebagai pertahanan mereka.
-