-
MELKHIPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
MELKHI
[dari Ibr., artinya ”Rajaku”].
Nama dua nenek moyang Yesus Kristus dari pihak ibu.
1. ”Putra” (atau keturunan) Adi dan ayah (atau nenek moyang) Neri.—Luk 3:27, 28.
2. ”Putra” (atau keturunan) Yannai dan ayah (atau nenek moyang) Lewi.—Luk 3:23, 24.
-
-
MELKHIZEDEKPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
MELKHIZEDEK
[Raja Keadilbenaran].
Raja Salem kuno dan ”imam Allah Yang Mahatinggi”, Yehuwa. (Kej 14:18, 22) Ia adalah imam pertama yang disebutkan dalam Alkitab; ia menduduki jabatan itu kira-kira sebelum tahun 1933 SM. Karena Melkhizedek adalah raja Salem, yang berarti ”Damai”, rasul Paulus menyebutnya sebagai ”Raja Damai” dan, berdasarkan arti namanya, sebagai ”Raja Keadilbenaran”. (Ibr 7:1, 2) Salem kuno dianggap sebagai nukleus kota Yerusalem yang muncul belakangan, dan namanya digabungkan ke dalam nama Yerusalem, yang kadang-kadang disebut ”Salem”.—Mz 76:2.
Setelah Abram (Abraham) mengalahkan Khedorlaomer dan raja-raja sekutunya, sang patriark sampai di Lembah Syawe atau ”Lembah Raja”. Di sana, Melkhizedek ”membawa roti dan anggur” dan memberkati Abraham, dengan mengatakan, ”Diberkatilah Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Yang Menjadikan langit dan bumi; dan diagungkanlah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan para penindasmu ke tanganmu!” Lalu, Abraham memberi raja-imam itu ”sepersepuluh dari semuanya”, yaitu dari ”jarahan utama” yang diperolehnya dari kemenangannya dalam peperangan melawan raja-raja yang bersekutu itu.—Kej 14:17-20; Ibr 7:4.
Gambaran Simbolis Keimaman Kristus. Dalam suatu nubuat yang penting tentang Mesias, Yehuwa bersumpah kepada pribadi yang menjadi ”Tuan” atas Daud, ”Engkau adalah imam sampai waktu yang tidak tertentu seperti Melkhizedek!” (Mz 110:1, 4) Berdasarkan mazmur yang terilham ini, orang Ibrani mempunyai alasan untuk menganggap Mesias yang dijanjikan itu sebagai pemangku jabatan imam dan raja. Dalam surat kepada orang-orang Ibrani, rasul Paulus menyingkirkan keraguan apa pun tentang identitas pribadi yang dinubuatkan itu, dengan berbicara tentang ”Yesus, yang telah menjadi imam besar seperti Melkhizedek untuk selamanya”.—Ibr 6:20; 5:10; lihat PERJANJIAN.
Pengangkatan langsung. Yehuwa-lah yang mengangkat Melkhizedek menjadi imam. Ketika membicarakan status Yesus sebagai Imam Besar agung, Paulus menunjukkan bahwa seseorang tidak mengambil kehormatan itu ”atas kehendaknya sendiri, tetapi hanya apabila ia dipanggil oleh Allah, sama seperti Harun”. Ia juga menjelaskan bahwa ”Kristus tidak memuliakan dirinya sendiri dengan menjadi imam besar, tetapi dimuliakan oleh dia yang berbicara mengenainya, ’Engkaulah putraku; aku, hari ini, aku telah menjadi bapakmu’”, dan sang rasul selanjutnya menerapkan kata-kata nubuat di Mazmur 110:4 kepada Yesus Kristus.—Ibr 5:1, 4-6.
’Menerima sepersepuluhan dari Lewi.’ Status Melkhizedek sebagai imam tidak dikaitkan dengan keimaman Israel, dan sebagaimana ditunjukkan Alkitab, keimamannya lebih tinggi daripada keimaman Harun. Satu faktor yang menunjukkan hal ini ialah hormat yang diterima Melkhizedek dari Abraham, bapak leluhur seluruh bangsa Israel, termasuk suku imam-imam Lewi. ”Sahabat Yehuwa”, Abraham, yang menjadi ”bapak dari semua orang yang memiliki iman” (Yak 2:23; Rm 4:11), memberikan ”sepersepuluhan” kepada imam Allah Yang Mahatinggi ini. Paulus memperlihatkan bahwa orang Lewi memungut sepersepuluhan dari saudara-saudara mereka, yang juga keluar dari pinggang Abraham. Akan tetapi, ia menunjukkan bahwa Melkhizedek, ”yang bukan keturunan mereka, mengambil sepersepuluhan dari Abraham”, dan ”melalui Abraham bahkan Lewi yang menerima sepersepuluhan telah membayar sepersepuluhan, karena ia masih berada dalam pinggang bapak leluhurnya pada waktu Melkhizedek bertemu dengan bapak leluhurnya itu”. Jadi, imam-imam Lewi menerima sepersepuluhan dari umat Israel, tetapi dengan diwakili oleh nenek moyang mereka, Abraham, mereka membayar sepersepuluhan kepada Melkhizedek. Selanjutnya, keunggulan keimaman Melkhizedek diperlihatkan dalam hal ia memberkati Abraham, sebab Paulus menunjukkan bahwa ”yang lebih kecil diberkati oleh yang lebih besar”. Faktor-faktor tersebutlah yang antara lain membuat Melkhizedek menjadi gambaran yang tepat untuk Imam Besar agung, Yesus Kristus.—Ibr 7:4-10.
Tidak mempunyai pendahulu atau pengganti. Paulus dengan jelas menunjukkan bahwa kesempurnaan tidak mungkin dicapai melalui keimaman Lewi, sehingga diperlukan seorang imam ”seperti Melkhizedek”. Ia menunjukkan bahwa Kristus berasal dari Yehuda, suatu suku non-imam, tetapi dengan menyebutkan kemiripan Yesus dengan Melkhizedek, ia memperlihatkan bahwa Yesus menjadi imam, ”bukan menurut hukum dalam perintah yang bergantung pada manusia, melainkan menurut kuasa dari kehidupan yang tidak dapat dibinasakan”. Harun dan putra-putranya menjadi imam tanpa sumpah, tetapi keimaman yang dianugerahkan kepada Kristus ditetapkan melalui sumpah Yehuwa. Selain itu, imam-imam Lewi selalu membutuhkan pengganti karena mereka semua mati, sedangkan Yesus Kristus yang dibangkitkan, ”karena terus hidup untuk selamanya, keimamannya adalah tanpa penerus” dan karena itu, dia dapat ”sepenuhnya menyelamatkan orang-orang yang menghampiri Allah melalui dia, karena dia selalu hidup untuk memohon bagi mereka”.—Ibr 7:11-25.
-