Buku Alkitab Nomor 3—Imamat
Penulis: Musa
Tempat Penulisan: Padang Gurun
Selesai Ditulis: 1512 S.M.
Masa yang Ditinjau: 1 bulan (1512 S.M.)
1. (a) Mengapa nama Imamat tepat? (b) Nama-nama lain apa diberikan untuk Imamat?
NAMA yang paling dikenal untuk buku ketiga dari Alkitab adalah Imamat (Leviticus), yang berasal dari kata Leu·i·ti·konʹ dalam Terjemahan Septuagint Yunani dan diambil dari kata ”Leviticus” dalam Vulgate Latin. Nama ini memang tepat, meskipun kaum Lewi hanya disebut secara sepintas (di 25:32, 33), karena buku ini khusus memuat peraturan-peraturan imamat Lewi, yang telah dipilih dari suku Lewi, dan hukum-hukum yang diajarkan oleh imam-imam kepada orang Israel: ”Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya.” (Mal. 2:7) Dalam Alkitab bahasa Indonesia buku ini disebut Imamat. Dalam teks Ibrani buku ini diberi nama menurut kata pembukaannya, yaitu Wai·yiq·raʼʹ, yang berarti ”Dan Ia memanggil.” Di antara orang-orang Yahudi yang terkemudian, buku ini juga disebut Hukum Para Imam dan Hukum Korban-Korban.—Im. 1:1, catatan kaki NW.
2. Bukti apa membenarkan Musa sebagai penulis buku Imamat?
2 Tidak diragukan bahwa Musa-lah yang menulis buku Imamat. Kesimpulan, atau kalimat penutupnya, berbunyi: ”Itulah perintah-perintah yang diperintahkan [Yehuwa] kepada Musa.” (27:34) Pernyataan serupa terdapat juga di Imamat 26:46. Bukti yang telah dikemukakan sebelumnya yang menyatakan bahwa Musa menulis buku Kejadian dan Keluaran, juga membenarkan bahwa ia adalah penulis dari Imamat, karena Pentateuch mula-mula merupakan satu gulungan. Selain itu, Imamat (dalam Alkitab NW) dijalin dengan buku-buku yang mendahuluinya oleh kata sambung ”dan.” Kesaksian yang paling kuat ialah fakta bahwa Kristus Yesus dan hamba-hamba Yehuwa lain yang terilham sering mengutip atau menunjuk kepada hukum-hukum serta prinsip-prinsip dalam buku Imamat dan mengakuinya sebagai hasil karya Musa.—Im. 23:34, 40-43—Neh. 8:14, 15; Im. 14:1-32—Mat. 8:2-4; Im. 12:2—Luk. 2:22; Im. 12:3—Yoh. 7:22; Im. 18:5—Rm. 10:5.
3. Jangka waktu mana yang ditinjau oleh buku Imamat?
3 Jangka waktu manakah yang ditinjau oleh buku Imamat? Buku Keluaran berakhir dengan didirikannya tabernakel ”dalam bulan yang pertama tahun yang kedua, pada tanggal satu bulan itu.” Buku Bilangan (persis setelah buku Imamat) dimulai ketika Yehuwa berbicara kepada Musa ”pada tanggal satu bulan yang kedua dalam tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir.” Maka, pasti peristiwa-peristiwa dari buku Imamat terjadi dalam selang waktu tidak lebih dari satu bulan, menurut peredaran bulan, mengingat sebagian besar dari buku itu memuat hukum-hukum dan peraturan-peraturan.—Kel. 40:17; Bil. 1:1; Im. 8:1–10:7; 24:10-23.
4. Kapan buku Imamat ditulis?
4 Kapan Musa menulis buku Imamat? Masuk akal untuk mengambil kesimpulan bahwa ia memelihara catatan mengenai peristiwa-peristiwa seraya itu terjadi dan menuliskan petunjuk-petunjuk Allah segera setelah ia menerimanya. Ini jelas dari perintah Allah kepada Musa untuk menulis tentang penghukuman atas orang Amalek segera sesudah Israel mengalahkan mereka dalam pertempuran. Beberapa hal dalam buku tersebut juga memberi kesan bahwa penulisan dimulai lebih awal. Misalnya, orang Israel diperintahkan agar binatang-binatang yang akan mereka gunakan sebagai makanan, dibawa ke pintu masuk dari kemah perhimpunan untuk disembelih. Perintah ini tentu diberikan dan dicatat segera sesudah imamat ditahbiskan. Banyak petunjuk diberikan sebagai pedoman bagi orang Israel selama perjalanan melalui padang gurun. Semua hal ini menunjukkan bahwa Musa menulis Imamat pada tahun 1512 S.M.—Kel. 17:14; Im. 17:3, 4; 26:46.
5. Maksud-tujuan apa yang dicapai oleh hukum-hukum mengenai korban dan kenajisan yang menyangkut upacara-upacara agama?
5 Untuk maksud apa buku Imamat ditulis? Yehuwa bermaksud memiliki suatu bangsa yang kudus, suatu umat yang disucikan, dipisahkan bagi dinas-Nya. Sejak zaman Habel, hamba-hamba Allah yang setia telah mempersembahkan korban-korban kepada Yehuwa, tetapi kepada bangsa Israel-lah Yehuwa pertama kali memberikan petunjuk-petunjuk yang lengkap dan jelas perihal korban-korban penghapus dosa dan korban-korban lain. Semua ini, sebagaimana dijelaskan secara terinci dalam Imamat, membuat orang Israel sadar betapa buruknya dosa dan mengesankan dalam pikiran mereka bagaimana hal itu membuat mereka benar-benar tidak menyenangkan Yehuwa. Dengan demikian, peraturan-peraturan ini, sebagai bagian dari Taurat, berfungsi sebagai penuntun yang membimbing orang Yahudi kepada Kristus, karena memperlihatkan kepada mereka perlunya seorang Juru Selamat dan pada waktu yang sama memelihara mereka sebagai bangsa yang terpisah dari bangsa-bangsa lain di dunia ini. Maksud yang belakangan ini terlaksana teristimewa melalui hukum-hukum Allah mengenai kebersihan yang perlu untuk ibadat.—Im. 11:44; Gal. 3:19-25.
6. Mengapa pedoman yang terinci dari Yehuwa kini sangat dibutuhkan?
6 Sebagai bangsa baru yang mengadakan perjalanan menuju negeri yang baru, Israel membutuhkan bimbingan yang benar. Belum lagi lewat satu tahun setelah Eksodus (keluar dari Mesir), dan norma-norma kehidupan serta praktik-praktik keagamaan Mesir masih segar dalam ingatan mereka. Perkawinan antara kakak dan adik kandung dipraktikkan di Mesir. Ibadat palsu dijalankan untuk menghormati banyak ilah, antara lain ilah-ilah binatang. Kini himpunan besar ini menuju negeri Kanaan dengan kehidupan dan praktik-praktik agama yang bahkan lebih najis dan tercela. Tetapi perhatikan sekali lagi perkemahan orang Israel. Ada banyak orang yang asli Mesir maupun peranakan, suatu himpunan besar orang yang hidup di tengah-tengah orang Israel yang dilahirkan oleh orang-tua bangsa Mesir dan dibesarkan, dididik dalam cara-cara, agama dan patriotisme orang Mesir. Banyak dari antara mereka pasti belum lama berselang telah ikut dalam praktik-praktik yang najis di negeri kediaman mereka. Betapa penting agar mereka sekarang menerima bimbingan yang terinci dari Yehuwa!
7. Bagaimana peraturan-peraturan dari Imamat membuktikan ilham ilahi?
7 Seluruh buku Imamat membuktikan ilham ilahi. Manusia biasa tidak mungkin dapat merancang hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang bijaksana dan adil yang terdapat di dalamnya. Kaidah-kaidahnya mengenai pantangan makanan, penyakit, karantina, dan cara mengurus mayat, menyingkapkan pengetahuan tentang fakta-fakta yang baru diketahui oleh kalangan medis ribuan tahun kemudian. Hukum Allah mengenai binatang-binatang yang najis untuk dimakan akan melindungi orang Israel selama perjalanan. Mereka akan terlindung terhadap penyakit trichinosis dari babi, tipus dan para-tipus dari jenis-jenis ikan tertentu, infeksi dari binatang yang ditemukan sudah mati. Hukum-hukum yang praktis ini dimaksudkan untuk mengatur agama dan kehidupan mereka agar mereka dapat tetap menjadi bangsa yang kudus dan mencapai serta mendiami Tanah Perjanjian. Sejarah memperlihatkan bahwa peraturan-peraturan yang diberikan oleh Yehuwa membuat keadaan orang Yahudi jauh lebih baik dibandingkan bangsa-bangsa lain dalam hal kesehatan.
8. Bagaimana isi buku Imamat yang bersifat nubuat lebih jauh membuktikannya terilham?
8 Tergenapnya nubuat-nubuat dan gambaran-gambaran yang terdapat dalam Imamat, lebih jauh membuktikan bahwa buku itu terilham. Sejarah Alkitab maupun sejarah dunia mencatat penggenapan dari peringatan-peringatan yang diberikan dalam Imamat mengenai akibat ketidaktaatan. Antara lain dinubuatkan bahwa ibu-ibu akan makan anak-anak mereka sendiri karena bala kelaparan. Yeremia memperlihatkan bahwa hal ini tergenap pada waktu Yerusalem dibinasakan pada tahun 607 S.M., dan Josephus mengisahkan peristiwanya ketika kota tersebut dihancurkan untuk kedua kali, pada tahun 70 M. Janji nubuat bahwa Yehuwa akan mengingat mereka jika mereka bertobat digenapi ketika mereka kembali dari Babel pada tahun 537 S.M. (Im. 26:29, 41-45; Rat. 2:20; 4:10; Ezr. 1:1-6) Bukti lebih jauh bahwa buku Imamat terilham adalah bahwa para penulis Alkitab lain mengutipnya dari sana sebagai buku terilham. Selain ayat-ayat yang telah diperlihatkan sebelumnya yang menunjukkan Musa sebagai penulisnya, silakan lihat Matius 5:38; 12:4; 2 Korintus 6:16 dan 1 Petrus 1:16.
9. Bagaimana buku Imamat mengagungkan nama dan kesucian Yehuwa?
9 Buku Imamat senantiasa mengagungkan nama dan kedaulatan Yehuwa. Tidak kurang dari 36 kali dikatakan bahwa hukum-hukumnya berasal dari Yehuwa. Nama Yehuwa sendiri rata-rata muncul sepuluh kali dalam setiap pasal, dan berulang kali ketaatan terhadap hukum Allah ditanamkan melalui peringatan, ’Akulah Yehuwa.’ Tema kesucian menjadi ciri dari seluruh buku Imamat, yang menyebutkan syarat ini lebih sering daripada buku lain dalam Alkitab. Orang Israel harus suci karena Yehuwa suci. Orang, tempat, benda, dan periode waktu tertentu ditetapkan sebagai hal yang suci. Misalnya, Hari Pendamaian dan tahun Yobel dinyatakan sebagai waktu-waktu yang harus khusus dirayakan dalam ibadat kepada Yehuwa.
10. Apa yang ditegaskan sehubungan dengan korban-korban, dan hukuman-hukuman apa untuk dosa dikemukakan?
10 Selaras dengan ditonjolkannya kesucian, buku Imamat menegaskan peran dari pencurahan darah, yaitu, pengorbanan suatu kehidupan, dalam pengampunan dosa. Korban-korban binatang terbatas hanya kepada binatang piaraan dan binatang yang tidak najis. Untuk dosa-dosa tertentu selain korban, dituntut pula pengakuan dosa, pembayaran ganti rugi, dan denda. Untuk dosa-dosa lain lagi, hukumannya kematian.
ISI BUKU IMAMAT
11. Bagaimana isi buku Imamat dapat dikelompokkan?
11 Buku Imamat kebanyakan memuat tulisan-tulisan legislatif, banyak di antaranya juga bersifat nubuat. Secara garis besar buku ini mengikuti satu rangka berdasarkan pokok dan dapat dibagi dalam delapan bagian, yang berurutan secara masuk akal.
12. Apa berbagai macam korban darah, dan bagaimana ini harus dipersembahkan?
12 Peraturan-peraturan untuk korban (1:1–7:38). Beragam korban itu dapat dibagi dalam dua kelompok umum: korban darah, yang terdiri dari ternak, domba, kambing, dan unggas; dan korban tidak berdarah, yang terdiri dari gandum. Korban darah harus dipersembahkan sebagai salah satu dari korban (1) bakaran, (2) persekutuan (NW), (3) penghapus dosa atau (4) penebus kesalahan. Keempat macam korban ini ada persamaannya dalam tiga hal: Orang yang mempersembahkan korban harus membawanya sendiri ke pintu kemah pertemuan, ia harus meletakkan tangannya di atasnya, dan kemudian binatang itu harus disembelih. Sesudah darah binatang itu dipercikkan, bangkainya harus disingkirkan sesuai dengan jenis korban. Mari kita tinjau korban-korban darah satu per satu.
13-16. (a) Uraikan persyaratan untuk (1) korban bakaran, (2) korban persekutuan, (3) korban penghapus dosa, dan (4) korban penebus kesalahan. (b) Sehubungan dengan korban-korban yang berdarah, apa yang berulang kali dilarang?
13 (1) Korban bakaran bisa terdiri dari seekor lembu jantan muda, domba jantan, kambing, atau burung merpati atau tekukur, bergantung kepada kemampuan orang yang membawa korban itu. Korban tersebut harus dipotong-potong dan, harus dibakar seluruhnya di atas mezbah, kecuali kulitnya. Jika yang dikorbankan adalah burung tekukur atau merpati, kepalanya harus dipatahkan tetapi tidak dipenggal putus, dan tembolok serta bulu-bulunya harus dibuang.—1:1-17; 6:8-13; 5:8.
14 (2) Korban persekutuan boleh jantan ataupun betina dari ternak atau kawanan domba. Hanya bagian-bagian yang berlemak yang akan dibakar habis di atas mezbah, bagian tertentu diberikan kepada imam dan sisanya dimakan oleh orang yang mempersembahkan korban. Dengan tepat ini dinamakan korban persekutuan, karena dengan korban itu orang yang mempersembahkannya makan bersama, atau seolah-olah mempunyai persekutuan, dengan Yehuwa dan dengan imam.—3:1-17; 7:11-36, NW.
15 (3) Korban penghapus dosa dituntut untuk dosa-dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja, atau dosa-dosa yang dibuat karena kekhilafan. Jenis binatang yang dipersembahkan bergantung kepada dosa siapa yang hendak diperdamaikan—dari imam, umat itu secara keseluruhan, seorang kepala suku, atau orang biasa. Tidak seperti korban bakaran dan korban persekutuan yang dipersembahkan secara sukarela untuk orang perorangan, korban penghapus dosa merupakan keharusan.—4:1-35; 6:24-30.
16 (4) Korban penebus kesalahan dituntut untuk menutupi kesalahan pribadi karena perbuatan tidak setia, penipuan, atau perampokan. Dalam keadaan tertentu kesalahan menuntut pengakuan dan korban yang sesuai dengan kemampuan orang itu. Dalam keadaan lain, dituntut ganti rugi sebesar apa yang telah hilang ditambah 20 persen dari nilainya dan seekor domba jantan harus dikorbankan. Dalam bagian buku Imamat ini yang membahas mengenai korban-korban, makan darah dengan tegas dan berulang kali dilarang.—5:1–6:7; 7:1-7, 26, 27; 3:17.
17. Cara bagaimana korban-korban yang tidak berdarah harus dipersembahkan?
17 Korban-korban yang tanpa darah harus terdiri dari gandum dan harus dipersembahkan dengan dibakar secara utuh, ditumbuk kasar, atau sebagai tepung terigu halus; dan ini harus diolah dengan berbagai cara, misalnya dipanggang di atas pemanggangan, atau digoreng dalam lemak. Ini harus dipersembahkan dengan garam serta minyak dan kadang-kadang dengan kemenyan, namun harus sama sekali tanpa ragi atau madu. Dari korban-korban tertentu sebagian akan menjadi hak imam.—2:1-16.
18. Dengan mukjizat apa yang menguatkan iman penahbisan imamat mencapai puncaknya?
18 Penahbisan imamat (8:1–10:20). Kini tiba waktunya untuk suatu peristiwa besar di Israel, yaitu penahbisan imamat. Musa mengurus hal ini dalam segala rinciannya, tepat sebagaimana telah diperintahkan Yehuwa kepadanya. ”Maka Harun dan anak-anaknya melakukan segala firman yang diperintahkan [Yehuwa] dengan perantaraan Musa.” (8:36) Sesudah tujuh hari sibuk dengan upacara penahbisan, terjadilah suatu mukjizat yang hebat dan meneguhkan iman. Seluruh umat Israel hadir. Imam-imam baru saja mempersembahkan korban. Harun dan Musa telah memberkati umat itu. Kemudian, lihatlah! ”Tampaklah kemuliaan [Yehuwa] kepada segenap bangsa itu. Dan keluarlah api dari hadapan [Yehuwa], lalu menghanguskan korban bakaran dan segala lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya, bersorak-sorailah mereka, lalu sujud menyembah.” (9:23, 24) Ya, Yehuwa memang layak ditaati dan disembah oleh mereka!
19. Pelanggaran apa yang terjadi, yang diikuti oleh apa?
19 Tetapi terjadi pelanggaran terhadap Taurat. Sebagai contoh, putra Harun yaitu Nadab dan Abihu, mempersembahkan api yang tidak sah kepada Yehuwa. ”Maka keluarlah api dari hadapan [Yehuwa], lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan [Yehuwa].” (10:2) Agar korban yang dipersembahkan memenuhi syarat dan diperkenan Yehuwa, umat itu maupun imam harus mengikuti petunjuk-petunjuk Yehuwa. Segera sesudah ini, Allah memberikan perintah agar imam-imam tidak minum minuman yang mengandung alkohol sewaktu melayani di tabernakel, yang memberi kesan bahwa kedua putra Harun bisa jadi telah berbuat dosa karena berada di bawah pengaruh minuman keras.
20, 21. Peraturan-peraturan apa yang mengatur kebersihan dan kesehatan jasmani yang sepatutnya?
20 Hukum-hukum mengenai kebersihan (11:1–15:33). Bagian ini membahas mengenai kebersihan yang menyangkut upacara agama dan kesehatan jasmani. Binatang-binatang tertentu, baik piaraan maupun liar, dinyatakan najis. Semua mayat itu najis dan membuat najis orang yang menyentuhnya. Kelahiran seorang anak, juga mendatangkan kenajisan dan untuk itu dituntut bahwa orang yang melahirkan dipisahkan dan mempersembahkan korban-korban khusus.
21 Berbagai penyakit kulit tertentu, seperti penyakit lepra, juga menyebabkan kenajisan dalam upacara-upacara agama, dan aturan pentahiran berlaku bukan hanya untuk manusia melainkan juga untuk pakaian dan rumah. Karantina diharuskan. Haid dan tumpahan mani juga mendatangkan kenajisan, begitu pula penyakit yang mengeluarkan cairan. Dalam hal-hal demikian orang diharuskan memisahkan diri, dan sesudah sembuh, ia harus juga mentahirkan tubuhnya atau mempersembahkan korban atau melakukan kedua-duanya.
22. (a) Mengapa pasal 16 istimewa? (b) Bagaimana prosedur Hari Pendamaian?
22 Hari Pendamaian (16:1-34). Pasal ini istimewa, karena memuat petunjuk-petunjuk untuk hari yang paling penting bagi umat Israel, yakni Hari Pendamaian, yang jatuh pada hari kesepuluh dari bulan ketujuh. Ini adalah hari untuk menyiksa jiwa (kemungkinan besar dengan berpuasa), dan pada hari ini orang-orang tidak boleh melakukan pekerjaan duniawi apa pun. Hari itu dimulai dengan mengorbankan seekor lembu jantan muda untuk dosa-dosa dari Harun beserta keluarganya, suku Lewi, dan kemudian seekor kambing untuk selebihnya dari bangsa itu. Sesudah ukupan dibakar, sejumlah darah dari masing-masing binatang secara berurutan dibawa ke dalam bagian yang Maha Kudus dari tabernakel untuk dipercikkan di depan tutup Tabut. Selanjutnya bangkai binatang-binatang itu harus dibawa ke luar perkemahan dan dibakar. Pada hari ini seekor kambing yang hidup juga harus dibawa ke hadapan Yehuwa, dan di atasnya semua dosa umat Israel ditanggungkan, sesudah itu ia dilepaskan ke padang gurun. Lalu dua ekor kambing jantan harus dipersembahkan sebagai korban bakaran, seekor untuk Harun beserta keluarganya dan yang lain untuk selebihnya dari bangsa tersebut.
23. (a) Di manakah kita menemukan salah satu pernyataan Alkitab yang paling tegas dan jelas mengenai darah? (b) Peraturan-peraturan lain apa yang menyusul?
23 Hukum mengenai darah dan perkara-perkara lain (17:1–20:27). Bagian ini memaparkan banyak hukum bagi umat Israel. Sekali lagi darah dilarang dengan salah satu pernyataan yang paling tegas mengenai darah di dalam seluruh Alkitab. (17:10-14) Darah dapat digunakan dengan sepatutnya di atas mezbah, tetapi tidak untuk dimakan. Praktik-praktik keji, seperti hubungan inses, homoseks, dan persetubuhan dengan binatang dilarang. Ada pula peraturan-peraturan guna melindungi orang-orang yang ditimpa kemalangan, orang miskin, dan orang asing, dan diberikan perintah, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah [Yehuwa].” (19:18) Kesejahteraan sosial dan ekonomi dari bangsa itu dilindungi, dan bahaya-bahaya yang bersifat rohani, seperti misalnya penyembahan Molokh dan spiritisme (ilmu tenung), dilarang, dengan ancaman hukuman mati. Sekali lagi Allah menegaskan keterpisahan bagi umat itu: ”Kuduslah kamu bagiKu, sebab Aku ini, [Yehuwa], kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milikKu.”—20:26.
24. Apa yang dikemukakan oleh buku Imamat mengenai persyaratan untuk para imam dan perayaan-perayaan tahunan?
24 Imamat dan perayaan-perayaan (21:1–25:55). Ketiga pasal berikut terutama membahas ibadat formal Israel: hukum-hukum yang mengatur para imam, persyaratan fisik mereka, siapa yang boleh mereka kawini, siapa yang boleh makan hal-hal suci, dan syarat-syarat untuk binatang sehat yang dapat digunakan untuk korban. Tiga pesta tahunan nasional diperintahkan, yang merupakan kesempatan untuk ”bersukaria di hadapan [Yehuwa], Allahmu.” (23:40) Dengan bersatu padu bangsa itu akan memberikan perhatian, pujian-pujian, dan ibadat kepada Yehuwa sehingga hubungan bangsa itu dengan Dia semakin kuat. Ini adalah pesta-pesta bagi Yehuwa, kebaktian-kebaktian suci tahunan. Paskah, bersama dengan Perayaan Roti Tidak Beragi, ditetapkan pada permulaan musim semi; Pentakosta atau Perayaan Mingguan menyusul pada akhir musim semi; dan pada musim gugur diadakan Hari Pendamaian dan Perayaan Pondok Daun, atau Perayaan Pengumpulan (panen) selama delapan hari.
25. (a) Bagaimana diperlihatkan bahwa ”Nama itu” harus dijunjung tinggi? (b) Peraturan-peraturan apa yang menyangkut angka ”tujuh”?
25 Dalam pasal 24, petunjuk diberikan mengenai roti dan minyak yang harus dipakai dalam dinas tabernakel. Lalu terjadilah suatu peristiwa ketika Yehuwa menetapkan bahwa barangsiapa yang menyalahgunakan ”nama itu” (Klinkert)—ya, nama Yehuwa—harus dirajam sampai mati. Ia kemudian menyatakan hukum mengenai hukuman setimpal, ”mata ganti mata, gigi ganti gigi.” (24:11-16, 20) Dalam pasal 25, ditemukan peraturan-peraturan mengenai Sabat tahunan atau tahun istirahat, yang diadakan setiap tahun ke-7 dan tahun Yobel, yaitu setiap tahun ke-50. Pada tahun ke-50 itu, kemerdekaan harus diproklamasikan di seluruh negeri dan harta warisan yang telah dijual atau diserahkan selama 49 tahun yang lalu harus dikembalikan. Hukum untuk melindungi hak-hak orang miskin dan budak-budak diberikan. Dalam bagian ini angka ”tujuh” muncul secara mencolok—hari ketujuh, tahun ketujuh, perayaan-perayaan yang lamanya tujuh hari, jangka waktu tujuh minggu, dan tahun Yobel, yang terjadi sesudah tujuh kali tujuh tahun.
26. Dengan apa buku Imamat mencapai puncaknya?
26 Akibat-akibat dari ketaatan dan ketidaktaatan (26:1-46). Buku Imamat mencapai puncaknya dalam pasal ini. Yehuwa merinci berkat-berkat untuk ketaatan dan hukuman atas ketidaktaatan. Pada waktu yang sama, Ia memberikan harapan bagi orang Israel jika mereka merendahkan diri, dengan mengatakan: ”Untuk keselamatan mereka Aku akan mengingat perjanjian dengan orang-orang dahulu [”nenek moyangnya,” Klinkert] yang Kubawa keluar dari tanah Mesir di depan mata bangsa-bangsa lain, supaya Aku menjadi Allah mereka; Akulah [Yehuwa].”—26:45.
27. Bagaimana buku Imamat diakhiri?
27 Hukum-hukum lain (27:1-34). Imamat diakhiri dengan petunjuk-petunjuk mengenai cara mengurus korban-korban nazar, mengenai anak sulung untuk Yehuwa, dan mengenai perpuluhan yang menjadi suci bagi Yehuwa. Kemudian kata penutup yang singkat: ”Itulah perintah-perintah yang diperintahkan [Yehuwa] kepada Musa di Gunung Sinai untuk disampaikan kepada orang Israel.”—27:34.
MENGAPA BERMANFAAT
28. Apa manfaat buku Imamat bagi umat Kristiani dewasa ini?
28 Sebagai bagian dari Alkitab yang terilham, buku Imamat besar manfaatnya bagi umat Kristiani dewasa ini. Buku ini merupakan bantuan yang menakjubkan untuk menghargai Yehuwa, sifat-sifat-Nya, dan cara Ia berurusan dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, sebagaimana dengan begitu jelas Ia pertunjukkan dengan bangsa Israel yang berada di bawah perjanjian Taurat. Buku Imamat menyatakan banyak prinsip dasar yang akan senantiasa berlaku, dan buku ini memuat banyak pola nubuat, maupun nubuat-nubuat yang menguatkan iman apabila direnungkan. Banyak dari antara prinsip-prinsipnya diulangi kembali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, beberapa di antaranya dikutip secara langsung. Di bawah ini dibahas tujuh pokok utama.
29-31. Bagaimana buku Imamat menitikberatkan respek untuk (a) kedaulatan Yehuwa, (b) nama Yehuwa, dan (c) kekudusan Yehuwa?
29 (1) Kedaulatan Yehuwa. Ia adalah Pemberi hukum, dan kita sebagai makhluk-makhluk ciptaan-Nya bertanggung jawab kepada-Nya. Sepatutnya Ia memerintahkan agar kita takut akan Dia. Sebagai Penguasa Alam Semesta, Ia tidak mengizinkan persaingan, tidak soal dalam bentuk penyembahan berhala, spiritisme, atau bentuk-bentuk demonisme lain.—Im. 18:4; 25:17; 26:1; Mat. 10:28; Kis. 4:24.
30 (2) Nama Yehuwa. Nama-Nya harus dijaga tetap suci, dan kita tidak berani mendatangkan cela atasnya melalui perkataan atau perbuatan.—Im. 22:32; 24:10-16; Mat. 6:9.
31 (3) Kekudusan Yehuwa. Karena Ia kudus, umat-Nya harus juga kudus, artinya, disucikan, atau dipisahkan untuk melayani Dia. Ini berarti terpisah dari dunia yang fasik di sekeliling kita.—Im. 11:44; 20:26; Yak. 1:27; 1 Ptr. 1:15, 16.
32-34. Prinsip-prinsip apa yang dikemukakan mengenai (a) dosa, (b) darah, dan (c) kesalahan-kesalahan yang bersifat relatif?
32 (4) Betapa buruknya dosa. Allah menentukan apa dosa itu, dan kita harus berusaha melawannya. Dosa selalu menuntut korban pendamaian. Selain itu, kita dituntut juga untuk mengaku, bertobat, dan membuat perbaikan sedapat-dapatnya. Untuk dosa-dosa tertentu tidak ada pengampunan.—Im. 4:2; 5:5; 20:2, 10; 1 Yoh. 1:9; Ibr. 10:26-29.
33 (5) Kesucian darah. Karena darah itu suci, maka darah tidak boleh dimasukkan ke dalam tubuh dalam bentuk apapun juga. Satu-satunya penggunaan darah yang diperbolehkan adalah sebagai pendamaian untuk dosa.—Im. 17:10-14; Kis. 15:29; Ibr. 9:22.
34 (6) Sifat relatif dari kesalahan dan hukuman. Tidak semua dosa dan pedosa dipandang sama. Semakin tinggi kedudukan orangnya, semakin besar tanggung jawab dan hukuman untuk dosa. Dosa yang dilakukan dengan sengaja dihukum lebih berat daripada dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja. Denda sering kali disesuaikan dengan kemampuan membayar. Prinsip relatif ini juga berlaku dalam bidang-bidang lain di luar dosa dan hukuman, seperti misalnya dalam hal kenajisan yang menyangkut ibadat.—Im. 4:3, 22-28; 5:7-11; 6:2-7; 12:8; 21:1-15; Luk. 12:47, 48; Yak. 3:1; 1 Yoh. 5:16.
35. Bagaimana Imamat menyimpulkan kewajiban kita terhadap sesama manusia?
35 (7) Keadilan dan kasih. Sebagai intisari dari kewajiban-kewajiban kita terhadap sesama manusia, Imamat 19:18 mengatakan: ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Hal ini mencakup setiap hal. Ini mencegah sikap berat sebelah, mencuri, berdusta, atau mengumpat, dan menuntut agar kita memperlihatkan timbang rasa terhadap orang cacat, miskin, buta, dan tuli.—Im. 19:9-18; Mat. 22:39; Rm. 13:8-13.
36. Apa yang lebih jauh membuktikan bahwa buku Imamat bermanfaat bagi sidang Kristen?
36 Yang juga membuktikan bahwa buku Imamat itu istimewa ”bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” dalam sidang Kristen ialah ayat-ayat dari buku Imamat yang berulang kali dikutip oleh Yesus dan para rasulnya, terutama Paulus dan Petrus. Ini semua menarik perhatian kita kepada banyak pola nubuat dan bayangan dari perkara-perkara yang akan datang. Seperti dikatakan Paulus, ”dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan [”perkara-perkara baik,” NW] yang akan datang.” Buku ini mengemukakan ”gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga.”—2 Tim. 3:16; Ibr. 10:1; 8:5.
37. Penggenapan apa dari pola-pola nubuat diuraikan dalam buku Ibrani?
37 Tabernakel, imamat, dan korban-korban, dan teristimewa Hari Pendamaian tahunan mempunyai arti gambaran yang penting. Paulus, dalam suratnya kepada orang Ibrani, membantu kita mengenali persamaan-persamaan rohani dari perkara-perkara ini sehubungan dengan ”kemah sejati” dari ibadat Yehuwa. (Ibr. 8:2) Imam besar Harun menggambarkan Yesus Kristus ”sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna.” (Ibr. 9:11; Im. 21:10) Darah dari korban binatang melambangkan darah Yesus, yang mendatangkan ”kelepasan yang kekal [bagi kita, NW].” (Ibr. 9:12) Ruangan yang paling dalam dari tabernakel, bagian yang Maha Kudus, tempat yang hanya dimasuki imam besar pada Hari Pendamaian tahunan untuk mempersembahkan darah korban, merupakan ”gambaran saja dari yang sebenarnya” yakni ”sorga sendiri,” ke mana Yesus telah naik ”untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.”—Ibr. 9:24; Im. 16:14, 15.
38. Bagaimana korban-korban bayangan itu digenapi dalam diri Yesus?
38 Binatang-binatang yang menjadi korban—sehat, tidak bercacat, yang dipersembahkan sebagai korban bakaran atau penghapus dosa—menggambarkan korban yang sempurna dan tanpa cacat dari tubuh manusia Kristus Yesus. (Ibr. 9:13, 14; 10:1-10; Im. 1:3) Menarik bahwa Paulus juga membahas segi dari Hari Pendamaian, ketika bangkai-bangkai binatang untuk korban penghapus dosa dibawa ke luar perkemahan, dan dibakar. (Im. 16:27) ”Itu jugalah sebabnya Yesus,” tulis Paulus, ”telah menderita di luar pintu gerbang . . . Karena itu marilah kita pergi kepadaNya di luar perkemahan dan menanggung kehinaanNya.” (Ibr. 13:12, 13) Melalui tafsiran ilahi demikian, prosedur-prosedur upacara yang diuraikan dalam buku Imamat menjadi lebih berarti, dan kita memang dapat mulai memahami sepenuhnya betapa takjub Yehuwa membuat gambaran-gambaran yang hebat di kala itu yang menunjuk ke muka kepada keadaan-keadaan sesungguhnya yang hanya dapat dijelaskan melalui roh suci. (Ibr. 9:8) Pengertian yang sepatutnya itu penting bagi orang-orang yang ingin memperoleh manfaat dari persediaan untuk kehidupan yang diselenggarakan Yehuwa melalui Yesus Kristus, ”Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.”—Ibr. 10:19-25.
39. Bagaimana buku Imamat selaras dengan ’segenap Alkitab’ dalam memasyhurkan maksud-tujuan Kerajaan Yehuwa?
39 Seperti keluarga Harun yang terdiri dari imam-imam, Kristus Yesus sebagai imam besar mempunyai imam-imam bawahan yang bergabung bersamanya. Mereka disebut ”imamat yang rajani.” (1 Ptr. 2:9) Buku Imamat dengan jelas menunjuk kepada dan menjelaskan pekerjaan pendamaian karena dosa yang dilakukan oleh Imam Besar dan Raja yang Agung dari Yehuwa dan persyaratan yang dikenakan atas anggota-anggota keluarga-Nya, yang dikatakan ’berbahagia dan kudus’ dan yang disebut ”imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.” Betapa banyak berkat yang akan dihasilkan oleh pekerjaan imamat itu kelak dalam mengangkat umat manusia yang taat kepada kesempurnaan, dan betapa besar kebahagiaan yang akan dihasilkan oleh Kerajaan surgawi itu dengan memulihkan perdamaian dan keadilan ke atas bumi! Kita semua tentu harus bersyukur kepada Yehuwa, Allah yang kudus, karena Ia telah menyediakan seorang Imam Besar dan Raja dan suatu imamat kerajaan untuk memasyhurkan keagungan-Nya dalam memuliakan nama-Nya! Ya, buku Imamat secara menakjubkan selaras dengan ’segenap Alkitab’ dalam memasyhurkan maksud-tujuan Kerajaan Yehuwa.—Why. 20:6.