-
BERKAT, MEMBERKATIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Manusia Memberkati Manusia Lain. Berbeda sekali dengan Yehuwa, yang selalu memenuhi berkat yang Ia ucapkan, apabila seorang manusia mengucapkan berkat atas orang lain, ia mungkin tidak sanggup memenuhinya. Dalam Alkitab, berkat yang diucapkan oleh seseorang sering kali sama dengan permohonan untuk berkat ilahi, meskipun belum tentu dinyatakan dalam doa. Jadi, meskipun manusia bisa saja memberkati manusia lain, diakui bahwa Sumbernya adalah Allah sendiri. Selain itu, berkat manusia kepada manusia lain sering kali merupakan ungkapan terima kasih, pengakuan dan penghargaan atas sifat-sifat yang bagus atau pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik.
Sehubungan dengan kesanggupan untuk memberkati dengan efektif, mendapatkan wewenang dari Allah untuk memberkati atau kuasa guna melaksanakan berkat itu, Paulus menyatakan prinsip berikut ini ketika berargumentasi tentang unggulnya keimaman Melkhizedek di atas keimaman Lewi, ”Memang tidak dapat dibantah, yang lebih kecil diberkati oleh yang lebih besar.” (Ibr 7:7) Melkhizedek adalah imam Allah serta seorang raja sehingga ketika ia memberikan berkat kepada Abraham, ia dapat berbicara mewakili Allah dengan penuh wewenang dan mengucapkan kata-kata nubuat.—Kej 14:18-20; Ibr 7:1-4.
Apabila ada orang-orang yang telah melakukan sesuatu yang turut mendatangkan pujian bagi Yehuwa, orang lain akan merasa patut mengucapkan berkat atas mereka. Musa memberkati Bezalel dan para pekerja lainnya sewaktu pembangunan tabernakel telah rampung. (Kel 39:43) Para imam dan orang-orang Lewi, sebagai pemimpin rohani Israel, ditetapkan untuk memberkati bangsa itu pada sejumlah kesempatan. (Bil 6:23-27; Im 9:22, 23; Ul 10:8; 21:5; 1Taw 23:13; 2Taw 30:27) Imam Besar Eli memberkati orang tua Samuel karena telah memberikan anak mereka untuk berdinas di bait. (1Sam 2:20, 21) Daud memberkati rakyat setelah ia membawa Tabut ke Yerusalem. (2Sam 6:18; 1Taw 16:2) Salomo dengan bijaksana mengikuti haluan yang sama ketika ia membaktikan bait itu kepada Yehuwa. (1Raj 8:14, 55) Simeon yang lanjut usia memberkati orang tua Yesus. (Luk 2:34) Yesus memberkati anak-anak yang datang kepadanya.—Mrk 10:16.
Saat-Saat untuk Mengucapkan Berkat. Dalam doa, seseorang berbicara demi kepentingan orang-orang yang dipersatukan dalam iman dan orang-orang yang mencari Allah, atau memberkati mereka. Mengucapkan atau memohon berkat atas makanan sebelum disantap biasanya dilakukan dalam doa. Dalam doa-doa demikian, ucapan syukur dan pujian diberikan kepada Yehuwa atas persediaan rohani dan jasmani yang Ia berikan, memohon agar Yehuwa membuat gizinya bermanfaat bagi orang-orang yang menyantapnya dan agar makanan itu menguatkan mereka untuk melayani Dia. (1Sam 9:13; Mat 14:19; Luk 9:16) Sewaktu mengucapkan berkat atas roti dan anggur pada Perjamuan Malam Tuan, pujian dan syukur diberikan kepada Allah disertai permintaan agar semua yang ambil bagian dapat memperoleh manfaat rohani dari hal-hal yang dilambangkannya dan dapat tetap bersatu dan berintegritas sebagai tubuh Kristus.—Mat 26:26; 1Kor 10:16.
Dalam masyarakat patriarkat, seorang ayah sering kali memberkati putra-putranya menjelang ajalnya. Ini adalah hal yang sangat penting dan teramat dihargai. Oleh karena itu, Ishak memberkati Yakub, karena mengira dia adalah Esau, sang putra sulung. Ishak menyatakan perkenan dan mengharapkan kemakmuran bagi Yakub melebihi saudaranya, Esau, tentunya dengan memohon agar Yehuwa melaksanakan berkat itu, karena Ishak sendiri sudah tua dan buta. (Kej 27:1-4, 23-29; 28:1, 6; Ibr 11:20; 12:16, 17) Belakangan Ishak secara sadar meneguhkan dan memperluas berkat tersebut. (Kej 28:1-4) Sebelum meninggal, Yakub mula-mula memberkati kedua putra Yusuf, kemudian putra-putranya sendiri. (Kej 48:9, 20; 49:1-28; Ibr 11:21) Demikian pula, sebelum kematiannya, Musa memberkati seluruh bangsa Israel. (Ul 33:1) Dalam semua kasus ini, hasil-hasilnya membuktikan bahwa apa yang mereka ucapkan mengandung nubuat. Sewaktu mengucapkan berkat-berkat demikian, kadang-kadang orang yang memberkati meletakkan tangannya di atas kepala orang yang diberkati.—Kej 48:13, 14.
Sebagai ucapan salam, berkat dapat berupa pernyataan harapan agar seseorang sejahtera. Ketika dibawa ke hadapan Firaun, Yakub memberkati dia. (Kej 47:7; lihat juga 1Sam 13:10; 25:14; 1Raj 1:47; 2Raj 10:15.) Berkat dapat disampaikan pada saat keberangkatan. Misalnya, Ribka diberkati oleh keluarganya sewaktu akan meninggalkan rumah untuk menikah dengan Ishak.—Kej 24:60; lihat juga Kej 28:1; 2Sam 19:39; 1Raj 8:66.
Pemberian juga dikaitkan dengan berkat. (Kej 33:11; Yos 14:13; 15:18, 19) Tidaklah mengherankan jika pemberian itu sendiri dapat disebut berkat, ”pemberian sebagai berkat”. Pemberian bisa diberikan sebagai pernyataan harapan agar orang yang dikasihi itu sejahtera, dalam upaya untuk mendapatkan perkenan, atau sebagai pernyataan terima kasih.—1Sam 25:27; 30:26.
Berkat dapat diberikan dalam bentuk pujian. Boaz memberkati Rut atas kebaikan hatinya yang penuh kasih. (Rut 3:10) Orang-orang yang rela melayani demi ibadat Yehuwa diberkati oleh para pengamat. (Neh 11:2) Orang tua berhak mendapatkan berkat dari anak-anak mereka.—Ams 30:11.
Berkat dapat berupa kata-kata yang menyenangkan atau membesarkan hati. Yesus menasihati para pendengarnya agar ’memberkati orang-orang yang mengutuk’ mereka. (Luk 6:28) ”Teruslah berkati mereka yang menganiaya; hendaklah kamu memberkati dan tidak mengutuk.” (Rm 12:14) Hal ini tidak berarti memuji para penentang, tetapi bertingkah laku baik terhadap mereka, yang dipadu dengan perkataan yang ramah, penuh timbang rasa, dan benar yang akan bermanfaat bagi mereka jika diindahkan; hasilnya, mereka mungkin memperlihatkan perkenan. (1Kor 4:12; 1Ptr 3:9) Caranya mengatakan berkat juga harus diperhatikan. (Ams 27:14) Benar-benar suatu berkat jika kita dapat memalingkan seseorang dari perbuatan fasik, berupaya demi kepentingan terbaik orang itu dan demi kepujian Yehuwa.—Kis 3:26.
Menjadi Berkat bagi Orang Lain. Seseorang dapat menjadi berkat bagi sesamanya dengan menempuh haluan ketaatan kepada Allah. Pergaulan dengan orang-orang yang diberkati Allah dapat mendatangkan berkat. Laban diberkati karena Yakub menjaga kawanan ternaknya. (Kej 30:27, 30) Rumah tangga dan ladang Potifar makmur karena pengawasan Yusuf. (Kej 39:5) Seandainya saja ada sepuluh warga yang adil-benar, Allah tidak akan membinasakan Sodom. (Kej 18:32) Hamba Allah yang berbakti dapat menyebabkan Allah memberikan pertimbangan yang positif terhadap pasangan hidupnya yang tidak seiman dan anak-anak mereka yang masih kecil. (1Kor 7:14) Yesus mengatakan bahwa, pada waktu kesengsaraan terbesar melanda dunia, ”oleh karena orang-orang pilihan, hari-hari itu akan dipersingkat”, kalau tidak, ”tidak ada orang yang akan diselamatkan”. (Mat 24:21, 22; bdk. Yes 65:8.) Dengan meniru teladan orang-orang yang diberkati Allah, seseorang akan mendapat lebih banyak berkat. (Gal 3:9; Ibr 13:7; 1Kor 11:1; 2Tes 3:7) Karena melakukan perbuatan baik kepada saudara-saudara Kristus, yaitu ”orang-orang pilihan” Allah, ”domba-domba” akan mendapat berkat Yehuwa, dengan pahala berupa kehidupan abadi.—Mat 25:31-34, 40, 46.
-
-
BERNIKEPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BERNIKE
[dari kata dasar yang artinya ”menaklukkan”].
Putri Herodes Agripa I dari istrinya, Sipros; ia lahir sekitar tahun 28 M dan adalah saudara perempuan Mariamne III, Drusila, dan Herodes Agripa II. (Lihat HERODES No. 4.) Bernike dan saudaranya, Agripa, mengunjungi Gubernur Festus di Kaisarea pada tahun 58 M; keduanya datang ke sana atas undangan Festus, dan mereka ”datang dengan memamerkan segala kemegahan lalu masuk ke ruang audiensi bersama komandan-komandan militer dan juga pria-pria terkemuka di kota itu”. Paulus, sang tahanan, kemudian dibawa masuk dan ia diperbolehkan untuk menyatakan pembelaannya yang mengesankan dan penuh kuasa di hadapan para petinggi ini.—Kis 25:13, 23; 26:1-30.
Pada usia yang sangat belia, ia menikah dengan Markus, putra Aleksander Lisimakhus. Setelah Markus meninggal, ia menikah dengan pamannya sendiri, Herodes, raja Khalkis, dan memperanakkan dua orang putra sebelum Herodes meninggal pada tahun 48 M. Kemudian, ia hidup bersama dengan saudaranya sampai beredar desas-desus bahwa mereka melakukan hubungan inses. Setelah itu, ia menikah dengan Polemo, raja Kilikia, sesudah Polemo setuju untuk menjadi pemeluk Yudaisme. Akan tetapi, tak lama kemudian, ia meninggalkan Polemo dan kembali hidup bersama dengan saudaranya, dan pada saat itulah ia dan Agripa berkunjung ke Kaisarea.
Pada tahun 65 M, Bernike mempertaruhkan hidupnya untuk membela orang-orang Yahudi melawan Florus, yang menyulut pertumpahan darah dan pertikaian di Yerusalem. Belakangan ia dan saudaranya, seperti halnya banyak orang lainnya, mengangkat sumpah kesetiaan kepada kaisar Romawi, Vespasianus. Putra kaisar, Titus, bahkan membawa Bernike ke Roma untuk dijadikan istri, kendati usia Bernike sepuluh tahun lebih tua daripadanya. Akan tetapi, Titus memutuskan hubungan ini karena protes rakyat Romawi yang tidak suka akan kemungkinan memiliki seorang ratu berkebangsaan Yahudi.
-
-
BERODAKH-BALADANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BERODAKH-BALADAN
Lihat MERODAKH-BALADAN.
-
-
BERONTAK, PEMBERONTAKANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
BERONTAK, PEMBERONTAKAN
Ketidaktaatan atau perlawanan dan sikap menantang wewenang yang lebih tinggi. Kesombongan, sifat mementingkan diri, tekanan dari pihak luar, ketidaksetujuan dengan keputusan atasan, dan hasrat untuk keluar dari penjajahan atau penindasan, baik yang benar-benar ada ataupun yang hanya dibayangkan, merupakan sebab-sebab utama pemberontakan.
Sejarah Masa Awal. Pemberontakan terhadap Allah dimulai di alam yang tidak kelihatan. Melalui seekor ular, makhluk roh yang belakangan dikenal sebagai Setan si Iblis berupaya menghasut wanita pertama, Hawa, untuk memberontak terhadap Penciptanya. Pemberontakan dibuatnya menarik, ditampilkan sebagai haluan yang akan menghasilkan pencerahan. Hawa menyerah kepada ambisi yang mementingkan diri untuk ”menjadi seperti Allah”, dalam pengertian dapat menentukan bagi dirinya sendiri apa yang baik dan yang jahat, sebaliknya dari mematuhi keputusan Allah sehubungan dengan hal itu. (Lihat POHON [Sebagai Kiasan].) Karena membayangkan ada sesuatu yang disembunyikan dari dirinya yang kemudian ia anggap sebagai haknya, Hawa memilih untuk melanggar perintah Allah. Belakangan, Adam, suaminya, mengalah kepada tekanan Hawa dan ikut dalam pemberontakan itu. Adam melakukannya bukan karena ia tertipu sehingga berpikir bahwa ular itu mengatakan yang benar, melainkan jelas karena ia secara mementingkan diri lebih memilih untuk tetap bersama istrinya yang berdosa daripada terus mendapatkan perkenan Allah.—Kej 3:1-6; 1Tim 2:14.
-