BAB 9
”Aku Akan Membuat Mereka Semua Bersatu”
INTI: Tema pemulihan yang dikupas dalam nubuat Yehezkiel
1-3. Bagaimana orang Babilon mengejek para penyembah Yehuwa, dan mengapa?
BAYANGKAN Saudara adalah seorang Yahudi yang beriman di kota Babilon. Bangsa Saudara sudah ditawan di sana selama kira-kira 50 tahun. Pada hari Sabat, seperti yang biasa Saudara lakukan, Saudara pergi untuk beribadah bersama penyembah Yehuwa lainnya. Saudara melewati jalan-jalan yang padat dan melihat banyak sekali kuil yang megah. Di sana, orang beramai-ramai mempersembahkan korban dan menyanyikan pujian bagi dewa-dewa seperti Marduk.
2 Jauh dari keramaian itu, mungkin di sebuah tempat yang sepi dekat salah satu anak sungai, Saudara berkumpul dengan sekelompok kecil penyembah Yehuwaa untuk berdoa, menyanyikan mazmur, dan membahas Firman Allah. Saat berdoa bersama, Saudara bisa mendengar suara derit kayu dari perahu yang terikat di pinggir perairan itu. Saudara merasa tenteram di sana. Saudara berharap tidak ada orang Babilon yang datang dan mengganggu ibadah Saudara, seperti yang sering mereka lakukan. Mengapa mereka berbuat begitu?
3 Orang Babilon sudah memenangkan banyak sekali perang, dan mereka merasa bahwa kemenangan itu berasal dari dewa-dewa mereka. Bagi mereka, kehancuran Yerusalem membuktikan bahwa dewa mereka, Marduk, lebih kuat daripada Yehuwa! Jadi, mereka mengejek Allah yang Saudara sembah dan umat-Nya. Kadang mereka menyindir, ”Nyanyikan bagi kami satu lagu tentang Zion.” (Mz. 137:3) Banyak mazmur dibuat untuk merayakan kemenangan Zion, atau Yerusalem, atas musuh-musuh Yehuwa. Mungkin, mazmur seperti itulah yang sering dijadikan bahan ejekan oleh orang Babilon. Ada juga mazmur tentang orang Babilon, yang salah satunya berbunyi, ”Mereka menjadikan Yerusalem reruntuhan. . . . Orang-orang di sekeliling kami mengejek dan menertawakan kami.”—Mz. 79:1, 3, 4.
4, 5. (a) Harapan apa yang ada dalam nubuat Yehezkiel? (Lihat gambar di awal bab.) (b) Apa yang akan kita bahas di bab ini?
4 Orang-orang Yahudi yang murtad juga mengejek Saudara karena Saudara tetap beriman kepada Yehuwa dan para nabi-Nya. Meski begitu, Saudara sekeluarga terhibur saat menjalankan ibadah yang murni. Saudara senang berdoa dan bernyanyi bersama. Saudara merasa tenang ketika membaca Firman Allah. (Mz. 94:19; Rm. 15:4) Suatu hari, salah satu penyembah Yehuwa membawa gulungan istimewa ke pertemuan ibadah yang diadakan. Itu gulungan nubuat Yehezkiel! Saudara senang sekali mendengar janji Yehuwa bahwa Dia akan membebaskan umat-Nya. Semangat Saudara berkobar saat nubuat itu dibacakan, dan Saudara berharap agar suatu hari nanti, Saudara sekeluarga bisa pulang ke kampung halaman Saudara dan ikut memulihkan ibadah yang murni!
5 Nubuat Yehezkiel diwarnai dengan banyak janji pemulihan. Mari kita bahas janji-janji yang luar biasa ini. Bagaimana semua itu menjadi kenyataan bagi para tawanan? Apa hubungannya dengan zaman kita? Janji mana saja yang akan menjadi kenyataan lagi di masa depan?
”Mereka Akan Dibawa Pergi Sebagai Tawanan”
6. Bagaimana Yehuwa berkali-kali memperingatkan umat-Nya yang memberontak?
6 Melalui Yehezkiel, Yehuwa dengan jelas memberi tahu umat-Nya bahwa mereka akan dihukum karena memberontak. Yehuwa berkata, ”Mereka akan dibawa pergi sebagai tawanan.” (Yeh. 12:11) Seperti yang kita lihat di Bab 6, Yehezkiel bahkan memperagakan apa yang akan terjadi. Tapi, peringatan Yehezkiel bukanlah peringatan yang pertama bagi mereka. Sejak zaman Musa, yaitu hampir seribu tahun sebelumnya, Yehuwa sudah memperingatkan bahwa jika umat itu terus memberontak, mereka akan ditawan. (Ul. 28:36, 37) Para nabi seperti Yesaya dan Yeremia juga pernah menyampaikan peringatan serupa.—Yes. 39:5-7; Yer. 20:3-6.
7. Bagaimana Yehuwa menghukum umat-Nya?
7 Sayangnya, peringatan seperti itu hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Yehuwa pun akhirnya sakit hati melihat umat-Nya memberontak, menyembah berhala, bertindak tidak setia, dan menjadi bejat karena pengaruh para gembala yang buruk. Maka, Yehuwa membiarkan mereka tertimpa bencana kelaparan. Bencana ini memalukan, karena negeri mereka sebenarnya ”berlimpah dengan susu dan madu”. (Yeh. 20:6, 7) Lalu, seperti yang dinubuatkan jauh sebelumnya, Yehuwa menghukum umat-Nya yang murtad dengan membiarkan mereka ditawan. Pada 607 SM, Nebukhadnezar raja Babilon menghantam mereka. Yerusalem dan baitnya pun hancur. Beribu-ribu orang Yahudi yang selamat ditawan ke Babilon. Di sana, mereka diejek dan ditentang seperti yang kita bahas di awal bab ini.
8, 9. Bagaimana Allah memberi sidang Kristen peringatan tentang kemurtadan?
8 Apakah sidang Kristen pernah seolah-olah ditawan ke Babilon juga? Ya. Seperti orang Yahudi zaman dulu, para pengikut Yesus sudah diperingatkan jauh sebelumnya. Sejak awal, Yesus berkata, ”Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepada kalian, yang dari luar terlihat seperti domba, padahal sebenarnya mereka serigala rakus.” (Mat. 7:15) Belakangan, Rasul Paulus juga memperingatkan, ”Aku tahu bahwa setelah kepergianku, serigala-serigala buas akan masuk di antara kalian. Mereka tidak akan memperlakukan kawanan dengan lembut. Selain itu, dari antara kalian akan ada yang menyampaikan ajaran sesat untuk membuat murid-murid menyimpang kepada mereka.”—Kis. 20:29, 30.
9 Orang Kristen abad pertama diajari caranya mengenali dan menghindari orang-orang yang berbahaya itu. Para penatua diberi petunjuk untuk mengeluarkan orang murtad dari sidang. (1 Tim. 1:19; 2 Tim. 2:16-19; 2 Ptr. 2:1-3; 2 Yoh. 10) Tapi, seperti Israel dan Yehuda zaman dulu, banyak orang Kristen akhirnya mengabaikan peringatan yang pengasih itu. Pada akhir abad pertama, kemurtadan sudah berakar di sidang Kristen. Yohanes, rasul terakhir yang masih hidup di akhir abad pertama, melihat bahwa semakin banyak orang Kristen menyimpang dan memberontak. Yohanes adalah satu-satunya rasul yang masih tersisa untuk mencegah terjadinya kemurtadan yang lebih parah lagi. (2 Tes. 2:6-8; 1 Yoh. 2:18) Bagaimana keadaannya setelah Yohanes meninggal?
10, 11. Bagaimana perumpamaan Yesus tentang gandum dan lalang menjadi kenyataan sejak abad kedua?
10 Setelah Yohanes meninggal, perumpamaan Yesus tentang gandum dan lalang mulai menjadi kenyataan. (Baca Matius 13:24-30.) Seperti yang sudah Yesus ketahui sebelumnya, Setan menabur ”lalang”, yaitu orang-orang Kristen palsu, di sidang Kristen. Akibatnya, kemurtadan semakin berkembang pesat. Bayangkan betapa kecewanya Yehuwa melihat sidang yang dibentuk Putra-Nya dicemari oleh penyembahan berhala, hari raya dan kebiasaan kafir, pandangan para ahli filsafat yang tidak percaya Allah, dan ajaran agama palsu yang berasal dari Setan! Jadi, apa yang Yehuwa lakukan? Seperti yang dulu Dia lakukan terhadap Israel yang tidak setia, Dia membiarkan umat-Nya ditawan. Sekitar abad kedua, orang Kristen sejati yang bagaikan gandum mulai tersamar di antara orang Kristen palsu. Sejak itu, orang Kristen sejati ditawan oleh Babilon Besar, yaitu agama palsu sedunia, dan orang Kristen palsu bergabung dengan Babilon Besar yang bejat itu. Orang Kristen palsu terus berlipat ganda, dan terbentuklah Gereja.
11 Selama abad-abad yang suram ketika Gereja berkuasa, tetap ada orang Kristen sejati, yang disebut ”gandum” dalam perumpamaan Yesus. Seperti para tawanan yang disebutkan di Yehezkiel 6:9, mereka tidak melupakan Allah yang benar. Ada yang dengan berani menentang ajaran palsu Gereja sehingga diejek dan dianiaya. Apakah Yehuwa ingin membiarkan umat-Nya ditawan dalam kegelapan rohani untuk selamanya? Tidak! Seperti kepada Israel zaman dulu, Yehuwa hanya marah sampai taraf yang patut dan selama jangka waktu yang tepat. (Yer. 46:28) Selain itu, Yehuwa tidak membiarkan umat-Nya tanpa harapan. Mari kita lihat bagaimana Yehuwa memberi orang Yahudi yang ditawan di Babilon harapan untuk dibebaskan.
”Kemarahan-Ku Akan Selesai”
12, 13. Mengapa kemarahan Yehuwa atas umat-Nya yang ditawan akhirnya reda?
12 Yehuwa dengan terus terang menyatakan kemarahan-Nya terhadap umat-Nya. Tapi, Dia juga meyakinkan mereka bahwa Dia tidak akan terus marah. Dia berkata, ”Kemarahan-Ku akan selesai. Kemurkaan-Ku akan reda, dan Aku akan merasa puas. Setelah Aku selesai melampiaskan kemarahan-Ku kepada mereka, mereka pun akan tahu bahwa Aku, Yehuwa, telah berbicara kepada mereka karena Aku mengharuskan mereka untuk mengabdi kepada-Ku saja.” (Yeh. 5:13) Apa yang membuat kemurkaan Yehuwa akhirnya reda?
13 Di antara para tawanan, ada juga orang-orang Yahudi yang setia. Dan melalui Yehezkiel, Allah berkata bahwa sebagian umat-Nya akan bertobat ketika ditawan. Mereka akan menyesali perbuatan mereka yang memalukan dan pemberontakan mereka terhadap Yehuwa, lalu memohon belas kasihan dan pengampunan-Nya. (Yeh. 6:8-10; 12:16) Yang termasuk orang-orang setia itu adalah Yehezkiel serta Nabi Daniel dan tiga temannya. Daniel yang berumur panjang bahkan melihat awal dan akhir penawanan itu. Dia pernah berdoa dengan sepenuh hati untuk memohon ampun atas dosa Israel, seperti yang dicatat di Daniel pasal 9. Pastilah, doanya mewakili perasaan beribu-ribu tawanan yang ingin sekali diampuni Yehuwa dan diberkati lagi oleh-Nya. Jadi, mereka pasti tersentuh oleh janji-janji Allah tentang pembebasan dan pemulihan, yang disampaikan oleh Yehezkiel.
14. Mengapa Yehuwa mau memulangkan umat-Nya ke kampung halaman mereka?
14 Sebenarnya, ada satu hal yang lebih penting daripada pembebasan dan pemulihan umat Allah. Masa penawanan mereka akan berakhir, bukan karena mereka layak dibebaskan, tapi karena sudah waktunya Yehuwa kembali menyucikan nama-Nya di mata semua bangsa. (Yeh. 36:22) Orang Babilon perlu tahu bahwa semua dewa mereka yang bejat, termasuk Marduk, tidak bisa menandingi Tuan Yang Mahatinggi Yehuwa! Mari kita kupas lima janji Yehuwa yang Yehezkiel sampaikan kepada para tawanan. Pertama, kita akan melihat apa pengaruh janji itu atas para tawanan yang setia. Lalu, kita akan membahas bagaimana janji-janji itu menjadi kenyataan dalam skala yang lebih besar.
15. Apa yang Yehuwa janjikan tentang ibadah dari para tawanan yang pulang?
15 JANJI 1. Tidak akan ada lagi penyembahan berhala atau kebiasaan najis yang berkaitan dengan agama palsu. (Baca Yehezkiel 11:18; 12:24.) Seperti yang dibahas di Bab 5, Yerusalem dan baitnya sudah dicemari oleh kebiasaan agama palsu, seperti penyembahan berhala. Akibatnya, penduduknya menjadi bejat dan jauh dari Yehuwa. Tapi melalui Yehezkiel, Yehuwa memberi para tawanan harapan bahwa mereka akan kembali menjalankan ibadah yang tidak tercemar. Dipulihkannya ibadah yang murni kepada Allah adalah hal yang terpenting, karena setelah hal itu dipulihkan, barulah para tawanan bisa menikmati berkat-berkat lainnya.
16. Apa janji Yehuwa tentang kampung halaman umat-Nya?
16 JANJI 2. Para tawanan akan kembali ke kampung halaman mereka. Yehuwa memberi tahu para tawanan, ”Aku akan memberi kalian negeri Israel.” (Yeh. 11:17) Janji ini sungguh luar biasa, karena orang Babilon, yang merendahkan umat Allah, pasti tidak pernah memberi mereka harapan untuk pulang ke kampung halaman mereka. (Yes. 14:4, 17) Dan setelah mereka pulang, asalkan mereka tetap setia, negeri mereka akan subur dan bisa digarap sehingga mereka punya makanan dan pekerjaan yang memuaskan. Mereka tidak akan lagi mengalami bencana kelaparan yang memalukan.—Baca Yehezkiel 36:30.
17. Apa yang dijanjikan tentang korban-korban bagi Yehuwa?
17 JANJI 3. Korban-korban akan dipersembahkan lagi di mezbah Yehuwa. Seperti yang dibahas di Bab 2, korban dan persembahan yang diwajibkan Taurat adalah bagian penting dari ibadah yang murni. Asalkan para tawanan yang kembali itu tetap setia dan bersih secara rohani, persembahan mereka akan diterima Yehuwa. Hasilnya, dosa mereka bisa diampuni dan mereka bisa tetap bersahabat dengan Allah mereka. Yehuwa berjanji, ”Di negeri itu seluruh orang Israel, mereka semua, akan melayani Aku . . . Di sana, Aku akan merasa senang kepada mereka, dan Aku akan meminta kalian memberi sumbangan dan persembahan kalian yang terbaik, yaitu milik kalian yang suci.” (Yeh. 20:40) Ibadah yang murni akan benar-benar dipulihkan dan menghasilkan berkat bagi umat Allah.
18. Bagaimana Yehuwa akan menggembalakan umat-Nya?
18 JANJI 4. Para gembala yang buruk akan disingkirkan. Salah satu hal utama yang membuat umat Allah menyimpang begitu jauh adalah pengaruh buruk pria-pria yang memimpin mereka. Yehuwa berjanji untuk mengubah keadaan itu. Dia berkata, ”Aku tidak akan mengizinkan [para gembala itu] memberi makan domba-domba-Ku . . . Aku akan menyelamatkan domba-domba-Ku dari mulut mereka.” Yehuwa meyakinkan umat-Nya, ”Aku akan mengurus domba-Ku.” (Yeh. 34:10, 12) Bagaimana Dia akan melakukannya? Dengan mengangkat pria-pria yang beriman dan setia sebagai gembala.
19. Apa yang Yehuwa janjikan tentang persatuan?
19 JANJI 5. Penyembah Yehuwa akan bersatu. Sebelum penawanan itu, bayangkan betapa tertekannya hamba Yehuwa yang setia saat melihat umat Allah terpecah belah. Kebanyakan dari umat itu terpengaruh oleh nabi-nabi palsu dan para gembala yang buruk. Akibatnya, mereka melawan nabi-nabi setia yang mewakili Yehuwa. Mereka bahkan membentuk kelompok-kelompok dan saling bermusuhan. Jadi, janji Yehuwa yang dicatat Yehezkiel berikut ini pasti sangat menghangatkan hati: ”Aku akan membuat mereka semua bersatu.” (Yeh. 11:19) Asalkan orang Yahudi yang dibebaskan itu tetap bersatu dengan Yehuwa dan satu sama lain, tidak ada musuh yang bisa mengalahkan mereka. Sebagai satu bangsa, mereka bisa kembali membuat Yehuwa dimuliakan, bukannya dihina dan dipandang rendah.
20, 21. Bagaimana janji Allah terwujud bagi para tawanan yang pulang?
20 Apakah kelima janji itu terwujud bagi orang Yahudi yang pulang? Ingatlah apa yang pernah dikatakan Yosua yang beriman, ”Semua hal baik yang dijanjikan Yehuwa Allah kalian sudah ditepati. Semuanya sudah menjadi kenyataan. Tidak ada satu kata pun yang tidak ditepati.” (Yos. 23:14) Seperti pada zaman Yosua, janji Yehuwa juga ditepati ketika orang Yahudi yang ditawan pulang ke negeri mereka.
21 Orang Yahudi tidak lagi menyembah berhala atau mengikuti kebiasaan najis agama palsu, yang dulu membuat mereka jauh dari Yehuwa. Akhirnya, impian mereka menjadi kenyataan. Mereka bisa tinggal di negeri mereka lagi, menggarapnya, dan menjalani kehidupan yang bermakna. Tidak lama setelah kembali, mereka membangun lagi mezbah Yehuwa di Yerusalem dan mempersembahkan korban yang menyenangkan Allah. (Ezr. 3:2-6) Yehuwa juga memberkati mereka dengan para gembala rohani yang baik dan setia, misalnya Imam Ezra yang adalah penyalin, Gubernur Nehemia, Gubernur Zerubabel, Imam Besar Yosua, dan para nabi yang berani, seperti Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. Selama mereka menaati bimbingan rohani yang diberikan, mereka menikmati persatuan yang sudah lama mereka rindukan.—Yes. 61:1-4; baca Yeremia 3:15.
22. Dari mana kita tahu bahwa janji-janji tentang pemulihan akan terwujud lagi dalam skala yang lebih besar?
22 Orang Yahudi pasti dikuatkan melihat terwujudnya janji-janji Yehuwa tentang pemulihan! Tapi, semua janji itu belum terwujud sepenuhnya, atau masih dalam skala kecil. Dari mana kita tahu? Janji-janji itu hanya terwujud selama umat Yehuwa tetap taat. Belakangan, orang Yahudi lagi-lagi tidak taat dan memberontak sehingga janji Yehuwa belum terwujud sepenuhnya. Padahal, seperti yang Yosua katakan, janji Yehuwa pasti terwujud sepenuhnya. Jadi bisa disimpulkan, janji-janji pemulihan itu akan terwujud lagi dalam skala yang lebih besar dan bertahan selamanya. Mari kita lihat bagaimana itu terwujud.
”Aku Akan Merasa Senang Kepadamu”
23, 24. Kapan ”waktunya segala sesuatu dipulihkan” mulai? Jelaskan.
23 Kita sudah belajar dari Alkitab bahwa dunia yang jahat ini memasuki akhir zaman, atau hari-hari terakhirnya, pada 1914. Tapi, hal itu tidak membuat hamba Yehuwa khawatir. Malah, Alkitab menunjukkan bahwa sejak 1914, dimulailah suatu masa yang mendebarkan, yaitu ”waktunya segala sesuatu dipulihkan”. (Kis. 3:21) Dari mana kita tahu? Nah, apa yang terjadi di surga pada 1914? Yesus Kristus, sang Mesias, dilantik sebagai Raja! Mengapa pelantikan itu menandai dimulainya masa pemulihan? Ingatlah, Yehuwa berjanji kepada Raja Daud bahwa kekuasaan sebagai raja akan selalu dipegang oleh keturunannya. (1 Taw. 17:11-14) Tapi, sejak Babilon menghancurkan Yerusalem pada 607 SM, tidak ada lagi keturunan Daud yang memerintah sebagai raja.
24 Sebagai ”Putra manusia”, Yesus adalah keturunan Daud. Maka, dia punya hak yang sah untuk menjadi penerus Raja Daud. (Mat. 1:1; 16:13-16; Luk. 1:32, 33) Pada 1914, ketika Yehuwa melantik Yesus di surga, dimulailah ”waktunya segala sesuatu dipulihkan”! Sejak itu, Yehuwa bisa menggunakan Raja yang sempurna itu untuk melanjutkan pemulihan yang dijanjikan.
25, 26. (a) Kapan penawanan di Babilon Besar berakhir? Jelaskan. (Lihat juga kotak ”Tahun 1919”.) (b) Nubuat apa yang mulai menjadi kenyataan sejak 1919?
25 Salah satu hal pertama yang Kristus lakukan sebagai Raja adalah memeriksa pengaturan ibadah yang murni di bumi bersama Bapaknya. (Mal. 3:1-5) Seperti gandum yang tidak bisa dibedakan dengan lalang dalam perumpamaan Yesus, orang Kristen terurap tidak bisa dibedakan dengan orang Kristen palsu untuk waktu yang lama.b Tapi, setelah musim panen dimulai pada 1914, perbedaannya menjadi jelas. Selama puluhan tahun menjelang 1914, Siswa-Siswa Alkitab yang setia terus membongkar kepalsuan Gereja yang menjijikkan. Mereka juga mulai memisahkan diri dari organisasi Gereja yang sudah menyimpang itu. Tibalah waktunya bagi Yehuwa untuk memulihkan mereka sepenuhnya. Jadi pada awal 1919, hanya beberapa tahun setelah ”musim panen” dimulai, umat Allah dibebaskan dari Babilon Besar. (Mat. 13:30) Penawanan itu pun berakhir!
26 Sejak itu, nubuat Yehezkiel tentang pemulihan mulai menjadi kenyataan dalam skala yang jauh lebih besar daripada yang dirasakan umat Allah zaman dulu. Mari kita bahas bagaimana kelima janji yang sudah kita bahas itu terwujud dalam skala yang lebih besar.
27. Bagaimana Allah memurnikan umat-Nya dari penyembahan berhala?
27 JANJI 1. Tidak ada lagi penyembahan berhala atau kebiasaan agama yang menjijikkan. Pada akhir 1800-an dan awal 1900-an, orang Kristen sejati berkumpul bersama dan mulai meninggalkan berbagai kebiasaan agama palsu. Mereka mengerti bahwa ajaran Tritunggal, jiwa yang tidak bisa mati, dan api neraka berasal dari agama palsu, bukan dari Alkitab. Mereka sadar bahwa menggunakan patung dalam ibadah sama saja dengan menyembah berhala. Belakangan, umat Allah juga memahami bahwa menggunakan salib juga termasuk menyembah berhala.—Yeh. 14:6.
28. Umat Allah kembali ke lingkungan seperti apa?
28 JANJI 2. Umat Allah akan kembali ke lingkungan rohani. Sejak orang Kristen yang setia mulai meninggalkan Babilon Besar, mereka menikmati lingkungan rohani yang seharusnya. Mereka diberkati dan tidak akan lagi kelaparan secara rohani. (Baca Yehezkiel 34:13, 14.) Seperti yang akan kita bahas di Bab 19, Yehuwa sudah memberkati mereka dengan makanan rohani yang limpah, lebih dari yang sudah-sudah.—Yeh. 11:17.
29. Mengapa kegiatan pengabaran meningkat sejak 1919?
29 JANJI 3. Korban-korban akan kembali dipersembahkan di mezbah Yehuwa. Pada abad pertama, orang Kristen diajar untuk mempersembahkan korban pujian, yang jauh lebih berharga daripada korban binatang. Mereka memuji Yehuwa dan mengabar tentang Dia. (Ibr. 13:15) Meski begitu, sewaktu umat Allah ditawan selama berabad-abad, tidak ada pengaturan untuk mempersembahkan korban pujian seperti itu. Tapi, menjelang akhir penawanan, umat Allah mulai mempersembahkan korban pujian. Mereka sibuk mengabar dan dengan gembira memuji Yehuwa di perhimpunan. Sejak 1919, ”budak yang setia dan bijaksana” menandaskan pentingnya pengabaran dan mengorganisasi kegiatan itu dengan lebih saksama. (Mat. 24:45-47) Mezbah Yehuwa pun penuh dengan persembahan dari semakin banyak orang yang memuji nama suci-Nya!
30. Apa yang Yesus lakukan agar dombanya memiliki gembala-gembala yang baik?
30 JANJI 4. Para gembala yang jahat akan disingkirkan. Kristus membebaskan umat Allah dari para gembala palsu yang egois dan bejat di kalangan Gereja. Dalam sidang Kristen, gembala yang seperti itu juga disingkirkan. (Yeh. 20:38) Yesus, Gembala yang Baik, memastikan bahwa domba-Nya terurus. Pada 1919, dia melantik budaknya yang setia dan bijaksana. Kelompok kecil orang Kristen terurap ini berperan penting dalam menyediakan makanan rohani yang dibutuhkan umat Allah. Belakangan, para penatua dilatih untuk menggembalakan ”kawanan domba Allah”. (1 Ptr. 5:1, 2) Kata-kata Yehuwa di Yehezkiel 34:15, 16 sering digunakan untuk mengingatkan para gembala Kristen tentang standar yang Allah Yehuwa dan Yesus Kristus tetapkan bagi mereka.
31. Bagaimana Yehuwa menepati janji-Nya yang dicatat di Yehezkiel 11:19?
31 JANJI 5. Para penyembah Yehuwa akan bersatu. Selama berabad-abad, Gereja terbagi menjadi puluhan ribu aliran dan sekte yang terus berselisih. Sebaliknya, umat Yehuwa yang dipulihkan merasakan mukjizat yang Yehuwa lakukan bagi mereka. Yehuwa menepati janji yang Dia sampaikan melalui Yehezkiel ini: ”Aku akan membuat mereka semua bersatu.” (Yeh. 11:19) Di seputar dunia, Kristus memiliki jutaan pengikut yang datang dari berbagai latar belakang ras, agama, ekonomi, dan sosial. Tapi, semuanya diajar kebenaran yang sama dan bersatu padu melakukan tugas yang sama. Pada malam terakhir Yesus di bumi, dia dengan sungguh-sungguh berdoa agar para pengikutnya bersatu. (Baca Yohanes 17:11, 20-23.) Di zaman kita, Yehuwa sudah benar-benar menjawab doa itu.
32. Bagaimana perasaan Saudara sendiri melihat terwujudnya nubuat-nubuat tentang pemulihan? (Lihat juga kotak ”Nubuat tentang Penawanan dan Pemulihan”.)
32 Tidakkah Saudara senang karena hidup di masa pemulihan yang mendebarkan ini? Kita sudah melihat bahwa nubuat Yehezkiel menjadi kenyataan dalam ibadah kita sekarang. Pastilah, Yehuwa senang kepada umat-Nya, sesuai dengan nubuat-Nya yang dicatat Yehezkiel ini: ”Kalian akan membuat-Ku senang.” (Yeh. 20:41) Setelah ditawan selama berabad-abad, umat yang dipersatukan ini dibebaskan dan menikmati makanan rohani yang limpah. Tidakkah Saudara merasa terhormat karena menjadi bagian dari umat itu dan ikut memuji Yehuwa di seputar dunia? Sebenarnya, beberapa nubuat Yehezkiel tentang pemulihan masih akan terwujud dalam skala yang lebih besar.
”Seperti Taman Eden”
33-35. (a) Apa yang dibayangkan para tawanan saat mendapat janji di Yehezkiel 36:35? (b) Bagaimana nubuat itu menjadi kenyataan bagi umat Yehuwa di zaman sekarang? (Lihat juga kotak ”Waktunya Segala Sesuatu Dipulihkan”.)
33 Ingatlah, ”waktunya segala sesuatu dipulihkan” dimulai saat kekuasaan sebagai raja dipegang lagi oleh keturunan Daud, yaitu saat Yesus ditakhtakan pada 1914. (Yeh. 37:24) Setelah itu, Yehuwa memberi Kristus kuasa untuk memulihkan ibadah murni bagi umat-Nya yang sudah berabad-abad ditawan secara rohani. Tapi, apakah tugas Kristus selesai sampai di situ? Tidak! Tugasnya masih berlanjut sampai ke masa depan, dan berbagai perinciannya yang menggugah hati terdapat dalam nubuat Yehezkiel.
34 Salah satu nubuatnya berbunyi, ”Orang-orang akan berkata, ’Negeri yang telantar itu menjadi seperti Taman Eden.’” (Yeh. 36:35) Apa yang dibayangkan Yehezkiel dan para tawanan lainnya saat mendapat janji itu? Tidak mungkin mereka membayangkan bahwa negeri mereka akan dijadikan sama persis dengan Taman Eden, atau Firdaus, yang semula dibuat oleh Yehuwa sendiri! (Kej. 2:8) Mereka tentu mengerti bahwa yang Yehuwa maksudkan adalah negeri itu pasti subur dan indah.
35 Apakah janji itu menjadi kenyataan di zaman kita? Selama dunia yang jahat ini dikuasai Setan si Iblis, kita tahu bahwa tidak mungkin ada firdaus jasmani. Sebaliknya, kita tahu bahwa janji itu memaksudkan firdaus rohani yang sekarang kita nikmati sebagai hamba Yehuwa. Di lingkungan ini, kita menjalani hidup yang bermakna dan mengutamakan pelayanan kita kepada Yehuwa. Semakin lama, firdaus rohani ini menjadi semakin indah. Nah, apakah pemulihan itu sudah selesai?
36, 37. Janji-janji apa yang akan terwujud di Firdaus?
36 Setelah perang Armagedon, pemulihan itu masih akan berlanjut. Yesus akan memulihkan seluruh planet Bumi. Selama Pemerintahan Seribu Tahun, dia akan membimbing manusia untuk mengubah seluruh bumi menjadi Taman Eden, atau Firdaus, seperti yang Yehuwa inginkan sejak awal. (Luk. 23:43) Saat itu, semua orang akan hidup damai satu sama lain dan memelihara bumi. Ke mana pun mereka pergi, tidak akan ada bahaya yang mengancam mereka. Bayangkan keadaannya saat janji ini terwujud: ”Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka. Aku akan menyingkirkan binatang buas yang ganas dari negeri itu, sehingga mereka bisa tinggal dengan aman di padang belantara dan tidur di hutan-hutan.”—Yeh. 34:25.
37 Bisakah Saudara membayangkannya? Saudara bisa berkunjung ke tempat mana pun di bumi ini tanpa merasa takut. Tidak ada binatang yang akan melukai Saudara. Tidak akan ada yang mengganggu kedamaian Saudara. Saudara bisa berjalan-jalan sendirian di hutan yang lebat, menikmati pemandangannya yang indah, bahkan tidur nyenyak di sana, dan bangun dalam keadaan segar, tanpa terluka sedikit pun!
38. Bagaimana perasaan Saudara sendiri saat membayangkan janji di Yehezkiel 28:26 terwujud?
38 Kita juga akan melihat janji berikut ini terwujud: ”Mereka akan tinggal di sana dengan aman dan membangun rumah serta membuat kebun anggur. Mereka akan tinggal dengan aman saat Aku menghukum semua yang ada di sekeliling mereka, yang memperlakukan mereka dengan hina. Mereka pun akan tahu bahwa Akulah Yehuwa, Allah mereka.” (Yeh. 28:26) Setelah semua musuh Yehuwa dilenyapkan, bumi akan penuh damai dan aman. Selain memelihara bumi, kita akan memenuhi kebutuhan kita dan keluarga kita, misalnya membangun rumah yang nyaman serta membuat kebun anggur dan menggarapnya.
39. Mengapa Saudara yakin bahwa semua nubuat tentang Firdaus dalam buku Yehezkiel akan terwujud?
39 Apakah janji-janji ini sekadar khayalan yang indah? Kalau Saudara merasa begitu, ingatlah apa saja yang sudah Saudara saksikan selama ”waktunya segala sesuatu dipulihkan”. Dengan kuasa Yehuwa, Yesus berhasil memulihkan ibadah yang murni di masa yang paling kelam sepanjang sejarah. Padahal, Setan berupaya mati-matian untuk menggagalkannya. Itu bukti yang sangat meyakinkan bahwa semua yang Yehuwa janjikan melalui Yehezkiel pasti akan terwujud!
a Kebanyakan orang Yahudi yang ditawan tinggal agak jauh dari kota Babilon. Misalnya, Yehezkiel tinggal bersama orang Yahudi lainnya di dekat Sungai Khebar. (Yeh. 3:15) Tapi, sebagian kecil tawanan tinggal di kota, misalnya ”yang berasal dari keluarga kerajaan dan keturunan bangsawan”.—Dan. 1:3, 6; 2 Raj. 24:15.
b Contohnya, kita tidak bisa memastikan apakah ada tokoh reformasi Gereja pada abad ke-16 yang termasuk orang Kristen terurap, dan kalaupun ada, kita tidak tahu yang mana.