Pasal Enam Belas
Berita Harapan bagi para Tawanan yang Patah Semangat
1. Gambarkan keadaan orang Yahudi buangan di Babilon.
WAKTU itu adalah masa yang suram dalam sejarah Yehuda. Umat perjanjian Allah telah diambil secara paksa dari tanah asal mereka dan kini merana sebagai tawanan di Babilon. Memang, mereka mendapat kebebasan sampai taraf tertentu untuk melakukan urusan mereka sehari-hari. (Yeremia 29:4-7) Ada yang memperoleh keterampilan profesional atau terlibat dalam usaha komersial.a (Nehemia 3:8, 31, 32) Meskipun demikian, kehidupan orang Yahudi yang ditawan tidak mudah. Mereka terbelenggu, baik secara jasmani maupun rohani. Mari kita lihat keadaan mereka.
2, 3. Bagaimana pembuangan orang Yahudi mempengaruhi ibadat mereka kepada Yehuwa?
2 Sewaktu bala tentara Babilon membinasakan Yerusalem pada tahun 607 SM, mereka tidak hanya menghancurkan suatu bangsa; mereka juga memberikan pukulan kepada ibadat yang sejati. Mereka menjarah bait Yehuwa dan membinasakannya, melumpuhkan penyelenggaraan keimamannya dengan menawan beberapa orang dari suku Lewi dan membunuh yang lain-lainnya. Tanpa rumah ibadat, tanpa mezbah, dan tanpa keimaman yang diorganisasi, mustahil bagi orang Yahudi untuk mempersembahkan korban kepada Allah yang benar sebagaimana ditetapkan Hukum.
3 Orang-orang Yahudi yang setia masih dapat mempertahankan identitas agama mereka dengan mempraktekkan sunat dan mengikuti Hukum sebisa mungkin. Misalnya, mereka dapat menjauhi makanan yang dilarang dan menjalankan Sabat. Namun, dengan melakukan hal itu, mereka mengambil risiko diperolok-olok para penawan mereka, karena orang Babilon menganggap upacara agama orang Yahudi sebagai kebodohan. Keadaan orang buangan yang patah semangat tampak dalam kata-kata sang pemazmur, ”Di tepi sungai-sungai Babilon—di sanalah kami duduk. Kami juga menangis apabila kami mengingat Zion. Pada pohon-pohon poplar di negeri itu kami menggantungkan harpa kami. Karena di sanalah orang-orang yang menawan kami meminta kami untuk menyanyi, dan orang-orang yang mencemooh kami—untuk bersukacita, ’Nyanyikanlah bagi kami salah satu nyanyian Zion.’”—Mazmur 137:1-3.
4. Mengapa sia-sia bagi orang Yahudi untuk mencari keselamatan dari bangsa-bangsa lain, tetapi kepada siapa mereka dapat berpaling mencari bantuan?
4 Kalau begitu, kepada siapa orang Yahudi tawanan berpaling untuk mencari penghiburan? Dari mana datangnya keselamatan mereka? Tentu saja, bukan dari bangsa-bangsa tetangga! Mereka semua tidak berdaya melawan bala tentara Babilon, dan banyak yang bermusuhan dengan orang Yahudi. Namun, bukan berarti keadaan mereka sudah tanpa harapan. Yehuwa, yang kepada-Nya mereka memberontak sewaktu mereka masih merdeka, dengan murah hati mengulurkan undangan yang membesarkan hati kepada mereka, meskipun mereka berada di pembuangan.
”Datanglah, di Sini Ada Air”
5. Apa makna kata-kata ”datanglah, di sini ada air”?
5 Melalui nubuat kepada Yesaya, Yehuwa berbicara kepada orang Yahudi yang ditawan di Babilon, ”Hai, semua orang yang haus! Datanglah, di sini ada air. Dan semua orang yang tidak mempunyai uang! Marilah, belilah dan makanlah. Ya, marilah, belilah anggur dan susu tanpa uang dan dengan cuma-cuma.” (Yesaya 55:1) Kata-kata ini kaya akan lambang. Misalnya, perhatikanlah undangan ini, ”Datanglah, di sini ada air.” Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Tanpa cairan yang berharga ini, kita manusia hanya dapat bertahan selama satu minggu saja. Oleh karena itu, tepatlah jika Yehuwa menggunakan air sebagai suatu kiasan mengingat pengaruh kata-kata-Nya atas orang-orang Yahudi tawanan. Berita-Nya akan menyegarkan mereka, seperti air sejuk di hari yang panas. Hal itu akan mengangkat mereka dari keadaan tertekan, seraya memuaskan dahaga mereka akan kebenaran dan keadilbenaran. Dan, hal itu juga akan menanamkan dalam diri mereka harapan akan kebebasan dari penawanan. Namun, untuk mendapatkan manfaatnya, orang Yahudi buangan harus meminum berita Allah, yaitu memperhatikannya, dan bertindak selaras dengannya.
6. Apa manfaatnya jika orang Yahudi membeli ”anggur dan susu”?
6 Yehuwa juga menawarkan ”anggur dan susu”. Susu menguatkan tubuh yang masih muda dan membantu anak-anak bertumbuh. Demikian pula, kata-kata Yehuwa akan menguatkan umat-Nya secara rohani dan memungkinkan mereka untuk memperkuat hubungan dengan Dia. Namun, bagaimana dengan anggur? Anggur sering digunakan dalam acara-acara istimewa. Dalam Alkitab, anggur dikaitkan dengan kemakmuran dan sukacita. (Mazmur 104:15) Dengan menyuruh umat-Nya untuk ’membeli anggur’, Yehuwa meyakinkan mereka bahwa jika mereka dengan sepenuh hati kembali kepada ibadat sejati, mereka pasti akan ”bersukacita”.—Ulangan 16:15; Mazmur 19:8; Amsal 10:22.
7. Mengapa keibaan hati Yehuwa terhadap orang-orang buangan sangat istimewa, dan hal ini mengajarkan apa kepada kita tentang diri-Nya?
7 Betapa besar belas kasihan Yehuwa untuk memberikan penyegaran rohani seperti itu kepada orang Yahudi buangan! Keibaan hati-Nya lebih istimewa lagi bila kita mengingat ketidaktaatan dan pemberontakan orang Yahudi di masa lalu. Mereka sebenarnya tidak layak mendapat perkenan Yehuwa. Namun, sang pemazmur Daud menulis beberapa abad sebelumnya, ”Yehuwa itu berbelaskasihan dan murah hati, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih. Tidak untuk selamanya ia mengecam, ataupun kesal sampai waktu yang tidak tertentu.” (Mazmur 103:8, 9) Sebaliknya dari membinasakan umat-Nya, Yehuwa mengambil langkah pertama menuju rekonsiliasi. Sungguh, Ia adalah Allah yang ”senang akan kebaikan hati yang penuh kasih”.—Mikha 7:18.
Kepercayaan yang Salah Tempat
8. Kepada siapa banyak orang Yahudi percaya, meskipun ada peringatan apa?
8 Sampai saat itu, banyak orang Yahudi belum sepenuhnya percaya akan keselamatan dari Yehuwa. Misalnya, sebelum Yerusalem jatuh, para penguasanya mencari dukungan dari bangsa-bangsa yang kuat, seolah-olah melacurkan diri, baik kepada Mesir maupun kepada Babilon. (Yehezkiel 16:26-29; 23:14) Dengan alasan yang baik, Yeremia memperingatkan mereka, ”Terkutuklah laki-laki yang percaya kepada manusia dan menjadikan daging sebagai lengannya, dan yang hatinya berpaling dari Yehuwa.” (Yeremia 17:5) Namun, begitulah tepatnya yang dilakukan umat Allah!
9. Bagaimana banyak orang Yahudi ”mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bukan roti”?
9 Kini mereka diperbudak oleh salah satu bangsa yang mereka percayai. Apakah mereka menarik pelajaran dari hal ini? Kemungkinan, banyak yang tidak, karena Yehuwa bertanya, ”Mengapa kamu sekalian terus mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan mengapa kamu berjerih lelah untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (Yesaya 55:2a) Jika orang Yahudi tawanan mempercayai orang lain selain Yehuwa, mereka ”mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bukan roti”. Mereka sudah pasti tidak akan mendapatkan kebebasan dari Babilon yang tidak pernah memiliki kebijakan untuk mengizinkan tawanannya pulang. Sebenarnya, Babilon, dengan imperialisme, komersialisme, dan ibadat palsunya, tidak punya apa-apa yang bisa ditawarkan kepada orang Yahudi buangan.
10. (a) Bagaimana Yehuwa akan memberikan imbalan kepada orang Yahudi buangan jika mereka mendengarkan-Nya? (b) Perjanjian apa yang Yehuwa adakan dengan Daud?
10 Yehuwa mengimbau umat-Nya, ”Dengarkan aku baik-baik, dan makanlah apa yang baik, dan biarlah jiwamu mendapatkan kesenangan besar dari apa yang berlemak. Condongkan telingamu dan datanglah kepadaku. Dengarkanlah, maka jiwamu akan tetap hidup, dan aku akan mengadakan suatu perjanjian dengan kamu sekalian yang akan berlaku sampai waktu yang tidak tertentu sehubungan dengan kebaikan-kebaikan hati yang penuh kasih, yang setia, yang ditunjukkan kepada Daud.” (Yesaya 55:2b, 3) Satu-satunya harapan bagi orang-orang yang kekurangan gizi rohani ada di tangan Yehuwa, yang sekarang berbicara kepada mereka dalam nubuat melalui Yesaya. Nyawa mereka bergantung pada mendengarkan berita Allah, karena Ia menyatakan bahwa dengan demikian, ’jiwa mereka akan tetap hidup’. Namun, apa sebenarnya ’perjanjian yang akan berlaku sampai waktu yang tidak tertentu’ yang akan Yehuwa adakan dengan orang-orang yang menyambut-Nya? Perjanjian itu ’berhubungan dengan kebaikan-kebaikan hati yang penuh kasih yang ditunjukkan kepada Daud’. Berabad-abad sebelumnya, Yehuwa berjanji kepada Daud bahwa takhtanya akan menjadi ”kokoh sampai waktu yang tidak tertentu”. (2 Samuel 7:16) Oleh karena itu, ’perjanjian yang akan berlaku sampai waktu yang tidak tertentu’ yang disebutkan di sini berhubungan dengan pemerintahan.
Ahli Waris Permanen untuk Kerajaan Abadi
11. Mengapa penggenapan janji Allah kepada Daud tampak mustahil bagi orang-orang buangan di Babilon?
11 Memang, gagasan tentang pemerintahan garis keturunan Daud mungkin tampak mustahil bagi orang Yahudi buangan itu. Mereka telah kehilangan tanah mereka dan bahkan status mereka sebagai bangsa! Namun, hal itu hanya untuk sementara. Yehuwa tidak melupakan perjanjian-Nya dengan Daud. Tidak soal seberapa kecil kemungkinannya dari sudut pandang manusia, maksud-tujuan Allah sehubungan dengan Kerajaan yang abadi melalui garis keturunan Daud akan berhasil. Namun, bagaimana dan kapan? Pada tahun 537 SM, Yehuwa membebaskan umat-Nya dari penawanan Babilon dan memulihkan mereka ke tanah asal mereka. Apakah hal ini menghasilkan berdirinya suatu kerajaan yang bertahan untuk waktu yang tidak tertentu? Tidak, mereka terus dijajah imperium kafir lain, Media-Persia. ”Waktu yang ditetapkan” bagi pemerintahan bangsa-bangsa belum berakhir. (Lukas 21:24) Dengan tidak adanya raja di Israel, janji Yehuwa kepada Daud baru dapat digenapi berabad-abad kemudian.
12. Langkah apa yang Yehuwa ambil untuk menggenapi perjanjian Kerajaan yang Ia adakan dengan Daud?
12 Lebih dari 500 tahun setelah pembebasan Israel dari penawanan Babilon, Yehuwa mengambil langkah penting untuk menggenapi perjanjian Kerajaan sewaktu Ia memindahkan kehidupan Putra sulung-Nya, awal karya ciptaan-Nya, dari kemuliaan surgawi ke rahim seorang perawan Yahudi, Maria. (Kolose 1:15-17) Sewaktu mengumumkan peristiwa itu, malaikat Yehuwa memberi tahu Maria, ”Ia akan menjadi besar dan akan disebut Putra dari Yang Mahatinggi; dan Allah Yehuwa akan memberikan kepadanya takhta Daud, bapaknya, dan ia akan berkuasa sebagai raja atas keturunan Yakub selama-lamanya, dan kerajaannya tidak akan berakhir.” (Lukas 1:32, 33) Jadi, Yesus lahir dari dinasti Daud dan mewarisi hak sebagai raja. Setelah ditakhtakan, Yesus akan memerintah untuk ”waktu yang tidak tertentu”. (Yesaya 9:7; Daniel 7:14) Dengan demikian, kini terbukalah jalan untuk penggenapan janji Yehuwa yang dibuat berabad-abad yang lalu, yaitu memberi Raja Daud ahli waris yang permanen.
’Komandan atas Kelompok-Kelompok Bangsa’
13. Bagaimana Yesus adalah ”saksi bagi kelompok-kelompok bangsa”, baik selama pelayanannya maupun setelah kenaikannya?
13 Apa yang akan dilakukan calon raja ini? Yehuwa mengatakan, ”Lihat! Sebagai saksi bagi kelompok-kelompok bangsa aku telah memberikan dia, sebagai pemimpin dan komandan, kepada kelompok-kelompok bangsa.” (Yesaya 55:4) Setelah Yesus dewasa, ia menjadi wakil Allah di bumi, saksi Allah kepada bangsa-bangsa. Selama kehidupannya sebagai manusia, pelayanannya ditujukan kepada ”domba-domba yang hilang dari keturunan Israel”. Akan tetapi, tidak lama sebelum kenaikannya ke surga, Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, ”Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid . . . Lihat! aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.” (Matius 10:5, 6; 15:24; 28:19, 20) Oleh karena itu, pada waktunya, berita Kerajaan disampaikan kepada orang non-Yahudi, dan beberapa dari antara mereka turut menerima penggenapan perjanjian yang diadakan dengan Daud. (Kisah 13:46) Dengan cara ini, bahkan setelah kematian, kebangkitan, dan kenaikannya ke surga, Yesus terus menjadi ”saksi [Yehuwa] bagi kelompok-kelompok bangsa”.
14, 15. (a) Bagaimana Yesus membuktikan dirinya sebagai ”pemimpin dan komandan”? (b) Prospek apa yang dimiliki para pengikut Yesus pada abad pertama?
14 Yesus juga harus menjadi ”pemimpin dan komandan”. Seperti yang dijelaskan dalam nubuat ini, sewaktu berada di bumi, Yesus sepenuhnya menerima tanggung jawab kekepalaannya dan mengambil pimpinan dalam setiap segi, menarik perhatian kumpulan besar orang banyak, mengajarkan firman kebenaran kepada mereka, dan memperlihatkan manfaat yang akan diperoleh orang-orang yang mengikuti kepemimpinannya. (Matius 4:24; 7:28, 29; 11:5) Ia melatih murid-muridnya dengan efektif, mempersiapkan mereka untuk melakukan kampanye pengabaran yang terbentang di hadapan mereka. (Lukas 10:1-12; Kisah 1:8; Kolose 1:23) Hanya dalam waktu tiga setengah tahun, Yesus membubuh dasar untuk suatu sidang internasional yang bersatu, yang beranggotakan ribuan orang dari berbagai ras! Hanya ”pemimpin dan komandan” sejati yang dapat melaksanakan tugas yang sangat berat ini.b
15 Orang-orang yang dikumpulkan ke dalam sidang Kristen pada abad pertama diurapi dengan roh kudus Allah, dan mereka memiliki prospek untuk menjadi rekan-rekan penguasa bersama Yesus dalam Kerajaan surgawinya. (Penyingkapan 14:1) Namun, nubuat Yesaya melihat jauh melampaui zaman Kekristenan yang mula-mula. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa Yesus Kristus baru memerintah sebagai Raja Kerajaan Allah pada tahun 1914. Tidak lama setelah itu, suatu keadaan berkembang di antara orang-orang Kristen terurap di bumi yang banyak persamaannya dengan keadaan yang terjadi atas orang Yahudi buangan pada abad keenam SM. Sebenarnya, apa yang terjadi pada orang-orang Kristen itu adalah penggenapan yang lebih besar atas nubuat Yesaya.
Penawanan dan Pembebasan Zaman Modern
16. Tekanan apa yang menyusul setelah Yesus ditakhtakan pada tahun 1914?
16 Ditakhtakannya Yesus sebagai Raja pada tahun 1914 ditandai dengan kesusahan dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Mengapa? Karena setelah menjadi Raja, Yesus mengusir Setan dan makhluk-makhluk roh lain yang jahat dari surga. Setelah kegiatannya dibatasi hanya di bumi, Setan mulai memerangi orang-orang kudus yang tersisa, kaum sisa orang-orang Kristen terurap. (Penyingkapan 12:7-12, 17) Klimaksnya datang pada tahun 1918 sewaktu pekerjaan pengabaran kepada umum nyaris terhenti dan para penanggung jawab Lembaga Menara Pengawal dipenjarakan atas tuduhan palsu menghasut. Dengan demikian, hamba-hamba Yehuwa zaman modern memasuki penawanan rohani, yang mengingatkan kepada penawanan jasmani orang Yahudi zaman dahulu. Mereka menanggung celaan besar.
17. Bagaimana keadaan kaum terurap berubah pada tahun 1919, dan bagaimana mereka kemudian dikuatkan?
17 Namun, keadaan hamba-hamba Allah yang terurap sebagai tawanan tidak akan berlangsung lama. Pada tanggal 26 Maret 1919, para penanggung jawab Lembaga Menara Pengawal yang dipenjara dibebaskan, dan belakangan semua tuduhan terhadap mereka dicabut. Yehuwa mencurahkan roh kudus-Nya ke atas umat-Nya yang baru dibebaskan, menguatkan mereka untuk pekerjaan yang menanti mereka. Dengan bersukacita, mereka menyambut undangan untuk ”mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma”. (Penyingkapan 22:17) Mereka membeli ”anggur dan susu tanpa uang dan dengan cuma-cuma” serta dikuatkan secara rohani untuk ekspansi menakjubkan yang akan terjadi, sesuatu yang sebelumnya tidak diantisipasi kaum sisa terurap.
Suatu Kumpulan Besar Berlari kepada Kaum Terurap Milik Allah
18. Di antara murid-murid Yesus terdapat dua kelompok apa, dan mereka membentuk apa dewasa ini?
18 Murid-murid Yesus mempunyai salah satu di antara dua harapan. Pertama, suatu ”kawanan kecil” yang berjumlah 144.000 telah dikumpulkan—orang-orang Kristen terurap yang berlatar belakang Yahudi dan Kafir yang adalah ”Israel milik Allah” dan memiliki harapan untuk memerintah bersama Yesus dalam Kerajaan surgawinya. (Lukas 12:32; Galatia 6:16; Penyingkapan 14:1) Kedua, pada hari-hari terakhir, ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain” tampil. Mereka memiliki harapan untuk hidup selama-lamanya dalam firdaus di bumi. Sebelum kesengsaraan besar berkecamuk, kumpulan besar ini—yang jumlahnya tidak ditetapkan sebelumnya—melayani bersama kawanan kecil, dan kedua kelompok ini membentuk ”satu kawanan” di bawah ”satu gembala”.—Penyingkapan 7:9, 10; Yohanes 10:16.
19. Bagaimana ”suatu bangsa” yang sebelumnya tidak dikenal oleh Israel milik Allah menyambut panggilan dari bangsa rohani itu?
19 Pengumpulan kumpulan besar ini dapat diketahui dari kata-kata berikutnya dalam nubuat Yesaya, ”Lihat! Suatu bangsa yang tidak kaukenal akan kaupanggil, dan mereka yang berasal dari suatu bangsa yang tidak mengenal engkau bahkan akan berlari kepadamu, demi Yehuwa, Allahmu, dan bagi Pribadi Kudus Israel, sebab ia telah membuatmu indah.” (Yesaya 55:5) Pada tahun-tahun setelah pembebasan mereka dari penawanan rohani, kaum sisa terurap tadinya belum mengerti bahwa sebelum Armagedon, mereka akan berperan penting dalam memanggil suatu ”bangsa” besar untuk datang beribadat kepada Yehuwa. Namun, seraya waktu berlalu, banyak orang berhati jujur yang tidak memiliki harapan surgawi mulai bergabung dengan kaum terurap dan melayani Yehuwa dengan gairah seperti yang dimiliki kaum terurap. Para pendatang baru ini memperhatikan keadaan indah umat Allah, sadar bahwa Yehuwa menyertai mereka. (Zakharia 8:23) Pada tahun 1930-an, kaum terurap mulai memahami identitas sebenarnya kelompok ini, yang jumlahnya semakin bertambah. Mereka mulai sadar bahwa suatu pekerjaan pengumpulan yang besar masih menanti mereka. Kumpulan besar bergegas untuk bergabung dengan umat perjanjian Allah, dan ada alasan yang kuat untuk melakukan hal itu.
20. (a) Pada zaman kita, mengapa mendesak untuk ’mencari Yehuwa’, dan bagaimana hal ini dilakukan? (b) Bagaimana tanggapan Yehuwa terhadap orang-orang yang mencari-Nya?
20 Pada zaman Yesaya, seruan dikumandangkan, ”Hai, kamu sekalian, carilah Yehuwa sementara ia dapat ditemui. Berserulah kepadanya sementara ia dekat.” (Yesaya 55:6) Pada zaman kita, kata-kata ini cocok bagi orang-orang yang membentuk Israel milik Allah maupun bagi kumpulan besar yang terus berkembang. Berkat Yehuwa bukannya tanpa syarat dan undangan-Nya pun tidak diulurkan untuk selamanya. Kinilah waktunya untuk mencari perkenan Allah. Hal itu sudah terlambat apabila waktu yang ditetapkan untuk penghakiman oleh Yehuwa tiba. Oleh karena itu, Yesaya mengatakan, ”Biarlah orang yang fasik meninggalkan jalannya, dan orang yang suka mencelakakan meninggalkan niatnya; dan biarlah dia kembali kepada Yehuwa, yang akan berbelaskasihan kepadanya, dan kepada Allah kita, karena ia akan memberi ampun dengan limpah.”—Yesaya 55:7.
21. Bagaimana bangsa Israel terbukti tidak setia terhadap pernyataan yang dibuat bapak leluhur mereka?
21 Frase ”biarlah dia kembali kepada Yehuwa” memperlihatkan bahwa orang-orang yang perlu bertobat telah memiliki hubungan dengan Allah sebelumnya. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa banyak aspek dari bagian nubuat Yesaya ini memiliki penerapan pertamanya atas orang Yahudi tawanan di Babilon. Ber abad-abad sebelumnya, bapak leluhur para tawanan ini menyatakan tekad mereka untuk taat kepada Yehuwa sewaktu mereka berkata, ”Mustahil bagi kami untuk meninggalkan Yehuwa untuk melayani allah-allah lain.” (Yosua 24:16) Sejarah memperlihatkan bahwa apa yang dianggap ”mustahil” ini justru terjadi—berkali-kali! Ketiadaan iman di pihak umat Allah adalah alasan mengapa mereka menjadi orang buangan di Babilon.
22. Mengapa Yehuwa mengatakan bahwa pikiran dan jalan-jalan-Nya mengungguli pikiran dan jalan-jalan manusia?
22 Apa yang akan terjadi jika mereka bertobat? Melalui Yesaya, Yehuwa berjanji bahwa Ia akan ”memberi ampun dengan limpah”. Dan, Ia menambahkan, ”’Karena pikiran kamu sekalian bukanlah pikiranku, demikian pula jalan-jalanku bukanlah jalan-jalanmu,’ demikian ucapan Yehuwa. ’Karena seperti langit lebih tinggi daripada bumi, demikianlah jalan-jalanku lebih tinggi daripada jalan-jalanmu, dan pikiranku daripada pikiranmu.’” (Yesaya 55:8, 9) Yehuwa sempurna, dan pikiran serta jalan-jalan-Nya tinggi, tak terjangkau. Bahkan begitu besar belas kasihan-Nya sehingga kita manusia tidak bisa berharap untuk memilikinya. Pertimbangkan: Bila kita mengampuni sesama, hal itu adalah kasus pedosa mengampuni pedosa. Kita sadar bahwa cepat atau lambat, kita membutuhkan pengampunan dari sesama kita. (Matius 6:12) Namun, sekalipun Ia tidak pernah memerlukan pengampunan, Yehuwa mengampuni ”dengan limpah”! Ia benar-benar Allah kebaikan hati yang penuh kasih yang luar biasa. Dan, dalam belas kasihan-Nya, Yehuwa membuka pintu-pintu air di langit, mencurahkan berkat kepada orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan segenap hati.—Maleakhi 3:10.
Berkat-Berkat bagi Orang yang Kembali kepada Yehuwa
23. Bagaimana Yehuwa mengilustrasikan kepastian penggenapan firman-Nya?
23 Yehuwa berjanji kepada umat-Nya, ”Sama seperti turunnya hujan deras dan salju dari langit dan tidak kembali ke tempat itu, melainkan mengenyangkan bumi sehingga mengeluarkan hasil dan bertunas, dan benih diberikan kepada penabur dan roti kepada orang yang makan, demikianlah firmanku yang keluar dari mulutku. Itu tidak akan kembali kepadaku tanpa hasil, tetapi pasti akan melaksanakan apa yang kusukai, dan akan berhasil dalam apa yang kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:10, 11) Semua yang Yehuwa katakan pasti tergenap. Seperti hujan dan salju yang turun dari langit melaksanakan tujuannya untuk membasahi bumi dan menghasilkan buah, maka firman Yehuwa yang keluar dari mulut-Nya akan sepenuhnya dapat diandalkan. Apa yang Ia janjikan, Ia akan genapi—dengan kepastian yang mutlak.—Bilangan 23:19.
24, 25. Berkat-berkat apa yang tersedia bagi orang Yahudi buangan yang bertindak selaras dengan pesan Yehuwa melalui Yesaya?
24 Oleh karena itu, jika orang Yahudi mencamkan kata-kata nubuat yang diucapkan kepada mereka melalui Yesaya, mereka pasti akan menerima keselamatan yang dijanjikan Yehuwa. Sebagai hasilnya, mereka akan menikmati sukacita besar. Yehuwa menyatakan, ”Karena dengan sukacita kamu sekalian akan keluar, dan dengan damai kamu akan dibawa masuk. Gunung-gunung dan bukit-bukit akan bergembira di hadapanmu dengan sorak sukacita, dan semua pohon di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti belukar berduri akan tumbuh pohon juniper. Sebagai ganti jelatang yang menusuk akan tumbuh pohon mirtel. Dan itu akan menjadi kemasyhuran bagi Yehuwa, suatu tanda sampai waktu yang tidak tertentu yang tidak akan lenyap.”—Yesaya 55:12, 13.
25 Pada tahun 537 SM, orang-orang Yahudi buangan benar-benar keluar dari Babilon dengan bersukacita. (Mazmur 126:1, 2) Sewaktu mereka tiba di Yerusalem, mereka mendapati sebidang tanah yang penuh dengan belukar berduri dan jelatang yang menyengat—jangan lupa bahwa tanah itu telantar selama beberapa dekade. Namun, umat Allah yang pulang kini membantu mewujudkan suatu transformasi yang indah! Pohon-pohon yang menjulang, seperti pohon juniper dan mirtel, menggantikan tanaman berduri dan jelatang. Berkat Yehuwa menjadi semakin nyata seraya umat-Nya melayani Dia ”dengan sorak sukacita”. Seolah-olah tanah itu sendiri bergembira.
26. Keadaan penuh berkat apa yang dinikmati umat Allah dewasa ini?
26 Pada tahun 1919, kaum sisa orang Kristen terurap dibebaskan dari penawanan rohani mereka. (Yesaya 66:8) Bersama dengan kumpulan besar domba-domba lain, mereka kini melayani Allah dengan bersukacita dalam suatu firdaus rohani. Bebas dari noda pengaruh yang bersifat Babilon, mereka menikmati keadaan yang diperkenan, yang ”menjadi kemasyhuran” bagi Yehuwa. Kemakmuran rohani mereka memuliakan nama-Nya dan meninggikan-Nya sebagai Allah nubuat yang benar. Apa yang Yehuwa telah laksanakan bagi mereka mempertunjukkan Keilahian-Nya dan membuktikan kesetiaan-Nya kepada firman-Nya dan belas kasihan-Nya terhadap orang-orang yang bertobat. Semoga semua orang yang terus ’membeli anggur dan susu tanpa uang dan dengan cuma-cuma’ bersukacita dalam melayani Dia selama-lamanya!
[Catatan Kaki]
a Banyak nama Yahudi ditemukan dalam catatan perdagangan Babilon zaman dahulu.
b Yesus terus mengawasi pekerjaan menjadikan murid. (Penyingkapan 14:14-16) Dewasa ini, pria-pria dan wanita-wanita Kristen memandang Yesus sebagai Kepala sidang. (1 Korintus 11:3) Dan, pada waktu yang ditetapkan Allah, Yesus akan bertindak sebagai ”pemimpin dan komandan” dengan cara lain, sewaktu ia memimpin pertempuran yang menentukan melawan musuh-musuh Allah dalam perang Armagedon.—Penyingkapan 19:19-21.
[Gambar di hlm. 234]
Orang Yahudi yang dahaga secara rohani diundang untuk ’datang ke air’ dan untuk ”membeli anggur dan susu”
[Gambar di hlm. 239]
Yesus terbukti sebagai ”pemimpin dan komandan” atas kelompok-kelompok bangsa
[Gambar di hlm. 244, 245]
”Biarlah orang yang fasik meninggalkan jalannya”