SENJATA, PERSENJATAAN
Senjata atau persenjataan sering disebutkan dalam Alkitab, tetapi tidak diberikan perincian yang panjang lebar tentang pembuatan dan penggunaannya.
Meskipun di Kitab-Kitab Ibrani berulang kali secara khusus disebutkan tentang penggunaan senjata harfiah seperti pedang, tombak, perisai, dan lain-lain, secara konsisten juga ditandaskan tentang kebutuhan vital dan manfaatnya untuk percaya kepada Yehuwa. (Kej 15:1; Mz 76:1-3; 115:9-11; 119:114; 144:2) Daud mengandalkan Dia dan hal ini jelas dari kata-katanya kepada Goliat, ”Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Yehuwa yang berbala tentara, Allah barisan tempur Israel, yang telah kautantang. Hari ini Yehuwa akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku . . . Dan seluruh jemaat ini akan tahu bahwa Yehuwa menyelamatkan bukan dengan pedang ataupun tombak, karena ini adalah pertempuran Yehuwa.” (1Sam 17:45-47) Kebergantungan pada roh Yehuwa dan bukan pada pasukan militer ternyata sangat penting dan efektif. (Za 4:6) Dan sewaktu meneguhkan kasih-Nya terhadap istri kiasan-Nya, Zion, Yehuwa menegaskan, ”Senjata apa pun yang ditempa untuk melawanmu tidak akan berhasil . . . Inilah milik pusaka hamba-hamba Yehuwa.”—Yes 54:17.
Kata Ibrani keliʹ dapat memaksudkan sebuah ”senjata”, tetapi dapat juga memaksudkan sebuah ”barang”, ”perkakas”, ”alat”, ”peralatan”, atau ”bejana”. (Hak 9:54; Im 13:49; Yeh 4:9; Bil 35:16; Pkh 9:18; Im 6:28) Dalam bentuk jamak kata tersebut dapat memaksudkan ”persenjataan”, dan juga ”barang-barang”, serta ”perlengkapan”. (1Sam 31:9; 10:22; 17:22; Kej 31:37; 45:20) Kata Ibrani yang lain untuk ”persenjataan” (neʹsyeq) berasal dari kata dasar na·syaqʹ, artinya ”bersenjatakan; dipersenjatai”. (1Raj 10:25; 1Taw 12:2; 2Taw 17:17) Kata Yunani hoʹplon (senjata) berkaitan dengan kata pa·no·pliʹa, artinya ”seluruh persenjataan; seluruh perlengkapan senjata”.—Yoh 18:3; Luk 11:22; Ef 6:11.
Senjata (untuk Menyerang). Pedang dan belati. Kata Ibrani kheʹrev biasanya diterjemahkan ”pedang”, tetapi juga dapat diterjemahkan menjadi ”belati”, ’pahat’, dan ’pisau’. (Kej 3:24; 1Raj 18:28; Kel 20:25; Yos 5:2) Dalam Kitab-Kitab Ibrani, pedang adalah senjata untuk menyerang dan bertahan yang paling sering disebutkan. Pedang mempunyai tangkai dan mata logam, yang dapat terbuat dari kuningan, tembaga, besi, atau baja, serta digunakan untuk memotong (1Sam 17:51; 1Raj 3:24, 25) dan menusuk atau menikam. (1Sam 31:4) Ada pedang yang pendek, ada yang panjang, bermata satu atau dua. Para arkeolog membedakan belati dari pedang berdasarkan panjangnya, kriteria perbedaannya sekitar 40 cm.
Biasanya pedang digantungkan pada sisi kiri ikat pinggang (1Sam 25:13) dan dimasukkan ke dalam sebuah sarung, yaitu selongsong atau wadah dari kulit untuk pedang atau belati. Keterangan di 2 Samuel 20:8 menunjukkan adanya kemungkinan bahwa Yoab dengan sengaja mengatur pedangnya sedemikian rupa sehingga terjatuh dari sarungnya dan kemudian hanya memegang senjata tersebut di tangannya dan tidak menyarungkannya kembali. Amasa yang tidak curiga mungkin berpikir bahwa pedang itu terjatuh, dan ia tidak berprasangka. Ternyata hal itu berakibat fatal.
Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata Yunani maʹkhai·ra biasanya diterjemahkan menjadi pedang (Mat 26:47), meskipun rhom·faiʹa, artinya ”pedang yang panjang”, juga digunakan. (Pny 6:8) Fakta bahwa para murid mempunyai dua pedang pada malam Yesus dikhianati bukanlah hal yang tidak lazim pada zaman itu (Luk 22:38), dan ada bukti bahwa orang Galilea khususnya biasa membawa senjata. (Lihat The Jewish War, karya F. Yosefus, III, 42 [iii, 2].) Kata-kata Yesus di Lukas 22:36, ”Hendaklah orang yang tidak mempunyai pedang menjual pakaian luarnya dan membeli pedang,” tidak berarti bahwa para murid akan menempuh kehidupan yang penuh bahaya. Sebaliknya, ia ingin agar para pengikutnya membawa pedang pada malam itu untuk memperlihatkan dengan jelas bahwa, meskipun mereka akan menghadapi keadaan yang dapat dengan mudah memancing perlawanan bersenjata, ia tidak bermaksud menggunakan pedang tetapi akan menyerahkan diri dengan sukarela selaras dengan kehendak Allah. Maka, ketika Petrus benar-benar bereaksi dan berupaya mengadakan perlawanan bersenjata dan menetak telinga Malkhus, Yesus memberikan perintah kepadanya, ”Kembalikan pedangmu ke tempatnya, karena semua orang yang mengangkat pedang akan binasa oleh pedang.” (Mat 26:52; Yoh 18:10, 11) Pedang Petrus dan pedang satunya lagi tentunya tidak akan banyak membantu untuk melawan rombongan besar orang yang bersenjata, dan seandainya mereka mencoba menggunakannya, mereka pasti akan ”binasa oleh pedang”. (Mat 26:47) Yang lebih penting, upaya demikian untuk membebaskan Yesus tidak akan berhasil karena sama sekali bertentangan dengan maksud-tujuan Allah Yehuwa. (Mat 26:53, 54) Demikianlah, belakangan pada hari yang sama Yesus dapat mengatakan dengan jelas kepada Pilatus, ”Jika kerajaanku bagian dari dunia ini, pelayan-pelayanku pasti sudah akan berjuang agar aku tidak diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Tetapi kerajaanku bukan dari sumber ini.”—Yoh 18:36.
Tombak, lembing, dan panah lempar. Senjata untuk ditusukkan atau untuk dilemparkan, terdiri atas sebuah tangkai dengan ujung atau kepala yang tajam. (1Sam 18:11; Hak 5:8; Yos 8:18; Ayb 41:26) Berbagai jenis digunakan oleh semua bangsa pada zaman dahulu. Perbedaan yang persis antara jenis senjata yang satu dan senjata yang lain, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai kata Ibrani, tidak diketahui dengan pasti.
Dalam Kitab-Kitab Ibrani, tombak (Ibr., khanithʹ) tampaknya adalah yang terbesar di antara tiga senjata di atas, dengan tangkai panjang yang terbuat dari kayu dan biasanya memiliki kepala yang tajam dari batu atau logam. Tombak termasuk senjata penting kedua setelah pedang. Raksasa Goliat membawa tombak yang matanya ”dari besi enam ratus syekel” (6,8 kg) dan tangkai kayunya ”seperti kayu penggulung pada alat tenun”. (1Sam 17:7) Ada tombak yang di bagian belakangnya berujung logam agar dapat ditancapkan ke tanah. Maka selain kepala tombak, ujung tersebut dapat digunakan secara efektif oleh seorang pejuang. (2Sam 2:19-23) Tombak yang ditancapkan ke tanah dapat menjadi petunjuk tempat tinggal sementara seorang raja.—1Sam 26:7.
Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, tombak (Yn., logʹkhe) disebutkan di Yohanes 19:34, yang mengatakan bahwa setelah Yesus Kristus meninggal, ”salah seorang prajurit menusuk pinggangnya dengan tombak”. Karena ia seorang prajurit Romawi, bisa jadi ia menggunakan sebuah pilum Romawi. Senjata semacam itu kira-kira 1,8 m panjangnya, mempunyai kepala besi yang runcing sepanjang separuh tangkai kayunya.
Kata Ibrani lain untuk tombak adalah roʹmakh, yakni senjata dengan tangkai yang panjang serta ujung yang tajam dan digunakan untuk menusuk. (Bil 25:7, 8) Senjata ini umum digunakan oleh orang Ibrani.
Lembing (Ibr., ki·dhohnʹ) mempunyai kepala logam yang runcing dan biasanya dilemparkan. Tampaknya lembing lebih kecil dan lebih ringan daripada tombak biasa, sehingga dapat diacungkan dengan lengan yang terentang. (Yos 8:18-26) Lembing biasanya tidak dibawa di tangan tetapi ditaruh di punggung.
Panah lempar (Ibr., mas·saʽʹ) tampaknya adalah senjata lempar yang pendek dan runcing mirip anak panah. (Ayb 41:26) Syeʹlakh, kata Ibrani untuk senjata lempar, berasal dari kata kerja dasar sya·lakhʹ, artinya ”melepaskan; mengulurkan; mengedangkan”. (2Taw 23:10; Kej 8:8, 9; Kel 9:15) Kata Ibrani ziq·qimʹ memaksudkan ”senjata-senjata lempar berapi” dan berkaitan dengan zi·qohthʹ, artinya ”bunga api; anak panah berapi”.—Ams 26:18; Yes 50:11, Rbi8, ctk.
Kata Yunani beʹlos (senjata lempar) berasal dari kata dasar balʹlo, artinya ”melempar”. Rasul Paulus menggunakan kata Yunani itu ketika ia menulis tentang ”senjata lempar yang berapi” yang dapat dipadamkan dengan perisai besar iman. (Ef 6:16) Di kalangan orang Romawi, panah lempar dibuat dari buluh yang berongga, dan di bagian bawah, di bawah ujungnya, terdapat wadah besi yang dapat diisi dengan nafta yang berapi. Panah lempar tersebut kemudian ditembakkan dari busur yang terentang kendur, karena jika dilepaskan dari busur yang terentang tegang, api akan padam. Apabila senjata lempar demikian dipadamkan dengan air, nyala apinya malah bertambah besar, dan satu-satunya cara untuk memadamkannya adalah dengan menutupi proyektil yang berbahaya itu dengan tanah.
Busur dan anak panah. Sejak dahulu kala busur (Ibr., qeʹsyeth; Yn., toʹxon) digunakan untuk berburu dan berperang. (Kej 21:20; 27:3; 48:22; Pny 6:2) Senjata tersebut biasa digunakan di kalangan orang Israel (2Taw 26:14, 15), orang yang berperang bagi Mesir (Yer 46:8, 9), orang Asiria (Yes 37:33), dan orang Media-Persia.—Yer 50:14; 51:11; lihat juga PANAH, PEMANAH.
Sebutan ”busur tembaga” kemungkinan besar memaksudkan busur kayu yang dilapisi tembaga. (2Sam 22:35) Ungkapan ”melengkungkan busur” (harfiah, ”menginjak busur”) berarti memasang tali busur. (Mz 7:12; 37:14; Yer 50:14, 29) Hal tersebut dapat dilakukan dengan menginjakkan kaki kuat-kuat di pertengahan busur; atau satu ujung busur yang bertali dapat ditahan di tanah dengan kaki sementara ujung satunya dilengkungkan untuk diikat dengan ujung tali yang masih lepas.
Anak panah (Ibr., khits·tsimʹ) dibuat dari tangkai buluh atau kayu ringan, bagian bawah biasanya dipasangi bulu. Kepala anak panah pada mulanya dibuat dari batu api atau tulang dan belakangan dibuat dari logam. Kadang-kadang anak panah diberi kait, dicelupkan dalam racun (Ayb 6:4), atau dilapisi bahan yang mudah terbakar. (Mz 7:13) Untuk anak panah berapi, tali yang direndam dalam minyak dimasukkan ke dalam lubang-lubang di sepanjang sisi kepala logamnya dan disulut sewaktu anak panah digunakan.
Tiga puluh anak panah biasanya ditaruh dalam kotak atau tabung kulit. Relief-relief Asiria memperlihatkan bahwa tabung-tabung panah yang diangkut kereta bisa memuat 50 anak panah.—Bdk. Yes 22:6.
Umban. Sejak zaman dahulu, umban (Ibr., qelaʽ) digunakan sebagai senjata oleh para gembala (1Sam 17:40) dan pejuang. (2Taw 26:14) Umban adalah tali kulit atau pita yang dianyam dari bahan seperti urat binatang, kercut, atau rambut. Proyektil ditaruh dalam ”salang pengumban”, yaitu bagian tengah yang lebar. (1Sam 25:29) Satu ujung umban dapat diikatkan pada tangan atau pergelangan tangan sedangkan ujung satunya dipegang di tangan supaya dapat dilepaskan sewaktu umban diayunkan. Umban yang terisi diputar di atas kepala, mungkin beberapa kali, kemudian satu ujung umban tiba-tiba dilepaskan sehingga senjata lempar akan melejit ke depan dengan kekuatan dan kecepatan tinggi. Batu-batu bundar yang licin khususnya disukai untuk mengumban, meskipun proyektil-proyektil lain juga digunakan. (1Sam 17:40) Para pengumban merupakan bagian yang tetap dalam pasukan Yehuda (2Taw 26:14) dan Israel.—2Raj 3:25; lihat juga PENGUMBAN.
Gada perang, tongkat senjata, dan kapak-perang. ”Gada perang” tampaknya adalah gada atau tongkat yang berat, kadang-kadang dilengkapi potongan-potongan logam. (Ams 25:18) ”Tongkat senjata” adalah tongkat kayu, mungkin dengan ujung logam yang digunakan sebagai senjata. (Yeh 39:9) Kapak-perang adalah senjata dengan tangkai yang relatif pendek, dari kayu atau logam, serta kepala dengan mata yang tajam, dari batu atau logam. Di Mazmur 35:3 disinggung tentang kapak-perang dalam bahasa kiasan ketika Daud meminta Yehuwa ’mencabut tombak dan kapak bermata dua untuk menghadapi orang-orang yang mengejar aku’.
Persenjataan (untuk Bertahan). Agar tubuh terlindung terhadap senjata penyerang dari musuh, seorang prajurit menggunakan berbagai jenis perisai dan perlengkapan senjata yang dikenakan secara perorangan.
Perisai. Sejenis senjata untuk bertahan yang lebar bentuknya dan digunakan oleh semua bangsa pada zaman dahulu. Perisai dilengkapi pegangan di bagian dalam dan dibawa oleh seorang pejuang selama pertempuran, biasanya di lengan kiri atau di tangan kiri, meskipun selama berbaris perisai dapat digantung dengan tali bahu. Yesaya 22:6 menunjukkan bahwa ada perisai yang dilengkapi tutup yang dibuka sewaktu berperang. Pada masa damai, perisai sering ditempatkan dalam arsenal atau gudang senjata.—Kid 4:4.
Perisai yang digunakan pada zaman dahulu sering dibuat dari kayu yang dilapisi kulit, dan perisai demikian dapat dibakar. (Yeh 39:9) Perisai kayu dan kulit umum digunakan, sedangkan perisai logam tampaknya kurang umum; perisai logam khususnya digunakan oleh para pemimpin, penjaga kerajaan, atau mungkin untuk keperluan upacara. (2Sam 8:7; 1Raj 14:27, 28) Perisai diminyaki supaya lentur dan antiair, supaya logamnya tidak berkarat, atau supaya halus dan licin. (2Sam 1:21) Pada bagian tengah perisai kulit sering kali terdapat sebuah tonjolan (kenop atau kancing) logam yang berat, yang memberikan perlindungan ekstra.—Ayb 15:26.
”Perisai besar” (Ibr., tsin·nahʹ) dibawa oleh infanteri bersenjata berat (2Taw 14:8) dan kadang-kadang oleh seorang pembawa perisai. (1Sam 17:7, 41) Bentuknya oval atau persegi empat seperti pintu. Tampaknya ”perisai besar” yang serupa digambarkan di Efesus 6:16 dengan kata Yunani thy·re·osʹ (dari thyʹra, artinya ”pintu”). Tsin·nahʹ cukup besar untuk menutupi seluruh tubuh (Mz 5:12) dan kadang-kadang digunakan untuk membentuk garis depan pertempuran yang rapat dengan tombak-tombak teracung ke depan. Perisai besar kadang-kadang disebutkan bersama tombak untuk memaksudkan senjata secara umum.—1Taw 12:8, 34; 2Taw 11:12.
”Perisai” yang lebih kecil (Ibr., ma·ghenʹ) umumnya dibawa oleh para pemanah dan biasanya dihubungkan dengan senjata ringan seperti busur. Misalnya, perisai kecil dibawa oleh orang-orang Benyamin yang membawa busur dalam pasukan militer Raja Asa dari Yehuda. (2Taw 14:8) Perisai yang lebih kecil biasanya bundar dan lebih umum daripada perisai besar, mungkin digunakan terutama dalam pertarungan jarak dekat. Bahwa ada perbedaan ukuran yang cukup besar antara apa yang dimaksud kata-kata Ibrani tsin·nahʹ dan ma·ghenʹ tampaknya ditunjukkan oleh perisai emas yang dibuat oleh Salomo; untuk melapisi perisai besar diperlukan emas empat kali lebih banyak daripada perisai yang lebih kecil. (1Raj 10:16, 17; 2Taw 9:15, 16) Ma·ghenʹ, seperti tsin·nahʹ, tampaknya digunakan sebagai bagian tetap dari persenjataan perang.—2Taw 14:8; 17:17; 32:5.
Kata Ibrani syeʹlet, diterjemahkan ”perisai bundar”, muncul tujuh kali dalam Kitab-Kitab Ibrani dan tampaknya sama dengan ma·ghenʹ (perisai) yang lebih umum, karena digunakan secara paralel dengan ma·ghenʹ di Kidung Agung 4:4.
Ketopong. Tutup kepala yang dirancang untuk melindungi seorang prajurit selama pertempuran dan merupakan bagian yang sangat mendasar dari persenjataan untuk bertahan. Kata Ibrani untuk ”ketopong” adalah koh·vaʽʹ (bentuk lainnya qoh·vaʽʹ), sedangkan istilah Yunaninya adalah pe·ri·ke·fa·laiʹa, secara harfiah artinya ”sekeliling kepala”.—1Sam 17:5, 38; Ef 6:17.
Pada mulanya, ketopong orang Israel mungkin terbuat dari kulit dan belakangan berlapis tembaga atau besi dan digunakan di atas topi wol, kain laken, atau kulit. Ketopong tembaga sudah digunakan di Israel sejak zaman Raja Saul. (1Sam 17:38) Meskipun pada mulanya hanya diperuntukkan bagi para raja dan pemimpin lainnya, belakangan ketopong umum digunakan, mengingat Uzzia memperlengkapi seluruh pasukannya dengan ketopong.—2Taw 26:14.
Orang Filistin mempunyai ketopong logam; Goliat mengenakan ketopong tembaga. (1Sam 17:5) Yehezkiel menyebutkan ketopong sehubungan dengan orang Persia, Etiopia, dan bangsa-bangsa lainnya.—Yeh 27:10; 38:5.
Baju perang. Baju yang dipakai untuk perlindungan selama pertempuran. Baju perang (Ibr., syir·yohnʹ atau syir·yanʹ) terdiri atas jubah kain atau kulit dengan ratusan keping logam (agak mirip sisik ikan) yang dipasang sambung-menyambung pada permukaannya. Sering kali keping-keping tersebut menutupi dada, punggung, dan bahu, meskipun kadang-kadang sampai ke lutut atau bahkan ke pergelangan kaki.—1Sam 17:5.
Di kalangan orang Ibrani, baju perang sering kali dibuat dari kulit yang ditutupi sisik atau lempeng logam. Si pemakai memang cukup terlindung, tetapi, ada bagian yang rawan di sambungan sisik-sisik atau sambungan antara baju perang dan perlengkapan senjata yang lain. Demikianlah, Raja Ahab terluka fatal oleh panah yang ”mengenai raja Israel pada sambungan antara baju perang dan bagian yang lain”.—1Raj 22:34-37.
Ikat pinggang. Ikat pinggang tentara pada zaman dahulu adalah sabuk kulit yang dipakai di sekeliling pinggang atau pinggul. Lebarnya bervariasi antara 5 sampai 15 cm dan sering kali dilengkapi lempeng-lempeng besi, perak, atau emas. Pedang sang pejuang digantungkan padanya, dan kadang-kadang sabuk ditahan oleh tali bahu. (1Sam 18:4; 2Sam 20:8) Menanggalkan ikat pinggang berarti santai (1Raj 20:11), sedangkan mengikat pinggang atau pinggul menunjukkan siap untuk bertindak atau bertempur.—Kel 12:11; 1Raj 18:46; 1Ptr 1:13, Rbi8, ctk.
Pelindung kaki. Senjata yang terdiri atas lempeng-lempeng logam yang tipis, menutupi bagian antara pergelangan kaki dan lutut. Pelindung kaki hanya disebutkan satu kali dalam Alkitab di 1 Samuel 17:6, yang memperlihatkan bahwa Goliat, raksasa dan pejuang Filistin dari Gat, mempunyai ”pelindung kaki [Ibr., mits·khathʹ] dari tembaga”. Orang Israel bisa jadi juga menggunakan pelindung kaki hingga taraf tertentu.
Pembawa Persenjataan. Seorang prajurit yang melayani raja atau pemimpin lain, dengan membawakan persenjataannya, membantunya jika dalam bahaya, serta melaksanakan perintahnya. Ungkapan ’pembawa persenjataan’ adalah terjemahan dari istilah Ibrani no·seʼʹ ke·limʹ, yang secara harfiah berarti ”orang yang membawa persenjataan”. (1Sam 14:6; bdk. 1Sam 14:1.) Musuh yang terluka oleh seorang pejuang yang terkemuka, biasanya diberi pukulan maut oleh pembawa persenjataannya. (1Sam 14:13) Pelayan-pelayan tersebut dipilih dari antara para prajurit yang gagah berani, dan tampaknya ada yang sangat berbakti kepada komandan mereka.—1Sam 14:6, 7; 31:5.
Abimelekh yang mendapat luka yang memautkan, menyuruh pelayan yang membawa senjatanya untuk membunuh dia supaya tidak dapat dikatakan, ”Seorang wanita yang membunuh dia.” (Hak 9:52-54) Daud pernah melayani sebagai pembawa persenjataan Saul (1Sam 16:21); belakangan, pembawa persenjataan yang lain menolak untuk membunuh Saul yang sekarat, dan melakukan bunuh diri mengikuti penguasa itu. (1Sam 31:3-6) Yonatan dan Yoab juga mempunyai pembawa persenjataan (1Sam 14:6-14; 2Sam 18:15; 23:37; 1Taw 11:39), demikian pula para kepala pejuang dari berbagai bangsa pada zaman dahulu, seperti Goliat, si raksasa Filistin.—1Sam 17:7, 41.
Persenjataan Rohani. Meskipun orang Kristen sejati tidak ambil bagian dalam peperangan fisik, mereka terlibat dalam suatu pertempuran dan disamakan dengan prajurit. (Flp 2:25; 2Tim 2:3; Flm 2) Seorang Kristen bergulat ”melawan pemerintah-pemerintah [bukan terdiri dari manusia darah dan daging], melawan kalangan berwenang, melawan para penguasa dunia dari kegelapan ini, melawan kumpulan roh yang fasik di tempat-tempat surgawi”. (Ef 6:12) Karena senjata fisik tidak ada gunanya dalam pertempuran melawan roh-roh adimanusiawi, orang Kristen harus ’mengambil seluruh perlengkapan senjata dari Allah’.—Ef 6:13.
Paulus menasihati orang Kristen agar ”pinggang [mereka] berikatkan kebenaran”. (Ef 6:14) Sebagaimana ikat pinggang dapat menopang dan melindungi pinggang, keterpautan yang tak terpatahkan pada kebenaran ilahi dapat memperkuat seorang Kristen dalam tekadnya untuk tetap teguh tidak soal adanya pencobaan.
Selain itu, seorang Kristen harus mengenakan ”pelindung dada keadilbenaran”. (Ef 6:14) Pelindung dada harfiah melindungi organ-organ vital, terutama jantung. Perlunya keadilbenaran sebagai penutup dada yang melindungi jantung kiasan atau hati khususnya menonjol karena kecenderungan hati yang berdosa.—Kej 8:21; Yer 17:9.
Sebagai bagian dari persenjataan rohani, kaki harus ”berkasutkan kabar baik tentang perdamaian”. (Ef 6:15) Kata Yunani he·toi·ma·siʹa, yang diterjemahkan ”kasut” mengandung makna dasar ”kesiapan”. (Lihat Int; NIV; TEV.) Dengan selalu diperlengkapi dan siap memberitakan ”kabar baik” kepada orang-orang lain dan melakukan hal itu meskipun ada kesukaran, orang Kristen dapat dibantu untuk bertekun dengan setia.
Bagian yang menonjol dari persenjataan rohani adalah ”perisai besar iman”. Sebagaimana perisai besar menutupi sebagian besar tubuh, iman kepada Allah Yehuwa dan kesanggupan-Nya untuk memenuhi janji-janji-Nya akan membuat orang Kristen sanggup ”memadamkan semua senjata lempar yang berapi dari si fasik”. (Ef 6:16; bdk. Mz 91:4.) Iman akan membantu orang Kristen menahan serangan roh-roh fasik, melawan godaan kepada perbuatan amoral, menolak keinginan materialistis, dan tidak menyerah karena takut, ragu-ragu, atau terlalu sedih.—Kej 39:7-12; Ibr 11:15; 13:6; Yak 1:6; 1Tes 4:13.
Sebagaimana ketopong melindungi kepala seorang prajurit, ”ketopong keselamatan” melindungi kesanggupan mental orang Kristen terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak saleh. (Ef 6:17) Mengenakan ”ketopong harapan keselamatan” berarti ”menatap upah yang akan diberikan”, seperti yang dilakukan Musa.—1Tes 5:8; Ibr 11:26.
”Pedang roh, yaitu firman Allah” mutlak dibutuhkan orang Kristen untuk menampik ajaran palsu dan ajaran turun-temurun manusia dan untuk mengajarkan kebenaran serta ”merobohkan perkara-perkara yang dibentengi dengan kuat”.—Ef 6:17; 2Kor 10:4, 5.
[Gambar di hlm. 779]
Anggota legiun Romawi dengan perisai