-
KERANJANGPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Kata Ibrani teʹneʼ memaksudkan keranjang tempat menaruh buah sulung hasil panen untuk dipersembahkan kepada Allah, dengan diletakkan di depan mezbah Yehuwa. (Ul 26:2, 4) Keranjang ini digunakan sebagai wadah hasil bumi dan mungkin bentuknya besar serta dalam. Musa menggunakan kata Ibrani teʹneʼ untuk ’keranjang’ ketika ia memberi tahu orang Israel tentang konsekuensi ketaatan dan ketidaktaatan kepada Yehuwa. Ia mengatakan, ”Diberkatilah keranjangmu dan baskom adonanmu,” jika mereka menempuh haluan ketaatan, tetapi, ”Terkutuklah keranjangmu dan baskom adonanmu,” jika Israel tidak taat.—Ul 28:5, 17.
Kata Ibrani keluvʹ bisa jadi memaksudkan sebuah keranjang yang terbuat dari anyaman tangkai kercut atau daun-daun. Kata ini digunakan untuk ’keranjang’ yang disebutkan di Amos 8:1, 2, yang memuat laporan sang nabi bahwa Yehuwa menyebabkan ia melihat ”sekeranjang buah musim panas”. Kata ini juga digunakan untuk memaksudkan ”kandang” burung di Yeremia 5:27.
Sebuah kata Ibrani lain yang menunjuk kepada sejenis keranjang adalah kar, yang di Kejadian 31:34 diterjemahkan menjadi ”keranjang-pelana yang biasa digunakan wanita”.
Setelah Yesus Kristus secara mukjizat memperbanyak jumlah roti dan ikan untuk memberi makan sekitar 5.000 pria, selain wanita serta anak-anak, makanan yang tersisa ada sebanyak 12 keranjang penuh. (Mat 14:20; Mrk 6:43; Luk 9:17; Yoh 6:13) Untuk jenis keranjang tempat kelebihan makanan itu, keempat penulis Injil menggunakan kata Yunani koʹfi·nos. Kata ini mungkin memaksudkan semacam keranjang tangan anyaman yang relatif kecil, yang dapat dipakai sebagai tempat perbekalan dalam perjalanan, atau yang mungkin ada talinya sehingga dapat disangkutkan pada punggung. Daya tampungnya dapat diperkirakan dari fakta bahwa kata Yunani ini juga digunakan untuk ukuran Boeotia, yaitu kira-kira 7,5 l.
Setelah Matius dan Markus bercerita bahwa Yesus memberi makan kira-kira 4.000 pria, selain wanita dan anak-anak, dari tujuh roti dan beberapa ekor ikan kecil, mereka menunjukkan bahwa sisa makanan yang dikumpulkan ada tujuh keranjang. Tetapi mereka menggunakan kata Yunani yang berbeda, yakni sfy·risʹ (atau spy·risʹ); kata ini memaksudkan sebuah keranjang besar tempat menyimpan perbekalan atau keranjang cucian. (Mat 15:37; Mrk 8:8) Koʹfi·nos yang lebih kecil cukup untuk orang yang bepergian di wilayah orang Yahudi dan untuk waktu yang singkat saja, tetapi keranjang yang lebih besar dibutuhkan untuk perjalanan yang memakan waktu lama ke luar negeri. Kadang-kadang jenis keranjang ini besar sekali, sehingga orang bisa masuk ke dalamnya. Para penulis Injil membuat perbedaan antara koʹfi·nos dan sfy·risʹ (NW menerjemahkan kata pertama sebagai ”keranjang” dan kata kedua, ”keranjang perbekalan”) sewaktu melaporkan peristiwa ketika Yesus Kristus belakangan menunjuk kepada tindakannya memperbanyak makanan secara mukjizat.—Mat 16:9, 10; Mrk 8:19, 20.
Sfy·risʹ adalah jenis keranjang yang digunakan untuk menurunkan Paulus ke tanah melalui lubang di tembok kota Damaskus. (Kis 9:25) Ketika menceritakan pelariannya ini kepada orang-orang Kristen di Korintus, sang rasul menggunakan kata Yunani sar·gaʹne, yang berarti sebuah ”keranjang anyaman” dari tali atau ranting yang dipilin. Kedua kata Yunani ini dapat digunakan untuk jenis keranjang yang sama.—2Kor 11:32, 33.
Setelah menyatakan bahwa murid-muridnya adalah ”terang dunia”, Yesus Kristus memberi tahu mereka, ”Orang menyalakan pelita dan meletakkannya, bukan di bawah keranjang takaran, tetapi di atas kaki pelita, dan itu bersinar atas semua orang yang ada di rumah.” ”Keranjang takaran” (Yn., moʹdi·os) seperti itu digunakan untuk menakar bahan-bahan yang kering dan kapasitasnya kira-kira 9 l, tetapi Kristus menggunakannya untuk menggambarkan sebuah penutup. Yesus menganjurkan murid-muridnya agar tidak menyembunyikan terang rohani mereka di bawah ”keranjang takaran” kiasan. Sebaliknya, ia menasihati mereka, ”Biarlah terangmu bersinar di hadapan manusia, agar mereka melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapakmu yang di surga.”—Mat 5:1, 2, 14-16; lihat juga Mrk 4:21; Luk 11:33.
-
-
KERAS KEPALAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KERAS KEPALA
Berbagai kata dalam bahasa aslinya, yang mengungkapkan gagasan tentang sifat keras kepala atau kedegilan hati, pada dasarnya berarti tabiat yang keras atau kuat, khususnya dalam arti negatif. Yang dimaksudkan sering kali adalah penolakan yang disengaja untuk mematuhi kehendak atau perintah-perintah Allah. (Mz 78:8; 81:12; Yes 1:23; 65:2; Yer 3:17; 5:23; 7:23-26; 11:8; 18:12; Hos 4:16; Kis 7:51) Dalam Tulisan-Tulisan Kudus, berulang kali ditandaskan bahwa malapetaka akan menimpa orang yang terus mempertahankan sifat keras kepala atau kedegilan hati. (Ul 29:19, 20; Neh 9:29, 30; Ams 28:14; Yes 30:1; Yer 6:28-30; 9:13-16; 13:10; 16:12, 13; Dan 5:20; Hos 9:15; Za 7:12; Rm 2:5) Misalnya, hukum Allah kepada Israel menetapkan bahwa anak yang keras kepala dan suka memberontak harus dilontari dengan batu sampai mati.—Ul 21:18, 20.
Dalam berurusan dengan umat manusia, Allah Yehuwa dengan sabar membiarkan individu-individu dan bangsa-bangsa tetap hidup, walaupun mereka pantas mati. (Kej 15:16; 2Ptr 3:9) Ada yang menanggapi hal itu dengan baik sehingga dapat memperoleh belas kasihan (Yos 2:8-14; 6:22, 23; 9:3-15), tetapi ada juga yang semakin mengeraskan diri terhadap Yehuwa dan terhadap umat-Nya. (Ul 2:30-33; Yos 11:19, 20) Karena tidak mencegah seseorang untuk menjadi keras kepala, Yehuwa dikatakan ’membiarkan dia menjadi keras kepala’ atau ’mengeraskan hatinya’. Apabila Ia akhirnya melaksanakan pembalasan atas orang-orang yang keras kepala, hasilnya Ia mempertunjukkan kuasa-Nya yang besar dan menyebabkan nama-Nya dimasyhurkan.—Bdk. Kel 4:21; Yoh 12:40; Rm 9:14-18.
-