-
ZADOKPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
7. Leluhur Yusuf, ayah angkat Yesus; ia hidup pada masa pascapembuangan.—Mat 1:14.
-
-
ZAFENAT-PANEAHPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
ZAFENAT-PANEAH
Nama yang Firaun berikan kepada Yusuf ketika ia diangkat menjadi orang yang paling berkuasa setelah Firaun. (Kej 41:45) Bagi orang-orang yang berbahasa Ibrani, ucapan nama itu berarti ”Penyingkap Hal-Hal yang Tersembunyi”, tetapi bagi orang Mesir, nama itu mungkin berarti ”Allah Berkata, Ia Akan Hidup!”
-
-
ZAFONPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
ZAFON
[dari kata dasar yang artinya ”berjaga-jaga”].
Kota yang ditetapkan bagi Gad. (Yos 13:24, 27) Ada yang cenderung menganggapnya sama dengan Tell es-Saidiyeh, kira-kira 10 km di sebelah utara barat-laut Sukot. Nama Zafon juga muncul dalam beberapa terjemahan di Hakim-Hakim 12:1 sebagai ganti ”ke utara”.—TB, BIS, JB, NE, RS.
-
-
ZAHAMPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
ZAHAM
[Orang yang Sangat Menjijikkan].
Putra Raja Rehoboam (mungkin melalui Mahalat, istrinya).—2Taw 11:18, 19, 23.
-
-
ZAIRPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
ZAIR
Sebuah tempat di atau dekat Edom. Pada suatu malam di sekitar Zair, Raja Yehoram dari Yehuda memukul kalah pasukan militer Edom yang mengepungnya. (2Raj 8:20-22) Di mana tepatnya lokasi Zair tidak diketahui.
-
-
ZAITUNPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
ZAITUN
[Ibr., zaʹyith; Yn., e·laiʹa].
Pohon zaitun tidak diragukan adalah salah satu tanaman yang paling berharga pada zaman Alkitab, sama pentingnya dengan tanaman anggur dan pohon ara. (Hak 9:8-13; 2Raj 5:26; Hab 3:17; Yak 3:12) Pohon zaitun disebutkan pada bagian awal catatan Alkitab; setelah Air Bah sehelai daun zaitun dibawa kembali oleh seekor merpati yang menjadi petunjuk bagi Nuh bahwa air mulai surut.—Kej 8:11.
Pohon zaitun (Olea europaea) tumbuh subur di lereng-lereng gunung di Galilea dan Samaria serta di tanah-tanah tinggi di bagian tengah, dan juga di seluruh daerah sekitar L. Tengah. (Ul 28:40; Hak 15:5) Pohon itu tumbuh dengan baik di tanah kapur yang berbatu-batu, yang terlalu kering bagi banyak tanaman lainnya, serta dapat bertahan melewati musim kering yang sering terjadi di sana. Pada waktu Eksodus dari Mesir, orang Israel diberi janji bahwa negeri yang mereka tuju adalah negeri dengan ”minyak zaitun dan madu”, serta ”kebun-kebun anggur dan pohon-pohon zaitun yang tidak [mereka] tanam”. (Ul 6:11; 8:8; Yos 24:13) Karena pohon zaitun lambat tumbuhnya dan membutuhkan sepuluh tahun atau lebih sebelum mulai menghasilkan panenan yang bagus, fakta bahwa pohon-pohon itu sudah tumbuh pastilah merupakan keuntungan bagi orang Israel. Pohon zaitun dapat mencapai umur yang luar biasa panjang, menghasilkan buah selama ratusan tahun, dan beberapa pohon zaitun di Palestina diperkirakan berumur 1.000 tahun lebih.
Pohon-pohon zaitun menghadirkan pemandangan yang menyegarkan di seluruh Palestina, sering kali tumbuh di teras-teras pada lereng bukit yang berbatu-batu atau bagaikan permadani menutupi dasar-dasar lembah. Tingginya dapat melebihi 6 m. Batangnya yang berbonggol-bonggol dengan kulit kayu berwarna abu-abu memiliki banyak sekali cabang yang dipenuhi daun-daun ramping dan lebat yang berwarna hijau keabu-abuan. Pohon zaitun adalah pohon yang senantiasa hijau meskipun pada umumnya tidak dianggap demikian. Pohon tersebut biasanya berbunga pada bulan Mei dan diselimuti ribuan bunga berwarna kuning pucat. Alkitab menyebutkan tentang betapa mudahnya bunga-bunga tersebut diterbangkan angin. (Ayb 15:33) Buah zaitun berwarna hijau sewaktu belum matang tetapi pada waktu matang berwarna agak ungu tua atau hitam. Zaitun dipanen pada musim gugur (Oktober-November), dan metode kuno berupa memukul-mukul pohon dengan tongkat masih sering diterapkan. (Ul 24:20; Yes 24:13) Pada zaman Alkitab para pemungut mengumpulkan buah yang tersisa. (Yes 17:6) Pohon zaitun pada dasarnya menghasilkan buah sekali dua tahun, maksudnya panenan yang bagus disusul dengan panenan yang kurang bagus pada tahun berikutnya. Buahnya yang segar mengandung zat pahit yang disingkirkan dengan merendam zaitun dalam larutan garam, kemudian buah ini dimakan mentah atau diacar. Akan tetapi, yang dianggap paling berharga adalah minyaknya, yang membentuk 30 persen atau lebih (bobot) buah yang segar. Sebatang pohon yang bagus dapat menghasilkan 38 hingga 57 l minyak zaitun dalam setahun. Kayu pohon zaitun sangat keras dan harus disiapkan selama bertahun-tahun sebelum dapat digunakan untuk kerajinan kayu.
Pohon zaitun tidak saja hidup selama berabad-abad tetapi, jika ditebang, dari akar-akarnya akan tumbuh sebanyak enam tunas baru yang berkembang menjadi batang-batang baru, dan pohon yang tua juga sering melestarikan dirinya dengan cara ini. Pohon-pohon baru sering ditanam dengan menggunakan setek-setek yang dipotong dari pohon dewasa. Jadi, ilustrasi sang pemazmur sangat tepat ketika putra-putra pria yang diberkati disamakan dengan ’setek pohon zaitun, di sekeliling mejanya’.—Mz 128:3.
Pencangkokan. Pada pohon zaitun liar yang tumbuh di lereng bukit sering dicangkokkan bagian pohon budi daya yang produktif supaya menghasilkan buah-buah yang baik. Oleh karena itu, mencangkokkan cabang pohon liar pada pohon budi daya sangat bertentangan dengan prosedur normal, mengingat cabang bagian pohon liar tersebut akan tetap menghasilkan buah-buahnya sendiri. Hal tersebut memperkuat ilustrasi Paulus di Roma 11:17-24, sewaktu ia menyamakan orang-orang non-Yahudi, yang telah menjadi Kristen dan menjadi bagian dari ’benih Abraham’, dengan cabang-cabang pohon zaitun liar yang dicangkokkan pada pohon budi daya untuk menggantikan cabang-cabang yang tidak produktif yang ditebang dan yang menggambarkan anggota-anggota orang Yahudi jasmani yang disingkirkan dari pohon simbolis itu karena ketiadaan iman. (Gal 3:28, 29) Tindakan ini, yang ”berlawanan dengan kebiasaan yang lazim”, menandaskan kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh atas orang-orang non-Yahudi yang percaya, menegaskan manfaat-manfaat yang mereka nikmati sebagai cabang-cabang ”zaitun liar” karena menerima ”yang gemuk” dari akar-akar pohon zaitun peliharaan, sehingga orang-orang non-Yahudi yang telah menjadi Kristen ini tidak memiliki alasan apa pun untuk bermegah.—Bdk. Mat 3:10; Yoh 15:1-10; lihat CANGKOK.
Kebun-Kebun dan Tempat Pemerasan. Jika keadaan memungkinkan, hampir setiap desa di Palestina memiliki kebun zaitunnya sendiri. Panen yang gagal akibat musuh terbesarnya, ulat, merupakan malapetaka besar bagi rakyat. (Am 4:9) Raja Daud memiliki kebun-kebun zaitun yang berharga di wilayah Syefela. (1Taw 27:28) Pada zaman Raja Daud, lereng gunung di sebelah timur Yerusalem kira-kira ”sejauh perjalanan pada hari sabat” terkenal karena zaitunnya dan, pada zaman Zakharia, sudah disebut ”gunung pohon-pohon zaitun”. (2Sam 15:30; Za 14:4; Luk 19:29; 22:39; Kis 1:12) Sejumlah besar tempat pemerasan zaitun kuno yang terbuat dari batu yang ditemukan di seluruh Palestina membuktikan bahwa pohon itu dibudidayakan secara besar-besaran. ”Taman-taman” pada zaman itu sering kali berupa kebun buah-buahan dan di dalamnya acap kali terdapat tempat pemerasan zaitun. Itulah sebabnya taman yang disebut Getsemani, tempat Yesus pergi setelah perjamuan malamnya yang terakhir bersama murid-muridnya, dinamakan demikian dari kata gath syema·nehʹ dalam bahasa Aram yang artinya ”tempat pemerasan minyak”. Kadang-kadang zaitun juga diinjak-injak.—Mi 6:15.
Sebagai Kiasan. Pohon zaitun digunakan secara kiasan dalam Alkitab sebagai lambang kesuburan, keindahan, dan kehormatan. (Mz 52:8; Yer 11:16; Hos 14:6) Cabang-cabang pohon zaitun termasuk di antara cabang-cabang yang digunakan pada Perayaan Pondok. (Neh 8:15; Im 23:40) Di Zakharia 4:3, 11-14 dan Penyingkapan 11:3, 4, pohon zaitun digunakan sebagai lambang orang-orang yang diurapi dan menjadi saksi-saksi Allah.
[Gambar di hlm. 1342]
Pohon zaitun tumbuh subur di tanah berbatu-batu, yang terlalu kering bagi banyak tanaman lainnya
-
-
ZAITUN, GUNUNGPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
ZAITUN, GUNUNG
Serangkaian bukit batu kapur berbentuk bulat yang terletak di sebelah timur Yerusalem, ”sejauh perjalanan pada hari sabat”, dan dipisahkan dari kota itu oleh Lembah Kidron. (Yeh 11:23; Za 14:4; Kis 1:12) Rangkaian ini mempunyai tiga puncak utama. Gunung Skopus, yang paling tinggi dan yang paling utara, menjulang sampai kira-kira 820 m, jadi lebih tinggi daripada ketinggian Yerusalem pada umumnya. Gunung yang disebut Gunung Penghinaan, atau Gunung Kebinasaan, adalah puncak yang paling selatan dan menjulang sampai kira-kira 740 m. Puncak yang ada di tengah, di seberang Gunung Bait, menjulang sekitar 812 m pada titik tertingginya dan gunung inilah yang biasanya disebut sebagai G. Zaitun dalam Alkitab. Pada zaman dahulu, punggung gunung ini ditumbuhi banyak pohon palem, pohon mirtel, pohon minyak, dan terutama pohon zaitun. (Neh 8:15) Gunung Zaitun dinamai demikian karena pohon-pohon zaitun itu. Akan tetapi, selama pengepungan Yerusalem oleh orang Romawi pada tahun 70 M, pohon-pohon di G. Zaitun habis ditebangi.—The Jewish War, V, 523 (xii, 4).
-