-
DAMAR BEDOLAHPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
Gom resin yang harum, rupanya mirip mur dan kadang-kadang digunakan untuk mengencerkannya. (Lihat juga MUR.) Getah ini diambil dari sejenis pohon (Commiphora africana) yang dapat ditemukan di Afrika bagian barat laut dan Arab dan dari sejenis pohon yang masih berkerabat dengannya di India bagian barat laut. Pohon ini termasuk genus pohon kecil atau semak-semak yang kerdil, berduri, dan memiliki sedikit daun, tumbuh di tempat-tempat yang panas dan banyak cahaya matahari. Sewaktu kulit kayunya ditoreh, cairan bergetah yang wangi, atau damar, menetes ke luar. Setelah diambil dari pohon, damar itu segera mengeras, menjadi seperti lilin dan bening, rupanya mirip mutiara.
Dalam uraian tentang tanah Hawila yang dikelilingi S. Pisyon (salah satu di antara empat sungai yang merupakan cabang sungai yang mengalir dari Eden), disebutkan mengenai barang-barangnya yang berharga: emas, damar bedolah, dan batu oniks. (Kej 2:11, 12) Di Bilangan 11:7, manna yang dikumpulkan orang Israel sewaktu mengembara di padang belantara dikatakan ”tampak seperti damar bedolah”. Sebelumnya manna disamakan dengan ”embun beku di atas tanah”. (Kel 16:14) Ini cocok dengan warna damar bedolah yang nyaris putih. Yosefus, ketika membahas tentang persediaan manna, menyebut bedolah sebagai ”jamu yang harum”.—Jewish Antiquities, III, 28 (i, 6).
-
-
DAMARISPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
DAMARIS
Seorang wanita yang mendengarkan pembelaan Paulus di Areopagus (Bukit Mars), Athena, dan yang menjadi orang percaya. (Kis 17:33, 34) Kemungkinan besar Damaris bukan seorang Yunani, mengingat bahwa dalam masyarakat Athena, kaum wanita biasanya tidak pernah tampil. Karena Damaris satu-satunya wanita yang disebutkan namanya, ia mungkin memiliki kedudukan terkemuka. Walaupun ia disebutkan bersama-sama Dionisius, tidak ada dasar yang kuat untuk menyimpulkan bahwa mereka suami istri.
-
-
DAMASKUSPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
DAMASKUS
Sebuah kota kuno yang penting di Siria. Damaskus (es-Syam, atau Dimasq, modern) terletak di kaki Peg. Anti-Lebanon, berdekatan dengan Gurun Arab-Siria yang membentang di hadapannya ke arah timur. (Kid 7:4) Di sebelah barat daya kota itu, G. Hermon yang puncaknya ditutupi salju menjulang setinggi 2.814 m dan menandai ujung selatan Peg. Anti-Lebanon.
Lereng-lereng di belakang Damaskus ke arah barat agak tandus, tetapi melalui sebuah ngarai di pegunungan itu, air sejuk S. Barada (S. Abana di 2Raj 5:12) mengalir menuju dataran tempat kota itu berada. Setelah itu, pengairannya menyebabkan terbentuknya oasis yang subur, dengan lebar kira-kira 16 km dan panjang 48 km. Karena limpahnya persediaan air ini, Damaskus pada zaman dahulu menjadi kota yang sangat penting pada rute militer dan rute perdagangan antara negeri-negeri di bagian timur L. Tengah, negeri-negeri di Mesopotamia, dan negeri-negeri Timur. Pegunungan Lebanon dan Peg. Anti-Lebanon juga membuat lalu lintas harus melalui Damaskus, karena dua pegunungan tersebut menjadi perintang alami bagi lalu lintas kafilah dari atau ke pesisir L. Tengah.
Di sebelah barat laut kota tersebut, terdapat celah di jajaran Peg. Anti-Lebanon, dan sejak zaman dahulu, celah itu terhubung ke jalan raya utama melintasi Sele-Siria (Beqa) yang menuju ke selatan ke Hazor, kemudian menurun menyusuri sisi barat L. Galilea melewati Dataran Megido menuju pesisir, dan berlanjut ke selatan melalui Filistia terus ke Mesir. Di sebelah timur Peg. Anti-Lebanon, ada sebuah rute yang menuju ke selatan dari Damaskus ke Hazor dan menuju ke utara ke Hamat, Aleppo, dan Karkhemis. Rute penting lain, yang umumnya disebut Jalan Raya Raja (bdk. Bil 21:22), dimulai dari Damaskus terus ke selatan, mengikuti tepian plato di sebelah timur S. Yordan terus ke bawah ke L. Merah dan Sem. Arab. Jalan-jalan inilah yang dilalui oleh pasukan Mesir, Asiria, Babilonia, dan Persia. Ke arah lain lagi, kafilah-kafilah yang menuju Mesopotamia mula-mula berangkat dari Damaskus ke sebelah timur ke Tadmor dan dari sana ke wilayah S. Efrat.
Damaskus terletak di dataran yang merupakan daerah plato setinggi kira-kira 700 m di atas permukaan laut, dan kota itu menikmati iklim yang nyaman, dengan suhu rata-rata bervariasi dari kira-kira 7° C pada musim dingin sampai 29° C pada musim panas. Di tanah yang sangat subur ini terdapat berbagai perkebunan: zaitun, ara, dan abrikos yang bagus, maupun ladang-ladang gandum yang produktif. Akan tetapi, kemakmuran kota itu khususnya adalah berkat lalu lintas perdagangan dan juga karena menjadi pusat perdagangan alami bagi suku-suku nomad. Menurut nabi Yehezkiel, Damaskus ”berniaga” dengan Tirus, tampaknya menjual anggur dari kota tetangga, Helbon, dan wol berwarna abu-abu kemerahan sebagai ganti barang-barang ekspor buatan Tirus. (Yeh 27:18) ”Jalan” di Damaskus yang ditawarkan Ben-hadad II untuk diserahkan kepada Ahab tampaknya adalah untuk mendirikan pasar-pasar guna memajukan kepentingan dagang Ahab di ibu kota Siria tersebut.—1Raj 20:34.
-