Buku Alkitab Nomor 7—Hakim-Hakim
Penulis: Samuel
Tempat Penulisan: Israel
Selesai Ditulis: ±1100 S.M.
Masa yang Ditinjau: ±1450–±1120 S.M.
1. Dalam hal apa saja zaman para hakim itu penting?
DI SINI terdapat lembaran sejarah Israel yang padat berisi pergolakan, silih berganti antara keterlibatan dengan agama hantu-hantu yang mendatangkan malapetaka dan tindakan-tindakan Yehuwa yang pengasih dalam membebaskan umat-Nya yang bertobat melalui hakim-hakim yang Ia lantik. Perbuatan-perbuatan yang hebat dari Otniel, Ehud, Samgar, dan hakim-hakim lain sesudah mereka, sungguh membangkitkan iman. Seperti dikatakan penulis buku Ibrani: ”Aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, . . . yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, . . . telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.” (Ibr. 11:32-34) Selain itu, selama masa ini ada pula Tola, Yair, Ebzan, Elon, dan Abdon, yang membulatkan jumlah hakim yang setia menjadi 12. (Samuel biasanya tidak dihitung di antara para hakim.) Yehuwa berperang untuk para hakim, dan roh-Nya memenuhi mereka pada waktu mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang gagah berani. Mereka memberikan segala pujian dan kemuliaan kepada Allah mereka.
2. Bagaimana nama buku Hakim-Hakim dalam bahasa Ibrani cocok?
2 Dalam Septuagint buku ini disebut Kri·taiʹ, dan dalam Alkitab Ibrani, disebut Sho·phetimʹ, yang diterjemahkan ”Hakim-Hakim.” Sho·phetimʹ diambil dari kata kerja sha·phatʹ, artinya ”mengadili, membenarkan, menghukum, memerintah,” yang dengan tepat menyatakan jabatan dari orang-orang ini yang dilantik secara teokratis oleh ”Allah, Hakim seluruh umat manusia.” (Ibr. 12:23, BIS) Mereka adalah pria-pria yang diangkat Yehuwa pada waktu-waktu tertentu untuk membebaskan umat-Nya dari belenggu bangsa asing.
3. Kapankah buku Hakim-Hakim ditulis?
3 Kapankah buku Hakim-Hakim ini ditulis? Dua keterangan dalam buku ini membantu kita mendapatkan jawaban. Yang pertama: ”Tetapi orang Yebus . . . masih diam . . . di Yerusalem sampai sekarang.” (Hak. 1:21) Karena Raja Daud merebut ”kubu pertahanan Sion” dari orang Yebus pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, atau tahun 1070 S.M., buku Hakim-Hakim pasti telah ditulis sebelum tanggal itu. (2 Sam. 5:4-7) Keterangan yang kedua terdapat sampai empat kali: ”Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel.” (Hak. 17:6; 18:1; 19:1; 21:25) Jadi, catatan ini ditulis pada suatu masa manakala sudah ada seorang ”raja di antara orang Israel,” yaitu, sesudah Saul menjadi raja pertama pada tahun 1117 S.M. Maka buku ini ditulis antara tahun 1117 dan 1070 S.M.
4. Siapa penulis buku Hakim-Hakim?
4 Siapakah penulisnya? Tidak disangsikan, ia adalah seorang hamba Yehuwa yang berbakti. Hanya Samuel yang menonjol sebagai penganjur ibadat Yehuwa yang utama selama masa peralihan ini dari zaman para hakim ke zaman raja-raja, dan ia juga merupakan orang pertama dari rentetan nabi-nabi yang setia. Maka, masuk akal bahwa Samuel yang mencatat sejarah para hakim itu.
5. Bagaimana cara menghitung jangka waktu dari buku Hakim-Hakim?
5 Berapa lamakah masa yang ditinjau oleh Hakim-Hakim? Hal ini dapat dihitung dari 1 Raja-Raja 6:1, yang memperlihatkan bahwa Salomo mulai mendirikan rumah Yehuwa pada tahun keempat dari pemerintahannya, yaitu ”tahun keempat ratus delapan puluh sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir.” (”Keempat ratus delapan puluh” adalah angka ordinal, dan ini mengartikan 479 tahun penuh.) Jangka waktu ini termasuk 40 tahun di bawah pimpinan Musa di padang gurun (Ul. 8:2), 40 tahun pemerintahan Saul (Kis. 13:21), 40 tahun pemerintahan Daud (2 Sam. 5:4, 5) dan ke-3 tahun pertama yang penuh dari pemerintahan Salomo. Jika kita mengurangi jumlah 123 tahun ini dari 479 tahun yang disebut di 1 Raja-Raja 6:1, maka sisanya adalah 356 tahun, yaitu masa selang antara masuknya bangsa Israel ke negeri Kanaan dan mulainya pemerintahan Saul.a Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku Hakim-Hakim, yang sebagian besar mulai sejak kematian Yosua sampai kepada zaman Samuel, meliputi kira-kira 330 tahun dari masa 356 tahun tersebut.
6. Apa yang membuktikan autentisitas buku Hakim-Hakim?
6 Autentisitas buku Hakim-Hakim tidak disangsikan. Orang Yahudi selalu mengakuinya sebagai bagian dari kanon Alkitab. Penulis-penulis Kitab-Kitab Ibrani maupun Kitab-Kitab Yunani Kristen telah mengutip dari buku itu, seperti misalnya dalam Mazmur 83:9-18; Yesaya 9:3; 10:26; dan Ibrani 11:32-34. Dengan jujur, buku ini tidak menyembunyikan sesuatu pun mengenai kekurangan dan penyelewengan bangsa Israel, meskipun pada waktu yang sama buku itu menjunjung tinggi kasih sayang Yehuwa yang tidak terbatas. Yehuwa, dan bukan hakim manusia belaka, yang menerima kemuliaan sebagai Pembebas Israel.
7. (a) Bagaimana arkeologi mendukung catatan dalam Hakim-Hakim? (b) Mengapa pantas bahwa Yehuwa memerintahkan untuk menumpas para penyembah Baal?
7 Selanjutnya, penemuan-penemuan arkeologi mendukung keaslian buku Hakim-Hakim. Namun yang paling istimewa adalah penemuan mengenai sifat agama Baal orang Kanaan. Selain apa yang dikatakan Alkitab, hanya sedikit yang diketahui mengenai Baalisme, sampai kota Ugarit di Kanaan purba (kota Ras Shamra modern di pantai Siria yang berhadapan ke arah timur laut ke ujung Pulau Siprus) digali pada permulaan tahun 1929. Di sini, agama Baal disingkapkan sebagai agama yang menonjolkan materialisme, nasionalisme yang ekstrem, dan penyembahan seks. Rupanya di tiap kota di negeri Kanaan terdapat tempat penyembahan Baal dan tempat ibadat yang dikenal sebagai bukit-bukit pengorbanan. Di sebelah dalam tempat ibadat tersebut, terdapat patung-patung Baal, dan dekat mezbah di sebelah luar terdapat tembok tiang penopang—mungkin simbol kelamin (phallus) dari Baal. Tempat ibadat ini penuh dengan darah dari korban-korban manusia yang menjijikkan. Sewaktu orang Israel dicemari dengan Baalisme, mereka juga mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban. (Yer. 32:35) Ada sebuah tiang suci yang melambangkan ibu dari Baal, yaitu Asyera. Dewi kesuburan, Asytoret, yakni istri Baal disembah dengan upacara-upacara seks yang cabul, pria-pria dan wanita-wanita dipelihara sebagai pelacur-pelacur kuil yang ”suci.” Tidak mengherankan bahwa Yehuwa memerintahkan untuk menumpas habis Baalisme dan penganut-penganutnya yang bernafsu binatang. ”Janganlah engkau merasa sayang kepada mereka dan janganlah beribadah kepada allah mereka.”—Ul. 7:16.b
ISI BUKU HAKIM-HAKIM
8. Ke dalam bagian-bagian apakah buku ini dapat dibagi secara logis?
8 Buku ini terbagi secara logis dalam tiga bagian. Kedua pasal pertama melukiskan keadaan Israel pada masa itu. Pasal 3 sampai 16 melukiskan pembebasan yang dilakukan oleh ke-12 hakim. Pasal 17 sampai 21 kemudian menuturkan beberapa peristiwa yang menyangkut pergolakan dalam negeri Israel.
9. Latar belakang apa yang diberikan oleh kedua pasal pembukaan?
9 Keadaan di Israel pada masa para hakim (1:1–2:23). Suku-suku Israel dikisahkan seraya mereka menyebar untuk menduduki daerah yang diberikan kepada mereka masing-masing. Tetapi, bukannya mengusir orang Kanaan sampai tuntas, banyak di antaranya disuruh melakukan kerja paksa dan diizinkan tetap berdiam di antara bangsa Israel. Karena itu malaikat Yehuwa menyatakan, ”Mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat bagimu.” (2:3) Demikianlah sewaktu muncul generasi baru yang tidak mengenal Yehuwa atau perbuatan-perbuatan-Nya, bangsa tersebut segera meninggalkan Dia untuk melayani para Baal dan allah-allah lain. Karena tangan Yehuwa tidak bersama mereka dengan mendatangkan malapetaka, mereka ”mengalami kesulitan yang sangat besar.” Karena sikap mereka yang keras kepala dan tidak mau mendengar bahkan kepada para hakim, Yehuwa tidak mengusir satu pun juga dari antara bangsa-bangsa yang telah Ia biarkan tetap tinggal untuk menguji Israel. Latar belakang ini merupakan bantuan untuk mengerti peristiwa-peristiwa yang terjadi kemudian.—2:15, BIS.
10. Dengan kuasa apa Otniel menghakimi, dan apa hasilnya?
10 Hakim Otniel (3:1–11). Dalam penderitaan karena ditawan orang Kanaan, putra-putra Israel mulai berseru memohon bantuan kepada Yehuwa. Mula-mula Ia mengangkat Otniel sebagai hakim. Apakah Otniel mengadili dengan kuasa dan hikmat manusia? Tidak, karena kita membaca: ”Roh [Yehuwa] menghinggapi dia” untuk menaklukkan musuh orang Israel. ”Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya.”—3:10, 11.
11. Bagaimana Yehuwa menggunakan Ehud untuk menyelamatkan Israel?
11 Hakim Ehud (3:12–30). Ketika putra-putra Israel selama 18 tahun berada di bawah kekuasaan Raja Eglon dari Moab, Yehuwa kembali mendengar seruan mereka memohon bantuan, dan Ia mengangkat Hakim Ehud. Ketika Ehud yang bertangan kidal berhasil mengadakan pertemuan rahasia dengan sang raja, ia mencabut pedang buatannya sendiri dari bawah jubahnya dan membunuh Eglon dengan menghujamkan pedang dalam-dalam ke perut Eglon yang gendut itu. Dengan cepat Israel bersatu di pihak Ehud dalam pertempuran melawan Moab, dan negeri itu kembali menikmati keadaan aman yang Allah berikan selama 80 tahun.
12. Apa yang memperlihatkan bahwa kemenangan Samgar adalah karena kuasa Allah?
12 Hakim Samgar (3:31). Samgar menyelamatkan Israel dengan menewaskan 600 orang Filistin. Bahwa kemenangannya adalah karena kuasa Yehuwa nyata dari senjata yang ia pakai—hanya sebuah tongkat penghalau lembu.
13. Kejadian-kejadian yang dramatis apa mencapai klimaksnya dalam nyanyian kemenangan Barak dan Debora?
13 Hakim Barak (4:1–5:31). Israel kemudian dijajah oleh raja Kanaan yang bernama Yabin dengan panglima perangnya, Sisera, yang menyombongkan diri karena memiliki 900 kereta perang yang dilengkapi pisau-pisau besi. Karena Israel kembali berseru kepada Yehuwa, Ia mengangkat Hakim Barak yang didukung dengan terampil oleh nabiah Debora. Agar Barak dan tentaranya tidak mempunyai alasan untuk menyombongkan diri, Debora mengumumkan bahwa pertempuran akan dipimpin oleh Yehuwa, dan ia bernubuat: ”[Yehuwa] akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” (4:9) Barak mengerahkan orang-orang dari suku Naftali dan suku Zebulon ke Gunung Tabor. Kemudian bala tentaranya yang terdiri dari 10.000 orang turun untuk bertempur. Karena iman yang teguh kemenangan tercapai. ”[Yehuwa] mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya,” Ia menimpa mereka dengan banjir bandang di lembah Sungai Kison. ”Tidak ada seorangpun yang tinggal hidup.” (4:15, 16) Sisera melarikan diri ke kemah Heber orang Keni. Yael, istri Heber, membawa penumpasan itu kepada puncaknya dengan melantakkan kepala Sisera ke tanah menggunakan patok kemah. ”Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin.” (4:23) Debora dan Barak menyatakan kegembiraan dalam nyanyian, menyanjung kekuasaan Yehuwa yang tak terkalahkan, yang menyebabkan bahkan bintang-bintang bertempur dari orbitnya melawan Sisera. Ya, memang waktu yang tepat untuk ’memuji Yehuwa’! (5:2) Empat puluh tahun penuh damai menyusul.
14, 15. Apa tanda dukungan Yehuwa yang diterima Gideon, dan bagaimana dukungan ini ditandaskan lebih jauh dalam kekalahan akhir orang Midian?
14 Hakim Gideon (6:1–9:57). Putra-putra Israel melakukan apa yang jahat lagi, dan negeri itu diporak-porandakan oleh orang Midian yang datang merampok. Yehuwa, melalui malaikat-Nya, menugaskan Gideon sebagai hakim, dan Yehuwa sendiri menambah keyakinannya dengan berkata, ”Akulah yang menyertai engkau.” (6:16) Tindakan pertama yang gagah berani dari Gideon adalah merobohkan mezbah Baal di kota tempat kediamannya. Tentara-tentara gabungan dari musuh kini menyeberang memasuki Yizreel, dan ”Roh [Yehuwa] menguasai Gideon” sewaktu ia memanggil Israel untuk mengangkat senjata. (6:34) Melalui pengujian dengan membentangkan secarik bulu domba di bawah embun di tanah pengirikan, Gideon menerima tanda ganda bahwa Allah memang menyertai dia.
15 Yehuwa memberi tahu Gideon bahwa tentaranya yang terdiri dari 32.000 orang itu terlalu besar dan bahwa jumlah tersebut dapat membuat orang membanggakan diri atas kemenangan. Mula-mula orang-orang yang takut disuruh pulang, sehingga tinggal 10.000 orang saja. (Hak. 7:3; Ul. 20:8) Kemudian, melalui ujian cara minum air, semua orang disisihkan kecuali 300 yang waspada dan siap siaga. Pada malam hari Gideon mengintai perkemahan orang Midian dan mendapat jaminan ketika ia mendengar seseorang menafsirkan mimpi bahwa ”ini tidak lain dari pedang Gideon . . . Allah [yang benar, NW] telah menyerahkan orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.” (Hak. 7:14) Gideon sujud menyembah Allah dan kemudian mengatur pasukannya dalam tiga rombongan untuk mengambil posisi di sekitar perkemahan orang Midian. Keheningan malam tiba-tiba dipecahkan oleh tiupan sangkakala, oleh bunyi kendi besar yang dipecahkan, oleh obor yang menyala, dan oleh seruan ke-300 orang dari Gideon, ”Pedang [Yehuwa] dan Gideon!” (7:20, Klinkert) Seluruh perkemahan musuh menjadi kacau. Orang-orang berperang melawan satu sama lain dan mulai melarikan diri. Israel mengejar, membantai mereka serta membunuh pangeran-pangeran mereka. Kemudian bangsa Israel meminta agar Gideon memerintah atas mereka, namun ia menolak dan mengatakan: ”[Yehuwa] yang memerintah kamu.” (8:23) Tetapi, dari rampasan perang ia membuat sebuah efod, yang belakangan terlalu dipuja-puja sehingga menjadi jerat bagi Gideon beserta keluarganya. Negeri itu aman untuk 40 tahun selama Gideon menjadi hakim.
16. Kebinasaan apa menimpa Abimelekh, si perebut kekuasaan?
16 Abimelekh, salah seorang putra Gideon dari seorang gundik, merebut kekuasaan setelah kematian Gideon, dan membunuh ke-70 saudara tirinya. Hanya Yotam, putra bungsu Gideon yang berhasil melarikan diri, dan ia menyatakan kebinasaan Abimelekh dari puncak Gunung Gerizim. Dalam perumpamaan tentang pohon-pohon ini, martabat Abimelekh sebagai ”raja” ia samakan dengan semak duri yang hina. Tak lama kemudian Abimelekh terlibat dalam perkelahian intern di Sikhem dan ia direndahkan, dengan dibunuh oleh seorang wanita ketika ia dengan tepat menimpakan sebuah batu kilangan dari menara Tebes, sehingga kepala Abimelekh pecah.—Hak. 9:53; 2 Sam. 11:21.
17. Apa yang diceritakan mengenai Hakim Tola dan Yair?
17 Hakim Tola dan Yair (10:1-5). Kedua hakim inilah yang berikutnya mendatangkan penyelamatan dalam kuasa Yehuwa, dan masing-masing memerintah sebagai hakim selama 23 dan 22 tahun.
18. (a) Pembebasan apakah yang diberikan oleh Yefta? (b) Nazar apa kepada Yehuwa yang Yefta penuhi dengan setia? Cara bagaimana?
18 Hakim Yefta (10:6–12:7). Karena Israel terus berpaling kepada penyembahan berhala, murka Yehuwa kembali menyala terhadap bangsa tersebut. Sekarang bangsa itu menderita penindasan oleh orang-orang Amon dan Filistin. Yefta dipanggil kembali dari pengasingan untuk memimpin Israel dalam pertempuran. Tetapi siapakah hakim yang sebenarnya dalam sengketa ini? Ucapan Yefta sendiri menjawab: ”[Yehuwa], Hakim itu, Dialah yang menjadi hakim pada hari ini antara orang Israel dan bani Amon.” (11:27) Ketika roh Yehuwa kemudian turun ke atasnya, ia bersumpah bahwa apabila ia kembali dari Amon dengan damai, maka ia akan membaktikan kepada Yehuwa siapa yang pertama-tama keluar dari rumahnya untuk menyambut dia. Yefta menaklukkan Amon dengan pembantaian besar. Waktu ia pulang ke rumahnya di Mizpa, putrinya sendiri yang pertama-tama datang berlari menyambutnya dengan penuh sukacita karena kemenangan Yehuwa. Yefta memenuhi nazarnya—bukan, bukan dengan mempersembahkan korban manusia menurut upacara Baal, melainkan dengan membaktikan putri tunggalnya untuk melakukan dinas istimewa di rumah Yehuwa demi kepujian-Nya.
19. Peristiwa-peristiwa apa yang mengarah kepada ujian ”Syibolet”?
19 Kemudian orang Efraim mengajukan protes karena tidak dipanggil waktu berperang melawan Amon, dan mereka mengancam Yefta, yang terpaksa memukul mereka mundur. Seluruhnya, ada 42.000 orang Efraim yang dibunuh, banyak dari mereka mati di tempat-tempat penyeberangan Sungai Yordan, ketika mereka dikenali karena tidak dapat mengucapkan dengan tepat kata sandi ”Syibolet.” Yefta tetap menjadi hakim Israel selama enam tahun.—12:6.
20. Ketiga hakim manakah yang disebutkan selanjutnya?
20 Hakim Ebzan, Elon, dan Abdon (12:8-15). Meskipun mereka tidak banyak disebutkan, masing-masing memerintah sebagai hakim selama tujuh, sepuluh, dan delapan tahun secara berturut-turut.
21, 22. (a) Perbuatan-perbuatan hebat apa yang dilakukan Simson, dan dengan kuasa apa? (b) Bagaimanakah Simson dikalahkan oleh orang Filistin? (c) Peristiwa-peristiwa apa yang mencapai puncaknya dalam tindakan Simson yang terhebat, dan siapa yang mengingat dia pada saat itu?
21 Hakim Simson (13:1–16:31). Orang Israel sekali lagi jatuh ke tangan orang Filistin. Kali ini Simson yang diangkat Yehuwa sebagai hakim. Orang-tua Simson telah membaktikan dia menjadi orang Nazir sejak ia lahir, dan karena itu pisau cukur tidak pernah boleh kena rambutnya. Seraya ia menjadi dewasa Yehuwa memberkati dia, dan ”mulailah hatinya digerakkan oleh Roh [Yehuwa].” (13:25) Rahasia dari kekuatannya bukan terletak pada otot-ototnya, melainkan dalam kekuatan yang diberikan Yehuwa. Ketika ’Roh [Yehuwa] berkuasa atas dia,’ ia mendapat kekuatan untuk membunuh seekor singa dengan tangan kosong dan kemudian membalas kelicikan orang Filistin dengan membunuh 30 orang dari antara mereka. (14:6, 19) Karena orang Filistin terus bertindak licik sehubungan dengan pertunangan Simson dengan seorang wanita Filistin, Simson menangkap 300 serigala dan mengikat ekor binatang-binatang itu satu sama lain. Ia menaruh obor di antara ekor-ekor serigala dan menghalau mereka ke ladang gandum, kebun anggur, dan kebun zaitun orang Filistin sehingga semuanya terbakar. Kemudian ia membunuh banyak sekali orang Filistin, ”meremukkan tulang-tulang mereka.” (15:8) Orang Filistin membujuk sesama bangsa Israel, orang-orang dari suku Yehuda, untuk mengikat Simson dan menyerahkannya kepada mereka, tetapi ’Roh [Yehuwa] berkuasa atas dia,’ dan belenggunya seolah-olah meleleh, lepas dari tangannya. Simson menghantam mati seribu orang Filistin—”satu pasukan, dua pasukan.” (15:14-16, Klinkert) Senjata mautnya? Tulang rahang yang masih baru dari seekor keledai. Yehuwa menyegarkan hamba-Nya yang kehabisan tenaga dengan secara mukjizat mengeluarkan suatu sumber air di daerah pertempuran itu.
22 Simson kemudian bermalam di rumah seorang pelacur di Gaza. Di tempat itu orang Filistin dengan diam-diam mengepungnya. Namun roh Yehuwa kembali terbukti menyertai dia ketika pada tengah malam ia bangun, mencabut pintu gerbang kota serta tiang-tiang pintunya, dan mengangkatnya sampai ke puncak sebuah gunung berhadapan dengan Hebron. Setelah peristiwa ini, ia jatuh cinta kepada Delila yang licik. Delila rela diperalat orang Filistin, dan merengek terus sehingga akhirnya Simson menerangkan bahwa pengabdiannya sebagai Nazir kepada Yehuwa, yang dilambangkan oleh rambutnya yang panjang, merupakan sumber yang sebenarnya dari kekuatannya yang besar. Selagi ia tidur, Delila menyuruh rambutnya dipotong. Kali ini, sia-sialah ia bangun untuk melawan karena ”[Yehuwa] telah meninggalkan dia.” (16:20) Orang Filistin menangkapnya, mencungkil kedua matanya, dan mempekerjakan dia sebagai budak untuk menggiling di dalam penjara. Ketika tiba waktunya untuk mengadakan pesta besar guna menghormati Dagon ilah mereka, orang Filistin membawa Simson ke luar penjara untuk dijadikan tontonan. Karena tidak menyadari bahwa rambut Simson telah tumbuh kembali dengan lebat, mereka membiarkan dia berdiri di antara kedua tiang yang besar dari bangunan yang digunakan untuk menyembah Dagon. Simson berseru kepada Yehuwa: ”Ya Tuhan [Yehuwa], ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja.” Dan Yehuwa memang mengingat dia. Simson merangkul kedua tiang itu dan ’membungkuk sekuat-kuatnya’—dengan kekuatan Yehuwa—’maka rubuhlah rumah itu . . . Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak daripada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.’—16:28-30.
23. Peristiwa-peristiwa apa yang dituturkan dalam pasal 17 sampai 21, dan kapankah itu terjadi?
23 Sekarang kita tiba di pasal 17 sampai 21, yang mengisahkan tentang beberapa kerusuhan intern yang secara menyedihkan mengganggu Israel selama masa ini. Peristiwa-peristiwa ini terjadi pada permulaan zaman para hakim, karena disebutkan bahwa cucu dari Musa dan Harun yaitu Yonatan dan Pinehas, masih hidup pada masa itu.
24. Bagaimana beberapa orang dari suku Dan mendirikan agama mereka sendiri?
24 Mikha dan orang-orang suku Dan (17:1–18:31). Mikha, seorang pria dari suku Efraim, mendirikan ibadatnya sendiri, sebuah ”kuil” berhala, lengkap dengan patung pahatan dan seorang imam Lewi. (17:5) Kemudian datang orang-orang dari suku Dan yang sedang dalam perjalanan mencari tanah warisan di utara. Mereka merampas semua perlengkapan agama dari Mikha beserta imamnya, lalu mereka pergi jauh ke utara untuk menghancurkan kota Lais, yang tidak menyangka akan diserang. Sebagai gantinya mereka membangun kota mereka sendiri yang diberi nama Dan dan di situ mereka meletakkan patung pahatan dari Mikha. Demikianlah mereka mengikuti agama pilihan mereka sendiri pada masa rumah ibadat Yehuwa yang sejati berada di Silo.
25. Bagaimana pergolakan intern dalam bangsa Israel mencapai puncaknya di Gibea?
25 Dosa suku Benyamin di Gibea (19:1–21:25). Peristiwa berikut yang dicatat menyebabkan Hosea belakangan mengatakan: ”Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel.” (Hos. 10:9) Dalam perjalanan pulang bersama gundiknya, seorang Lewi dari Efraim bermalam di rumah seorang tua di Gibea di daerah Benyamin. Orang-orang jahat dari kota mengepung rumah tersebut dan menuntut untuk mengadakan persetubuhan dengan orang Lewi itu. Akan tetapi, sebagai gantinya mereka menerima gundiknya dan memperkosa dia sepanjang malam. Pada pagi hari ia ditemukan sudah mati di ambang pintu. Orang Lewi itu membawa pulang mayat gundiknya, memotongnya menjadi 12 bagian, dan mengirimnya ke seluruh negeri Israel. Jadi ke-12 suku diuji. Apakah mereka akan menghukum Gibea, dan dengan demikian menyingkirkan keadaan yang amoral dari Israel? Suku Benyamin membiarkan kejahatan yang keji ini. Suku-suku lain berkumpul di hadirat Yehuwa di Mispa, dan dengan membuang undi mereka memutuskan untuk memerangi suku Benyamin di Gibea. Setelah dua kali mengalami kekalahan yang berdarah, melalui penyergapan secara tiba-tiba, suku-suku lain berhasil dan boleh dikatakan hampir menumpas habis suku Benyamin, hanya 600 dari mereka yang dapat melarikan diri ke bukit batu Rimon. Belakangan, Israel menyesal bahwa satu suku telah musnah. Kemudian mereka sepakat untuk menyediakan istri bagi orang-orang suku Benyamin yang masih hidup dari antara putri-putri kota Yabes-Gilead dan dari Silo. Dengan demikian berakhirlah kisah bentrokan dan tipu daya yang terjadi dalam bangsa Israel. Sebagaimana diulangi oleh kata-kata penutup dari Hakim-Hakim: ”Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”—Hak. 21:25.
MENGAPA BERMANFAAT
26. Peringatan-peringatan tegas apa dalam Hakim-Hakim juga berlaku dewasa ini?
26 Buku Hakim-Hakim bukan hanya kisah mengenai pertikaian dan pertumpahan darah belaka, melainkan sebuah buku yang menjunjung tinggi Yehuwa sebagai Pembebas yang agung dari umat-Nya. Di dalamnya ditunjukkan bagaimana belas kasihan dan panjang sabar-Nya yang tidak ada bandingannya dinyatakan terhadap umat yang memakai nama-Nya apabila mereka datang kepada-Nya dengan hati yang menyesal. Hakim-Hakim paling bermanfaat dalam cara buku ini dengan terus terang menganjurkan ibadat Yehuwa dan dalam peringatan-peringatan tegas yang diberikan terhadap kebodohan dari agama hantu-hantu, persekutuan antar agama, dan pergaulan yang amoral. Kutukan Yehuwa yang keras terhadap ibadat Baal hendaknya mendorong kita untuk menjauhkan diri dari persamaannya pada zaman modern ini, yakni materialisme, nasionalisme dan hubungan seksual yang amoral.—2:11-18.
27. Bagaimana kita dewasa ini dapat mengambil manfaat dari teladan para hakim?
27 Dalam memeriksa iman yang tak kenal gentar dan teguh dari para hakim, hati kita hendaknya digerakkan untuk memiliki iman yang sama. Tidak mengherankan mereka disebut dengan pujian yang demikian bagusnya dalam Ibrani 11:32-34! Mereka adalah pejuang-pejuang yang membenarkan nama Yehuwa, tetapi tidak dengan kekuatan mereka sendiri. Mereka mengetahui sumber kekuatan mereka, roh Yehuwa, dan dengan rendah hati mereka mengakuinya. Demikian pula kita dewasa ini dapat memakai ”pedang roh,” yaitu Firman Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberi kita kekuatan seperti yang Ia berikan kepada Barak, Gideon, Yefta, Simson, dan lain-lain. Ya, dalam mengatasi rintangan-rintangan yang hebat, melalui bantuan roh Yehuwa, secara rohani kita dapat kuat sama seperti kekuatan jasmani dari Simson asalkan kita berdoa kepada Yehuwa dan bersandar kepada-Nya.—Ef. 6:17, 18; Hak. 16:28.
28. Bagaimana buku Hakim-Hakim menunjuk ke depan kepada penyucian nama Yehuwa dengan perantaraan Benih Kerajaan?
28 Nabi Yesaya mengacu kepada buku Hakim-Hakim dalam dua ayat untuk menunjukkan bagaimana Yehuwa pasti akan mematahkan kuk yang diletakkan musuh-musuh-Nya ke atas umat-Nya, sebagaimana Ia lakukan pada zaman Midian. (Yes. 9:3; 10:26) Ini mengingatkan kita juga akan nyanyian Debora dan Barak, yang diakhiri dengan doa yang sungguh-sungguh: ”Demikianlah akan binasa segala musuhMu, ya [Yehuwa]! Tetapi orang yang mengasihiNya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya.” (Hak. 5:31) Dan siapakah orang-orang yang mengasihi Dia? Ketika memperlihatkan bahwa mereka adalah para waris Kerajaan, Kristus Yesus sendiri memakai kata-kata yang serupa di Matius 13:43: ”Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.” Dengan demikian, buku Hakim-Hakim menunjuk ke muka kepada masa manakala Hakim yang adil dan Benih Kerajaan, yaitu Yesus, akan menjalankan kekuasaannya. Dengan perantaraan dialah, Yehuwa akan memuliakan dan menyucikan nama-Nya, sesuai dengan doa pemazmur berkenaan musuh-musuh Allah: ”Perlakukanlah mereka seperti Midian, seperti Sisera, seperti Yabin dekat sungai Kisyon . . . supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”—Mazmur 83:9, 18; Hak. 5:20, 21.
[Catatan Kaki]
a Kebanyakan terjemahan modern menyatakan bahwa masa ”kira-kira empat ratus lima puluh tahun” yang disebut di Kisah 13:20 tidak sama dengan masa para hakim melainkan mendahuluinya; ini tampaknya meliputi jangka waktu sejak kelahiran Ishak pada tahun 1918 S.M. sampai pembagian tanah Negeri Perjanjian pada tahun 1467 S.M. (Insight on the Scriptures, Jil. 1, halaman 462) Urutan nama hakim-hakim yang disebut di Ibrani 11:32 berbeda dengan urutan dalam buku Hakim-Hakim, namun ini tidak berarti bahwa peristiwa-peristiwa dalam Hakim-Hakim tidak mengikuti urutan kronologis, karena Samuel pun pasti tidak hidup sesudah Daud.