-
LAODIKIAPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Ada problem besar yang dihadapi kota itu. Tidak seperti kota Hierapolis di dekatnya, dengan mata-mata air panas yang terkenal kemanjurannya, dan Kolose, dengan air dinginnya yang menyegarkan, Laodikia tidak mempunyai persediaan air yang permanen. Air harus dialirkan melalui pipa ke Laodikia dari jarak yang jauh dan kemungkinan besar sudah menjadi suam-suam kuku sesampainya di kota itu. Pada bagian awal, air dialirkan melalui sebuah akuaduk dan, setelah dekat ke kota, melalui balok-balok batu yang dilubangi bagian tengahnya dan disemen menjadi satu.
Tampaknya ada banyak orang Yahudi di Laodikia. Menurut sepucuk surat dari para pejabat Laodikia (sebagaimana dikutip oleh Yosefus), orang-orang Yahudi, sesuai dengan perintah Gayus Rabirius, diperbolehkan menjalankan Sabat dan upacara-upacara suci lainnya. (Jewish Antiquities, XIV, 241-243 [x, 20]) Paling tidak ada beberapa orang Yahudi di sana yang cukup kaya. Ini dapat disimpulkan dari fakta bahwa ketika Gubernur Flakus memerintahkan penyitaan sumbangan tahunan untuk bait di Yerusalem, jumlahnya dilaporkan mencapai lebih dari enam setengah kilogram emas.
Pada abad pertama M, ada sebuah sidang jemaat Kristen di Laodikia yang kelihatannya berhimpun di rumah Nimfa, seorang saudari Kristen di sana. Tidak diragukan, Epafras turut membentuk sidang jemaat tersebut. (Kol 4:12, 13, 15) Selain itu, pekerjaan Paulus di Efesus mungkin sekali berpengaruh sampai ke Laodikia. (Kis 19:10) Walaupun tidak berdinas di sana secara pribadi, Paulus memikirkan sidang jemaat di Laodikia, bahkan menulis surat kepada mereka. (Kol 2:1; 4:16) Akan tetapi, menurut beberapa pakar, surat Paulus itu hanyalah duplikat dari surat yang ia kirimkan ke Efesus. Tentu saja itu sekadar teori, suatu upaya untuk menjelaskan fakta bahwa Alkitab tidak memuat surat Paulus kepada jemaat Laodikia, walaupun ia pernah menulis surat kepada mereka. Surat ke Laodikia mungkin hanya memuat informasi yang tidak kita butuhkan dewasa ini, atau bisa jadi memuat ulangan pokok-pokok yang telah dibahas secara cukup jelas di surat-surat kanonis lainnya.
Sidang jemaat di Laodikia adalah salah satu dari ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil yang menerima pesan pribadi dari Yesus Kristus yang telah dimuliakan, dalam suatu penyingkapan kepada Yohanes. (Pny 1:11) Pada waktu itu, menjelang akhir abad pertama M, hanya sedikit yang dapat dipuji berkenaan dengan sidang jemaat di Laodikia. Meskipun kaya secara materi, jemaat itu miskin secara rohani. Sebaliknya dari emas harfiah yang diurus oleh para bankir Laodikia, sebaliknya dari pakaian wol hitam yang berkilau buatan lokal, sebaliknya dari obat mata yang tentu dibuat oleh para ahli medis Laodikia, sebaliknya dari air panas mendidih yang dapat menyembuhkan dari mata-mata air Hierapolis di dekatnya, sidang jemaat Laodikia membutuhkan hal-hal seperti ini secara rohani. Mereka membutuhkan ”emas yang dimurnikan dengan api” untuk memperkaya kepribadian mereka (bdk. 1Kor 3:10-14; 1Ptr 1:6, 7), pakaian luar putih agar berpenampilan seperti orang Kristen yang tidak bercela, tanpa hal-hal yang tidak bersifat Kristen yang sama memalukannya seperti jika mereka telanjang. (Bdk. Pny 16:15; 19:8.) Mereka perlu mengoleskan ”salep mata” rohani agar tidak buta lagi akan kebenaran Alkitab dan tanggung jawab Kristen. (Bdk. Yes 29:18; 2Ptr 1:5-10; 1Yoh 2:11.) Mereka dapat membeli semuanya itu dari Kristus Yesus, pribadi yang mengetuk pintu, jika mereka dengan ramah dan murah hati mengundangnya masuk dan menjamunya. (Bdk. Yes 55:1, 2.) Sidang itu perlu menjadi panas menggairahkan (bdk. Mz 69:9; 2Kor 9:2; Tit 2:14) atau dingin menyegarkan (bdk. Ams 25:13, 25), tetapi tidak menjadi suam-suam kuku.—Pny 3:14-22.
-
-
LAPIDOTPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
LAPIDOT
[mungkin, Obor; Cahaya Kilat].
Suami dari Debora, nabiah di Israel.—Hak 4:4.
-
-
LARI, PELARIPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
LARI, PELARI
Kurir yang cepat larinya atau pelayan yang biasa berlari di depan kereta orang terkemuka yang menjadi majikannya. Kata itu diterjemahkan dari bentuk partisipel kata Ibrani ruts, artinya ”lari”. Dalam beberapa terjemahan, kata itu dialihbahasakan menjadi ”pejalan kaki”, ”penjaga”, dan ”kurir”. Namun ada kata lain untuk ”pejalan kaki” atau ”pria yang berjalan kaki”, yakni ragh·liʹ, atau lebih lengkap, ʼis ragh·liʹ.
”Pelari” dapat memaksudkan utusan yang tangkas atau orang yang cepat larinya, seperti Asahel, saudara Yoab, dan Ahimaaz, putra Zadok. (2Sam 2:18; 18:19, 23, 27) Pada suatu peristiwa, Elia berlari sedikitnya 30 km, dari Karmel ke Yizreel mendahului kereta Raja Ahab. Ia dapat melakukan hal tersebut karena ”tangan Yehuwa ternyata ada atas Elia”.—1Raj 18:46.
Dalam arti resmi, para pelari adalah pria-pria yang cepat larinya yang dipilih untuk berlari di depan kereta raja. Sewaktu Absalom, dan belakangan Adoniya, berkomplot untuk merebut jabatan raja, masing-masing menempatkan 50 pelari di depan keretanya agar rancangannya kelihatan lebih bergengsi dan bermartabat. (2Sam 15:1; 1Raj 1:5) Para pelari bertugas sebagai pasukan pribadi raja, kurang lebih seperti pengawal pribadi zaman modern. (1Sam 22:17; 2Raj 10:25) Mereka menjaga jalan masuk ke istana raja dan mengiringi raja dari istananya ke bait. (1Raj 14:27, 28; 2Raj 11:6-8, 11; 2Taw 12:10) Mereka menyampaikan pesan-pesan untuk raja. (2Taw 30:6) Pada zaman Ahasweros, raja Persia, kurir yang berjalan kaki tampaknya digantikan oleh para penunggang kuda pos yang cepat larinya.—Est 3:13, 15; 8:10, 14.
Sebagai Ilustrasi. Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, berlari hanya disebutkan beberapa kali, semata-mata dalam pengertian bergegas. (Mat 28:8; Mrk 9:15, 25; 10:17; Yoh 20:2) Akan tetapi, rasul Paulus menggunakan kata berlari sebagai ilustrasi. Ia menulis surat kepada sidang di Korintus, ”Tidak tahukah kamu bahwa dalam perlombaan, semua pelari berlari, tetapi hanya satu yang menerima hadiah? Larilah sedemikian rupa agar kamu dapat memperolehnya. Lagi pula, setiap orang yang mengambil bagian dalam suatu perlombaan mengendalikan dirinya dalam segala sesuatu. Mereka tentu melakukannya untuk memperoleh mahkota yang fana, namun kita, mahkota yang tidak fana. Karena itu, cara aku berlari bukanlah dengan tidak menentu; aku mengarahkan pukulanku sedemikian rupa sehingga tidak memukul udara; tetapi aku memukuli tubuhku dan menguasainya bagaikan budak, agar setelah aku memberitakan kepada orang-orang lain, jangan aku sendiri karena satu atau lain hal menjadi tidak diperkenan.”—1Kor 9:24-27.
-