Pasal Sembilan
Yehuwa Mengajar demi Kebaikan Kita
1. Bagaimana orang-orang yang bijak menanggapi kata-kata Yehuwa?
PADA waktu Yehuwa berbicara, orang-orang yang bijak mendengarkan dengan respek yang dalam dan menyambut kata-kata-Nya. Semua yang Yehuwa katakan adalah demi kita, dan Ia sangat berminat akan kesejahteraan kita. Misalnya, sungguh menghangatkan hati jika kita memperhatikan cara Yehuwa berbicara kepada umat perjanjian-Nya pada zaman dahulu, ”Oh, seandainya saja engkau mau memperhatikan perintah-perintahku”! (Yesaya 48:18) Karena pengajaran Allah sudah teruji nilainya, kita hendaknya tergerak untuk mendengarkan Dia dan mengikuti bimbingan-Nya. Catatan tentang nubuat yang sudah tergenap menyingkirkan keraguan apa pun tentang tekad Yehuwa untuk menggenapi janji-janji-Nya.
2. Kata-kata Yesaya 48 dicatat bagi siapa, dan siapa lagi yang bisa menarik manfaat dari kata-kata itu?
2 Kata-kata di buku Yesaya pasal 48 tentulah ditulis demi orang Yahudi yang kelak menjadi orang buangan di Babilon. Selain itu, kata-kata ini mengandung berita yang tidak dapat diabaikan orang Kristen dewasa ini. Dalam Yesaya pasal 47, Alkitab menubuatkan kejatuhan Babilon. Tetapi sekarang, Yehuwa menguraikan maksud-Nya bagi orang-orang Yahudi buangan yang ada di kota itu. Yehuwa sedih karena melihat kemunafikan umat pilihan-Nya dan melihat bahwa mereka terus tidak percaya akan janji-janji-Nya. Sekalipun demikian, Ia tetap ingin mengajar mereka demi kebaikan mereka. Ia meramalkan suatu masa pemurnian yang akan membuka jalan bagi kaum sisa yang setia untuk kembali ke tanah asal mereka.
3. Apa yang salah dengan ibadat di Yehuda?
3 Betapa jauhnya penyimpangan umat Yehuwa dari ibadat murni! Kata-kata pembukaan Yesaya benar-benar menggugah pikiran, ”Dengarlah ini, hai, keturunan Yakub, kamu yang menyebut dirimu dengan nama Israel dan yang berasal dari mata air Yehuda, kamu yang bersumpah demi nama Yehuwa dan yang bahkan berbicara tentang Allah Israel, bukan dengan kebenaran dan bukan dengan keadilbenaran. Karena mereka telah menyebut dirinya berasal dari kota kudus, dan pada Allah Israel mereka bertopang; Yehuwa yang berbala tentara, itulah namanya.” (Yesaya 48:1, 2) Sungguh munafik! Jelaslah, ”bersumpah demi nama Yehuwa” bukan sekadar menggunakan nama Allah secara formalitas saja. (Zefanya 1:5) Sebelum dibuang ke Babilon, orang Yahudi beribadat kepada Yehuwa di ”kota kudus”, Yerusalem. Tetapi, ibadat mereka tidak tulus. Hati mereka sudah jauh meninggalkan Allah, dan perbuatan-perbuatan ibadat mereka ”bukan dengan kebenaran dan bukan dengan keadilbenaran”. Mereka tidak mempunyai iman seperti yang dimiliki para patriark.—Maleakhi 3:7.
4. Ibadat macam apa yang menyenangkan Yehuwa?
4 Kata-kata Yehuwa mengingatkan kita bahwa ibadat hendaknya tidak dilakukan secara mekanis. Ibadat harus dilakukan sepenuh hati. Pelayanan asal-asalan—mungkin hanya untuk menyenangkan atau mengesankan orang lain—tidak termasuk dalam ”hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”. (2 Petrus 3:11) Orang yang mengaku dirinya Kristen tidak secara otomatis diterima ibadatnya oleh Allah. (2 Timotius 3:5) Mengakui keberadaan Yehuwa sangatlah penting, tetapi itu baru permulaan. Yehuwa menginginkan ibadat yang sepenuh jiwa dan yang dimotivasi oleh kasih serta penghargaan yang dalam.—Kolose 3:23.
Menubuatkan Hal-Hal Baru
5. Apa saja ”hal-hal pertama” yang dinubuatkan Yehuwa?
5 Mungkin, orang-orang Yahudi di Babilon perlu disegarkan ingatannya. Oleh karena itu, Yehuwa kembali mengingatkan mereka bahwa Ia adalah Allah nubuat yang benar, ”Hal-hal pertama telah kuberitahukan bahkan sejak waktu itu, dan itu semua keluar dari mulutku sendiri, dan aku terus membuatnya terdengar. Dengan tiba-tiba aku bertindak, lalu hal-hal itu pun terwujud.” (Yesaya 48:3) ”Hal-hal pertama” adalah hal-hal yang Allah telah lakukan, seperti membebaskan Israel dari Mesir dan memberi mereka Tanah Perjanjian sebagai warisan. (Kejadian 13:14, 15; 15:13, 14) Ramalan-ramalan seperti itu keluar dari mulut Allah; semua itu berasal dari Allah. Allah memperdengarkan ketetapan-ketetapan-Nya kepada manusia, dan apa yang mereka dengar seharusnya menggerakkan mereka untuk taat. (Ulangan 28:15) Ia tanpa diduga-duga bertindak untuk melaksanakan apa yang telah Ia nubuatkan. Kenyataan bahwa Yehuwa adalah Yang Mahakuasa memberikan jaminan bahwa maksud-tujuan-Nya akan tergenap.—Yosua 21:45; 23:14.
6. Sampai sejauh mana orang Yahudi menjadi ”keras kepala dan suka memberontak”?
6 Umat Yehuwa telah menjadi ”keras kepala dan suka memberontak”. (Mazmur 78:8) Ia berterus terang kepada mereka, ”Engkau keras dan lehermu adalah urat besi dan dahimu adalah tembaga.” (Yesaya 48:4) Bagaikan logam, orang-orang Yahudi sulit dibentuk—keras. Itulah salah satu alasan Yehuwa menyingkapkan peristiwa-peristiwa sebelum kejadiannya. Kalau tidak, umat-Nya akan mengatakan tentang hal-hal yang Yehuwa lakukan, ”Berhalaku yang melakukan hal itu, dan patung pahatanku dan patung tuanganku yang memerintahkan itu.” (Yesaya 48:5) Apakah yang sekarang Yehuwa katakan akan ada pengaruhnya terhadap orang-orang Yahudi yang tidak setia? Allah mengatakan kepada mereka, ”Engkau telah mendengar. Lihatlah semua itu. Mengenai kamu sekalian, apakah kamu tidak akan menceritakannya? Mulai sekarang aku membuat engkau mendengar hal-hal baru, bahkan hal-hal yang tersimpan, yang belum kauketahui. Sekarang itu semua akan diciptakan, dan bukan sejak waktu itu, yaitu hal-hal yang sebelum hari ini tidak pernah kaudengar, agar engkau tidak mengatakan, ’Lihat! Aku sudah mengetahui semua itu.’”—Yesaya 48:6, 7.
7. Apa yang harus diakui orang-orang Yahudi buangan kelak, dan apa yang dapat mereka harapkan?
7 Jauh sebelumnya, Yesaya mencatat ramalan tentang kejatuhan Babilon. Sekarang, sebagai orang buangan di Babilon, orang Yahudi diperintahkan dalam nubuat itu untuk merenungkan penggenapan ramalan tersebut. Dapatkah mereka menyangkal bahwa Yehuwa adalah Allah penggenap nubuat? Dan, karena penduduk Yehuda telah menyaksikan dan mendengar bahwa Yehuwa adalah Allah kebenaran, tidakkah mereka juga harus memberitakan kebenaran ini kepada orang lain? Firman Yehuwa yang disingkapkan menubuatkan hal-hal baru yang belum digenapi, seperti penaklukan Babilon oleh Kores dan pembebasan orang Yahudi. (Yesaya 48:14-16) Peristiwa-peristiwa yang mengejutkan seperti itu terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga. Tak seorang pun dapat meramalkan terjadinya peristiwa-peristiwa ini hanya dengan menganalisis perkembangan keadaan dunia. Semuanya terjadi seolah-olah tanpa sebab yang jelas. Siapa yang menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa ini? Karena Yehuwa sudah menubuatkan semua peristiwa itu sekitar 200 tahun sebelumnya, jawabannya dapat kita terka.
8. Hal-hal baru apa yang diharapkan orang-orang Kristen dewasa ini, dan mengapa mereka dapat yakin sepenuhnya akan firman nubuat Yehuwa?
8 Selain itu, Yehuwa melaksanakan firman-Nya menurut jadwal-Nya sendiri. Penggenapan nubuat membuktikan Keilahian-Nya tidak hanya kepada orang Yahudi pada zaman dahulu tetapi juga kepada orang Kristen dewasa ini. Catatan tentang banyak nubuat yang digenapi pada waktu lampau—”hal-hal pertama”—meyakinkan kita bahwa hal-hal baru yang dijanjikan Yehuwa—”kesengsaraan besar”, penyelamatan ”kumpulan besar” melewati kesengsaraan itu, ”bumi baru”, dan banyak lagi yang lain—akan digenapi. (Penyingkapan 7:9, 14, 15; 21:4, 5; 2 Petrus 3:13) Keyakinan itu memotivasi orang-orang yang berhati jujur dewasa ini untuk berbicara tentang Dia dengan bergairah. Mereka mempunyai semangat yang sama dengan sang pemazmur, yang mengatakan, ”Aku telah memberitahukan kabar baik tentang keadilbenaran dalam jemaat yang besar. Lihat! Aku tidak menahan bibirku.”—Mazmur 40:9.
Yehuwa Memperlihatkan Pengendalian Diri
9. Bagaimana bangsa Israel dapat disebut ”pelanggar sejak dari kandungan”?
9 Ketidakpercayaan orang Yahudi akan nubuat-nubuat Yehuwa telah membuat mereka tidak mengindahkan peringatan-Nya. Oleh sebab itu, Ia selanjutnya mengatakan kepada mereka, ”Lagi pula, engkau tidak pernah mendengar, ataupun tahu, juga sejak waktu itu telingamu tidak terbuka. Karena aku tahu benar bahwa engkau terus berkhianat, dan engkau dinamai ’si pelanggar sejak dari kandungan.’” (Yesaya 48:8) Yehuda sudah menutup telinga terhadap berita gembira dari Yehuwa. (Yesaya 29:10) Kelakuan umat perjanjian Allah memperlihatkan bahwa bangsa itu adalah ”pelanggar sejak dari kandungan”. Sejak lahir dan sepanjang sejarahnya, bangsa Israel sering memberontak. Pelanggaran dan pengkhianatan sudah menjadi kesalahan yang biasa bagi bangsa itu, bukan dosa yang dilakukan sewaktu-waktu saja.—Mazmur 95:10; Maleakhi 2:11.
10. Mengapa Yehuwa akan menahan diri?
10 Apakah pupus sudah semua harapan? Tidak. Sekalipun Yehuda telah memberontak dan berkhianat, Yehuwa selalu benar dan setia. Demi kehormatan nama agung-Nya sendiri, Ia akan membatasi luapan kemurkaan-Nya. Ia mengatakan, ”Demi namaku, aku akan mengendalikan kemarahanku, dan demi pujian bagiku, aku akan menahan diriku terhadap engkau, agar engkau tidak dimusnahkan.” (Yesaya 48:9) Benar-benar kontras! Umat Yehuwa, baik Israel maupun Yehuda, sudah tidak setia kepada-Nya. Namun, Yehuwa akan menyucikan nama-Nya, bertindak dengan cara yang membawa kepujian dan kehormatan bagi nama-Nya. Karena alasan inilah, Ia tidak memusnahkan umat pilihan-Nya.—Yoel 2:13, 14.
11. Mengapa Allah tidak akan mengizinkan umat-Nya dimusnahkan secara total?
11 Orang-orang berhati jujur di antara orang-orang Yahudi buangan disadarkan oleh teguran keras Allah dan bertekad untuk memperhatikan pengajaran-Nya. Bagi orang-orang seperti itu, pernyataan berikut akan sangat menenteramkan hati, ”Lihat! Aku telah memurnikan engkau, tetapi bukan dalam bentuk perak. Aku telah memilih engkau dalam tanur penderitaan. Demi kepentinganku, demi kepentinganku, aku akan bertindak, sebab bagaimana mungkin seseorang membiarkan dirinya dinodai? Aku tidak akan memberikan kemuliaanku kepada siapa pun.” (Yesaya 48:10, 11) Pencobaan yang sangat berat—seperti dalam ”tanur penderitaan”—yang Yehuwa izinkan terjadi atas umat-Nya telah menguji dan memurnikan mereka, menyingkapkan isi hati mereka. Hal yang sama terjadi berabad-abad sebelumnya ketika Musa mengatakan kepada nenek moyang mereka, ”Perjalanan yang kaulakukan atas perintah Yehuwa, Allahmu, selama empat puluh tahun di padang belantara, dengan maksud merendahkan hatimu, menguji engkau untuk mengetahui apa yang ada di dalam hatimu.” (Ulangan 8:2) Sekalipun mereka memperlihatkan sikap suka memberontak, Yehuwa tidak memusnahkan bangsa tersebut pada waktu itu, dan sekarang Ia tidak akan memusnahkan bangsa itu secara total. Oleh karena itu, nama dan kehormatan-Nya akan dijunjung. Seandainya umat-Nya binasa di tangan orang Babilon, Ia akan terbukti tidak setia pada perjanjian-Nya dan nama-Nya pun akan ternoda. Allah Israel akan tampak tidak berdaya menyelamatkan umat-Nya.—Yehezkiel 20:9.
12. Bagaimana orang-orang Kristen sejati dimurnikan selama perang dunia pertama?
12 Demikian juga pada zaman modern, umat Yehuwa perlu dimurnikan. Pada awal abad ke-20, banyak orang yang tergabung dalam kelompok kecil Siswa-Siswa Alkitab melayani Allah karena dengan tulus ingin menyenangkan Dia, tetapi beberapa di antara mereka mempunyai motif yang salah, misalnya, ingin menonjolkan diri. Sebelum kelompok kecil ini dapat menjadi ujung tombak pemberitaan kabar baik di seluruh dunia sebagaimana yang dinubuatkan untuk zaman akhir, mereka perlu dibersihkan. (Matius 24:14) Nabi Maleakhi menubuatkan bahwa pekerjaan pemurnian yang persis seperti ini akan terlaksana pada waktu kedatangan Yehuwa ke bait-Nya. (Maleakhi 3:1-4) Kata-katanya tergenap pada tahun 1918. Orang-orang Kristen sejati telah melewati masa pengujian yang hebat dalam panasnya api perang dunia pertama dan pengujian ini memuncak dengan dipenjarakannya Joseph F. Rutherford, presiden Lembaga Menara Pengawal pada waktu itu, dan beberapa pengurus utamanya. Orang-orang Kristen yang tulus ini memperoleh manfaat dari proses pemurnian ini. Setelah Perang Dunia I, tekad mereka semakin bulat untuk melayani Allah mereka yang agung dengan cara apa pun yang Ia tunjukkan.
13. Bagaimana umat Yehuwa menanggapi penganiayaan sejak perang dunia pertama?
13 Sejak itu, Saksi-Saksi Yehuwa berkali-kali menghadapi berbagai bentuk penganiayaan yang paling ganas. Hal ini tidak membuat mereka meragukan firman Sang Pencipta. Sebaliknya, mereka memperhatikan kata-kata rasul Petrus kepada orang Kristen yang teraniaya pada zamannya, ”Hatimu dipedihkan oleh berbagai cobaan, agar mutu imanmu yang teruji . . . didapati menjadi alasan untuk pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada waktu penyingkapan Yesus Kristus.” (1 Petrus 1:6, 7) Api penganiayaan tidak merusak integritas orang-orang Kristen sejati. Sebaliknya, hal itu menyingkapkan kemurnian motif mereka. Hal itu membuat mutu iman mereka teruji dan menunjukkan dalamnya pengabdian dan kasih mereka.—Amsal 17:3.
’Akulah yang Pertama, Akulah yang Terakhir’
14. (a) Bagaimana Yehuwa dapat disebut ”yang pertama” dan ”yang terakhir”? (b) Perbuatan-perbuatan perkasa apa yang Yehuwa lakukan melalui ’tangan’-Nya?
14 Sekarang Yehuwa dengan hangat mengimbau umat perjanjian-Nya, ”Dengarkanlah aku, hai, Yakub, dan engkau, Israel, yang kupanggil. Aku adalah Pribadi yang sama. Aku adalah yang pertama. Lagi pula, aku adalah yang terakhir. Lagi pula, tanganku yang meletakkan fondasi bumi, dan tangan kananku yang membentangkan langit. Aku memanggil mereka, supaya mereka tetap berdiri bersama.” (Yesaya 48:12, 13) Tidak seperti manusia, Allah kekal dan tidak berubah. (Maleakhi 3:6) Dalam Penyingkapan, Yehuwa menyatakan, ”Aku adalah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang terakhir, yang awal dan yang akhir.” (Penyingkapan 22:13) Sebelum Yehuwa, tidak ada Allah yang mahakuasa dan setelah Dia tidak akan ada lagi. Ia adalah Pribadi Tertinggi dan Kekal, Sang Pencipta. ’Tangan’-Nya—kekuatan yang digunakan-Nya—mengokohkan bumi dan membentangkan langit berbintang. (Ayub 38:4; Mazmur 102:25) Sewaktu Ia memanggil ciptaan-Nya, mereka siap melayani Dia.—Mazmur 147:4.
15. Bagaimana dan dengan maksud apa Yehuwa ’mengasihi’ Kores?
15 Undangan yang penting ditujukan kepada orang Yahudi dan non-Yahudi, ”Berkumpullah, hai, kamu sekalian, dan dengarlah. Siapa di antara mereka yang telah memberitahukan hal-hal ini? Dia yang dikasihi Yehuwa akan melaksanakan apa yang dikehendakinya atas Babilon, dan lengannya akan melawan orang Khaldea. Aku—aku sendiri telah mengatakannya. Lagi pula, aku telah memanggil dia. Aku telah membawanya masuk, dan jalannya akan dibuat berhasil.” (Yesaya 48:14, 15) Yehuwa saja yang mahakuasa dan dapat menubuatkan peristiwa secara akurat. Tidak satu pun dari antara ”mereka”, berhala-berhala yang tak berguna, sanggup memberitahukan semua hal ini. Yehuwa, dan bukan berhala, yang telah ’mengasihi dia’, Kores—artinya, Yehuwa telah memilihnya untuk maksud-tujuan yang spesifik. (Yesaya 41:2; 44:28; 45:1, 13; 46:11) Jauh sebelumnya, Ia telah meramalkan munculnya Kores di panggung dunia dan telah menunjuknya sebagai calon penakluk Babilon.
16, 17. (a) Mengapa dapat dikatakan bahwa Allah tidak memberikan ramalan-Nya secara diam-diam? (b) Bagaimana Yehuwa memberitakan maksud-tujuan-Nya dewasa ini?
16 Dengan nada mengundang, Yehuwa melanjutkan, ”Mendekatlah kepadaku, hai, kamu sekalian. Dengarlah ini. Sejak permulaan aku tidak berbicara di tempat persembunyian. Sejak hal itu terjadi aku ada di sana.” (Yesaya 48:16a) Ramalan Yehuwa tidak diberikan secara diam-diam atau diberitahukan hanya kepada orang-orang tertentu. Nabi-nabi Yehuwa berbicara dengan terus terang atas nama Allah. (Yesaya 61:1) Mereka memberitakan kehendak Allah di hadapan umum. Misalnya, peristiwa-peristiwa sehubungan dengan Kores bukanlah hal yang baru bagi Allah atau yang tidak Ia ketahui sebelumnya. Kira-kira 200 tahun sebelum terjadinya peristiwa-peristiwa itu, Allah secara terbuka menubuatkannya melalui Yesaya.
17 Demikian juga dewasa ini, Yehuwa tidak merahasiakan maksud-tujuan-Nya. Berita peringatan tentang akhir yang mendekat atas sistem ini dan kabar baik tentang berkat-berkat yang akan diterima di bawah Kerajaan Allah diumumkan oleh jutaan orang di ratusan negeri dan pulau—dari rumah ke rumah, di jalan-jalan, dan di tempat-tempat lain yang terjangkau oleh mereka. Ya, Yehuwa adalah Allah yang mengkomunikasikan maksud-tujuan-Nya.
’Perhatikanlah Perintah-perintahku!’
18. Apa yang Yehuwa inginkan bagi umat-Nya?
18 Dengan kuasa roh Yehuwa, sang nabi menyatakan, ”Tuan Yang Berdaulat Yehuwa, mengutus aku, ya, rohnya. Inilah firman Yehuwa, Pribadi Yang Membelimu Kembali, Pribadi Kudus Israel, ’Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu, Pribadi yang membuat engkau melangkah di jalan yang harus kautempuh.’” (Yesaya 48:16b, 17) Ungkapan kasih sayang Yehuwa ini pasti meyakinkan bangsa Israel bahwa Allah akan membebaskan mereka dari Babilon. Ia adalah Pribadi Yang Membeli Kembali mereka. (Yesaya 54:5) Yehuwa ingin sekali agar Israel memulihkan hubungan mereka dengan Dia dan agar mereka memperhatikan perintah-perintah-Nya. Ibadat sejati didasarkan atas ketaatan pada petunjuk ilahi. Orang Israel tidak dapat berjalan pada jalan yang benar kecuali mereka diajari ’jalan yang harus mereka tempuh’.
19. Imbauan apa yang dengan sepenuh hati Yehuwa sampaikan?
19 Keinginan Yehuwa agar umat-Nya terhindar dari malapetaka dan menikmati kehidupan dinyatakan dengan indah, ”Oh, seandainya saja engkau mau memperhatikan perintah-perintahku! Maka damaimu akan menjadi seperti sungai, dan keadilbenaranmu seperti gelombang-gelombang laut.” (Yesaya 48:18) Benar-benar suatu imbauan yang sepenuh hati dari Pencipta yang mahakuasa! (Ulangan 5:29; Mazmur 81:13) Sebaliknya daripada pergi ke penawanan, orang Israel dapat menikmati damai yang limpah seperti aliran sungai. (Mazmur 119:165) Perbuatan-perbuatan mereka yang adil-benar melimpah bagaikan gelombang-gelombang laut. (Amos 5:24) Yehuwa, sebagai pribadi yang penuh minat kepada bangsa Israel, mengimbau mereka dan dengan pengasih menunjukkan kepada mereka jalan yang harus mereka tempuh. Oh, seandainya saja mereka mau mendengarkan!
20. (a) Apa yang Allah inginkan bagi Israel sekalipun mereka suka memberontak? (b) Apa yang kita pelajari tentang Yehuwa dari cara Ia berurusan dengan umat-Nya? (Lihat kotak di halaman 133.)
20 Berkat-berkat apa yang akan datang jika Israel bertobat? Yehuwa mengatakan, ”Anak cucumu akan menjadi seperti pasir, dan keturunan yang berasal dari bagian dalammu akan menjadi seperti butir-butirnya. Namanya tidak akan dilenyapkan atau dimusnahkan dari hadapanku.” (Yesaya 48:19) Yehuwa mengingatkan umat itu tentang janji-Nya bahwa benih Abraham akan menjadi banyak, ”seperti bintang-bintang di langit dan seperti butir-butir pasir yang ada di tepi laut”. (Kejadian 22:17; 32:12) Namun, keturunan Abraham ini suka memberontak, dan mereka tidak berhak menerima penggenapan janji itu. Ya, riwayat mereka sudah begitu buruk sehingga, menurut Hukum Yehuwa sendiri, nama bangsa mereka patut dilenyapkan. (Ulangan 28:45) Namun, Yehuwa tidak ingin umat-Nya dimusnahkan, dan Ia tidak mau meninggalkan mereka sepenuhnya.
21. Berkat-berkat apa yang dapat kita nikmati dewasa ini jika kita mencari petunjuk Yehuwa?
21 Prinsip-prinsip yang terkandung dalam berita yang penuh kuasa ini berlaku bagi para penyembah Yehuwa dewasa ini. Yehuwa adalah Sumber kehidupan, dan Ia jauh lebih tahu daripada siapa pun tentang bagaimana kita harus menjalani kehidupan kita. (Mazmur 36:9) Ia telah memberikan petunjuk demi kita, bukan untuk merampas kesenangan kita. Orang-orang Kristen sejati menyambut dengan mencari petunjuk Yehuwa. (Mikha 4:2) Petunjuk-petunjuk-Nya melindungi kerohanian kita dan hubungan kita dengan Dia, dan melindungi kita dari pengaruh Setan yang merusak. Jika kita menghargai prinsip di balik hukum-hukum Allah, kita melihat bahwa Yehuwa mengajar demi kebaikan kita. Kita menyadari ”perintah-perintahnya tidak membebani”. Dan, kita tidak akan dimusnahkan.—1 Yohanes 2:17; 5:3.
”Keluarlah dari Babilon!”
22. Orang-orang Yahudi yang setia didesak untuk melakukan apa, dan mereka diberi jaminan apa?
22 Pada waktu Babilon jatuh, adakah orang Yahudi yang akan menunjukkan keadaan hati yang benar? Apakah mereka akan menarik manfaat dari pembebasan Allah, kembali ke tanah asal mereka, dan memulihkan ibadat murni? Ya. Kata-kata Yehuwa berikut ini memperlihatkan keyakinan-Nya bahwa hal itu akan terjadi. ”Kamu sekalian, keluarlah dari Babilon! Larilah dari orang Khaldea. Beri tahukanlah dengan suara seruan sukacita, buatlah hal ini terdengar. Siarkanlah itu sampai ke ujung bumi. Katakanlah, ’Yehuwa telah membeli kembali Yakub, hambanya. Mereka tidak akan menjadi haus, pada waktu ia menyuruh mereka berjalan bahkan melalui tempat-tempat yang hancur. Ia menyebabkan air keluar dari gunung batu bagi mereka, dan ia membelah gunung batu agar air memancar.’” (Yesaya 48:20, 21) Menurut nubuat ini, umat Yehuwa didesak untuk pergi dari Babilon tanpa menunda-nunda. (Yeremia 50:8) Penebusan mereka harus diberitakan sampai ke ujung-ujung bumi. (Yeremia 31:10) Setelah Eksodus dari Mesir, Yehuwa menyediakan segala kebutuhan umat-Nya dalam perjalanan mereka melewati padang belantara. Demikian juga, Ia akan memenuhi kebutuhan umat-Nya selama perjalanan pulang mereka dari Babilon.—Ulangan 8:15, 16.
23. Siapa yang tidak akan menikmati kedamaian dari Allah?
23 Ada prinsip penting lain yang harus diingat orang Yahudi tentang perbuatan-perbuatan Yehuwa untuk menyelamatkan mereka. Orang-orang yang memiliki kecenderungan hati yang adil-benar bisa jadi menderita akibat dosa-dosa mereka, tetapi mereka tidak akan dibinasakan. Namun, halnya berbeda bagi orang-orang yang tidak adil-benar. ”’Tidak ada damai bagi orang fasik,’ kata Yehuwa.” (Yesaya 48:22) Para pedosa yang tidak bertobat tidak akan menerima kedamaian yang Allah sediakan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tindakan-tindakan penyelamatan tidak dimaksudkan bagi orang-orang yang berkukuh dalam kefasikan atau yang tidak percaya. Penyelamatan itu hanya bagi orang-orang yang mempunyai iman. (Titus 1:15, 16; Penyingkapan 22:14, 15) Kedamaian dari Allah bukan milik orang fasik.
24. Apa yang membawa sukacita bagi umat Allah pada zaman modern?
24 Pada tahun 537 SM, kesempatan untuk meninggalkan Babilon membawa banyak sukacita bagi orang Israel yang setia. Pada tahun 1919, pembebasan umat Allah dari penawanan yang bersifat Babilon membuat mereka sangat bersukacita. (Penyingkapan 11:11, 12) Mereka penuh dengan harapan, dan mereka meraih kesempatan untuk meluaskan kegiatan mereka. Memang, kelompok kecil orang Kristen tersebut perlu mengerahkan keberanian untuk memanfaatkan peluang-peluang baru untuk mengabar dalam suatu dunia yang tidak bersahabat. Namun dengan bantuan Yehuwa, mereka dapat melakukan pekerjaan pemberitaan kabar baik itu. Sejarah membuktikan bahwa Yehuwa memberkati mereka.
25. Mengapa penting untuk mencermati ketetapan-ketetapan Allah yang adil-benar?
25 Bagian nubuat Yesaya ini menandaskan bahwa Yehuwa mengajar kita demi kebaikan kita. Sangatlah penting untuk mencermati ketetapan-ketetapan Allah yang adil-benar. (Penyingkapan 15:2-4) Jika kita mengingatkan diri tentang hikmat dan kasih Allah, hal ini akan membantu kita menyelaraskan diri dengan apa yang Yehuwa katakan benar. Semua perintah-Nya adalah demi kebaikan kita.—Yesaya 48:17, 18.
[Kotak/Gambar di hlm. 133]
Allah Yang Mahakuasa Menahan Diri
”Aku akan mengendalikan kemarahanku . . . aku akan menahan diriku,” kata Yehuwa kepada orang-orang Israel yang murtad. (Yesaya 48:9) Pernyataan seperti ini membantu kita melihat bahwa Allah memberikan teladan yang sempurna sebagai pribadi yang tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan. Memang benar, tidak ada yang menandingi kuasa Allah. Oleh karena itu, kita menyebut Dia sebagai Pribadi yang paling kuat, Pribadi yang mahakuasa. Ia selayaknya menggunakan gelar ”Yang Mahakuasa” bagi diri-Nya. (Kejadian 17:1) Selain tak terbatas kuasa-Nya, Ia memiliki semua wewenang karena kedudukan-Nya sebagai Tuan Yang Berdaulat di alam semesta, yang Ia ciptakan. Oleh karena itu, tidak seorang pun dengan lancang boleh memeriksa tangan-Nya atau mengatakan kepada-Nya, ”Apa yang kaulakukan?”—Daniel 4:35.
Namun, Allah lambat marah, sekalipun ada alasan untuk mempertunjukkan kuasa-Nya terhadap musuh-musuh-Nya. (Nahum 1:3) Yehuwa dapat ’mengendalikan kemarahan-Nya’ dan dengan tepat dikatakan ”lambat marah” karena kasih—bukan kemarahan—adalah sifat-Nya yang utama. Kemarahan-Nya, bila dinyatakan, selalu adil-benar, selalu ada dasarnya, selalu terkendali.—Keluaran 34:6; 1 Yohanes 4:8.
Mengapa Yehuwa berlaku demikian? Karena Ia menyeimbangkan kemahakuasaan-Nya dengan tiga sifat utama-Nya yang lain—hikmat, keadilan, dan kasih. Ia selalu menggunakan kuasa-Nya secara konsisten dengan sifat-sifat-Nya yang lain.
[Gambar di hlm. 122]
Berita Yesaya tentang pemulihan memberikan secercah harapan bagi orang-orang Yahudi yang setia di pembuangan
[Gambar di hlm. 124]
Orang Yahudi cenderung menganggap perbuatan-perbuatan Yehuwa berasal dari berhala
1. Istar. 2. Panel bata glasir berukir di Jalan Prosesi Babilon 3. Naga lambang Marduk
[Gambar di hlm. 127]
”Tanur penderitaan” dapat menyingkapkan apakah motif kita murni dalam melayani Yehuwa
[Gambar di hlm. 128]
Orang Kristen sejati telah mengalami berbagai bentuk penganiayaan yang paling ganas