-
CERCA, MENCERCAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Orang Kristen harus berhati-hati agar membawakan diri dengan baik sehingga tidak memberi para penentang alasan yang tidak perlu untuk mencerca. Pokok inilah yang rasul Paulus kemukakan sehubungan dengan janda-janda yang lebih muda di sidang. Karena mereka cenderung untuk bergosip dan mencampuri urusan orang lain, ia menganjurkan mereka untuk menikah dan menyibukkan diri dengan kegiatan membesarkan anak-anak dan mengurus rumah tangga. Dengan menjadi istri yang sibuk, mereka tidak akan memberikan alasan kepada penentang untuk mencerca bahwa orang Kristen suka bergosip dan mencampuri urusan orang lain.—1Tim 5:13, 14.
Beberapa orang yang tidak menyertai Yesus Kristus sewaktu ia berada di bumi memperlihatkan melalui perbuatan mereka bahwa mereka ’berpihak kepadanya’ dan tidak segera ikut mencerca Yesus bersama para penentang. Demikianlah halnya dengan seorang pria yang mengusir hantu-hantu atas dasar nama Yesus, tampaknya karena telah diberi kuasa oleh Allah untuk melakukannya. Yohanes dan murid-murid yang lain menyimpulkan bahwa orang itu harus dihentikan, karena ia tidak menyertai mereka. Tetapi Yesus mengatakan, ”Jangan mencoba mencegah dia, karena tidak seorang pun yang akan melakukan perbuatan penuh kuasa atas dasar namaku yang dapat dengan segera mencerca [harfiah, berbicara buruk tentang] aku.” (Mrk 9:38-40) Pada waktu Yesus mengucapkan pernyataan itu, sidang jemaat Yahudi masih diakui Allah dan sidang jemaat Kristen belum didirikan. (Bdk. Mat 16:18; 18:15-17.) Selain itu, Yesus tidak menuntut bahwa semua orang yang percaya harus mengikuti dia secara fisik. (Mrk 5:18-20) Maka, fakta bahwa perbuatan penuh kuasa dapat dilakukan oleh seorang Yahudi, anggota umat perjanjian Allah, atas dasar nama Yesus, merupakan bukti bahwa orang itu diperkenan Allah. Akan tetapi, segera setelah sidang Kristen dibentuk, orang-orang yang ingin mendapatkan perkenan Allah harus bergabung dengan sidang Kristen sebagai pengikut Yesus Kristus yang setia. (Bdk. Kis 2:40, 41.) Sekadar dapat melakukan perbuatan penuh kuasa atas dasar nama Yesus tidak lagi menjadi bukti bahwa seseorang berada di pihak Yesus Kristus; hal itu juga tidak menjamin bahwa orang itu bebas dari kesalahan mencerca Putra Allah.—Mat 7:21-23; lihat CACIAN; HUJAH.
-
-
CERMINPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
CERMIN
Cermin tangan kuno (Yes 3:23) kadang-kadang terbuat dari batu yang digosok hingga mengilap, walaupun pada umumnya terbuat dari logam, seperti perunggu atau tembaga, dan belakangan dari timah, perak, dan bahkan emas. Ada kemungkinan cermin-kaca baru diperkenalkan setelah abad pertama M. Karena pada umumnya terbuat dari logam tuangan, cermin kuno harus benar-benar digosok sampai mengilap agar permukaannya memberikan pantulan yang bagus. Untuk itu, bisa jadi digunakanlah batu apung tumbuk, yang kemudian digosokkan lagi secara berkala dengan bunga karang yang biasanya digantungkan di dekat cermin itu. Meskipun demikian, permukaan cermin logam kuno tidak memberikan pantulan sebagus cermin kaca dewasa ini. Maka, dengan tepat rasul Paulus dapat menulis, ”Sekarang kita melihat bayangan yang samar-samar melalui sebuah cermin logam.”—1Kor 13:12.
Sebagai Kiasan. Tulisan-Tulisan Kudus adakalanya menyebutkan cermin sebagai kiasan, atau ilustrasi. Di Ayub 37:18, langit disamakan dengan cermin tuangan, yang permukaannya digosok sampai memberikan pantulan yang cemerlang. Yakobus, sang murid, menggunakan cermin sebagai kiasan untuk firman Allah sewaktu mendesak orang-orang agar menjadi pelaku firman, dan bukan pendengar saja. (Yak 1:22-25) Dan, rasul Paulus memperlihatkan bahwa orang Kristen ”memantulkan kemuliaan Yehuwa seperti cermin” dalam pelayanan mereka.—2Kor 3:18; 4:1.
-
-
CINCINPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
CINCIN
Suatu benda berbentuk lingkaran. Beragam perhiasan berbentuk cincin, yang dikenakan baik pria maupun wanita, merupakan benda-benda yang lazim di kalangan orang Ibrani, Mesir, Asiria, Babilonia, Yunani, Romawi, dan bangsa-bangsa lain pada zaman dahulu. Perhiasan yang berbentuk cincin dikenakan di hidung, telinga, dan jari tangan. (Lihat ANTING-ANTING; ANTING HIDUNG.) Bahan-bahan untuk membuat cincin antara lain ialah emas, perak, kuningan, perunggu, kaca, besi, dan gading; beberapa cincin bermatakan batu. Orang Mesir khususnya menyukai cincin dengan hiasan berbentuk kumbang skarab, yang bagi mereka merupakan simbol kehidupan kekal. Di antara banyak perhiasan yang ditemukan dalam penggalian makam Firaun Tutankhamen dari Mesir terdapat sebuah cincin rangkap tiga dengan tiga kumbang skarab, yang satu terbuat dari kaca berwarna biru dan yang dua lagi terbuat dari emas. Beberapa cincin orang Romawi berukirkan desain-desain mitologis atau bahkan gambar para leluhur atau sahabat mereka.
Dalam perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang, sang ayah yang suka mengampuni dikatakan menyuruh agar sebuah cincin dikenakan pada tangan anak hilang yang sudah kembali. (Luk 15:22) Tindakan ini menunjukkan perkenan dan kasih sayang sang ayah sekaligus martabat, kehormatan, dan kedudukan yang diberikan kepada putra yang kembali tersebut. Yakobus, saudara tiri Yesus, menasihati orang Kristen agar tidak memperlihatkan sikap pilih kasih terhadap orang-orang yang berpakaian mewah dan mengenakan cincin emas pada jari tangannya (yang menunjukkan kekayaan dan status sosial). (Yak 2:1-9) Dengan nada serupa, rasul Petrus, sekalipun tidak mengutuk pemakaian perhiasan semacam itu, menandaskan bahwa perhiasan rohani jauh lebih penting.—1Ptr 3:1-5.
-