-
SANSANAPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Kota di bagian selatan daerah suku Yehuda. (Yos 15:21, 31) Dianggap sama dengan Khirbet es-Syamsaniyat (Horvat Sansanna), kira-kira 12 km di sebelah utara timur-laut Beer-syeba. Jika kita membandingkan Yosua 15:31 dengan daftar nama kota yang sejajar di Yosua 19:5 dan 1 Tawarikh 4:31, terlihatlah bahwa kota ini mungkin sama dengan Hazar-susa (atau Hazar-susim).—Lihat HAZAR-SUSA.
-
-
SAPIPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SAPI
[Ibr., pa·rahʹ; ʼeʹlef (Ul 7:13); ʽegh·lahʹ, sapi muda].
Sapi memegang peranan penting dalam perekonomian orang Israel. Selain sebagai binatang penarik, sapi dianggap berharga karena produksi susunya yang dapat diolah menjadi makanan umum lainnya, termasuk keju, mentega, dan dadih. (Bil 19:2; Yes 7:21, 22) Kulit sapi juga dapat digunakan untuk membuat berbagai barang.
Sapi muda, atau sapi dara, kadang-kadang dikorbankan. (Kej 15:9; 1Sam 6:14; 16:2) Abu dari seekor sapi merah utuh, yang dibakar di luar perkemahan, menjadi salah satu bahan dalam ”air pentahiran” Israel. (Bil 19:2, 6, 9) Dalam kasus pembunuhan yang pelakunya tidak diketahui, para tua-tua sebagai wakil dari kota yang paling dekat dengan tempat kejadian diwajibkan membunuh seekor sapi muda di wadi yang belum pernah digarap, kemudian mencuci tangan mereka di atas bangkai itu seraya memberikan kesaksian bahwa mereka tidak bersalah dalam kejahatan yang terjadi.—Ul 21:1-9.
Dalam Alkitab, sapi atau sapi dara banyak sekali digunakan sebagai ilustrasi. Ketujuh sapi gemuk dan ketujuh sapi kurus dalam mimpi Firaun memaksudkan tujuh tahun kelimpahan yang disusul oleh tujuh tahun kelaparan. (Kej 41:26, 27) Simson mengumpamakan tunangannya sebagai sapi mudanya yang oleh 30 pengiring pengantin laki-laki telah digunakan untuk membajak agar dapat memecahkan teka-tekinya.—Hak 14:11, 12, 18.
Para wanita penjarah yang tinggal di Samaria yang mencintai kemewahan disebut sebagai ”sapi-sapi Basyan”. (Am 3:15; 4:1) Efraim disamakan dengan ”sapi dara yang terlatih, yang suka mengirik”. (Hos 10:11) Pembandingan ini mempunyai makna yang lebih dalam apabila dipertimbangkan bahwa binatang yang mengirik itu tidak diberangus dan, karena itu, dapat makan biji-bijian yang diiriknya sehingga langsung menerima manfaat kerja keras mereka. (Ul 25:4) Karena telah menjadi gemuk sebagai hasil berkat Allah, Israel ”menendang”, memberontak terhadap Yehuwa (Ul 32:12-15) sehingga pantas disebut sapi yang keras kepala, yang enggan memikul kuk. (Hos 4:16) Mesir disamakan dengan sapi dara yang elok yang akan ditimpa bencana di tangan orang Babilonia. (Yer 46:20, 21, 26) Orang Babilonia, ketika menjarah ’milik pusaka’ Allah, yaitu Yehuda, disamakan dengan sapi dara yang dengan lincah mengentak-entakkan kaki di rumput yang lembut.—Yer 50:11.
Dalam nubuat, keadaan penuh damai yang dihasilkan oleh pemerintahan sang Mesias, Kristus Yesus, dengan tepat digambarkan sebagai hubungan damai antara sapi yang relatif tidak berbahaya dan beruang yang buas.—Yes 11:7; lihat ANAK LEMBU; LEMBU JANTAN; SAPI DARA.
-
-
SAPI DARAPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SAPI DARA
[Ibr., ʽegh·lahʹ; Yn., daʹma·lis].
Sapi muda yang belum pernah beranak.
Sapi dara adalah salah satu binatang yang dipotong menjadi dua bagian oleh Abraham; kemudian ia melihat ”sebuah tanur yang berasap dan sebatang obor yang bernyala-nyala lewat di antara potongan-potongan tersebut”. Peristiwa itu terjadi ketika Allah mengadakan perjanjian dengannya.—Kej 15:9-18.
Di Israel, apabila seseorang tersentuh mayat, tulang atau kuburan manusia, atau masuk ke dalam kemah yang ada mayatnya, ia akan najis. Ia diwajibkan menjalani prosedur pentahiran yang telah diuraikan, jika tidak, ia harus ”dimusnahkan dari tengah-tengah jemaat”. Dalam prosedur ini digunakan abu dari seekor sapi merah yang tidak bercela dan yang tidak pernah memikul kuk. Air yang dicampur dengan sedikit dari abu tersebut harus dipercikkan ke atas orang yang najis itu. Paulus menyinggung prosedur ini dan memperlihatkan bahwa meskipun pengaruhnya hanya sejauh menyucikan tubuh sehingga tahir, hal tersebut menggambarkan pembersihan yang sesungguhnya atas hati nurani melalui korban Yesus Kristus.—Bil 19:1-22; Ibr 9:13, 14.
Seekor sapi muda juga digunakan sewaktu sebuah kota berutang darah karena pembunuhan yang pelakunya tidak diketahui. Para tua-tua dari kota yang paling dekat dengan tempat kejadian, disertai beberapa imam dari antara putra-putra Lewi, diwajibkan mengambil seekor sapi muda yang belum pernah dipekerjakan dan mematahkan lehernya di wadi yang dialiri air dan belum pernah digarap. Kemudian para tua-tua kota harus mencuci tangan mereka di atas sapi muda itu dan memohon kepada Allah agar tidak menimpakan utang darah atas kota tersebut. Allah akan mendengar permohonan itu dan membebaskan kota tersebut dari kesalahan karena menumpahkan darah orang yang tidak bersalah. Tampaknya, fakta bahwa leher sapi dipatahkan, dan bukannya sapi itu yang disembelih sebagai persembahan dosa, memperlihatkan bahwa, sebagai lambang, sapi itu mendapat hukuman yang seharusnya ditanggung oleh si pembunuh yang tidak diketahui, dan prosedur ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk membebaskan si pembunuh dari kejahatannya. Penghukuman atas si pembunuh yang sebenarnya diserahkan kepada Allah Yehuwa, yang melihat segala sesuatu. Tentu saja, jika si pembunuh belakangan ditemukan, ia akan dihukum mati, sesuai tuntutan Hukum. Upacara yang menyangkut sapi muda ini akan membuat perkara tersebut diketahui umum dan akan membantu menyingkapkan si pembunuh.—Ul 21:1-9; Bil 35:30-33.
-