-
HAWAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Penipuan dan Ketidaktaatan. Pada suatu hari, selagi tidak bersama suaminya, wanita itu berada di dekat pohon pengetahuan tentang apa yang baik dan yang jahat. Di sana, seekor ular biasa yang berhati-hati, yang digunakan oleh suatu roh yang tidak kelihatan untuk menjadi penyambung lidah yang kelihatan, mengajukan pertanyaan yang tampaknya polos, ”Apakah memang benar bahwa Allah mengatakan kamu tidak boleh memakan buah dari setiap pohon di taman ini?” Wanita itu memberikan jawaban yang tepat, tidak diragukan karena ia telah diberi tahu tentang hal itu oleh suami yang adalah kepalanya dan satu daging dengannya. Tetapi ketika ular itu, bertentangan dengan perkataan Allah, menyatakan bahwa dengan melanggar perintah Allah mereka akan menjadi seperti Allah, mengetahui apa yang baik dan jahat, wanita itu mulai melihat pohon itu dengan sudut pandang yang berbeda. Memang, ”pohon tersebut baik untuk dimakan dan sangat diinginkan mata, ya, pohon tersebut menarik untuk dipandang”. Lagi pula, ular itu telah mengatakan bahwa ia akan menjadi seperti Allah jika ia memakan buahnya. (Bdk. 1Yoh 2:16.) Karena benar-benar tertipu oleh ular itu dan sangat mendambakan prospek-prospek yang berkaitan dengan memakan buah terlarang itu, ia menjadi pelanggar hukum Allah. (1Tim 2:14) Lalu, dalam keadaan demikian, ia menemui suaminya dan membujuknya untuk juga tidak menaati Allah. Adam mendengarkan perkataan istrinya.—Kej 3:1-6.
Dampak langsung dari pelanggaran mereka adalah perasaan malu. Karena itu, mereka membuat penutup pinggang bagi diri mereka dari daun-daun ara. Kemudian, Adam bersama istrinya bersembunyi di antara pohon-pohon di taman itu ketika mendengar suara Yehuwa. Pada waktu ditanya langsung oleh Allah mengenai apa yang telah dilakukannya, wanita itu menyatakan bahwa ia telah makan buah itu karena ditipu oleh ular. Pada waktu menjatuhkan hukuman ke atasnya, Yehuwa menyatakan bahwa kehamilan dan proses melahirkan anak akan disertai rasa sakit yang makin hebat; ia akan memiliki keinginan yang kuat akan suaminya, dan suaminya akan menguasai dia.—Kej 3:7-13, 16.
Setelah mereka melanggar hukum Allah, dilaporkan bahwa Adam memberikan nama Hawa kepada istrinya, ”karena ia akan menjadi ibu dari setiap orang yang hidup”. (Kej 3:20) Sebelum mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden untuk menghadapi kesukaran karena tanah yang terkutuk, Yehuwa mengulurkan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh kepada mereka dengan menyediakan pakaian panjang dari kulit bagi mereka berdua.—Kej 3:21.
Apakah tepat bagi Hawa untuk mengatakan bahwa ia mendapatkan putranya, Kain, ”dengan pertolongan Yehuwa”?
Pada waktu putra pertamanya, Kain, lahir di luar Firdaus, Hawa berseru, ”Aku telah mendapatkan seorang laki-laki dengan pertolongan Yehuwa.” (Kej 4:1) Hawa adalah orang pertama yang dilaporkan menggunakan nama Allah, yang menunjukkan bahwa nama Yehuwa dikenal oleh manusia-manusia pertama. Kemudian ia melahirkan Habel maupun putra-putri lainnya. Ketika Adam berusia 130 tahun, Hawa melahirkan seorang putra yang ia beri nama Set, dan mengatakan, ”Allah telah menetapkan bagiku benih lain sebagai ganti Habel, karena Kain membunuhnya.” Ia pantas menyatakan perasaannya dengan cara demikian pada waktu lahirnya Kain maupun Set, sebab Allah telah memberi dia dan Adam kemampuan untuk menghasilkan keturunan, dan karena kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh, yaitu tidak langsung mengakhiri kehidupannya sewaktu ia melanggar perintah-Nya, ia dapat melahirkan anak. Setelah kelahiran Set, Hawa tidak disebutkan lagi dalam catatan buku Kejadian.—Kej 4:25; 5:3, 4.
Pribadi yang Benar-Benar Ada. Hawa benar-benar pernah hidup dan bukan tokoh fiksi. Kristus Yesus sendiri memberikan kesaksian mengenai hal itu. Sewaktu ditanya oleh orang Farisi tentang perceraian, Yesus mengarahkan perhatian mereka kepada kisah dalam buku Kejadian tentang penciptaan pria dan wanita. (Mat 19:3-6) Bukti lain ialah perkataan Paulus kepada orang-orang Korintus, sewaktu ia menyatakan kekhawatirannya bahwa pikiran mereka mungkin telah dirusak dengan satu atau lain cara, ”sebagaimana ular telah memikat Hawa dengan kelicikannya”. (2Kor 11:3) Selanjutnya, ketika membahas tempat yang sepatutnya bagi wanita dalam sidang Kristen, Paulus mengemukakan bahwa alasan tidak diizinkannya ”wanita mengajar, atau menjalankan wewenang atas pria”, ialah fakta bahwa Adam dibentuk terlebih dahulu, dan ia tidak tertipu, ”tetapi wanita itu tertipu sepenuhnya sehingga melakukan pelanggaran”.—1Tim 2:12-14.
-
-
HAWILAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
HAWILA
[[Daerah] Berpasir].
1. Tanah yang ’dikelilingi’ oleh S. Pisyon, salah satu di antara empat sungai yang merupakan cabang sungai yang mengalir dari Eden. Tanah itu juga disebut sebagai tanah yang menghasilkan emas yang baik, damar bedolah, dan batu oniks. (Kej 2:10-12) Oleh karena S. Pisyon tidak dapat diidentifikasi lagi, lokasi tanah Hawila pun tidak dapat dipastikan. (Lihat PISYON.) Ada yang menganggap uraian kekayaan alamnya merupakan ciri khas negeri Arab, dan menghubungkannya dengan salah satu wilayah di negeri Arab. Berdasarkan keterangan Alkitab mengenai ”seluruh tanah Hawila”, J. Simons berpendapat bahwa nama ”Hawila” mungkin mencakup seluruh Sem. Arab, meskipun sulit untuk membayangkan bagaimana S. Pisyon dapat ”mengelilingi” daerah tersebut.—The Geographical and Topographical Texts of the Old Testament, Leiden, 1959, hlm. 40, 41.
2. Menurut Kejadian 25:18, keturunan Ismael ”berdiam di daerah dari Hawila dekat Syur, yang ada di depan Mesir, sampai Asiria”. Ini berarti Hawila, atau paling tidak salah satu bagiannya, membentang sampai ke atau dekat Sem. Sinai, tempat yang kemungkinan besar merupakan lokasi Padang Belantara Syur. (Lihat SYUR.) Ayat itu jelas memperlihatkan bahwa keturunan Ismael hidup sebagai nomad dari Sem. Sinai terus menyeberang ke Arab bagian utara dan Mesopotamia. Demikian pula, ketika Raja Saul memukul kalah orang Amalek ”dari Hawila sampai Syur, di depan Mesir” (1Sam 15:7), tampaknya istilah ”dari Hawila” menunjuk pada salah satu bagian, mungkin ujung barat laut, Sem. Arab sebagai salah satu batas wilayah yang menjadi pusat orang Amalek, sedangkan Padang Belantara Syur di Sem. Sinai adalah batas lain, atau seperti yang dinyatakan dalam The Interpreter’s Dictionary of the Bible, ”dari wilayah pedalaman gurun di sebelah utara Nejd Arab sampai ke wilayah di sebelah utara Suez modern di Mesir”. (Diedit oleh G. A. Buttrick, 1962, Jil. 1, hlm. 101) Jadi, tampaknya daerah itu mencakup setidaknya bagian barat laut Sem. Arab dan barangkali daerah yang lebih luas lagi.
3. Putra Kus, putra Ham. (Kej 10:6, 7) Menurut banyak pakar, nama Hawila dalam ayat ini juga memaksudkan suatu wilayah, dan nama tersebut mungkin memang telah digunakan untuk daerah tempat tinggal keturunan putra Kus ini. Karena mayoritas keturunan Kus tampaknya bermigrasi ke Afrika dan Arab setelah tercerai-berai dari Babel (Kej 11:9), umumnya ada anggapan bahwa keturunan Hawila, putra Kus itu, berkaitan dengan wilayah yang disebut Haulan dalam inskripsi-inskripsi Syeba kuno. Wilayah ini terletak di pesisir barat daya Arab ke bagian utara Yaman modern. Selain itu, beberapa pakar berpendapat bahwa seraya waktu berlalu, para pendatang dari suku ini menyeberangi L. Merah ke daerah yang sekarang dikenal sebagai Jibuti dan Somalia di Afrika; nama kunonya mungkin dilestarikan di sana dalam nama kota Aualis. (A Dictionary of the Bible, diedit oleh J. Hastings, 1903, Jil. II, hlm. 311) Ada juga kemungkinan bahwa perpindahan itu dilakukan ke arah yang berlawanan, yaitu dari Afrika ke Arab. Selat L. Merah, yang disebut Bab el-Mandeb, yang memisahkan Arab dari Jibuti di Afrika hanya selebar kira-kira 32 km.
4. Putra Yoktan dan keturunan Sem melalui Arpakhsyad. (Kej 10:22-29) Nama beberapa putra Yoktan lainnya, seperti Hazarmawet dan Ofir, tampaknya berkaitan dengan wilayah-wilayah di sebelah selatan Arab. Oleh karena itu, kelihatannya orang Hawila keturunan Sem dan keturunannya sendiri juga menetap di negeri Arab, meskipun tidak harus berarti mereka tinggal di sebelah selatan. Ada yang menganggapnya tinggal di wilayah yang mirip dengan wilayah orang Hawila, keturunan Kus; tetapi adanya persamaan nama saja sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai dasar asumsi bahwa keduanya tertarik pada wilayah yang sama, sekalipun ada perbedaan-perbedaan etnik. Meskipun bukti yang mengaitkan orang Hawila, keturunan Kus, dengan wilayah di sebelah barat daya Arab yang dikenal sebagai Haulan (disebutkan di No. 3) tidak dapat dipastikan, sehingga tampaknya orang Hawila keturunan Sem itulah yang berkaitan dengan Haulan, hubungan antara Haulan dengan Afrika dan letaknya yang dekat ke Etiopia (tanah Kus) kelihatannya membuat orang cenderung mengaitkannya dengan orang Hawila, keturunan Kus. Berdasarkan hal ini, tampaknya orang Hawila keturunan Sem menempati daerah yang lebih ke arah utara Arab, mungkin itulah asal mula nama tanah yang disebutkan di No. 1.
-
-
HAWOT-YAIRPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
HAWOT-YAIR
[Kampung-Kampung Perkemahan Yair].
Kampung-kampung yang terletak di daerah Manasye di sebelah timur S. Yordan. Karena ”Gilead” kadang-kadang juga mengartikan seluruh tanah Israel di sebelah timur S. Yordan (Yos 22:9), mungkin itu sebabnya Hawot-yair dikatakan terletak di Gilead (Bil 32:40, 41), meskipun di ayat-ayat lain disebutkan bahwa kampung-kampung itu berlokasi di Basyan.—Ul 3:14; Yos 13:29, 30.
Yair (keturunan Yehuda melalui Hezron, tetapi juga dianggap sebagai keturunan Manasye), yang hidup sezaman dengan Musa, disebutkan merebut ”kampung-kampung perkemahan” ini, tampaknya berjumlah 23, dan menyebutnya Hawot-yair mengikuti namanya sendiri. (Bil 32:39-41; Ul 3:14; 1Taw 2:3, 21-23; lihat YAIR No. 1.) Bertahun-tahun kemudian, 30 kota yang menjadi milik 30 putra Hakim Yair dikenal sebagai Hawot-yair. Beberapa kritikus menganggap hal ini sebagai penjelasan yang bertentangan dengan asal usul nama Hawot-yair. Akan tetapi, catatan buku Hakim-Hakim tidak menyebutkan bahwa nama Hawot-yair digunakan untuk pertama kalinya pada periode yang belakangan ini. Catatan itu sekadar memperlihatkan bahwa pada waktu penulisan, nama tersebut masih digunakan dan menunjuk kepada ke-30 kota itu.—Hak 10:3, 4.
Pada masa pemerintahan Salomo, kampung-kampung perkemahan Yair termasuk salah satu distrik yang ditempatkan di bawah seorang pejabat daerah. (1Raj 4:7, 13) Pada waktu itu, ke-60 kota yang disebutkan di 1 Raja-Raja 4:13 dan di ayat-ayat lainnya (Yos 13:30; 1Taw 2:23) adalah kota-kota berbenteng di wilayah Argob di Basyan dan mungkin tidak termasuk kota-kota di pedusunan yang jumlahnya banyak sekali. (Bdk. Ul 3:4, 5.) ”Kampung-kampung perkemahan” Yair mungkin berbeda dari ke-60 kota itu, tetapi hal ini tidak dapat dipastikan.
Pada masa yang tidak diperinci dalam sejarah Israel, Gesyur dan Siria merebut Hawot-yair.—1Taw 2:23.
-