-
PASKAHPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Catatan tentang Paskah-Paskah yang Diselenggarakan. Kitab-Kitab Ibrani memuat catatan yang jelas tentang Paskah yang diadakan (1) di Mesir (Kel 12); (2) di padang belantara di Sinai, 14 Nisan 1512 SM (Bil 9); (3) ketika mereka sampai di Tanah Perjanjian, di Gilgal dan setelah semua laki-laki disunat, tahun 1473 SM (Yos 5); (4) pada waktu Hizkia memulihkan ibadat sejati (2Taw 30); (5) Paskah yang diselenggarakan Yosia (2Taw 35); dan (6) perayaan yang diadakan Israel setelah kembali dari pembuangan di Babilon (Ezr 6). (Selain itu, disebutkan tentang Paskah-Paskah yang diadakan pada zaman Samuel dan selama masa pemerintahan raja-raja, di 2Taw 35:18.) Sesudah orang Israel menetap di tanah itu, perayaan Paskah diselenggarakan ”di tempat yang dipilih Yehuwa untuk kediaman namanya”, dan bukan di setiap rumah atau di berbagai kota. Pada waktunya, tempat yang dipilih adalah Yerusalem.—Ul 16:1-8.
Beberapa Tambahan. Setelah Israel menetap di Tanah Perjanjian, ada beberapa perubahan dan berbagai tambahan dalam penyelenggaraan Paskah. Mereka tidak lagi makan sambil berdiri, atau dengan perlengkapan untuk suatu perjalanan, karena pada waktu itu mereka sudah berada di negeri yang Yehuwa berikan kepada mereka. Pada abad pertama, biasanya orang-orang yang merayakannya makan sambil berbaring pada sisi kiri mereka, dengan kepala disandarkan pada tangan kiri. Hal ini menjelaskan bagaimana salah satu murid Yesus bisa ’duduk berbaring di depan dada Yesus’. (Yoh 13:23) Anggur tidak digunakan pada Paskah di Mesir, dan tidak ada perintah dari Yehuwa untuk menggunakan anggur pada perayaan Paskah. Praktek ini diperkenalkan belakangan. Yesus tidak mengutuk penggunaan anggur dalam perjamuan Paskah, dan ia sendiri pun minum anggur bersama para rasulnya dan setelah itu memberi mereka secawan anggur untuk diminum seraya ia memperkenalkan Perjamuan Malam Tuan, yaitu Peringatan.—Luk 22:15-18, 20.
Menurut kisah turun-temurun orang Yahudi, mereka menggunakan anggur merah dan mengedarkan empat cawan, atau bisa juga lebih. Mereka menyanyikan Mazmur 113 sampai 118 selama perjamuan itu, dan menutupnya dengan Mazmur 118. Kemungkinan besar, salah satu mazmur pujian inilah yang dinyanyikan Yesus beserta rasul-rasulnya sebagai penutup Perjamuan Malam Tuan.—Mat 26:30.
Kebiasaan pada Waktu Paskah. Banyak sekali persiapan yang dilakukan di Yerusalem menjelang perayaan itu, karena Hukum mewajibkan setiap pria Israel dan pria yang bersunat dari antara penduduk asing untuk merayakan Paskah. (Bil 9:9-14) Mengingat hal itu, orang-orang berduyun-duyun mengadakan perjalanan ke kota itu beberapa hari sebelumnya. Mereka tiba sebelum Paskah agar dapat mentahirkan diri. (Yoh 11:55) Konon, orang-orang sudah dikerahkan sekitar sebulan sebelumnya untuk memperbaiki jembatan dan membetulkan jalan untuk memudahkan perjalanan para musafir. Karena persentuhan dengan mayat menajiskan seseorang, beberapa tindakan pencegahan khusus dilakukan untuk melindungi orang-orang yang mengadakan perjalanan. Karena ada kebiasaan untuk menguburkan orang yang mati di tempat terbuka, jika ia mati di sana, kuburan-kuburan dibuat sangat mencolok dengan dilabur putih sebulan sebelumnya. (The Temple, karya A. Edersheim, 1874, hlm. 184, 185) Hal ini merupakan latar belakang perkataan Yesus kepada para penulis dan orang Farisi, bahwa mereka menyerupai ”kuburan yang dilabur putih”.—Mat 23:27.
Penginapan disediakan di rumah-rumah bagi orang-orang yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Di rumah orang Timur, semua kamar dapat dijadikan ruang tidur, dan satu kamar dapat ditempati beberapa orang. Atap rumah yang datar juga dapat digunakan. Ada pula sejumlah peserta perayaan yang mencari pemondokan di luar tembok kota, khususnya di Betfage dan Betani, dua desa yang terletak di lereng G. Zaitun.—Mrk 11:1; 14:3.
Pertanyaan-Pertanyaan sehubungan dengan Urutan Waktu. Karena masalah kecemaran, kata-kata berikut ini diucapkan, ”Mereka sendiri tidak masuk ke dalam istana gubernur, agar mereka tidak menjadi cemar tetapi dapat memakan jamuan paskah.” (Yoh 18:28) Menurut orang-orang Yahudi itu, masuk ke dalam rumah orang non-Yahudi dapat membuat seseorang tercemar. (Kis 10:28) Namun, pernyataan ini diucapkan pada waktu ”dini hari”, yang berarti setelah perjamuan Paskah diadakan. Perlu diperhatikan bahwa pada waktu itu seluruh periode tersebut, yang mencakup hari Paskah dan Perayaan Kue Tidak Beragi setelahnya, kadang-kadang disebut ”Paskah”. Mengingat fakta tersebut, Alfred Edersheim memberikan penjelasan berikut: Persembahan perdamaian sukarela dibuat pada hari Paskah dan persembahan lain, yaitu yang wajib, pada hari berikutnya, tanggal 15 Nisan, yakni hari pertama Perayaan Kue Tidak Beragi. Berkenaan dengan persembahan kedua inilah orang-orang Yahudi takut tidak bisa memakannya apabila mereka tercemar karena memasuki balai pengadilan Pilatus.—The Temple, 1874, hlm. 186, 187.
”Hari pertama perayaan kue tidak beragi.” Sebuah pertanyaan juga timbul sehubungan dengan pernyataan di Matius 26:17, ”Pada hari pertama perayaan kue tidak beragi murid-murid datang kepada Yesus, dengan mengatakan, ’Di mana engkau ingin kami mempersiapkan jamuan paskah untuk engkau makan?’”
Ungkapan ”hari pertama” di ayat itu bisa diterjemahkan menjadi ”sehari sebelum”. Mengenai penggunaan kata Yunani yang di ayat itu diterjemahkan ”pertama”, catatan kaki untuk Matius 26:17 dalam New World Translation of the Holy Scriptures—With References berbunyi, ”Atau, ’Sehari sebelum’. Penerjemahan kata Yn. [proʹtos] ini yang diikuti oleh kata berikutnya yang berkasus genitif selaras dengan makna dan penerjemahan Yoh 1:15, 30 yang mirip strukturnya, yaitu ’dia telah ada sebelum [proʹtos] aku’.” Menurut Greek-English Lexicon karya Liddell dan Scott ”[proʹtos] kadang-kadang digunakan pada posisi yang biasanya ditempati oleh [proʹte·ros (artinya ’yang terdahulu, lebih awal’)]”. (Direvisi oleh H. Jones, Oxford, 1968, hlm. 1535) Pada waktu itu, hari Paskah umumnya telah dianggap sebagai hari pertama Perayaan Kue Tidak Beragi. Jadi, mengingat bahwa makna kata aslinya dalam bahasa Yunani selaras dengan tata cara Yahudi, masuk akal jika murid-murid mengajukan pertanyaan itu kepada Yesus sehari sebelum Paskah.
”Hari Persiapan.” Di Yohanes 19:14, sewaktu menggambarkan bagian terakhir pengadilan Yesus di hadapan Pilatus, rasul Yohanes mengatakan, ”Sekarang adalah hari persiapan paskah; waktu itu kira-kira jam keenam [siang hari, antara pukul 11.00 dan tengah hari].” Tentunya, yang dimaksudkan adalah waktu setelah perjamuan Paskah, yang telah disantap pada malam sebelumnya. Ungkapan yang serupa terdapat di ayat 31 dan 42. Di ayat-ayat itu kata Yunani pa·ra·skeu·eʹ diterjemahkan menjadi ”persiapan”. Kata tersebut tampaknya bukan menandai hari sebelum tanggal 14 Nisan, melainkan hari sebelum Sabat mingguan, yang dalam hal ini, merupakan ”Sabat yang besar”, yaitu bukan hanya Sabat karena hari itu adalah tanggal 15 Nisan, hari pertama Perayaan Kue Tidak Beragi, melainkan karena Sabat mingguan juga jatuh pada hari itu. Hal ini dapat dimengerti, karena, sebagaimana telah disebutkan, ”Paskah” kadang-kadang mencakup seluruh perayaan itu.—Yoh 19:31; lihat PERSIAPAN, HARI.
Makna Nubuat. Sewaktu mendesak orang Kristen untuk menempuh kehidupan yang bersih, rasul Paulus mengaitkan makna nubuat yang digambarkan oleh Paskah. Ia mengatakan, ”Karena sesungguhnya, Kristus, korban paskah kita, telah dikorbankan.” (1Kor 5:7) Dalam ayat ini ia menyamakan Kristus Yesus dengan anak domba Paskah. Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus, dengan mengatakan, ”Lihat, Anak Domba Allah yang menyingkirkan dosa dunia!” (Yoh 1:29) Yang Yohanes maksudkan bisa jadi adalah anak domba Paskah, atau mungkin ia berpikir tentang domba jantan yang dipersembahkan Abraham sebagai ganti putranya sendiri, Ishak, atau tentang domba jantan yang dipersembahkan di atas mezbah Allah di Yerusalem setiap pagi dan senja.—Kej 22:13; Kel 29:38-42.
Aspek-aspek tertentu sehubungan dengan Paskah digenapi oleh Yesus. Salah satu penggenapannya didasarkan atas fakta bahwa darah yang dipercikkan pada rumah-rumah di Mesir membebaskan anak-anak sulung dari pembinasaan yang dilakukan oleh malaikat. Paulus menyebutkan orang-orang Kristen terurap sebagai sidang jemaat anak sulung (Ibr 12:23), dan bahwa Kristus adalah orang yang melepaskan mereka melalui darahnya. (1Tes 1:10; Ef 1:7) Tulang anak domba Paskah tidak ada yang dipatahkan. Telah dinubuatkan bahwa tidak satu pun tulang Yesus akan dipatahkan, dan hal ini digenapi pada waktu kematiannya. (Mz 34:20; Yoh 19:36) Dengan demikian, Paskah yang diperingati orang Yahudi selama berabad-abad adalah salah satu hal dalam Hukum yang menjadi bayangan hal-hal yang akan datang dan yang menunjuk kepada Yesus Kristus, ”Anak Domba Allah”.—Ibr 10:1; Yoh 1:29.
-
-
PASUNGPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PASUNG
Alat kuno untuk membelenggu dan menghukum orang, terdiri dari rangka kayu yang dipasangkan pada kaki, tangan, atau leher. Korban biasanya berada dalam posisi duduk dan sering kali ia dipertontonkan di hadapan umum dan dicemooh. Kata Ibrani yang diterjemahkan ”pasung” adalah mah·peʹkheth. (2Taw 16:10; Yer 20:2, 3; 29:26) Karena kata tersebut mengandung gagasan diputar, tampaknya tubuh orang yang dipasung itu tertekuk atau berada dalam posisi yang tidak wajar. Pasung kaki dan pasung leher bisa jadi digunakan bersama untuk mengikat kaki dan juga leher serta tangan, sebagaimana dapat kita baca di Yeremia 29:26, yang juga memuat kata Ibrani untuk pasung lengan dan leher yaitu tsi·noqʹ dalam teks Ibrani aslinya. (Lihat NE, NW.) Dari pembuangan di Babilon, nabi palsu Syemaya menulis surat kepada para imam di Yerusalem, mendesak mereka untuk menghardik Yeremia dan memasukkan lehernya dalam pasung.
Pada pasung kaki Romawi terdapat beberapa lubang agar, jika diinginkan, kedua kaki korban dapat direntangkan dengan jarak yang lebih jauh, sehingga menambah penderitaannya. Pasung kaki disebut sadh dalam bahasa Ibrani (Ayb 13:27; 33:11), dan karena terbuat dari kayu, dalam bahasa Yunani alat ini disebut xyʹlon (kayu). Sewaktu dipenjarakan di Filipi, Paulus dan Silas dibelenggu kakinya dalam pasung.—Kis 16:24.
Alat-alat semacam itu untuk menghukum tidak pernah ditetapkan dalam Hukum yang diberikan Allah kepada Israel, dan dalam Hukum pun tidak ada pengaturan untuk penjara.
-