PERSEMBAHAN
Sejak masa awal, manusia sudah memberikan persembahan kepada Allah. Persembahan pertama yang dicatat adalah dari putra tertua Adam yang bernama Kain, yang memberikan sebagian dari hasil tanahnya, dan dari adiknya, Habel, yang mempersembahkan hasil pertama dari kambing-dombanya. Jelas bahwa sikap dan motif kedua bersaudara itu berbeda, sebab Allah berkenan atas persembahan Habel tetapi tidak berkenan atas persembahan Kain. (Belakangan, perjanjian Hukum menetapkan kewajiban mempersembahkan binatang maupun biji-bijian.) Habel pasti memiliki iman akan janji Allah tentang pembebasan melalui Benih yang dijanjikan dan kemungkinan besar menyadari darah harus dicurahkan, seseorang harus ’diremukkan tumitnya’, agar umat manusia dapat diangkat kepada kesempurnaan yang telah dihilangkan oleh Adam dan Hawa. (Kej 3:15) Karena mengakui dirinya sebagai pedosa, ia dibimbing oleh iman untuk memberikan persembahan yang menuntut adanya pencurahan darah, dengan demikian secara tepat menggambarkan di muka korban yang sesungguhnya bagi dosa, yaitu Yesus Kristus.—Kej 4:1-4; Ibr 11:4.
Dalam Masyarakat Patriarkat. Ketika Nuh, sang kepala keluarga, keluar dari bahtera, ia mempersembahkan korban ucapan syukur kepada Yehuwa yang ”menenangkan” (melipur, menenteramkan), dan setelah itu Yehuwa membuat perjanjian ’pelangi’ dengan Nuh dan keturunannya. (Kej 8:18-22; 9:8-16) Belakangan kita membaca bahwa para patriark yang setia memberikan persembahan kepada Yehuwa. (Kej 31:54; 46:1) Sebagai kepala keluarga, Ayub bertindak sebagai imam bagi keluarganya, dengan mempersembahkan korban bakaran kepada Allah demi kepentingan mereka. (Ayb 1:5) Korban yang sangat luar biasa dan penting pada zaman dahulu adalah upaya Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban, sebagaimana diperintahkan Yehuwa. Setelah mengamati iman dan ketaatan Abraham, Yehuwa dengan baik hati menyediakan seekor domba jantan sebagai pengganti Ishak. Tindakan Abraham ini menggambarkan di muka tindakan Yehuwa, yaitu mempersembahkan Putra tunggal-Nya sendiri, Yesus Kristus.—Kej 22:1-14; Ibr 11:17-19.
Di bawah Hukum. Korban-korban yang diwajibkan di bawah perjanjian Hukum, semuanya mengarah ke Yesus Kristus dan korbannya atau ke manfaat yang mengalir dari korban itu. (Ibr 8:3-5; 9:9; 10:5-10) Karena Yesus Kristus adalah manusia sempurna, semua binatang yang dikorbankan harus sehat dan tanpa cacat. (Im 1:3, 10; 3:1) Orang Israel maupun penduduk asing yang menyembah Yehuwa tanpa kecuali harus mempersembahkan berbagai korban yang ditetapkan.—Bil 15:26, 29.
Persembahan bakaran. Persembahan bakaran harus diberikan seluruhnya kepada Allah; pemberi persembahan itu tidak boleh menahan satu bagian pun dari binatang itu. (Bdk. Hak 11:30, 31, 39, 40.) Persembahan itu merupakan permohonan kepada Yehuwa untuk menerima, atau menunjukkan perkenan-Nya atas, persembahan dosa yang kadang-kadang menyertai persembahan tersebut. Sebagai ”persembahan bakaran”, Yesus Kristus memberikan dirinya sepenuhnya, secara utuh.
Kapan persembahan bakaran diberikan, dan apa fitur-fiturnya:
(1) Dipersembahkan secara tetap: Setiap pagi dan senja (Kel 29:38-42; Im 6:8-13; Bil 28:3-8); setiap hari Sabat (Bil 28:9, 10); hari pertama setiap bulan (Bil 10:10); hari Paskah dan selama tujuh hari Perayaan Kue Tidak Beragi (Im 23:6-8; Bil 28:16-19, 24); Hari Pendamaian (Im 16:3, 5, 29, 30; Bil 29:7-11); Pentakosta (Im 23:16-18; Bil 28:26-31); setiap hari pada Perayaan Pondok.—Bil 29:12-39.
(2) Saat-saat lain: Pada waktu peresmian keimaman (Im 8:18-21; lihat PELANTIKAN); pada waktu pelantikan orang Lewi (Bil 8:6, 11, 12); berkaitan dengan pembuatan perjanjian (Kel 24:5; lihat PERJANJIAN); bersama korban persekutuan maupun persembahan kesalahan dan dosa tertentu (Im 5:6, 7, 10; 16:3, 5); sewaktu melaksanakan ikrar (Bil 15:3, 8); berkaitan dengan pentahiran (Im 12:6-8; 14:2, 30, 31; 15:13-15, 30).
(3) Binatang yang dipersembahkan dan prosedurnya: Lembu jantan, domba jantan, kambing jantan, tekukur, atau burung dara muda. (Im 1:3, 5, 10, 14) Sehubungan dengan binatang berkaki empat, pemberi persembahan harus meletakkan tangannya di atas kepala binatang itu (sebagai pengakuan bahwa dialah yang memberikan persembahan itu, demi kepentingannya sendiri). (Im 1:4) Binatang itu disembelih, darahnya dipercikkan ke atas mezbah persembahan bakaran, sekelilingnya (Im 1:5, 11), binatang itu dikuliti dan dipotong menurut bagian-bagiannya, usus (kotoran tidak dibakar di atas mezbah) dan betisnya dicuci, kepala serta bagian-bagian lainnya semuanya ditaruh di atas mezbah (imam yang mempersembahkan mendapat kulitnya; Im 7:8). (Im 1:6-9, 12, 13) Jika unggas, tembolok serta bulu-bulunya dibuang, dan kepala serta tubuhnya dibakar di atas mezbah. (Im 1:14-17)
Korban persekutuan (atau persembahan damai). Korban persekutuan yang diperkenan Yehuwa menunjukkan adanya perdamaian dengan Dia. Pemberi persembahan itu beserta rumah tangganya ikut makan (di halaman tabernakel; menurut kisah turun-temurun, mereka mendirikan pondok-pondok di sekitar halaman yang dikelilingi tirai; di bait ada ruang-ruang makan). Imam yang mempersembahkannya menerima suatu bagian, dan imam-imam yang bertugas mendapat bagian lain. Yehuwa seolah-olah mendapat asap yang harum dari lemak yang dibakar. Darahnya, yang menggambarkan kehidupan, diberikan kepada Allah sebagai milik-Nya. Karena itu, para imam, para pemberi persembahan, dan Yehuwa seolah-olah makan bersama, yang menunjukkan adanya hubungan damai di antara mereka. Orang yang makan sewaktu dalam keadaan najis (kenajisan apa pun yang disebutkan dalam Hukum) atau yang makan daging korban yang telah disimpan lebih lama daripada waktu yang ditetapkan (dalam cuaca panas daging itu mulai membusuk) harus dimusnahkan dari antara bangsanya. Ia mencemari atau menajiskan perjamuan itu, karena ia najis ataupun makan apa yang sudah busuk di hadapan Allah Yehuwa, sehingga tidak memperlihatkan respek untuk perkara-perkara suci.—Im 7:16-21; 19:5-8.
Perjamuan Malam Tuan (Peringatan atau Perjamuan Terakhir) adalah perjamuan persekutuan. (1Kor 10:16) Orang-orang yang berada dalam ”perjanjian baru atas dasar darah [Yesus]” memiliki persekutuan dalam iman, dan mereka makan dari lambang-lambang yang menggambarkan tubuh dan darah Yesus. Mereka juga memiliki persekutuan dengan Yehuwa sebagai Pembuat penyelenggaraan itu. Mereka mencari perkenan Yehuwa dan berdamai, bukan hanya dengan satu sama lain melainkan juga dengan Yehuwa melalui Yesus Kristus. Selaras dengan tuntutan agar orang yang turut mengambil bagian dalam perjamuan persekutuan berada dalam keadaan tahir, Paulus memperingatkan orang Kristen agar memeriksa diri sebelum perjamuan Peringatan. Orang yang menganggap remeh atau hina kesempatan itu atau lambang-lambang berupa anggur dan roti tidak beragi berarti menajiskan perkara-perkara suci, sehingga ia patut dihukum.—1Kor 11:25, 27-29; lihat PERJAMUAN MALAM TUAN.
Pada persembahan pernyataan syukur, yang adalah korban persekutuan untuk memuji Allah atas persediaan serta kebaikan hati-Nya yang penuh kasih, yang dimakan adalah daging serta roti yang beragi maupun tidak beragi. Karena itu, pemberi persembahan tersebut merayakan kesempatan itu dengan menggunakan apa yang dapat disebut ”makanan sehari-hari”. (Tetapi roti beragi tidak pernah ditaruh di atas mezbah sebagai persembahan kepada Allah.) Selain itu, dalam pernyataan syukur dan pujian kepada Allah tersebut, daging harus dimakan pada hari itu juga, tidak boleh pada keesokan harinya. (Pada korban persekutuan lainnya, daging boleh dimakan pada keesokan harinya.) (Im 7:11-15) Hal ini mengingatkan kita akan doa yang Yesus Kristus ajarkan kepada para pengikutnya, ”Berikanlah kepada kami hari ini roti kami untuk hari ini.”—Mat 6:11.
Kapan korban persekutuan diberikan, dan apa fitur-fiturnya:
(1) Peristiwa: Membuat perjanjian (Kel 24:5); merayakan musim perayaan serta permulaan bulan (Bil 10:10; Kel 12:2-14; Im 23:15-19; Bil 29:39), dan kesempatan-kesempatan lain.
(2) Tujuan: Untuk mendapatkan perkenan Allah; permohonan kepada Allah pada waktu kemalangan. (Im 19:5; Hak 20:26; 21:4; 1Sam 13:9; 2Sam 24:25)
(3) Binatang yang digunakan, dan prosedurnya: Lembu-sapi, domba, kambing, yang jantan atau betina, (unggas tidak boleh digunakan karena dianggap terlalu sedikit sebagai sajian perjamuan korban). (Im 3:1, 6, 12) Pemberi persembahan meletakkan tangannya di atas kepala binatang itu; binatang itu disembelih; imam memercikkan darahnya ke atas mezbah persembahan bakaran, sekelilingnya (Im 3:2, 8, 13); lemaknya (termasuk ekor yang berlemak dari domba) ditaruh di atas mezbah persembahan bakaran (Im 3:3-5, 9); dadanya diberikan kepada para imam, dan kaki kanan untuk imam yang mempersembahkan korban itu (Kel 29:26, 28; Im 7:28-36).
(4) Jenis: Ucapan syukur atau pujian; ikrar (lihat Bil 6:13, 14, 17); sukarela.
Persembahan dosa. Semuanya untuk dosa yang tidak disengaja, yang dilakukan karena kelemahan daging yang tidak sempurna, tidak ”dengan tangan terangkat”, yaitu secara terang-terangan, dengan sombong, dengan sengaja. (Bil 15:30, 31, Rbi8, ctk.) Berbagai korban binatang, dari lembu jantan hingga burung dara, digunakan, sesuai dengan kedudukan dan keadaan orang(-orang) yang menginginkan dosanya ditutup melalui pendamaian. Patut diperhatikan bahwa orang yang melakukan dosa-dosa yang dibahas di Imamat pasal 4 adalah orang yang telah melakukan ”salah satu hal yang Yehuwa perintahkan agar tidak dilakukan”, sehingga ia menjadi bersalah. (Im 4:2, 13, 22, 27) Untuk persembahan dosa pada Hari Pendamaian, lihat PENDAMAIAN, HARI.
Kapan persembahan dosa harus diberikan, dan apa fitur-fiturnya:
(1) Untuk dosa imam besar yang mengakibatkan seluruh bangsa turut bersalah (Im 4:3): Imam besar membawa seekor lembu jantan dan meletakkan tangannya di atas kepala lembu itu; lembu itu disembelih; darahnya dibawa ke dalam Tempat Kudus dan dipercikkan di depan tirai; sebagian dari darahnya dioleskan pada tanduk-tanduk mezbah dupa, sisanya dituangkan pada dasar mezbah persembahan bakaran; lemaknya (seperti pada korban persekutuan) dibakar di atas mezbah persembahan bakaran (Im 4:4-10); dan bangkainya (termasuk kulitnya) dibakar di tempat yang tahir di luar kota, tempat abu mezbah dicurahkan. (Im 4:11, 12)
(2) Untuk dosa seluruh himpunan (dosa tertentu yang dilakukan oleh himpunan Israel, yang baru belakangan diketahui oleh para pemimpinnya) (Im 4:13): Jemaat membawa seekor lembu jantan; para tua-tua meletakkan tangan mereka di atas kepala lembu itu; seseorang menyembelihnya; prosedur selanjutnya sama seperti persembahan untuk dosa imam besar. (Im 4:14-21)
Dosa yang dilakukan imam besar, dalam kedudukan serta jabatannya yang resmi sebagai wakil seluruh bangsa itu di hadapan Yehuwa, mengakibatkan seluruh himpunan ikut bersalah. Dosanya bisa berupa kesalahan dalam menghakimi, dalam menerapkan Hukum, atau dalam menangani masalah kepentingan nasional. Untuk dosa tersebut, dan untuk dosa seluruh himpunan, yang dituntut adalah korban yang nilainya paling tinggi, yaitu seekor lembu jantan.—Im 4:3, 13-15.
Mengenai persembahan dosa perorangan, darah hanya dibawa sampai ke mezbah. Tetapi untuk dosa imam besar dan dosa seluruh himpunan, darah juga dibawa ke dalam Tempat Kudus, yaitu ruang pertama tempat suci, dan dipercikkan di depan tirai; di belakang tirai itulah Yehuwa ’berdiam’, sebagaimana digambarkan oleh cahaya mukjizat di atas tabut perjanjian dalam Ruang Mahakudus. (Hanya pada persembahan dosa yang dibuat secara tetap pada Hari Pendamaian darah dibawa ke dalam Ruang Mahakudus, yaitu ruang kedua; Im 16.) Imam tidak boleh makan bagian apa pun dari persembahan yang darahnya dibawa ke dalam Tempat Kudus.—Im 6:30.
(3) Dosa pemimpin: Prosedurnya sama, kecuali seekor kambing jantan yang digunakan, dan darah tidak dibawa ke dalam Tempat Kudus. Darahnya dibubuhkan pada tanduk-tanduk mezbah persembahan bakaran; sisanya dicurahkan pada dasar mezbah; lemaknya dibakar di atas mezbah (Im 4:22-26); imam-imam pasti menerima sebagian untuk dimakan, sebagaimana pada persembahan dosa lainnya (Im 6:24-26, 29); bejana-bejana yang digunakan untuk merebus daging harus digosok (atau dihancurkan, jika terbuat dari tanah liat), agar tidak ada sesuatu pun dari ’perkara mahakudus’ yang dinajiskan; penajisan akan terjadi jika masih ada sisa korban yang melekat pada bejana dan bejana itu kemudian digunakan untuk tujuan biasa. (Im 6:27, 28)
(4) Dosa pribadi orang Israel: Seekor anak kambing betina atau anak domba betina digunakan; prosedurnya sama seperti untuk dosa pemimpin. (Im 4:27-35)
Dosa-dosa yang disebutkan di bawah ini berbeda dengan yang sudah disebutkan di atas karena orang yang bersangkutan melakukan kesalahan dan ”tidak melakukan semua perintah [Allah]”, jadi, ini adalah dosa karena tidak melakukan kewajiban.—Bil 15:22.
(5) Untuk seluruh himpunan, seekor anak kambing digunakan (Bil 15:22-26); untuk satu orang, seekor kambing betina yang berumur setahun ke bawah. (Bil 15:27-29)
Apabila imam-imam harus makan sebagian dari persembahan dosa, tampaknya dengan memakannya mereka dianggap ”mempertanggungjawabkan kesalahan” si pemberi persembahan dosa itu ”sehingga mengadakan pendamaian bagi mereka di hadapan Yehuwa”, berdasarkan jabatan kudus mereka.—Im 10:16-18; 9:3, 15.
Persembahan kesalahan. Persembahan kesalahan juga adalah persembahan karena dosa, sebab kesalahan apa pun berkaitan dengan dosa. Persembahan tersebut adalah untuk dosa-dosa khusus yang menyebabkan seseorang bersalah, dan, sedikit berbeda dengan persembahan dosa lain, tampaknya persembahan ini adalah kompensasi untuk hak yang telah dilanggar atau untuk memulihkan suatu hak. Dalam hal ini, hak Yehuwa atau hak bangsa-Nya yang kudus telah dilanggar. Persembahan kesalahan itu adalah kompensasi bagi Yehuwa sehubungan dengan hak yang telah dilanggar, atau bagi pelaku kesalahan yang bertobat, untuk memulihkan atau mengembalikan kepadanya hak-hak tertentu dalam suatu perjanjian dan untuk membebaskan dia dari hukuman bagi dosanya.—Bdk. Yes 53:10.
Dalam kasus yang dibahas di Imamat 5:1-6, 17-19, orang-orang telah berdosa tanpa sengaja, tanpa dipikir terlebih dahulu, atau karena kelalaian, dan sewaktu hal itu dibawa kepada perhatian mereka, mereka ingin meluruskan perkaranya. Sebaliknya, dosa-dosa yang dibahas di Imamat 6:1-7 bukanlah dosa-dosa yang tidak disengaja atau karena kelalaian, meskipun demikian, tetap adalah dosa yang disebabkan oleh kelemahan dan keinginan daging, bukan kesengajaan, kelancangan, dan bertujuan memberontak terhadap Allah. Karena tersiksa hati nuraninya, orang tersebut dengan sukarela bertobat, mengakui dosa-dosanya, dan setelah mengambil tindakan pemulihan, ia mengupayakan belas kasihan dan pengampunan.—Mat 5:23, 24.
Hukum-hukum ini menonjolkan fakta bahwa meskipun Hukum itu tegas terhadap pedosa yang sengaja dan tidak bertobat, motif, keadaan, dan sikap seseorang tetap akan dipertimbangkan, sehingga di bawah Hukum, belas kasihan dapat diulurkan, sama seperti halnya dalam sidang Kristen. (Bdk. Im 6:1-7; Kel 21:29-31; Bil 35:22-25; 2Kor 2:5-11; 7:8-12; 1Tim 1:2-16.) Tetapi perhatikan bahwa tidak satu pun dari kesalahan-kesalahan itu dapat lolos dari hukuman; kompensasi harus diberikan kepada orang yang dirugikan, dan persembahan kesalahan harus diberikan kepada Yehuwa. Persembahan kesalahan, dengan beberapa variasinya, dilaksanakan dengan cara yang sama seperti persembahan dosa, imam-imam mendapat suatu bagian untuk dimakan.—Im 7:1, 5-7.
Kapan persembahan kesalahan harus diberikan, dan apa fitur-fiturnya:
(1) Saksi suatu perkara yang tidak memberikan kesaksian atau melaporkan hal itu setelah ia mendengar sumpah diucapkan di depan umum; orang yang tanpa sengaja menjadi najis karena bangkai atau karena orang lain yang najis; orang yang dengan terburu-buru atau tanpa dipikir mengucapkan sumpah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Im 5:1-4): Ia harus mengaku dalam hal apa ia telah berbuat dosa. (Im 5:5) Apa yang dipersembahkan berbeda-beda sesuai dengan keadaan keuangan seseorang. (Im 5:6-10) Jika persembahan biji-bijian, minyak atau kemenyan tidak diikutsertakan karena persembahan ini adalah persembahan dosa dan adalah persembahan biji-bijian yang memang dituntut, bukan yang bersifat sukarela; persembahan biji-bijian sukarela adalah persembahan yang diberikan dengan sukacita oleh orang yang memiliki kedudukan yang baik di hadapan Allah. (Im 5:11-13)
(2) Orang yang berdosa tanpa sengaja terhadap perkara-perkara kudus Yehuwa (misalnya, orang yang dengan tidak sengaja mengambil biji-bijian yang disisihkan sebagai sepersepuluhan bagi tempat suci, dan menggunakannya untuk dirinya dan rumah tangganya [untuk penggunaan biasa, mencemarkan perkara yang disucikan]) (Im 5:15a; bdk. Im 22:14-16): Kompensasi ditambah seperlimanya harus diberikan kepada tempat suci. (Im 5:16) Seekor domba jantan harus diberikan sebagai persembahan kesalahan. (Im 5:15)
(3) Orang yang dengan tidak sengaja melakukan sesuatu (mungkin karena lalai) yang Yehuwa larangkan: Seekor domba jantan ”sesuai dengan nilai yang ditaksir” harus dipersembahkan. (Im 5:17-19)
(4) Orang yang menipu rekannya dengan mengambil barang berharga yang dititipkan kepadanya, merampok, berbuat curang, menahan sesuatu yang ditemukan dan berdusta tentang hal itu (Im 6:2, 3; bdk. Kel 22:7-13, dan, perhatikan bahwa ini tidak termasuk kesaksian palsu yang memberatkan sesamanya, seperti di Ul 5:20): Pertama-tama, ia harus mengakui kesalahannya. Lalu, ia harus memberikan kompensasi penuh, ditambah seperlimanya, kepada orang yang dirugikan. (Im 6:4, 5; Bil 5:6, 7) Jika orang yang dirugikan itu telah mati, kerabat laki-laki terdekat mendapat kompensasi itu; jika tidak ada kerabat dekat, imam yang akan menerimanya. (Bil 5:8) Kemudian sebagai persembahan kesalahan, ia harus memberikan seekor domba jantan.
Persembahan biji-bijian. Persembahan biji-bijian diberikan bersama korban persekutuan, persembahan bakaran, dan persembahan dosa, dan juga sebagai buah sulung; pada kesempatan-kesempatan lain hal-hal itu harus diberikan secara terpisah. (Kel 29:40-42; Im 23:10-13, 15-18; Bil 15:8, 9, 22-24; 28:9, 10, 20, 26-28; psl. 29) Semuanya diberikan sebagai penghargaan atas kemurahan hati Allah dalam memberikan berkat dan kemakmuran, dan sering kali minyak serta kemenyan ikut dipersembahkan. Persembahan biji-bijian bisa dalam bentuk tepung halus, biji-bijian yang dipanggang, atau kue berbentuk gelang atau biskuit tipis yang dipanggang, dimasak di wajan ceper, atau diolah dalam kuali besar. Sebagian dari persembahan biji-bijian ditaruh di atas mezbah persembahan bakaran, sebagian dimakan oleh para imam, dan pada korban persekutuan, si pemberi persembahan ikut makan. (Im 6:14-23; 7:11-13; Bil 18:8-11) Persembahan biji-bijian yang dipersembahkan di atas mezbah tidak boleh ada yang mengandung ragi atau ”madu” (tampaknya yang dimaksud ialah sari kental buah ara atau sari buah-buahan) yang bisa berfermentasi.—Im 2:1-16.
Persembahan minuman. Persembahan minuman diberikan bersama sebagian besar persembahan lainnya, terutama setelah orang Israel menetap di Tanah Perjanjian. (Bil 15:2, 5, 8-10) Persembahan ini terdiri dari anggur (”minuman yang memabukkan”) dan dicurahkan di atas mezbah. (Bil 28:7, 14; bdk. Kel 30:9; Bil 15:10.) Rasul Paulus menulis surat kepada orang-orang Kristen di Filipi, ”Jika aku dicurahkan seperti persembahan minuman ke atas korban dan dinas kepada umum, yang merupakan hasil bimbingan imanmu, aku bergembira.” Di ayat itu ia menggunakan kiasan persembahan minuman untuk menyatakan kerelaannya mengerahkan dirinya demi sesama orang Kristen. (Flp 2:17) Tidak lama sebelum kematiannya, ia menulis surat kepada Timotius, ”Aku sudah mulai dicurahkan seperti persembahan minuman, dan waktu yang ditentukan untuk pembebasanku sudah sangat dekat.”—2Tim 4:6.
Persembahan timangan. Pada persembahan timangan, imam akan menaruh tangannya di bawah tangan pemberi persembahan itu, yang memegang korban yang akan dipersembahkan, dan menimang-nimangnya; atau apa yang dipersembahkan ditimang-timang oleh imam itu sendiri. (Im 23:11a) Tampaknya, Musa, sebagai perantara perjanjian Hukum, melakukan hal itu untuk Harun serta putra-putranya sewaktu ia melantik mereka sebagai imam. (Im 8:28, 29) Tindakan ini melambangkan dipersembahkannya hal-hal itu sebagai korban kepada Yehuwa. Persembahan timangan tertentu diberikan kepada imam-imam sebagai bagian mereka.—Kel 29:27.
Persembahan satu berkas (atau takaran omer) buah sulung panenan barli pada tanggal 16 Nisan merupakan persembahan timangan dari imam besar. Pada tanggal itulah, pada tahun 33 M Yesus Kristus dibangkitkan, sebagai ”buah sulung dari antara orang-orang yang telah tidur dalam kematian”. (1Kor 15:20; Im 23:11b; Yoh 20:1) Pada hari Pentakosta, dua roti beragi dari buah sulung gandum diberikan sebagai persembahan timangan. (Im 23:15-17) Pada hari itulah, Yesus, sebagai Imam Besar di surga, dapat mempersembahkan kepada Yehuwa saudara-saudara rohaninya yang pertama dari sidang Kristen, yang diambil dari antara umat manusia yang berdosa dan diurapi melalui pencurahan roh kudus.—Kis 2:1-4, 32, 33; bdk. Yak 1:18.
Bagian suci (persembahan yang diangkat). Kata Ibrani teru·mahʹ kadang-kadang diterjemahkan ”bagian suci” apabila memaksudkan bagian dari korban yang diangkat sebagai bagian yang akan menjadi milik para imam. (Kel 29:27, 28; Im 7:14, 32; 10:14, 15) Kata itu juga sering diterjemahkan menjadi ”sumbangan”, apabila memaksudkan hal-hal yang diberikan bagi tempat suci, yang juga diberikan kepada para imam sebagai tunjangan mereka, kecuali apa yang dipersembahkan di atas mezbah.—Bil 18:8-13, 19, 24, 26-29; 31:29; Ul 12:6, 11.