-
MIKHA, BUKUPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Buku Mikha dengan terus terang menggambarkan perbuatan salah Israel dan Yehuda. Meskipun memberitahukan di muka mengenai penelantaran Samaria dan Yerusalem akibat pelanggaran mereka (Mi 1:5-9; 3:9-12), buku ini juga memuat janji-janji tentang pemulihan dan berkat-berkat ilahi yang menyusul.—4:1-8; 5:7-9; 7:15-17.
Keautentikan buku ini sudah diteguhkan dengan pasti. Buku ini selaras dengan bagian-bagian lain dari Tulisan-Tulisan Kudus dalam memperlihatkan Yehuwa sebagai Allah yang berbelaskasihan dan pengasih, mengampuni kesalahan dan mengabaikan pelanggaran. (Mi 7:18-20; bdk. Kel 34:6, 7; Mz 86:5.) Sejak awal, orang Yahudi mengakui buku ini autentik. Sekitar satu abad setelah zaman Mikha, kata-kata yang ia ucapkan pada masa pemerintahan Hizkia mengenai penelantaran Yerusalem dikutip oleh tua-tua tertentu di Yehuda sewaktu mereka mengemukakan argumen untuk membela nabi Yeremia. (Yer 26:17-19; bdk. Mi 3:12.) Berabad-abad kemudian, para imam kepala dan penulis Yahudi, atas dasar nubuat Mikha, dengan yakin menyatakan bahwa Kristus akan dilahirkan di Betlehem. (Mat 2:3-6; bdk. Mi 5:2.) Penggenapan nubuat-nubuat mengenai Samaria, Yerusalem, dan sang Mesias, atau Kristus, menandakan bahwa buku ini diilhami Allah. Selain itu, patut diperhatikan bahwa pernyataan Yesus bahwa musuh-musuh seseorang adalah anggota rumah tangganya sendiri sejajar dengan Mikha 7:6.—Mat 10:21, 35, 36.
-
-
MIKHAELPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
MIKHAEL
[Siapa Seperti Allah?].
1. Satu-satunya malaikat kudus selain Gabriel yang disebutkan namanya dalam Alkitab, dan satu-satunya pribadi yang disebut ”penghulu malaikat”. (Yud 9) Nama ini pertama kali muncul di pasal kesepuluh buku Daniel, yang menggambarkan Mikhael sebagai ”salah seorang dari antara para pangeran yang terkemuka”; ia datang untuk menolong malaikat yang lebih rendah kedudukannya yang ditentang oleh ”pangeran dari wilayah kerajaan Persia”. Mikhael disebut ”pangeran [bangsa Daniel]”, ”pangeran besar yang sedang berdiri demi kepentingan putra-putra bangsa [Daniel]”. (Dan 10:13, 20, 21; 12:1) Ayat-ayat itu menunjuk ke Mikhael sebagai malaikat yang menuntun orang-orang Israel melewati padang belantara. (Kel 23:20, 21, 23; 32:34; 33:2) Fakta yang mendukung kesimpulan ini adalah bahwa ”Mikhael, sang penghulu malaikat, berselisih dengan Iblis dan berbantah mengenai tubuh Musa”.—Yud 9.
Bukti-bukti berdasarkan Alkitab menunjukkan bahwa Mikhael adalah nama Putra Allah sebelum ia meninggalkan surga untuk menjadi Yesus Kristus dan juga setelah ia kembali ke surga. Mikhael adalah satu-satunya pribadi yang disebut ”penghulu malaikat”, yang artinya ”pemimpin malaikat”, atau ”malaikat utama”. Istilah ini muncul dalam Alkitab hanya dalam bentuk tunggal. Hal ini tampaknya menyiratkan bahwa hanya ada satu pribadi yang Allah tetapkan sebagai pemimpin, atau kepala, para malaikat. Di 1 Tesalonika 4:16 suara Tuan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan digambarkan sebagai suara penghulu malaikat, yang menunjukkan bahwa ia sendiri sesungguhnya adalah sang penghulu malaikat. Ayat ini menggambarkan dia turun dari surga dengan ”seruan yang kuat [kiasan, penuh kuasa]”. Oleh karena itu, logislah jika sumber seruan kuat itu dilukiskan oleh sebuah kata yang tidak akan mengurangi atau mengalihkan perhatian dari wewenang tinggi yang kini dimiliki Kristus Yesus sebagai Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan. (Mat 28:18; Pny 17:14) Seandainya nama ”penghulu malaikat” tidak diterapkan kepada Yesus Kristus, tetapi kepada malaikat-malaikat lain, disebutkannya ”suara penghulu malaikat” itu tidak akan cocok, karena dengan demikian suara tersebut menggambarkan suara pribadi yang memiliki kekuasaan yang lebih kecil daripada yang dimiliki Putra Allah.
Ada juga kesamaan-kesamaan lain yang menunjukkan bahwa Mikhael sebenarnya adalah Putra Allah. Setelah untuk pertama kalinya menyebutkan Mikhael (Dan 10:13), Daniel mencatat suatu nubuat yang jangkauannya sampai ke ”zaman akhir” (Dan 11:40) dan kemudian menyatakan, ”Pada waktu itu, Mikhael akan bangkit berdiri, pangeran besar yang sedang berdiri demi kepentingan putra-putra bangsa [Daniel].” (Dan 12:1) ’Bangkit berdirinya’ Mikhael dihubungkan dengan ”suatu masa kesesakan sebagaimana yang belum pernah terjadi sejak suatu bangsa terbentuk hingga waktu itu”. (Dan 12:1) Dalam nubuat Daniel, ”bangkit berdiri” sering kali memaksudkan tindakan seorang raja, bisa jadi ia mulai memerintah sebagai raja atau bertindak dengan efektif dalam kedudukannya sebagai raja. (Dan 11:2-4, 7, 16b, 20, 21) Hal ini mendukung kesimpulan bahwa Mikhael adalah Yesus Kristus, karena Yesus adalah Raja yang dilantik Yehuwa, yang ditugasi untuk membinasakan semua bangsa di Har–Magedon.—Pny 11:15; 16:14-16.
Buku Penyingkapan (12:7, 10, 12) secara spesifik menyebutkan Mikhael sehubungan dengan didirikannya Kerajaan Allah dan mengaitkan peristiwa ini dengan kesusahan di bumi: ”Lalu pecahlah perang di surga: Mikhael beserta malaikat-malaikatnya bertempur melawan naga itu, dan naga itu beserta malaikat-malaikatnya bertempur. Lalu aku mendengar suatu suara yang keras di surga mengatakan, ’Sekarang keselamatan dan kuasa dan kerajaan Allah kita dan wewenang Kristusnya telah menjadi kenyataan karena penuduh saudara-saudara kita . . . telah dicampakkan! . . . Karena itu, bergembiralah, hai, surga, dan kamu yang berdiam di dalamnya! Celaka bagi bumi dan bagi laut.’” Belakangan, Yesus Kristus digambarkan sedang memimpin bala tentara surgawi dalam peperangan melawan bangsa-bangsa di bumi. (Pny 19:11-16) Hal ini berarti suatu periode kesesakan bagi mereka, yang logisnya akan termasuk dalam ”masa kesesakan” yang dihubungkan dengan bangkit berdirinya Mikhael. (Dan 12:1) Karena Putra Allah harus memerangi bangsa-bangsa, tentu masuk akal jika ia adalah pribadi yang bersama para malaikatnya sebelumnya berperang melawan sang naga adimanusiawi, Setan si Iblis, dan para malaikatnya.
-