-
PENDIDIKANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Pendidikan dan Sidang Kristen. Murid-murid Yesus mengikuti jejaknya dalam pekerjaan pendidikan Kristen dan mendapatkan sukses yang serupa. Mereka tidak hanya memberitakan kabar baik Kerajaan Allah di mana-mana tetapi juga mengajar orang-orang yang mau mendengarkan. (Kis 2:42) Seperti Yesus, mereka berani dan berbicara dengan wewenang. (Kis 4:13, 19, 20; 5:29) Roh Allah memberi mereka kuasa dan bukti perkenan ilahi atas pengajaran mereka. Mereka mengajar di bait, di sinagoga, dan dari rumah ke rumah. (Kis 5:16, 21; 13:14-16; 20:20) Mereka berkumpul bersama rekan-rekan Kristen untuk saling mengajar dan menggerakkan kepada kasih serta perbuatan yang baik.—Kis 20:7, 8; Ibr 10:24, 25.
Rasul Paulus menguraikan berbagai tugas dan kegiatan dalam sidang yang diemban oleh pria-pria matang, antara lain sebagai guru. Ia memperlihatkan bahwa tujuan semua kegiatan ini adalah mendidik, dengan maksud melatih orang-orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan, dan untuk pembangunan tubuh Kristus. (Ef 4:11-16) Sidang mengadakan program pendidikan Firman Allah secara teratur, sebagaimana diuraikan dalam 1 Korintus pasal 14. Semua anggota sidang Kristen, bahkan kaum wanita, adalah guru; mereka harus membuat orang-orang menjadi murid. (Kis 18:26; Ibr 5:12; Rm 12:7) Tetapi di dalam sidang itu sendiri, pria-pria yang matang dilantik untuk mengawasi, sebagai contoh, Timotius dan Titus. (1Tim 2:12) Pria-pria demikian harus cakap untuk mengajar sidang jemaat dan mengoreksi hal-hal yang mungkin menyimpang dari apa yang sudah digariskan. Mereka harus memberikan perhatian yang sungguh-sungguh guna memastikan bahwa ajaran mereka sehat dan akurat.—1Tim 4:16; 2Tim 4:2, 3; Tit 2:1.
Alkitab tidak banyak menyebutkan soal pendidikan fisik, kecuali yang rasul Paulus nasihatkan, ”Sebab pelatihan bagi tubuh jasmani sedikit manfaatnya; tetapi pengabdian yang saleh bermanfaat untuk segala hal, karena mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang.” (1Tim 4:8) Namun, kegiatan fisik dibutuhkan agar dapat melakukan pemberitaan dan pengajaran yang energik, yang memang dianjurkan. Yesus sendiri pun sering sekali berjalan kaki. Demikian pula murid-muridnya; misalnya, pelayanan Paulus mencakup banyak perjalanan, yang pada masa itu berarti banyak berjalan kaki.
Alkitab tidak banyak mengomentari pendidikan sekuler, tetapi memperingatkan orang Kristen agar tidak terlibat dalam filsafat manusia ataupun menghabiskan waktu untuk menggali persoalan-persoalan yang kosong dan tidak menguntungkan. Alkitab dengan tegas menasihati kita agar tidak bersekutu dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Allah dan Firman-Nya. (1Tim 6:20, 21; 1Kor 2:13; 3:18-20; Kol 2:8; Tit 3:9; 1:14; 2Tim 2:16; Rm 16:17) Orang Kristen mengakui bahwa mereka mempunyai kewajiban di hadapan Allah untuk menafkahi keluarga mereka dengan sepatutnya. Sering kali suatu bentuk pendidikan dan pelatihan perlu mereka miliki untuk memperlengkapi mereka dalam pekerjaan sekuler seperti itu. (1Tim 5:8) Tetapi dari sejarah Kekristenan masa awal, kita mendapati bahwa mereka terutama berminat pada semua metode yang dianggap sah agar ”kabar baik” dapat diberitakan, dan pada pendidikan Alkitab bagi diri mereka serta bagi semua orang yang mau mendengarkan mereka. (1Kor 9:16) Sebagaimana dikatakan oleh Profesor E. J. Goodspeed, dalam Christianity Goes to Press, (1940, hlm. 111),
”Sejak saat menyadari adanya kemungkinan menerbitkan bacaan untuk menyebarluaskan injil ke seluruh bumi, orang Kristen memanfaatkan sarana ini sepenuhnya, tidak hanya dengan menerbitkan buku-buku baru tetapi juga mencari buku-buku tua untuk diterbitkan, dan kegemaran mereka akan bacaan ini tidak pernah meredup. Adalah keliru jika kita beranggapan bahwa hal itu dimulai dengan ditemukannya mesin cetak; hal itu menjadi ciri khas sikap orang Kristen sejak tahun 70 M, mereka menggalang kekuatan seraya metode ini membuahkan hasil yang sangat bagus. Bahkan penyerbuan orang barbar dan Abad Kegelapan tidak dapat memadamkannya. Dan ini semua adalah bukti kegiatan yang dinamis dan hebat yang menjadi ciri seluruh kehidupan orang Kristen masa awal, yang tidak hanya berupaya melalui tindakan dan perkataan tetapi juga melalui segala teknik penerbitan bacaan yang paling mutakhir untuk menyampaikan injil, seutuhnya dan tanpa ada bagian yang ditutupi, kepada seluruh umat manusia.”—Lihat PEMBIMBING; SEKOLAH.
-
-
PENDUDUK ASINGPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PENDUDUK ASING
Makna umum kata benda Ibrani ger adalah siapa pun yang tinggal sebagai penduduk asing di luar negeri asalnya dan yang hak-hak sipilnya dibatasi. Bisa jadi ia mempunyai atau tidak mempunyai hubungan keagamaan dengan penduduk asli di negeri tempat ia tinggal. Abraham, Ishak, Yakub, dan keturunan mereka disebut penduduk asing sebelum mereka menjadi pemilik sah Tanah Perjanjian.—Kej 15:13; 17:8; Ul 23:7.
Apabila berbicara tentang orang yang asal usulnya non-Israel dalam kaitannya dengan jemaat Israel, Alkitab kadang-kadang menggunakan sebutan ”penduduk asing” untuk orang-orang ini, yang telah menjadi proselit atau yang telah sepenuhnya menjadi penyembah Yehuwa. Adakalanya sebutan itu memaksudkan pemukim di negeri Palestina yang senang tinggal di antara orang Israel, mematuhi undang-undang dasar negeri itu tetapi tidak sepenuhnya menerima ibadat kepada Yehuwa. Ikatan kalimatnya menentukan golongan mana yang dimaksudkan ungkapan itu.
Septuaginta Yunani menerjemahkan ger menjadi proselit (Yn., pro·seʹly·tos) lebih dari 70 kali. Ada yang berpendapat bahwa penduduk asing sering kali menggabungkan diri dengan rumah tangga orang Ibrani demi perlindungan dan menjadi seperti tanggungan tetapi tetap berbeda dengan seorang budak. Hal ini disimpulkan dari ungkapan ”penduduk asing yang tinggal dalam gerbangmu” dalam teks Ibrani aslinya.—Ul 5:14; bdk. Ul 1:16, TB; dan juga Im 22:10, yang menggunakan istilah toh·syavʹ, yang artinya ”pemukim”.
-