-
SAHAJA, BERSAHAJAPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
Teladan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah teladan kesahajaan yang terbesar. Ia memberi tahu murid-muridnya bahwa ia tidak dapat melakukan satu perkara pun atas prakarsanya sendiri, tetapi hanya karena ia melihat apa yang dilakukan sang Bapak, dan bahwa Bapaknya lebih besar daripada dirinya. (Yoh 5:19, 30; 14:28) Yesus tidak mau menerima gelar-gelar yang tidak seharusnya diberikan kepadanya. Ketika seorang penguasa memanggilnya ”Guru Yang Baik”, Yesus menjawab, ”Mengapa engkau menyebut aku baik? Tidak seorang pun yang baik, kecuali satu, yakni Allah.” (Luk 18:18, 19) Dan ia memberi tahu murid-muridnya bahwa sebagai budak Yehuwa mereka tidak boleh besar kepala, karena perkara-perkara yang mereka lakukan dalam dinas kepada Allah ataupun karena nilai mereka dalam pandangan Allah. Sebaliknya, setelah melakukan hal-hal yang ditugaskan, mereka seharusnya mempunyai sikap bahwa ”kami budak-budak yang tidak berguna. Apa yang telah kami lakukan adalah apa yang wajib kami lakukan”.—Luk 17:10.
Selain itu, sebagai manusia sempurna di bumi, Tuan Yesus Kristus lebih unggul daripada murid-muridnya yang tidak sempurna dan ia juga memiliki wewenang besar dari Bapaknya. Namun, sewaktu berurusan dengan murid-muridnya, ia mempertimbangkan keterbatasan mereka. Ia menggunakan kelembutan sewaktu melatih mereka dan kesantunan sewaktu berbicara dengan mereka. Ia tidak memberi tahu mereka lebih daripada apa yang sanggup mereka tanggung pada waktu itu.—Yoh 16:12; bdk. Mat 11:28-30; 26:40, 41.
Dalam Soal Berpakaian dan Harta Milik Lainnya. Ketika memberikan instruksi kepada Timotius, sang pengawas, untuk memastikan bahwa tingkah laku yang patut diperlihatkan dalam sidang, Paulus mengatakan, ”Aku ingin agar wanita-wanita berdandan dengan pakaian yang ditata dengan baik, dengan kesahajaan dan pikiran yang sehat, tidak dengan berbagai gaya kepangan rambut dan emas atau mutiara atau pakaian yang sangat mahal, tetapi seperti yang layak bagi wanita-wanita yang mengaku beribadat kepada Allah, yakni melalui perbuatan baik.” (1Tim 2:9, 10) Di ayat-ayat ini, sang rasul bukannya menentang kerapian dan penampilan yang baik serta menyenangkan, sebab ia menyarankan ”pakaian yang ditata dengan baik”. Namun, ia memperlihatkan bahwa pakaian yang berlebih-lebihan dan mencolok tidaklah pantas—dengan demikian menarik perhatian kepada diri sendiri atau sarana kehidupan seseorang. Selain itu, kesahajaan berkaitan dengan menghormati perasaan orang lain dan dengan harga diri serta martabat. Cara orang Kristen berpakaian hendaknya tidak bertentangan dengan standar kesopanan sidang dan kepekaan moralnya, sehingga membuat beberapa orang tersinggung. Nasihat mengenai pakaian ini lebih memperjelas sikap Yehuwa terhadap pandangan dan penggunaan yang patut sehubungan dengan harta benda lain yang mungkin dimiliki seorang Kristen.—Lihat RENDAH HATI.
-
-
SAKARPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SAKAR
[Upah].
1. Orang Harari dan ayah dari Ahiam, pejuang dalam pasukan Daud. (1Taw 11:26, 35) Sakar disebut ”Syarar” di 2 Samuel 23:33.
2. Putra Obed-edom yang keempat dan salah seorang penjaga gerbang selama pemerintahan Daud.—1Taw 26:1, 4.
-
-
SAKIT BERSALINPemahaman Alkitab, Jilid 2
-
-
SAKIT BERSALIN
Penderitaan yang menyertai proses melahirkan anak. Allah menyatakan kepada wanita pertama, Hawa, setelah ia berdosa, apa akibat dosa itu terhadap proses melahirkan anak. Seandainya ia tetap taat, berkat Allah akan berlanjut atas dirinya dan proses melahirkan anak akan menghasilkan sukacita semata, karena ”berkat Yehuwa—itulah yang membuat kaya, dan ia tidak menambahkan kepedihan hati bersamanya”. (Ams 10:22) Tetapi sekarang, secara umum, rasa sakit timbul karena tubuh tidak berfungsi dengan sempurna. Maka, Allah berfirman (sebagaimana perkara-perkara yang Ia izinkan sering kali dikatakan dilakukan oleh-Nya), ”Aku akan menambahkan banyak kesakitan pada kehamilanmu; dalam nyeri bersalin engkau akan melahirkan anak.”—Kej 3:16.
Ungkapan Ibrani dalam ayat Alkitab ini secara harfiah berbunyi ”rasa sakitmu dan kehamilanmu” dan diterjemahkan dalam beberapa terjemahan menjadi ”penderitaanmu dan pengandunganmu”. (KJ; Yg) Tetapi bentuk tata bahasa yang digunakan disebut hendiadys, yakni dua kata dihubungkan dengan ”dan” padahal yang dimaksud hanyalah satu hal. Terjemahan-terjemahan modern mengalihbahasakan ungkapan tersebut selaras dengan hal itu. (AT; Mo; RS) Jadi, tidak disebutkan bahwa kehamilannya akan bertambah, tetapi rasa sakitnya.
Memang benar bahwa rasa sakit sewaktu hamil dan melahirkan anak dapat diperingan secara medis dan bahkan dapat dicegah hingga taraf tertentu dengan metode-metode perawatan dan persiapan. Tetapi, secara umum, proses melahirkan anak tetap merupakan pengalaman fisik yang menyakitkan.—Kej 35:16-20; Yes 26:17.
Sebagai Lambang. Meskipun rasa sakit menyertai proses melahirkan anak, ada kebahagiaan pada saat sang anak lahir. Sewaktu Yesus Kristus berbicara dengan akrab kepada rasul-rasulnya pada malam sebelum kematiannya, ia menggunakan situasi ini sebagai ilustrasi. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa ia akan meninggalkan mereka dan kemudian berkata, ”Sesungguh-sungguhnya aku mengatakan kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bersukacita; kamu akan pedih hati, tetapi kepedihan hatimu akan berubah menjadi sukacita. Seorang wanita, sewaktu ia melahirkan, merasa pedih hati, karena jamnya telah tiba; tetapi setelah ia melahirkan anaknya, ia tidak mengingat lagi kesengsaraannya karena sukacita bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Karena itu, sesungguhnya, kamu pun sekarang merasa pedih hati; tetapi aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bersukacita, dan tidak seorang pun akan mengambil sukacitamu dari kamu.”—Yoh 16:20-22.
-