EDOM
[Merah].
Edom adalah nama lain atau panggilan untuk Esau, saudara kembar Yakub. (Kej 36:1) Ia disebut demikian karena telah menjual hak kelahirannya demi semangkuk bubur merah. (Kej 25:30-34) Kebetulan, tubuh Esau berwarna sangat merah sewaktu lahir (Kej 25:25), dan banyak terdapat warna yang serupa pada bagian-bagian tanah yang belakangan dihuni oleh dia dan keturunannya.
Seir dan Edom. Pada suatu waktu ketika Yakub tinggal selama 20 tahun di Haran, Esau (Edom) mulai tinggal di tanah Seir, ”daerah Edom”. (Kej 32:3) Jadi, bahkan sebelum kematian ayahnya (Kej 35:29), Esau tampaknya sudah mulai menggenapi berkat Ishak yang mengandung nubuat, dengan mengarahkan perhatiannya jauh dari tanah yang subur di sekitar Hebron dan tentunya mulai ’hidup dengan pedangnya’, beserta 400 orang di bawah pimpinannya. (Kej 27:39, 40; 32:6, 8) Akan tetapi, catatan menunjukkan bahwa ia masih tinggal atau berbasis di daerah Hebron, dan baru benar-benar pindah ke wilayah pegunungan Seir setelah kematian ayahnya (1738 SM). Sementara itu, keluarganya sudah semakin besar dan hartanya banyak.—Kej 36:6-8.
Tanah Seir sebelumnya dikuasai orang Hori (Kej 14:6; 36:20-30), tetapi putra-putra Esau merebut tanah milik para syekh Hori dan menduduki wilayah tersebut. (Ul 2:12) Setelah itu, tanah tersebut dikenal sebagai tanah Edom, walaupun namanya yang semula, yaitu Seir, masih terus digunakan.—Bil 24:18.
Ciri Geografis. Daerah Edom membentang kira-kira 160 km dari batas utaranya dengan Moab, yaitu Wadi Zered, sampai ke Elat (Elot) di Tel. Aqaba di sebelah selatan. (Ul 2:1-8, 13, 14; 1Raj 9:26) Di sebelah timur, daerah orang Edom tampaknya mencapai tepi Gurun Arab, sedangkan di sebelah barat, melintasi Araba sampai ke Padang Belantara Zin dan mencakup dataran tinggi Negeb yang membentang dari sudut barat daya L. Garam sampai ke Kades-barnea. Oleh karena itu, bagian barat Edom menjadi batas tenggara daerah Yehuda.—Yos 15:1; bdk. Bil 34:3.
Akan tetapi, daerah utama orang Edom yang sebenarnya terletak di sebelah timur Araba, karena di sini hujan kadang-kadang turun di daerah pegunungan yang tinggi yang beberapa puncaknya mencapai ketinggian 1.700 m. Hal ini adalah karena Negeb, daerah di sebelah barat Araba, letaknya jauh lebih rendah, sehingga sisa-sisa awan badai dari L. Tengah dapat melintas dan mencapai gunung-gunung yang lebih tinggi di Edom, sambil mencurahkan sisa-sisa airnya. Jadi, penyelidikan arkeologis memperlihatkan bahwa di sepanjang tanah sempit yang subur di bagian tertinggi dataran yang berpegunungan, atau plato, yang panjang ini, terdapat sederetan permukiman dan benteng kuno, tetapi semakin ke selatan ke arah Tel. Aqaba semakin jarang. Di Tafileh modern, sekitar 30 km di sebelah selatan L. Mati (Garam), terdapat kebun-kebun zaitun yang luas; hal ini sebagian besar disebabkan oleh aliran air dari delapan mata air yang bagus, mengingat hanya ada kira-kira 28 cm curah hujan setiap tahunnya.
Walaupun tidak ada banyak tanah yang subur, wilayah pegunungan yang tidak rata itu mempunyai banyak kandungan tembaga dan besi yang berharga; di sekitar kota Feinan modern, kira-kira 48 km di sebelah selatan L. Mati, dilakukan penambangan dan peleburan. Ada juga petunjuk bahwa pada zaman dahulu terdapat hutan-hutan cemara yang luas.
Sesuai dengan keterangan di atas, ketika Musa mengirim utusan kepada raja Edom, ia mengatakan bahwa posisi orang Israel di Kades-barnea sebagai ”di ujung wilayahmu”, dan sewaktu meminta izin untuk melewati daerah Edom dengan damai, Musa berbicara tentang ladang, kebun anggur, dan sumur mereka.—Bil 20:14-17.
Posisi yang Strategis. Musa meminta izin agar Israel diperbolehkan melintasi Edom di ”jalan raja”. (Bil 20:17) Jalan ini, yang umumnya disebut Jalan Raya Raja, bisa jadi terentang dari Tel. Aqaba sampai ke Damaskus di Siria dan melalui Edom menyusuri tepian plato yang tinggi yang terdapat di sisi timur Araba. Di sepanjang jalan ini terdapat kota-kota utama Edom. (Kej 36:33; 2Raj 14:7) Ada juga jalur yang menuju ke timur dari Negeb melalui Maʽan di tepi Gurun Arab dan di situ bersambung dengan jalur lain yang terentang dari utara ke selatan. Barang-barang berharga dari Mesir, Arab, Siria, dan Mesopotamia dibawa melalui jalan-jalan ini. Kemungkinan besar, tol yang dipungut dari kafilah-kafilah unta atau keledai yang melewati jalan-jalan ini banyak menambah kekayaan Edom. Orang-orang yang letih setelah mengadakan perjalanan melalui gurun juga membayar makanan dan penginapan setibanya di Edom.
Tebing gunung yang curam, atau dinding plato, yang menghadap ke Araba menyediakan perlindungan yang sangat baik bagi benteng utama Edom terhadap serangan dari arah itu. Ngarai Wadi Zered yang dalam menghambat penyerbuan dari Moab. (Akan tetapi, perhatikan Am 2:1.) Sederetan benteng yang menghadap ke arah gurun di sebelah timur yang lebih rawan, melindungi Edom terhadap orang Midian dan suku-suku nomad lainnya. Selain itu, celah-celah yang membelah pegunungan dan plato-plato biasanya dikelilingi dinding-dinding tebing batu pasir merah yang membentuk ngarai-ngarai yang menakutkan. Sungguh beralasan apabila nubuat Yehuwa melalui Yeremia menyatakan bahwa orang Edom dengan rasa tenteram ”tinggal di penaungan di tebing batu, yang menduduki tempat yang tinggi di bukit”, dan seperti burung elang di sarangnya.—Yer 49:7, 16.
Bangsa Edom. Orang Edom sebagai keturunan Esau pada dasarnya adalah ras Semitik, tetapi darah Hamitik mereka cukup kental, mengingat dua istri Esau berasal dari suku-suku Kanaan keturunan Ham (orang Het dan orang Hewi); di antara istri-istri yang disebutkan namanya, hanya satu yang masih berdarah Semitik, melalui putra Abraham, Ismael. (Kej 36:2, 3) Jika, sebagaimana anggapan beberapa pakar, nama orang Hori sebenarnya berarti ”penghuni gua”, bisa jadi wanita Hewi istri Esau itu, Oholibama, putri Ana, berasal dari orang Hori yang tinggal di Seir. (Bdk. Kej 36:2, 20, 24, 25.) Bagaimanapun, seperti keturunan Lot, yaitu orang Moab dan orang Ammon (perhatikan Dan 11:41), orang Edom masih berkerabat dengan orang Israel, dan pada mulanya juga mempraktekkan sunat. (Yer 9:25, 26; bdk. Yeh 32:29.) Yehuwa menyebut mereka ’saudara-saudara’ Israel, dan hak tanah orang Edom tidak boleh dilanggar oleh orang Israel yang sedang berjalan melewati padang belantara, sebab Yehuwa telah memberikan G. Seir kepada keturunan Edom sebagai milik mereka.—Ul 2:1-8.
Mula-mula, suku-suku Edom dipimpin oleh para syekh, tetapi belakangan mereka menjadi suatu kerajaan. Dari pergantian penguasanya, terlihat bahwa raja-rajanya berasal dari berbagai suku atau keturunan syekh; jadi, takhta tidak diwariskan berdasarkan keturunan keluarga. (Kej 36:15-19, 31-43) Beberapa kritikus berpendapat bahwa pernyataan di Kejadian 36:31 sehubungan dengan para penguasa Edom sebagai ”raja-raja yang memerintah di tanah Edom sebelum raja mana pun memerintah atas putra-putra Israel” adalah anakronisme atau sisipan yang ditambahkan belakangan. Akan tetapi, pendapat ini tidak benar sebab Musa, penulis buku Kejadian, sudah mengetahui janji Allah yang jelas kepada Yakub (Israel) bahwa ”raja-raja akan muncul dari pinggangmu”. (Kej 35:11) Musa sendiri menubuatkan bahwa Israel akhirnya akan mempunyai seorang raja.—Ul 28:36.
Septuaginta Yunani memuat tambahan pada Ayub 42:17 yang menunjukkan bahwa Ayub adalah Yobab, raja Edom yang disebutkan di Kejadian 36:33. Akan tetapi, Ayub berasal dari tanah Uz, nama yang pada mulanya digunakan untuk salah satu suku keturunan Aram dan diulangi dalam garis keturunan Nahor yang adalah keturunan Aram. (Ayb 1:1; bdk. Kej 10:23; 22:20, 21.) Ratapan 4:21 memang menyebutkan bahwa Edom ”mendiami tanah Uz”, tetapi ayat ini, yang ditulis berabad-abad setelah zaman yang diperkirakan sebagai masa hidup Ayub, tidak menunjukkan bahwa Uz sama dengan Edom, khususnya karena, di Yeremia 25:20, 21, ”semua raja di tanah Uz” dibedakan dari Edom. Ayat itu bisa jadi lebih menunjukkan perluasan wilayah orang Edom.—Lihat UZ No. 4.
Ada kemungkinan bahwa salah satu di antara ketiga ”teman” yang mengunjungi dan mengkritik Ayub yang sedang sakit adalah orang Edom, yaitu Elifaz, orang Teman. (Ayb 2:11; bdk. Kej 36:11, 34.) Teman disebutkan di Yeremia 49:7 sebagai pusat hikmat orang Edom; salah satu faktor yang membuat mereka terkenal dalam hal hikmat bisa jadi adalah orang Edom secara teratur mengadakan kontak dan komunikasi dengan para penjelajah dari negeri Timur.
Dari Eksodus hingga Akhir Sejarah Yehuda. Pembinasaan pasukan Firaun dan pembebasan Israel secara mukjizat di L. Merah memberikan dampak atas Edom, seperti halnya atas semua daerah di dan sekitar Kanaan. (Kel 15:14, 15) Di padang belantara di Sem. Sinai, serangan bersenjata yang pertama kali dialami Israel datang dari salah satu suku orang Edom, yaitu orang Amalek, yang menguasai daerah yang luas dan yang sepanjang sejarahnya menjadi sumber kesusahan bagi Israel. (Kel 17:8-16; bdk. Kej 36:12, 16; lihat AMALEK.) Pada akhir periode pengembaraan, Musa dengan penuh respek meminta izin untuk berjalan dengan damai melintasi Edom di Jalan Raya Raja, namun permintaan ini ditolak dan raja Edom yang tidak disebutkan namanya itu mengerahkan bala tentara yang besar sehingga orang Israel tidak dapat masuk. (Bil 20:14-21) Jadi, setelah kematian Harun di G. Hor dekat perbatasan Edom (Bil 20:22-29), Israel mengitari daerah utama Edom, berkemah di Wadi Zered, kemudian berjalan ke utara menyusuri batas timur Moab.—Bil 21:4, 10-13; Hak 11:18; bdk. Ul 2:26-29.
Dalam berkat yang Musa ucapkan secara puitis kepada Israel sebelum kematiannya, ia menggambarkan Allah Yehuwa ’datang dari Sinai’, ”memancar dari Seir [Edom]”, dan ’bersinar dari pegunungan Paran’. Gambaran serupa muncul dalam nyanyian Debora dan Barak, juga dalam nubuat Habakuk. (Ul 33:2; Hak 5:4, 5; Hab 3:3, 4) Jadi, gambaran nubuat ini tampaknya menyiapkan panggung bagi Yehuwa untuk memanifestasikan diri-Nya kepada bangsa-Nya yang baru terbentuk, menerangi mereka bagaikan dengan pancaran-pancaran cahaya yang bersinar di atas puncak-puncak gunung.
Israel diperintahkan untuk tidak membenci orang Edom, ”sebab ia adalah saudaramu”. (Ul 23:7, 8) Akan tetapi, selain suku Amalek yang agresif, Edom secara keseluruhan juga selalu menentang Israel. Saul menang dalam peperangan melawan mereka. (1Sam 14:47, 48) Namun, Saul mempekerjakan seorang Edom bernama Doeg sebagai kepala para gembalanya, dan orang ini menjadi informan Saul yang memberikan laporan tentang Daud. Sewaktu anak buah Saul tidak mau menyerang para imam di Nob, Saul menggunakan Doeg untuk melakukan pembantaian besar-besaran.—1Sam 21:7; 22:9-18.
Setelah menjadi raja, Daud memperoleh kemenangan besar atas orang Edom di Lembah Garam. (2Sam 8:13; lihat LEMBAH GARAM.) Meskipun pemicu pertempuran itu tidak disebutkan, penyebabnya pastilah agresi orang Edom, mungkin karena orang Edom mengira bahwa kampanye militer Daud ke Siria membuat bagian selatan kerajaan itu mudah diserang. Di 1 Tawarikh 18:12, Abisyai disebutkan sebagai orang yang melaksanakan penaklukan atas orang Edom, sedangkan di superskripsi Mazmur 60, disebutkan bahwa Yoab yang melaksanakannya. Karena Daud adalah komandan kepala dan Yoab adalah jenderal utamanya, sedangkan Abisyai adalah seorang komandan regu di bawah Yoab, jelaslah mengapa kisah-kisah itu dapat berbeda sewaktu menceritakan siapa yang memenangkan pertempuran, bergantung dari sudut pandangan yang digunakan, sebagaimana pada zaman modern. Demikian pula, perbedaan angka dalam ayat-ayat ini mungkin sekali disebabkan oleh sudut pandangan tertentu dari sang narator sehubungan dengan berbagai aspek atau aksi peperangan. (Bdk. 1Raj 11:15, 16.) Bagaimanapun, Daud menempatkan garnisun-garnisun tentara Israel di seluruh Edom, dan penduduk Edom yang masih tersisa menjadi hamba Israel. (2Sam 8:14; 1Taw 18:13) ’Kuk’ Yakub kini sangat menekan leher Edom (Esau).—Kej 27:40; bdk. Bil 24:18.
Salomo, yang menikahi wanita-wanita Edom (1Raj 11:1), memanfaatkan kendali Israel atas kota-kota Edom di pesisir L. Merah, yaitu Elot (Elat) dan Ezion-geber, untuk mengembangkan bisnis perkapalan. (1Raj 9:26; 2Taw 8:17, 18) Karena pria-pria Edom sudah sangat berkurang jumlahnya, mereka tidak dapat melepaskan diri dari kuk penindasan Israel, walaupun memang ada seorang pelarian dari keturunan raja, Hadad, yang memimpin suatu gerakan perlawanan.—1Raj 11:14-22.
Tidak jelas apakah keadaan itu terus berlangsung selama seabad penuh setelah penaklukan Daud yang mula-mula. Serangan oleh ”putra-putra Ammon, Moab dan wilayah pegunungan Seir [Edom]” (2Taw 20:1, 2, 10, 22) mungkin terjadi sebelum serangan gabungan oleh pasukan Yehuda, Israel, dan Edom melawan Moab. (2Raj 3:5-9; lihat MOAB.) Edom kelihatannya ikut dalam setiap aliansi tiga negara, mula-mula bertempur di satu pihak kemudian di pihak lain. Disebutkan juga bahwa pada masa pemerintahan Yehosyafat, Edom pernah tidak mempunyai raja; negeri itu diperintah oleh pejabat daerah, yang tampaknya bertanggung jawab kepada raja Yehuda, sehingga akses Yehuda ke Tel. Aqaba dan pelabuhannya tidak terhalang. (1Raj 22:47, 48) Sehubungan dengan penyerbuan ke Moab, wadi tempat berkemahnya pasukan gabungan yang tadinya kering itu banjir sebagaimana diramalkan, yang mungkin disebabkan oleh badai gurun yang terjadi di plato yang lebih tinggi. Pada zaman modern, badai-badai seperti itu dapat menyebabkan air mengalir deras melalui wadi-wadi menuju Araba. Atau mungkin air muncul semata-mata karena mukjizat.—2Raj 3:16-23.
Edom memberontak dan melepaskan diri dari kuk penindasan Yehuda pada masa pemerintahan putra Yehosyafat, Yehoram, dan mendirikan kembali kerajaan yang independen. Meskipun Yehoram memenangkan pertempuran melawan mereka, orang Edom terus memberontak. (2Raj 8:20-22; 2Taw 21:8-10) Pada paruh pertama masa pemerintahan Amazia (858-830 SM), Lembah Garam sekali lagi menjadi ajang bencana militer bagi Edom, dan Amazia merebut Sela, kota utama di Edom; akan tetapi, ia terjerat oleh ibadat Edom kepada allah-allah palsu yang tidak berdaya. (2Raj 14:7; 2Taw 25:11-20) Putranya, Uzzia (Azaria), mengembalikan Elat ke dalam kekuasaan Yehuda.—2Raj 14:21, 22.
Siria menyerbu Yehuda pada masa pemerintahan Ahaz (761-746 SM) dan mengembalikan Elat, pelabuhan di L. Merah itu, ke tangan Edom. (2Raj 16:5, 6) Edom, yang tampaknya telah merdeka dari kekuasaan Yehuda, bergabung dengan negeri-negeri lain, termasuk Asiria, untuk menyerang Yehuda.—2Taw 28:16-20; bdk. Mz 83:4-8.
Tidak pernah ditemukan catatan tertulis yang berasal dari Edom. Akan tetapi, catatan sekuler dari bangsa-bangsa lain, menyebutkan tentang mereka. Sebuah papirus Mesir yang konon berasal dari milenium kedua SM menyebutkan bahwa suku-suku Badui dari Edom memasuki daerah Delta untuk mencari tanah penggembalaan bagi ternak mereka. Firaun Merneptah dan Ramses III mengaku menguasai Edom, demikian juga penguasa Asiria, Adad-nirari III. Beberapa saat setelah raja yang disebutkan terakhir itu, Tiglat-pileser III (sezaman dengan Ahaz) menyombongkan diri bahwa ia menerima upeti dari ”Kausmalaku dari Edom”, sedangkan Esar-hadon, pengganti Sanherib, menyebutkan ”Qausgabri” dari Edom sebagai raja bawahan.—Ancient Near Eastern Texts, diedit oleh J. Pritchard, 1974, hlm. 282, 291.
Edom dalam Nubuat. Sudah sejak masa pemerintahan Raja Uzzia, nabi Yoel dan nabi Amos mengumumkan penghukuman yang pasti dari Yehuwa atas Edom karena mereka tak henti-hentinya menunjukkan kemarahan kepada Israel dengan menggunakan pedang tanpa belas kasihan. (Am 1:6, 11, 12) Karena dengan kejam menentang umat perjanjian Yehuwa, Edom kehilangan negeri yang telah Allah berikan kepada mereka secara sah. (Yl 3:19; Am 9:11, 12) Orang Edom memeteraikan kebinasaan mereka sendiri sewaktu orang Babilonia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem pada tahun 607 SM. Kebencian orang Edom tersingkap dengan jelas sewaktu mereka memberikan dorongan kepada orang-orang yang menghancurkan Yerusalem (Mz 137:7), bersukacita atas tragedi yang menimpa Yehuda, dan karena permusuhan dan hasrat untuk membalas dendam, mereka bahkan menyerahkan orang-orang yang melarikan dari Yehuda kepada orang Babilonia untuk dibunuh. Mereka ikut dengan bangsa-bangsa di sekitarnya menjarah negeri itu, dan mereka berniat mengambil alih negeri Yehuda dan Israel yang telah ditinggalkan penduduknya, sambil membual melawan Yehuwa. Karena itu, Yehuwa membimbing para nabi-Nya: Yeremia, Yehezkiel, dan Obaja, untuk meyakinkan Edom bahwa sukacitanya tidak akan lama dan perlakuan yang dialami Yehuda juga akan dialami Edom. (Rat 4:21, 22; Yeh 25:12-14; 35:1-15; 36:3-5; Ob 1-16) Sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya oleh nabi Yesaya, orang Edom yang gemar menggunakan pedang akan dihantam oleh pedang keadilan dan penghukuman dari Yehuwa, semua golongan, besar dan kecil, akan menjadi seperti binatang-binatang korban yang akan dibinasakan.—Yes 34:5-8.
Edom akan menjadi seperti Sodom dan Gomora, tidak akan dihuni lagi untuk selama-lamanya. (Yer 49:7-22; bdk. Yes 34:9-15.) Karena pantas dibenci oleh Yehuwa, Edom akan disebut ”daerah kefasikan” serta ”bangsa yang dikecam Yehuwa sampai waktu yang tidak tertentu”. (Mal 1:1-5) Demikianlah Edom menjadi simbol musuh bebuyutan umat perjanjian Allah di Yesaya 63:1-6; di ayat-ayat itu, Pejuang ilahi dengan pakaian yang bernoda darah karena telah menginjak-injak tempat pemerasan anggur berupa pembalasan Allah dengan tepat digambarkan datang dari Edom (artinya ”Merah”) dan dari Bozra, kota paling penting di Edom (mungkin digunakan di sini sebagai permainan kata Ibrani ba·tsirʹ, artinya ”pengumpulan buah anggur”).—Bdk. Pny 14:14-20; 19:11-16.
Sejarah Selanjutnya dan Lenyapnya Edom. Raja Edom telah mendapat peringatan melalui nabi Yehuwa, Yeremia, untuk memasang pada lehernya kuk Nebukhadnezar, raja Babilon. (Yer 27:1-7) Apa yang sebenarnya dilakukan orang Edom berkenaan dengan hal ini tidak dicatat. Akan tetapi, setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 607 SM, ada beberapa orang buangan Yahudi yang untuk sementara berlindung di Edom. Kemudian, setelah pasukan Babilonia pergi, para pengungsi ini kembali ke negeri mereka dan akhirnya melarikan diri ke Mesir. (Yer 40:11, 12; 43:5-7) Tidak lama kemudian, tibalah saatnya Edom harus menghirup dalam-dalam cawan murka Yehuwa. (Yer 25:15-17, 21) Ini terjadi kira-kira pada pertengahan abad keenam SM, pada masa pemerintahan Nabonidus, raja Babilonia. Menurut C. J. Gadd, seorang pakar sejarah dan kesusastraan Babilonia, bala tentara Nabonidus yang menaklukkan Edom dan Tema mencakup prajurit-prajurit Yahudi. Ketika mengomentari hal ini, John Lindsay menulis, ”Jadi, tergenaplah kata-kata sang nabi, setidaknya sebagian darinya, yang menuliskan firman Yahweh, ’Aku akan mendatangkan pembalasanku ke atas Edom melalui tangan umatku, Israel’ (Yeh. 25.14). Kita juga melihat sebagian penggenapan kata-kata Obaja yang mengatakan bahwa ’para sekutu’, ’sahabat-sahabat kepercayaan’ Edom akan ’menipu’, ’mengalahkan’ dan ’memasang jerat di bawah’ mereka. Di sini kita dapat melihat bahwa yang dimaksud adalah orang Babilonia yang pada zaman Nebukhadrezar membiarkan Edom ikut menikmati kekalahan Yehuda, tetapi di bawah pemerintahan Nabonidus mengekang ambisi Edom di bidang komersial dan perdagangan sekali untuk selamanya (bdk. Ob. 1 dan 7).”—Palestine Exploration Quarterly, London, 1976, hlm. 39.
Buku Maleakhi, yang ditulis kira-kira 100 tahun sejak Nabonidus mengadakan kampanye militer ke Edom, menceritakan bahwa Allah telah membuat ”gunung-gunung [Edom] menjadi tempat yang tandus dan telantar dan milik pusakanya menjadi tempat tinggal anjing hutan dari padang belantara”. (Mal 1:3) Orang Edom berharap untuk kembali dan membangun lagi tempat-tempat yang telah dihancurkan, tetapi mereka tidak akan berhasil.—Mal 1:4.
Pada abad keempat SM, orang Nabatea mendiami daerah orang Edom, dan orang Edom tidak pernah dapat kembali. Sebaliknya, mereka malah tinggal di daerah Negeb, di sebelah selatan Yehuda. Orang Edom bergerak ke utara sampai di Hebron, dan akhirnya daerah selatan Yehuda itu dikenal sebagai Idumea. Menurut Yosefus, Yohanes Hirkanus I menaklukkan mereka antara tahun 130 dan tahun 120 SM, dan memaksa mereka menganut Yudaisme. (Jewish Antiquities, XIII, 257, 258 [ix, 1]; XV, 253, 254 [vii, 9]) Setelah itu, perlahan-lahan mereka membaur dengan orang Yahudi, dan setelah Roma menghancurkan Yerusalem pada tahun 70 M, mereka lenyap sebagai suatu bangsa.—Ob 10, 18; lihat IDUMEA.
[Peta di hlm. 625]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Tanah EDOM
Jalan Utama
Jalan Lokal
EDOM
PADANG BELANTARA ZIN
MOAB
L. Garam
Wadi Zered
Sela
Bozra
G. Hor
Kades-barnea
Teman
Jalan Raja
Ezion-geber
Elat
Tel. Aqaba
GURUN ARAB