-
PERCABULANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Sebagai Lambang. Allah Yehuwa berbicara tentang bangsa Israel yang berada dalam hubungan perjanjian dengan-Nya sebagai ”istri”. (Yes 54:5, 6) Ketika bangsa itu menjadi tidak setia kepada-Nya, mengabaikan Dia dan berpaling kepada bangsa-bangsa lain seperti Mesir dan Asiria untuk mendapatkan bantuan dan membentuk aliansi dengan mereka, Israel menjadi seperti istri yang tidak setia, pezina, pelacur, orang yang melakukan percabulan dengan banyak pasangan. (Yeh 16:15, 25-29) Demikian pula, jika orang Kristen yang memiliki hubungan khusus dengan Allah, atau mengaku memiliki hubungan demikian, menjadi tidak setia dengan melakukan penyembahan palsu atau dengan menjadi sahabat dunia, mereka disebut pezina.—Yak 4:4.
Mengenai arti simbolis por·neiʹa dalam ayat-ayat tertentu, F. Zorell (Lexicon Graecum Novi Testamenti, Paris, 1961, kol. 1106) mengatakan, ”Kemurtadan dari iman sejati, yang dilakukan secara keseluruhan atau sebagian, pembelotan dari satu Allah yang benar, Yahwe, kepada allah-allah asing [4Raj 9:22; Yer 3:2, 9; Hos 6:10 dll.; sebab ikatan Allah dengan umat-Nya dianggap seperti semacam perkawinan rohani]: Pny 14:8; 17:2, 4; 18:3; 19:2.”—Tanda kurung dari redaksinya; 4Raj dalam Septuaginta Yunani sesuai dengan 2Raj dalam teks Masoret.
Babilon Besar yang di buku Penyingkapan dalam Alkitab digambarkan sebagai sundal, adalah lambang sesuatu yang bersifat keagamaan. Berbagai sektenya, yang ”Kristen” dan yang kafir, mengaku sebagai organisasi-organisasi ibadat sejati. Tetapi ia mengadakan ikatan dengan para penguasa dunia ini untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan materi, dan dengan dialah ”raja-raja di bumi melakukan percabulan”. Haluan percabulannya yang najis dan kotor itu memuakkan dalam pandangan Allah dan menyebabkan banyak pertumpahan darah serta penderitaan di bumi. (Pny 17:1-6; 18:3) Untuk haluannya itu, ia akan mendapatkan penghakiman yang sama seperti yang Allah jatuhkan atas orang-orang yang mempraktekkan percabulan, yaitu, kebinasaan.—Pny 17:16; 18:8, 9.
-
-
PERCEKCOKANPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PERCEKCOKAN
Pertengkaran, perselisihan, perbantahan dengan orang lain karena permusuhan. Sebuah kata kerja Ibrani yang diterjemahkan ”terlibat dalam pertikaian [percekcokan]” juga diterjemahkan ”menggelorakan”, ”menggerakkan”, dan ”marah”. Penyebab percekcokan yang disinggung dalam Alkitab antara lain adalah kebencian (Ams 10:12), kemurkaan (Ams 15:18; 29:22), akal bulus (Ams 16:28), cemoohan (Ams 22:10), minum berlebihan (Ams 23:29, 30), fitnah (Ams 26:20), kepongahan atau kesombongan, dan kurangnya pengajaran yang benar (Ams 28:25; 1Tim 6:3, 4). Percekcokan merusak kedamaian dan kebahagiaan. Pengaruhnya yang tidak menyenangkan dan menjengkelkan orang lain berulang-ulang ditonjolkan dalam buku Amsal. (Ams 19:13; 21:9, 19; 25:24; 27:15) Pertengkaran di antara orang-orang yang pernah menikmati hubungan persaudaraan bisa jadi menimbulkan keadaan yang hampir tidak memungkinkan bagi mereka untuk bisa rukun kembali. ”Saudara yang disakiti melebihi kota yang kuat; dan ada pertengkaran yang seperti palang menara tempat tinggal.”—Ams 18:19.
Sebagai salah satu perbuatan daging yang Yehuwa benci (Gal 5:19, 20; bdk. Ams 6:19; Rm 1:28, 29, 32; Yak 3:14-16), percekcokan atau pertengkaran tidak boleh ada di dalam sidang Kristen. (Rm 13:13; 1Kor 3:3; 2Kor 12:20; Flp 2:3; Tit 3:9) Salah satu persyaratan bagi seorang pengawas Kristen adalah bahwa ia bukan orang yang suka berkelahi. (1Tim 3:1, 3) Oleh karena itu, orang-orang yang tidak henti-hentinya terlibat dalam pertengkaran atau percekcokan termasuk di antara mereka yang akan mendapat penghukuman dari Allah.—Rm 2:6, 8.
Pada abad pertama M, rasul Paulus harus berjuang melawan orang-orang yang suka cekcok. Beberapa orang memberitakan kabar baik karena sifat suka bertengkar, mungkin dengan tujuan menonjolkan diri dan merongrong wewenang serta pengaruh Paulus. Akan tetapi, Paulus tidak membiarkan hal itu merampas sukacitanya mengingat bahwa Kristus sedang diberitakan.—Flp 1:15-18.
-
-
PERDUPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
PERDU
[Ibr., roʹthem].
Perdu (Retama raetam) sebenarnya adalah tanaman semak gurun dari famili ercis (kapri). Nama padanannya dalam bahasa Arab (ratam) membantu kita untuk mengetahui identitas tanaman itu dan memperlihatkan bahwa terjemahan ”pohon juniper” dalam King James Version tidak tepat.
Semak-semak ini adalah salah satu tanaman yang paling banyak di Padang Belantara Yehuda, Sem. Sinai, serta daerah-daerah lainnya di negeri Arab, dan ditemukan di jurang sempit, tempat berbatu-batu, di lereng bukit, dan bahkan di bentangan pasir di daerah gurun, tempat akar-akarnya menembus jauh ke dalam untuk mengisap air. Perdu tumbuh setinggi 1 sampai 4 m, memiliki banyak cabang kurus yang mirip tongkat serta daun-daun yang ramping dan tegak. Sewaktu berbunga, gugusan-gugusan kecil bunganya yang lembut, dengan variasi warna dari putih sampai merah muda, tampak indah karena menyelimuti lereng-lereng bukit yang biasanya gersang. Nama Ibrani untuk tanaman ini (roʹthem) tampaknya berasal dari kata dasar yang artinya ”mengikat”, mungkin menunjuk kepada kesanggupannya untuk menahan bukit-bukit pasir. Menurut Plinius, cabang-cabangnya yang lentuk digunakan sebagai pengikat.—Natural History, XXIV, XL, 65.
-