-
KEMAUAN BAIK; PERKENANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Kemauan Baik dan Perkenan Manusia. Kata-kata yang sama juga digunakan sehubungan dengan perkenan manusia, atau kemauan baik mereka. (2Taw 10:7; Est 1:8; Rm 15:25, 26) Rasul Paulus berbicara tentang beberapa orang yang memberitakan Kristus karena kemauan baik. (Flp 1:15) Orang-orang Kristen yang tulus ini memperlihatkan perkenan, atau kemauan baik, terhadap sang rasul dan karena itu juga terhadap Allah dan Putra-Nya, yang Paulus wakili. Maka, mereka pun akan diperkenan Allah. (Ams 8:35; 10:32; 11:27) Contoh lain tentang kemauan baik manusia terhadap sesamanya adalah apa yang rasul Paulus nyatakan tentang saudara-saudara jasmaninya, orang Yahudi, ”Saudara-saudara, kemauan baik dari hatiku dan permohonanku kepada Allah bagi mereka sesungguhnya adalah agar mereka diselamatkan.”—Rm 10:1.
”Orang-Orang yang Mendapat Perkenan.” Sewaktu mengumumkan kelahiran Yesus, seorang malaikat menampakkan diri, bukan kepada para pemimpin agama Yahudi, melainkan kepada para gembala yang sederhana. Setelah ia memberitahukan kelahiran sang Mesias kepada para gembala itu, sejumlah besar malaikat berseru, ”Kemuliaan bagi Allah di tempat tertinggi di atas, dan damai di bumi di antara orang-orang yang mendapat perkenan.” (Luk 2:14) Malaikat-malaikat itu tidak mengumumkan damai kepada musuh-musuh Allah, yang tidak berdamai dengan Dia. ”’Tidak ada damai bagi orang-orang fasik,’ kata Allahku.” (Yes 57:21) King James Version menerjemahkan Lukas 2:14, ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai di bumi, perkenan bagi umat manusia.” Tetapi di ayat ini, Allah tidak menyatakan perkenan kepada umat manusia secara umum; Ia pun tidak bermaksud bahwa damai diulurkan kepada orang-orang yang mendekat kepada-Nya hanya dengan cara yang baik dan ramah. Sebaliknya, Allah memberikan perkenan-Nya kepada orang-orang yang menyenangkan Dia dengan iman sejati kepada-Nya dan yang menjadi pengikut Putra-Nya.
Terjemahan-terjemahan modern setuju dengan pandangan ini, sehingga persoalannya menjadi jelas. Alkitab Revised Standard Version berbunyi, ”Damai di antara manusia yang Ia sukai.” Terjemahan Baru mengalihbahasakan frasa itu menjadi, ”Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari mengalihbahasakannya menjadi, ”Sejahteralah manusia yang menyenangkan hati Tuhan.” Terjemahan-terjemahan modern lainnya menyatakan hal yang serupa.
-
-
KEMENYANPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
KEMENYAN
Produk dari pohon dan semak kemenyan spesies tertentu dari genus Boswellia, yang berkerabat dengan pohon terpentin, atau terebinth, dan juga dengan pohon-pohon penghasil balsam dan mur. Pohon-pohon tersebut merupakan tanaman asli di beberapa bagian Afrika dan Asia. Kata Ibrani untuk kemenyan (levoh·nahʹ atau levo·nahʹ) berasal dari kata dasar yang artinya ”menjadi putih” dan tampaknya dinamai demikian karena warnanya yang putih susu. Kata Yunani liʹba·nos berasal dari kata Ibraninya.
Kidung Agung menyebut ”bukit kemenyan”, tampaknya secara kiasan, tetapi hal itu bisa juga menunjukkan bahwa pohon kemenyan dibudidayakan di taman-taman kerajaan Salomo. (Kid 4:6, 12-16; Pkh 2:5) Kemenyan adalah barang utama yang dibawa oleh kafilah pedagang dari negeri-negeri Timur yang mengadakan perjalanan melalui jalur rempah-rempah dari Arab bagian selatan sampai ke Gaza dekat L. Tengah dan ke Damaskus. Sebagaimana ditunjukkan oleh Alkitab, dengan cara inilah kemenyan diimpor dari Syeba ke Palestina.—Yes 60:6; Yer 6:20.
Kemenyan diperoleh dengan membuat torehan demi torehan pada kulit kayu atau dengan mengupas kulit kayunya pada jarak-jarak tertentu sehingga cairan berwarna putih (setelah beberapa kali ditoreh, cairan yang keluar bebercak kuning atau merah) mengalir dalam bentuk tetesan yang panjangnya sekitar 2,5 cm. Sewaktu dikumpulkan, kemenyan terdiri dari gom resin wangi berbentuk potongan atau butir-butir kecil yang rasanya pahit dan mengeluarkan bau wangi sewaktu dibakar.—Kid 3:6.
Selain disebutkan di Kidung Agung, kemenyan selalu disebutkan di Kitab-Kitab Ibrani sehubungan dengan ibadat. (Bdk. 2Kor 2:14-16.) Kemenyan termasuk bahan pembuat dupa kudus yang digunakan di tempat suci (Kel 30:34-38) dan digunakan di atas persembahan biji-bijian (Im 2:1, 2, 15, 16; 6:15; Yer 17:26; 41:4, 5) dan di atas setiap susun roti pertunjukan di tempat suci (Im 24:7). Namun, kemenyan tidak boleh digunakan di atas persembahan dosa (Im 5:11) atau ”persembahan biji-bijian karena kecemburuan”. (Bil 5:15) Tentulah karena keduanya berhubungan dengan dosa, atau kesalahan, dan tidak dipersembahkan sebagai korban pujian atau ucapan syukur kepada Yehuwa.
Kemenyan disebutkan di antara barang-barang yang disimpan dalam bangunan-bangunan bait yang dibangun kembali, setelah Israel kembali dari pembuangan di Babilon. (1Taw 9:29; Neh 13:5, 9) Para ahli nujum dari Timur yang mengunjungi Yesus yang masih kecil membawa serta kemenyan (Mat 2:11), dan kemenyan juga disebutkan sebagai salah satu barang dagangan yang dijual kepada Babilon Besar sebelum kebinasaannya. (Pny 18:8-13) Istilah Yunani untuk pedupaan surgawi, di Penyingkapan 8:3, 5, adalah li·ba·no·tosʹ dan diambil dari kata Ibrani untuk ”kemenyan”.
Nabi Yesaya mencatat bahwa Yehuwa tidak menyukai dan tidak berkenan akan pemberian dan penggunaan kemenyan apabila dipersembahkan oleh orang-orang yang menolak Firman-Nya.—Yes 66:3.
-