-
SARGONPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Keagresifan pemerintahan Sargon kembali membawa Imperium Asiria ke puncak kekuasaan dan menghasilkan dinasti Asiria terakhir yang besar. Para sejarawan menyatakan bahwa Sargon memerintah selama 17 tahun. Karena ia dianggap mulai memerintah pada waktu atau tidak lama setelah Samaria jatuh pada tahun keenam masa pemerintahan Hizkia (2Raj 18:10), dan karena Sanherib, putra dan penerusnya, menyerbu Yehuda pada tahun ke-14 masa pemerintahan Hizkia (2Raj 18:13), Sargon dapat dikatakan memerintah selama 17 tahun hanya jika Sanherib menjadi rekan penguasa pada waktu ia menyerang Yehuda. Tampaknya ada kemungkinan juga bahwa angka para sejarawan itu tidak tepat. Mereka tentu tidak dapat mengandalkan daftar eponim untuk menetapkan tahun-tahun pemerintahan ini, sebagaimana diperlihatkan dalam artikel KRONOLOGI. Artikel itu juga membahas fakta bahwa para penulis Asiria umumnya tidak dapat dipercaya dan bahwa mereka mempunyai kebiasaan untuk ”menyesuaikan” berbagai edisi catatan-catatan sejarah itu agar cocok dengan ego sang penguasa.
Pada masa pemerintahannya, Sargon mendirikan ibu kota baru, kira-kira 20 km di sebelah timur laut Niniwe, dekat desa Khorsabad zaman sekarang. Di sebuah lokasi yang masih perawan, ia mendirikan kota yang bernama Dur Syarukin (yang dapat disebut Benteng Sargon) dan membangun istana dengan 200 ruangan di lahan seluas hampir 10 ha yang dibuat lebih tinggi 7,5 m daripada wilayah sekitarnya. Patung-patung lembu raksasa yang bersayap dan berkepala manusia menjaga gerbang istana itu, satu pasang tingginya kira-kira 5 m. Tembok-temboknya dihiasi lukisan maupun relief yang menggambarkan kampanye militer dan prestasinya; secara keseluruhan, panjang tembok yang dipenuhi relief-relief ini sekitar 2,5 km. Dalam salah satu inskripsinya, Sargon mengatakan, ”Bagiku, Sargon, yang tinggal di istana ini, kiranya ia [yaitu dewa Assyur] menentukan sebagai nasibku: umur panjang, tubuh yang sehat, hati yang bersukacita, jiwa yang cerah.” (Ancient Iraq, hlm. 262) Namun, menurut catatan yang ada, kira-kira setahun setelah peresmian istana itu, Sargon dibunuh, tetapi cara kematiannya tidak dapat dipastikan. Ia digantikan oleh putranya, Sanherib.
-
-
SARIDPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SARID
Kota di perbatasan daerah Zebulon. (Yos 19:10, 12) Kota ini dianggap sama dengan Tell Syadud, kira-kira 10 km di sebelah utara timur-laut Megido.
-
-
SARSEKHIMPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SARSEKHIM
[mungkin, Kepala para Budak].
Pembesar Babilonia yang termasuk di antara orang-orang pertama yang masuk ke Yerusalem setelah bala tentara berhasil membobol tembok-temboknya pada musim panas tahun 607 SM. (Yer 39:2, 3) Kedudukan dan tugas-tugasnya tidak disebutkan, meskipun ”Sarsekhim” mungkin adalah gelar, dan arti gelar itu bisa jadi menunjukkan jenis pekerjaannya.
-
-
SATU-SATUNYA YANG DIPERANAKKANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SATU-SATUNYA YANG DIPERANAKKAN
Para leksikograf mendefinisikan kata Yunani mo·no·ge·nesʹ sebagai ”satu-satunya dari jenisnya, tunggal”, atau ”satu-satunya anggota keluarga atau anggota suatu jenis”. (Greek-English Lexicon of the New Testament karya Thayer, 1889, hlm. 417; Greek-English Lexicon karya Liddell dan Scott, Oxford, 1968, hlm. 1144) Istilah ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara putra-putri dengan orang tua mereka.
Alkitab menyebutkan tentang ”putra satu-satunya yang diperanakkan” seorang janda yang tinggal di kota Nain, ”anak perempuan satu-satunya yang diperanakkan” Yairus, dan ’satu-satunya putra yang diperanakkan’ seorang pria yang disembuhkan oleh Yesus dari pengaruh hantu. (Luk 7:11, 12; 8:41, 42; 9:38) Septuaginta Yunani menggunakan mo·no·ge·nesʹ sewaktu menyebutkan putri Yefta, yang mengenainya tertulis, ”Dia benar-benar anak satu-satunya. Selain dia, ia tidak mempunyai anak laki-laki ataupun perempuan.”—Hak 11:34.
Rasul Yohanes berulang-ulang menggambarkan Tuan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Putra Allah yang diperanakkan. (Yoh 1:14; 3:16, 18; 1Yoh 4:9) Sebutan ini tidak memaksudkan kelahirannya sebagai manusia atau memaksudkan dia hanya sebagai manusia Yesus. Sebagai sang Loʹgos, atau Firman, ”pribadi ini pada mulanya bersama Allah”, bahkan ”sebelum dunia ada”. (Yoh 1:1, 2; 17:5, 24) Pada waktu itu, manakala dalam eksistensi pramanusianya, ia digambarkan sebagai ”Putra satu-satunya yang diperanakkan” yang diutus oleh Bapaknya ”ke dunia”.—1Yoh 4:9.
Ia digambarkan memiliki ”kemuliaan seperti yang dimiliki satu-satunya putra yang diperanakkan dari seorang bapak”, pribadi yang berada ”pada posisi dada Bapak”. (Yoh 1:14, 18) Sulit untuk membayangkan hubungan antara seorang ayah dan putranya yang lebih dekat, lebih konfidensial, atau lebih penuh kasih sayang dan lebih lembut daripada di posisi itu.—Lihat POSISI DADA.
Para malaikat di surga adalah putra-putra Allah, seperti Adam adalah ”putra Allah”. (Kej 6:2; Ayb 1:6; 38:7; Luk 3:38) Tetapi sang Loʹgos, yang belakangan disebut Yesus, adalah ”satu-satunya Putra Allah yang diperanakkan”. (Yoh 3:18) Ia adalah satu-satunya dari jenisnya, satu-satunya pribadi yang Allah ciptakan secara langsung tanpa perantara atau kerja sama dengan makhluk mana pun. Ia adalah satu-satunya pribadi yang digunakan Allah, Bapaknya, untuk menjadikan semua makhluk lainnya. Ia adalah anak sulung dan yang paling penting di antara semua malaikat lain (Kol 1:15, 16; Ibr 1:5, 6), yang disebut Alkitab sebagai ”pribadi-pribadi yang seperti allah” atau ”allah-allah”. (Mz 8:4, 5) Oleh karena itu, menurut beberapa manuskrip yang tertua dan terbaik, Tuan Yesus Kristus dengan tepat dapat digambarkan sebagai ”satu-satunya allah [Yn., mo·no·ge·nesʹ the·osʹ] yang diperanakkan”.—Yoh 1:18, NW, Ro, Sp.
Untuk mendukung konsep ”Allah Anak” dalam ajaran Tritunggal, beberapa terjemahan membalikkan frasa mo·no·ge·nesʹ the·osʹ dan menerjemahkannya menjadi ”Allah satu-satunya yang diperanakkan”. Namun, W. J. Hickie dalam karyanya Greek-English Lexicon to the New Testament (1956, hlm. 123) mengatakan bahwa sulit untuk memahami alasan para penerjemah ini mengalihbahasakan mo·no·ge·nesʹ hui·osʹ menjadi ”satu-satunya Putra yang diperanakkan”, dan juga menerjemahkan mo·no·ge·nesʹ the·osʹ menjadi ”Allah satu-satunya yang diperanakkan”, dan bukan ”satu-satunya Allah yang diperanakkan”.
Paulus menyebut Ishak sebagai ”putra satu-satunya yang diperanakkan” Abraham (Ibr 11:17), sekalipun Abraham juga menjadi bapak Ismael melalui Hagar serta bapak beberapa orang putra melalui Ketura. (Kej 16:15; 25:1, 2; 1Taw 1:28, 32) Akan tetapi, perjanjian Allah ditetapkan hanya melalui Ishak, satu-satunya putra Abraham yang lahir melalui janji Allah, dan juga satu-satunya putra Sara. (Kej 17:16-19) Lagi pula, pada waktu Abraham mengorbankan Ishak, dialah satu-satunya putra dalam rumah tangga bapaknya. Belum ada seorang putra pun yang dilahirkan Ketura, dan Ismael sudah pergi kira-kira 20 tahun sebelumnya—pasti ia telah menikah dan menjadi kepala rumah tangganya sendiri.—Kej 22:2.
Jadi, menurut beberapa sudut pandangan sehubungan dengan janji dan perjanjian itu, yaitu hal-hal yang tentangnya Paulus tulis kepada orang Ibrani, Ishak adalah satu-satunya putra Abraham yang diperanakkan. Oleh karena itu, Paulus menyejajarkan ”janji-janji itu” dan ”putra satu-satunya yang diperanakkan” dengan ”’benihmu’ . . . melalui Ishak”. (Ibr 11:17, 18) Tidak soal Yosefus mempunyai sudut pandangan yang serupa atau tidak, ia juga menyebut Ishak sebagai ”satu-satunya putra” Abraham.—Jewish Antiquities, I, 222 (xiii, 1).
-
-
SAUDAGARPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SAUDAGAR
Orang yang membeli dan menjual atau melakukan barter dengan harapan memperoleh keuntungan; seorang pedagang, pria maupun wanita. Kata Ibrani yang diterjemahkan ”saudagar” secara harfiah memaksudkan orang yang ”melakukan perjalanan” dengan tujuan berdagang.—Kej 34:10, Rbi8, ctk.
Sudah sejak awal sejarah manusia, orang menjadi mahir dalam bidang usaha tertentu, berspesialisasi dalam pekerjaan mereka. (Kej 4:20-22) Hal ini secara wajar diikuti dengan kegiatan perdagangan di antara mereka, dan seraya waktu berlalu, banyak orang khusus bekerja sebagai pedagang yang menangani berbagai jenis komoditas. Kira-kira pada waktu Abraham sampai di Kanaan pada awal milenium kedua SM, timbangan dan ukuran tertentu dalam perdagangan telah digunakan dan diakui. (Kej 23:16) Menurut Hukum Musa, takaran yang digunakan para saudagar harus akurat dan mengikuti standar.—Ul 25:13-16; Ams 11:1; 20:10; Mi 6:11.
Beberapa saudagar memiliki toko; yang lain berbisnis di kota, di pasar-pasar dan pusat perdagangan. (Neh 13:20) Ada yang menjadi pemilik armada kapal yang mengarungi samudra untuk membawa kembali barang-barang dagangan yang berharga dari negeri-negeri yang jauh. (Mz 107:23; Ams 31:14) Pedagang lain melakukan perjalanan darat mengikuti rute-rute perdagangan dunia kuno yang mencapai tempat-tempat yang jauh. (1Raj 10:14, 15; 2Taw 9:13, 14) Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada para saudagar keliling seperti itu yang sedang dalam perjalanan menuju Mesir.—Kej 37:25, 28.
Di semua bangsa, besar dan kecil, ada saudagar-saudagar, dan melalui kegiatan mereka banyak orang menjadi kaya. Ada para saudagar dari Etiopia (Yes 45:14), dari Asiria (Nah 1:1; 3:16), dari kerajaan Salomo (1Raj 10:28; 2Taw 1:16), dan dari Sidon serta Tirus (Yes 23:2, 8).
Dalam nubuat Yehezkiel kota Tirus digambarkan sebagai pusat perdagangan yang besar, tempat kapal-kapal dan kafilah-kafilah dari semua bagian dunia datang dan berbisnis. Nubuat yang sama ini juga menguraikan berbagai macam barang yang diperdagangkan oleh para saudagar ini, sehingga kota pelabuhan ini menjadi kaya, antara lain perak, besi, timah putih, timah hitam, barang-barang dari tembaga, kuda, bagal, gading, kayu hitam, batu pirus, wol, kain yang diwarnai, koral, mirah, gandum, bahan makanan khusus, madu, minyak, balsam, anggur, lawang, jerangau, pakaian dari bahan tenunan, parfum, batu-batu berharga, dan emas.—Yeh 27:2, 12-25.
Kata Yunani emʹpo·ros (poʹros berarti ”perjalanan”) memaksudkan saudagar keliling, atau orang ”dalam perjalanan”. Suatu contoh ialah saudagar keliling dalam perumpamaan Yesus yang mencari mutiara indah yang sangat mahal. (Mat 13:45) Menurut buku Penyingkapan yang menggunakan banyak istilah simbolis, para pedagang keliling itulah yang menjadi kaya oleh ”sundal besar . . . ’Babilon Besar, ibu para sundal’”, dan yang menangis serta berkabung atas kejatuhan dan kehancurannya. (Pny 17:1, 5; 18:3, 11-15) Babilon Besar juga mempunyai saudagar-saudagar kelilingnya, yaitu ”orang-orang berpangkat tinggi di bumi”.—Pny 18:23.
-