-
ILMU GAIB DAN SIHIRPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Kitab-Kitab Yunani Kristen juga memberi tahu bahwa ada banyak sekali tukang tenung di seluruh Imperium Romawi pada zaman Yesus dan para rasul. Di P. Siprus, ada orang semacam itu yang bernama Bar-Yesus, yang dikecam Paulus sebagai orang yang ”penuh dengan segala macam kecurangan dan segala macam kejahatan, . . . putra Iblis”. (Kis 13:6-11) Akan tetapi, ada orang-orang lain seperti Simon dari Samaria yang meninggalkan praktek-praktek ilmu gaib mereka dan memeluk Kekristenan. (Kis 8:5, 9-13) Pada suatu peristiwa di Efesus, ”cukup banyak dari antara mereka yang mempraktekkan ilmu gaib mengumpulkan buku-buku mereka dan membakarnya habis di hadapan semua orang. Mereka menghitung harga semuanya dan mendapati nilainya lima puluh ribu keping perak [jika dinar, $37.200]”. (Kis 19:18, 19) Sewaktu menulis surat kepada orang-orang di Galatia, rasul Paulus menyebutkan okultisme yang bersifat spiritistik di antara ”perbuatan daging”, dan memperingatkan mereka ”bahwa orang yang mempraktekkan hal-hal demikian tidak akan mewarisi kerajaan Allah”. (Gal 5:19-21) Semua orang yang berkanjang melakukan praktek-praktek ala Babilon tersebut akan berada di luar Kerajaan yang mulia itu. (Pny 21:8; 22:15) Bersama Babilon Besar, yang begitu terkenal karena menyesatkan bangsa-bangsa melalui sihirnya, mereka semuanya akan dibinasakan.—Pny 18:23; lihat KUASA; PEKERJAAN PENUH KUASA (Penggunaan kuasa dengan bertanggung jawab).
-
-
IMAMPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
IMAM
Di kalangan para penyembah Yehuwa yang sejati sebelum terbentuknya sidang Kristen, para imam secara resmi mewakili Allah bagi umat yang mereka layani, mengajar mereka tentang Allah dan hukum-hukum-Nya. Selanjutnya, mereka mewakili umat itu di hadapan Allah, dengan mempersembahkan korban dan juga menjadi penengah bagi umat dan memohonkan bagi mereka. Ibrani 5:1 menjelaskan, ”Setiap imam besar yang diambil dari antara manusia diangkat untuk mengurus perkara-perkara yang berkaitan dengan Allah demi kepentingan manusia, untuk mempersembahkan pemberian dan korban karena dosa.” Kata Ibrani yang diterjemahkan ”imam” adalah ko·henʹ; kata Yunaninya, hi·e·reusʹ.
Pada Masa Awal. Pada zaman para patriarkat, kepala keluarga menjadi imam bagi keluarganya dan tugas tersebut diteruskan kepada putra sulung sewaktu sang ayah meninggal. Maka pada masa awal sekali kita membaca bahwa Nuh mewakili keluarganya dalam kedudukan imam. (Kej 8:20, 21) Abraham, yang menjadi kepala keluarga atas rumah tangga yang besar yang menyertainya dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, membangun mezbah dan mempersembahkan korban kepada Yehuwa di berbagai tempat ia berkemah. (Kej 14:14; 12:7, 8; 13:4) Mengenai Abraham, Allah berfirman, ”Aku telah mengenalnya agar dia memberikan perintah kepada putra-putranya dan rumah tangganya setelah dia, sehingga mereka mengikuti jalan Yehuwa untuk melakukan keadilbenaran dan keadilan.” (Kej 18:19) Ishak dan Yakub mengikuti pola yang sama (Kej 26:25; 31:54; 35:1-7, 14), dan Ayub, seorang non-Israel tetapi mungkin kerabat jauh Abraham, secara teratur mempersembahkan korban kepada Yehuwa demi anak-anaknya, dengan mengatakan, ”Barangkali putra-putraku telah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah dalam hati mereka.” (Ayb 1:4, 5; lihat juga 42:8.) Namun, Alkitab tidak secara spesifik menyebut pria-pria ini ko·henʹ atau hi·e·reusʹ. Di pihak lain, Yitro, kepala keluarga dan bapak mertua Musa, disebut seorang ”imam [ko·henʹ] Midian”.—Kel 2:16; 3:1; 18:1.
Melkhizedek, raja Salem, adalah seorang imam (ko·henʹ) yang lain daripada yang lain. Alkitab tidak memberi tahu apa-apa tentang nenek moyangnya, kelahirannya, atau kematiannya. Keimamannya bukan diwariskan, dan ia tidak mempunyai pendahulu atau penerus. Melkhizedek memegang jabatan sebagai raja sekaligus imam. Keimamannya lebih agung daripada keimaman Lewi, sebab sesungguhnya Lewi membayar sepersepuluhan kepada Melkhizedek, mengingat ia masih di dalam pinggang Abraham ketika Abraham mempersembahkan sepersepuluhan kepada Melkhizedek dan diberkati olehnya. (Kej 14:18-20; Ibr 7:4-10) Dalam hal-hal itu Melkhizedek menggambarkan Yesus Kristus, ”imam untuk selamanya seperti Melkhizedek”.—Ibr 7:17.
Tampaknya para kepala keluarga melayani sebagai imam di antara keturunan Yakub (Israel) hingga keimaman Lewi ditetapkan oleh Allah. Oleh karena itu, ketika Allah membimbing bangsa itu ke G. Sinai, Ia memerintahkan, ”Biarlah para imam juga, yang secara tetap menghampiri Yehuwa, menyucikan diri, agar Yehuwa tidak melanda mereka.” (Kel 19:22) Hal itu terjadi sebelum keimaman Lewi ditetapkan. Namun Harun, meskipun belum diangkat sebagai imam, diizinkan naik setengah perjalanan ke gunung itu bersama Musa. Peristiwa ini selaras dengan pelantikan Harun dan putra-putranya sebagai imam di kemudian hari. (Kel 19:24) Jika dikaji kembali, hal itu merupakan petunjuk awal bahwa Allah bermaksud mengganti penyelenggaraan yang lama (kepala keluarga sebagai imam) melalui keimaman keluarga Harun.
Di bawah Perjanjian Hukum. Sewaktu orang Israel menjadi budak di Mesir, Yehuwa menyucikan bagi diri-Nya setiap putra sulung Israel ketika Ia membinasakan putra-putra sulung Mesir pada tulah kesepuluh. (Kel 12:29; Bil 3:13) Maka putra-putra sulung itu adalah milik Yehuwa, untuk digunakan secara eksklusif dalam dinas istimewa kepada-Nya. Allah bisa saja mengangkat semua putra sulung Israel sebagai imam dan pengurus tempat suci. Sebagai gantinya, sejalan dengan maksud-tujuan-Nya, Ia mengambil pria-pria anggota suku Lewi untuk dinas tersebut. Karena alasan itu, Ia mengizinkan bangsa tersebut menggantikan putra sulung dari ke-12 suku lainnya (keturunan putra-putra Yusuf, Efraim dan Manasye, dihitung sebagai dua suku) dengan pria-pria suku Lewi. Ketika putra-putra sulung non-Lewi yang berumur satu bulan ke atas dihitung dalam sebuah sensus, ternyata jumlahnya 273 orang lebih banyak daripada jumlah pria-pria Lewi, maka untuk ke-273 orang tersebut Allah menuntut harga tebusan masing-masing sebesar lima syekel ($11), dan uang itu harus diserahkan kepada Harun dan putra-putranya. (Bil 3:11-16, 40-51) Sebelum transaksi itu Yehuwa sudah memisahkan para pria anggota keluarga Harun dari suku Lewi untuk membentuk keimaman Israel.—Bil 1:1; 3:6-10.
-
-
ILUSTRASIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ILUSTRASI
Lihat PERUMPAMAAN.
-