Yehuwa Tidak Memandang Hina Hati yang Patah
”Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.”—MAZMUR 51:19.
1. Bagaimana Yehuwa memandang penyembah-penyembah-Nya yang berdosa secara serius namun bertobat?
YEHUWA dapat ’menyelubungi diri-Nya dengan awan, sehingga doa tak dapat menembus’. (Ratapan 3:44) Namun, Ia ingin agar umat-Nya menghampiri Dia. Bahkan bila salah seorang penyembah-Nya berbuat kesalahan yang serius namun bertobat, Bapa surgawi kita mengingat hal-hal baik yang dilakukan orang tersebut. Karena itu, rasul Paulus dapat berkata kepada rekan-rekan kristiani, ”Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya.”—Ibrani 6:10.
2, 3. Apa yang hendaknya dipertimbangkan oleh para penatua Kristen dalam berurusan dengan rekan-rekan seiman yang berbuat salah?
2 Para penatua Kristen hendaknya juga mempertimbangkan tahun-tahun dinas yang setia yang dibaktikan kepada Allah oleh rekan-rekan seiman. Ini termasuk dinas suci di pihak orang-orang yang bertobat yang sebelumnya telah salah langkah atau yang bahkan telah melakukan dosa berat. Para gembala Kristen berupaya agar semua orang dalam kawanan domba milik Allah sejahtera secara rohani.—Galatia 6:1, 2.
3 Seorang pelanggar yang bertobat membutuhkan belas kasihan Yehuwa. Namun, lebih banyak yang dituntut. Ini dibuat jelas oleh kata-kata Daud di Mazmur 51:12-21.
Hati yang Murni Dibutuhkan
4. Mengapa Daud berdoa untuk hati yang murni dan roh yang baru?
4 Bila kristiani yang berbakti berada dalam keadaan rohani yang buruk akibat dosa, apa yang mungkin dibutuhkannya selain belas kasihan dan pengampunan Yehuwa? Nah, Daud memohon, ”Jadikanlah hatiku tahir [”murni”, NW], ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!” (Mazmur 51:12) Rupanya, Daud membuat permohonan ini karena ia menyadari bahwa kecenderungan kepada dosa yang besar masih melekat di hatinya. Kita mungkin tidak sampai terlibat dalam jenis-jenis dosa yang menjerat Daud sehubungan dengan Batsyeba dan Uria, namun kita membutuhkan bantuan Yehuwa dalam menolak godaan agar tidak terlibat dalam perbuatan dosa apa pun yang berat. Mengenai hal itu, kita mungkin secara pribadi membutuhkan bantuan ilahi untuk membuang dari hati kita perbuatan dosa seperti keserakahan dan kebencian—kejahatan yang sama dengan pencurian dan pembunuhan.—Kolose 3:5, 6; 1 Yohanes 3:15.
5. (a) Apa yang dimaksud dengan memiliki hati yang murni? (b) Apa yang diinginkan Daud ketika ia memohon roh yang baru?
5 Yehuwa menuntut agar hamba-hamba-Nya memiliki ’hati yang murni’, yaitu, kemurnian dari motivasi atau niat hati. Karena menyadari bahwa ia tidak memperlihatkan kemurnian demikian, Daud berdoa agar Allah membersihkan hatinya dan menyelaraskannya dengan standar-standar ilahi. Sang pemazmur juga menginginkan roh, atau kecenderungan mental, yang baru dan tulus. Ia membutuhkan suatu roh yang akan membantunya menolak godaan dan berpegang teguh kepada hukum-hukum dan prinsip-prinsip Yehuwa.
Pentingnya Roh Kudus
6. Mengapa Daud memohon agar Yehuwa tidak mengambil roh kudus darinya?
6 Ketika sedang putus asa akibat kesalahan atau pelanggaran kita, kita bisa saja merasa bahwa Allah akan segera mencampakkan kita dan mengambil dari diri kita roh kudus, atau tenaga aktif-Nya. Daud merasa demikian, karena ia memohon kepada Yehuwa, ”Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku!” (Mazmur 51:13) Daud yang penuh penyesalan dan rendah hati merasa bahwa dosa-dosanya telah membuatnya tidak layak melayani Yehuwa. Dibuang dari hadapan Yehuwa akan berarti kehilangan perkenan, penghiburan, dan berkat-Nya. Jika Daud ingin pulih secara rohani, ia membutuhkan roh kudus Yehuwa. Dengan memiliki roh kudus itu, sang raja dapat dengan sungguh-sungguh mencari petunjuk ilahi sehingga dapat menyenangkan Yehuwa, dapat menghindari dosa, dan dapat memerintah dengan hikmat. Menyadari dosa-dosanya terhadap Pemberi roh kudus, Daud dengan tepat memohon agar Yehuwa tidak mengambil roh itu dari dirinya.
7. Mengapa kita hendaknya berdoa memohon roh kudus Allah dan waspada agar tidak mendukakannya?
7 Bagaimana dengan kita? Kita hendaknya berdoa memohon roh kudus dan harus waspada agar tidak mendukakannya akibat gagal mengikuti petunjuknya. (Lukas 11:13; Efesus 4:30) Jika tidak, kita dapat kehilangan roh ini dan tidak akan sanggup memperlihatkan buah-buah roh yang diberikan Allah berupa kasih, sukacita, perdamaian, panjang sabar, kebaikan hati yang penuh kasih sayang, kebaikan, iman, kelembutan, dan pengendalian diri. Allah Yehuwa khususnya akan mengambil roh kudus-Nya dari kita bila kita tanpa keinginan untuk bertobat terus berbuat dosa terhadap-Nya.
Sukacita karena Penyelamatan
8. Bila kita berdosa namun ingin memiliki sukacita karena diselamatkan, apa yang perlu kita miliki?
8 Seorang pedosa yang bertobat yang pulih secara rohani dapat kembali bersukacita dalam persediaan Yehuwa berupa penyelamatan. Karena mendambakan hal ini, Daud memohon kepada Allah, ”Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari padaMu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mazmur 51:14) Betapa menakjubkan untuk bersukacita dalam harapan penyelamatan yang pasti oleh Allah Yehuwa! (Mazmur 3:9) Setelah berdosa terhadap Allah, Daud berupaya mendapatkan pemulihan sukacita penyelamatan oleh Dia. Di masa-masa kemudian, Yehuwa menyediakan penyelamatan dengan perantaraan korban tebusan Putra-Nya, Yesus Kristus. Jika kita sebagai hamba-hamba Yehuwa yang berbakti melakukan dosa yang berat namun ingin agar sukacita penyelamatan dipulihkan kepada kita, kita perlu memiliki sikap bertobat sehingga menghindari berdosa terhadap roh kudus.—Matius 12:31, 32; Ibrani 6:4-6.
9. Apa yang diminta Daud sewaktu ia memohon kepada Allah untuk mendukungnya ”dengan roh yang rela”?
9 Daud memohon agar Yehuwa mendukungnya ”dengan roh yang rela”. Rupanya, ini menunjuk, bukan kepada kerelaan Allah untuk membantu atau kepada roh kudus-Nya, tetapi kepada kecenderungan mental Daud yang menggerakkannya. Daud ingin agar Allah mendukungnya dengan memberikan kepadanya roh kerelaan untuk melakukan apa yang benar dan tidak sekali lagi jatuh ke dalam dosa. Allah Yehuwa terus mendukung hamba-hamba-Nya dan menegakkan mereka yang bungkuk karena bermacam-macam ujian. (Mazmur 145:14) Betapa menghibur untuk menyadari hal ini, terutama jika kita telah bersalah namun menyesal dan ingin melayani Yehuwa dengan setia selama-lamanya!
Apa yang Diajar kepada para Pelanggar?
10, 11. (a) Apa yang dapat diajarkan Daud kepada orang Israel yang melanggar? (b) Daud dapat mengajar para pedosa hanya setelah ia sendiri melakukan apa?
10 Jika Allah mengizinkannya, Daud tanpa mementingkan diri ingin melakukan sesuatu yang akan memperlihatkan penghargaannya terhadap belas kasihan Yehuwa dan ingin membantu orang-orang lain. Dengan perasaan tulus yang ditujukan kepada Yehuwa, raja yang bertobat ini selanjutnya berkata, ”Aku akan mengajarkan jalanMu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepadaMu.” (Mazmur 51:15) Bagaimana Daud yang berdosa dapat mengajar orang-orang yang melanggar Hukum (Taurat) Allah? Apa yang kemungkinan dikatakannya kepada mereka? Dan manfaat-manfaat apa yang dapat dicapai oleh hal ini?
11 Ketika memperlihatkan kepada orang Israel yang melanggar jalan-jalan Yehuwa dengan harapan dapat mengalihkan mereka dari jalan yang sesat, Daud dapat memperlihatkan betapa jahatnya dosa itu, apa yang dimaksudkan dengan pertobatan, dan bagaimana menerima belas kasihan Allah. Karena telah merasakan penderitaan akibat tidak diperkenan Yehuwa dan akibat hati nurani yang bersalah, Daud pasti menjadi seorang pengajar yang berbelaskasihan kepada pedosa-pedosa yang bertobat dan remuk hati. Tentu, ia dapat menggunakan dirinya sebagai contoh untuk mengajar orang-orang lain hanya setelah ia sendiri menerima standar-standar Yehuwa dan menerima pengampunan-Nya, karena mereka yang menolak untuk tunduk kepada tuntutan-tuntutan ilahi tidak memiliki hak untuk ’menyebut-nyebut ketetapan Allah’ (NW).—Mazmur 50:16, 17.
12. Bagaimana Daud mendapat manfaat dari pengetahuan bahwa Allah telah menyelamatkannya dari utang darah?
12 Mengulangi niatnya dalam bentuk lain, Daud berkata, ”Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilanMu!” (Mazmur 51:16) Akibat utang darah adalah kutukan kepada kematian. (Kejadian 9:5, 6) Maka, pengetahuan bahwa Allah penyelamatnya telah melepaskannya dari utang darah sehubungan dengan Uria, memberikan kedamaian hati dan pikiran kepada Daud. Dengan demikian lidahnya dapat bersorak-sorai menyanyikan keadilbenaran Allah, bukan keadilbenarannya sendiri. (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:10) Daud tidak dapat menghapus perbuatannya yang amoral atau membangkitkan Uria dari kuburan, sama seperti seorang manusia dewasa ini tidak dapat memulihkan kesucian dari orang yang telah dinodainya atau membangkitkan orang yang telah dibunuhnya. Bukankah seharusnya kita memikirkan hal ini bila kita digoda? Dan betapa besar penghargaan yang harus kita perlihatkan terhadap belas kasihan Yehuwa yang diperlihatkan kepada kita dalam keadilbenaran! Sebenarnya, penghargaan hendaknya mendorong kita untuk mengarahkan orang-orang lain kepada Sumber keadilbenaran dan pengampunan ini.
13. Hanya di bawah keadaan-keadaan apa seorang pedosa dapat dengan layak membuka bibirnya untuk memuji Yehuwa?
13 Tidak ada pedosa yang dapat dengan layak membuka bibirnya untuk memuliakan Yehuwa kecuali Allah dengan berbelaskasihan seolah-olah membukakannya, untuk memberitakan kebenaran-kebenaran-Nya. Maka, Daud bernyanyi, ”Ya [Yehuwa], bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan pujian-pujian kepadaMu!” (Mazmur 51:17) Dengan hati nuraninya yang merasa lega karena pengampunan Allah, Daud terdorong untuk mengajar para pelanggar tentang jalan-jalan Yehuwa, dan ia dapat dengan leluasa memuji-Nya. Semua orang yang telah diampuni dosa-dosanya seperti halnya Daud hendaknya menghargai kebaikan Yehuwa yang tidak layak mereka terima, dan mereka hendaknya memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyatakan kebenaran Allah dan ’memberitakan puji-pujian kepada-Nya’.—Mazmur 43:3.
Korban-Korban yang Diperkenan Allah
14. (a) Korban-korban apa dituntut menurut perjanjian Hukum (Taurat)? (b) Mengapa salah untuk berpikir bahwa kita dapat mengkompensasikan perbuatan salah yang terus-menerus dilakukan dengan melakukan hal-hal baik tertentu?
14 Daud telah memiliki pengertian yang dalam yang membuatnya berkata, ”Sebab Engkau [Yehuwa] tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.” (Mazmur 51:18) Perjanjian Hukum (Taurat) menuntut agar korban-korban binatang dipersembahkan kepada Allah. Namun dosa-dosa Daud dalam hal perzinaan dan pembunuhan, yang layak dihukum dengan kematian, tidak dapat ditebus oleh korban-korban demikian. Kalau tidak, pasti ia bersedia membayar berapa pun untuk mempersembahkan korban-korban binatang kepada Yehuwa. Tanpa pertobatan dari hati, korban-korban tidak berharga. Maka, salah untuk berpikir bahwa kita dapat mengkompensasikan pelanggaran yang dilakukan terus-menerus dengan melakukan perkara-perkara baik tertentu.
15. Bagaimana sikap seorang yang telah berbakti yang memiliki roh yang patah?
15 Daud menambahkan, ”Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Mazmur 51:19) Dalam kasus seorang pedosa yang bertobat, ”korban sembelihan kepada Allah” yang diterima ”ialah hati yang patah”. Orang demikian tidak memiliki sikap pemberang. Hati seseorang yang berbakti yang memiliki roh yang patah sangat pedih akibat dosanya, direndahkan karena merasa tidak diperkenan Allah, dan rela melakukan apa saja untuk memperoleh kembali perkenan ilahi. Tidak ada sesuatu pun yang berharga yang dapat kita persembahkan kepada Yehuwa sampai kita bertobat dari dosa-dosa kita dan memberikan hati kita dalam pengabdian yang eksklusif.—Nahum 1:2.
16. Bagaimana Allah memandang seseorang yang patah hati akibat dosanya?
16 Allah tidak menolak korban seperti hati yang patah dan remuk. Maka, meski apa pun kesulitan yang kita hadapi sebagai umat-Nya, janganlah kita menyerah kepada keputusasaan. Jika kita telah tersandung dalam satu atau lain cara di sepanjang jalan kehidupan yang membuat hati kita berseru memohon belas kasihan ilahi, kita masih memiliki secercah harapan. Bahkan bila kita telah berdosa secara memedihkan hati namun bertobat, Yehuwa tidak akan menolak hati kita yang patah. Ia akan mengampuni kita atas dasar korban tebusan Kristus dan akan memulihkan kita kepada perkenan-Nya. (Yesaya 57:15; Ibrani 4:16 1 Yohanes 2:1) Namun, seperti Daud, doa-doa kita hendaknya untuk memohon pemulihan perkenan ilahi dan bukan untuk menghindar dari teguran atau koreksi yang dibutuhkan. Allah mengampuni Daud, namun Ia juga mendisiplinnya.—2 Samuel 12:11-14.
Keprihatinan akan Ibadat yang Murni
17. Selain memohon pengampunan Allah, apa yang hendaknya dilakukan oleh pedosa-pedosa?
17 Bila kita melakukan dosa yang berat, tak diragukan ini akan sangat membebani pikiran kita, dan hati yang menyesal akan menggerakkan kita untuk memohon pengampunan Allah. Namun, marilah kita juga berdoa bagi orang-orang lain. Meskipun Daud berharap untuk memberikan sekali lagi ibadat yang berkenan kepada Allah, mazmurnya tidak secara mementingkan diri melupakan kepentingan orang-orang lain. Itu termasuk permohonan berikut kepada Yehuwa, ”Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hatiMu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!”—Mazmur 51:20.
18. Mengapa Daud yang bertobat berdoa untuk Sion?
18 Ya, Daud mengharapkan agar dipulihkan kepada perkenan ilahi. Namun, doa dari pemazmur yang rendah hati ini juga adalah agar ’Allah melakukan kebaikan kepada Sion’, ibu kota Israel, Yerusalem, yang diharapkan Daud akan menjadi lokasi tempat dibangunnya bait Allah. Dosa-dosa Daud yang berat telah mengancam segenap bangsa, karena seluruh bangsa dapat saja menderita akibat pelanggaran raja. (Bandingkan 2 Samuel, pasal 24.) Sesungguhnya, dosa-dosanya merongrong ”tembok-tembok Yerusalem”, sehingga kini perlu didirikan kembali.
19. Bila kita telah berdosa namun diampuni, untuk hal apa kita selayaknya berdoa?
19 Bila kita telah melakukan dosa secara memedihkan hati namun menerima pengampunan Allah, selayaknya untuk berdoa agar Ia bagaimanapun juga memperbaiki kerusakan apa pun yang telah diakibatkan oleh tingkah laku kita. Kita mungkin telah membawa cela atas nama kudus-Nya, mungkin telah merongrong sidang, dan mungkin telah membawa kepedihan kepada keluarga kita. Bapa surgawi kita yang pengasih dapat menghapus cela apa pun yang ditimpakan ke atas nama-Nya, dapat membina sidang melalui roh kudus-Nya, dan dapat menghibur hati orang-orang yang kita kasihi yang mengasihi dan melayani Dia. Tentu, tidak soal apakah menyangkut dosa atau tidak, penyucian nama Yehuwa dan kesejahteraan umat-Nya hendaknya selalu menjadi perhatian kita.—Matius 6:9.
20. Di bawah keadaan-keadaan apa Yehuwa akan berkenan dengan korban-korban dan persembahan-persembahan bangsa Israel?
20 Bila Yehuwa membangun kembali tembok-tembok Sion, apa lagi yang dapat terjadi? Daud bernyanyi, ”Maka Engkau [Yehuwa] akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbahMu.” (Mazmur 51:21) Daud sungguh-sungguh ingin agar ia dan bangsanya menikmati perkenan Yehuwa sehingga ibadat mereka kepada-Nya dapat diterima. Dengan demikian Allah akan berkenan kepada korban-korban bakaran mereka dan korban yang terbakar seluruhnya. Ini dapat terjadi karena hal-hal ini adalah korban-korban keadilbenaran yang dipersembahkan oleh orang-orang yang berbakti, tulus, dan bertobat yang menikmati perkenan Allah. Karena bersyukur kepada belas kasihan Yehuwa, di atas mezbah-Nya mereka akan mempersembahkan lembu-lembu jantan—korban-korban yang terbaik dan termahal. Dewasa ini, kita menghormati Yehuwa dengan membawa hal yang terbaik yang kita miliki. Dan persembahan kita termasuk ’buah mulut kita seperti lembu muda’, korban-korban pujian kepada Allah kita yang berbelas kasihan, Yehuwa.—Hosea 14:3, Klinkert; Ibrani 13:15.
Yehuwa Mendengar Permohonan Kita
21, 22. Mazmur 51 berisi pelajaran-pelajaran apa demi keuntungan kita?
21 Doa Daud yang tulus yang dicatat di Mazmur 51 memperlihatkan kepada kita bahwa kita hendaknya menanggapi dosa kita dengan semangat pertobatan yang sungguh-sungguh. Mazmur ini juga memuat pelajaran-pelajaran petunjuk yang diberikan demi manfaat kita. Misalnya, bila kita berdosa namun bertobat, kita dapat yakin akan belas kasihan Allah. Namun, marilah kita memberi perhatian terutama kepada cela apa pun yang mungkin kita timpakan ke atas nama Yehuwa. (Ayat 3-6) Seperti Daud, kita dapat memohon belas kasihan Bapa surgawi atas dasar dosa warisan kita. (Ayat 7) Kita hendaknya berlaku jujur, dan kita perlu mencari hikmat dari Allah. (Ayat 8) Bila kita berdosa, kita hendaknya memohon kepada Yehuwa untuk hati yang bersih dan murni, serta roh yang teguh.—Ayat 9-12.
22 Dari Mazmur 51 kita dapat juga melihat bahwa kita hendaknya tidak pernah membiarkan diri kita untuk berkeras dalam dosa. Bila kita melakukan hal ini, Yehuwa akan mengambil dari kita roh kudus-Nya, atau tenaga aktif-Nya. Namun, dengan roh Allah pada diri kita, kita dapat dengan berhasil mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang lain. (Ayat 13-15) Jika kita bersalah namun bertobat, Yehuwa akan mengizinkan kita untuk terus memuji-Nya karena Ia tidak pernah menganggap hina hati yang patah dan remuk. (Ayat 16-19) Mazmur ini selanjutnya memperlihatkan bahwa doa-doa kita hendaknya tidak berpusat kepada diri kita saja. Sebaliknya, kita hendaknya berdoa demi berkat dan kesejahteraan rohani dari orang-orang yang ikut serta dalam ibadat yang murni dari Yehuwa.—Ayat 20, 21.
23. Mengapa hendaknya Mazmur 51 menggerakkan kita untuk berani dan optimis?
23 Mazmur Daud yang mengharukan ini hendaknya menggerakkan kita untuk berani dan optimis. Ini membantu kita menyadari bahwa kita tidak perlu berpikir bahwa kita tidak memiliki harapan lagi bahkan bila kita jatuh ke dalam dosa. Mengapa? Karena bila kita bertobat, belas kasihan Yehuwa akan menyelamatkan kita dari keputusasaan. Bila kita menyesal dan sepenuhnya berbakti kepada Bapa surgawi kita yang pengasih, Ia mendengar seruan kita memohon belas kasihan. Dan betapa menghibur untuk mengetahui bahwa Yehuwa tidak memandang hina hati yang patah!
Bagaimana Saudara Akan Menjawab?
◻ Mengapa umat kristiani membutuhkan hati yang murni dan roh kudus Allah?
◻ Apa yang dapat diajarkan oleh orang yang bertobat kepada orang-orang yang melanggar hukum Yehuwa?
◻ Bagaimana Yehuwa memandang hati yang patah dan remuk?
◻ Pelajaran-pelajaran apa diperoleh di Mazmur 51?
[Gambar di hlm. 15]
Apakah saudara berdoa memohon roh kudus dan waspada agar tidak mendukakannya?
[Gambar di hlm. 17]
Perlihatkan penghargaan atas kebaikan Yehuwa yang tidak layak kita terima dengan mengumumkan kebenaran-Nya