Pasal 6
Kasih, ‘Pengikat yang Sempurna’
1-6. (a) Apa yang dapat terjadi jika suami-isteri terlalu memikirkan perasaan mereka sendiri? (b) Perselisihan paham tidak akan meruncing seandainya mereka memegang prinsip Alkitab yang mana?
‘MENGAPA makanan harus terlambat lagi?’ bentak suami, karena sudah tidak sabar menunggu, badannya lelah sekali sehabis pulang dari pekerjaannya.
2 ‘Sabar. Sabaar. Mengapa kamu selalu harus mengomel? Masakan sudah hampir siap,’ jawaban dari isteri. Siapa bilang ia tidak lelah juga sesudah seharian mengurus rumah tangga.
3 ‘Tetapi kamu selalu terlambat. Mengapa kita tidak pernah bisa mulai makan pada waktunya?’
4 ‘Siapa bilang tidak pernah!’ teriak isteri. ‘Cobalah kau sendiri sekali-sekali tinggal di rumah sehari, baru kamu tahu repotnya mengurusi anak-anakmu!’
5 Soal kecil ini makin lama makin dibesar-besarkan, sehingga akhirnya suami-isteri menjadi marah dan tidak mau bicara lagi satu sama lain. Masing-masing memberikan reaksi atas apa yang dikatakan yang lain, sampai akhirnya kedua pihak tersinggung dan jengkel, dan suasana malam itu tidak menyenangkan lagi. Sebenarnya masing-masing dapat mencegah perkembangan ini. Rupanya kedua-duanya hanya memikirkan diri sendiri dan tidak peduli akan perasaan teman hidupnya. Akhirnya ketegangan memuncak.
6 Perselisihan seperti itu bisa saja timbul mengenai berbagai hal. Misalnya mengenai uang. Atau mungkin suami beranggapan isterinya terlalu cemburu dan mengekangnya karena tidak suka ia bergaul dengan orang lain. Atau isteri mungkin merasa diabaikan, atau kurang diperhatikan. Ketegangan dapat timbul baik karena masalah besar maupun karena berbagai masalah kecil. Entah apa penyebabnya, yang penting bagi kita sekarang adalah bagaimana cara menanganinya. Sebenarnya masing-masing pihak dapat mencegah timbulnya ketegangan dengan kerelaan mereka untuk ‘memberikan pipi yang lain,’ dan untuk tidak “membalas kejahatan dengan kejahatan,’ tetapi ‘mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.’ (Matius 5:39; Roma 12:17, 21) Memang dibutuhkan pengendalian diri dan kematangan untuk bisa melakukan hal ini. Dan juga kasih Kristen.
APA ARTI KASIH ITU SESUNGGUHNYA
7-9. (a) Bagaimana kasih digambarkan di 1 Korintus 13:4-8? (b) Kasih yang bagaimanakah ini?
7 Allah Yehuwa memberi ilham mengenai apa sesungguhnya kasih itu. Kasih itu digambarkan melalui apa yang dilakukan maupun apa yang tidak dilakukan, dalam 1 Korintus 13:4-8: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabat menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.”
8 Kasih bisa saja timbul karena berbagai hal—karena daya tarik jasmaniah, karena hubungan kekeluargaan atau karena menghargai pergaulan satu sama lain. Tetapi menurut Alkitab kasih yang sejati harus lebih dari pada sekedar rasa sayang atau karena saling tertarik dan hendaknya bertujuan untuk menghasilkan apa yang terbaik bagi orang yang dicintai. Kasih demikian mungkin memerlukan teguran atau disiplin, seperti yang dilakukan orang tua terhadap anak, atau sebagaimana yang dilakukan Allah Yehuwa terhadap para penyembahnya. (Ibrani 12:6) Memang kasih itu disertai perasaan dan emosi, tetapi tanpa mengaburkan jalan pikiran yang bijaksana atau prinsip-prinsip yang harus dipertahankan. Kasih semacam itu mendorong kita untuk memperlakukan semua orang berdasarkan prinsip-prinsip yang mulai, yaitu tenggang-menenggang dan adil.
9 Untuk lebih mengerti bagaimana kasih dapat membina kehidupan keluarga kita, mari kita meneliti lebih jauh keterangan yang diberikan di 1 Korintus 13:4-8.
10, 11. Apa yang dapat diharapkan dari seorang teman hidup yang sabar dan murah hati?
10 “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati.” Apakah anda bersikap sabar terhadap teman hidup anda” Apakah anda mengendalikan diri, meskipun timbul keadaan yang menjengkelkan atau anda dituduh mengenai sesuatu hal? Yehuwa sabar terhadap kita semua, dan ‘maksud kemurahan Allah adalah untuk menuntun orang kepada pertobatan.’ Sifat panjang sabar dan kemurahan kedua-duanya termasuk buah-buahan roh Allah.—Roma 2:4; Galatia 5:22.
11 Kasih tidak membenarkan perbuatan tercela, tetapi juga tidak ‘mencari-cari’ kesalahan. Kasih tidak lekas kesal, tetapi mempertimbangkan keadaan-keadaan yang dapat dimaafkan. (1 Petrus 4:8; Mazmur 103:14; 130:3, 4) Bahkan dalam hal-hal yang serius kasih selalu siap untuk mengampuni. Rasul Petrus rupanya menganggap dirinya panjang sabar ketika ia bertanya kepada Yesus: “Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Jawab Yesus: “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali.” (Matius 18:21, 22; Lukas 17:3, 4) Kasih mengampuni sampai berulang kali, dan tetap pemurah selama-lamanya. Apakah anda demikian?
12, 13. Bagaimana orang memperlihatkan sifat cemburu, dan mengapa kita harus berusaha menekan sifat demikian?
12 “Kasih tidak cemburu.” Memang sulit untuk hidup berdampingan dengan orang yang selalu cemburu tanpa beralasan. Sifat cemburu demikian menandakan kecurigaan, dan terlalu ingin memiliki sendiri. Ini adalah sifat kekanak-kanakan dan mengekang teman hidup yang tidak dapat mengembangkan hubungan yang wajar dan ramah terhadap orang lain. Kebahagiaan datangnya karena orang memberikan sesuatu dengan suka rela, bukan karena terpaksa memenuhi tuntutan yang cemburu.
13 “Siapa dapat tahan terhadap cemburu?” tanya Alkitab. Sifat ini adalah salah satu buah hawa nafsu daging. (Amsal 27:4; Galatia 5:19, 20) Apakah anda mendapati di dalam diri anda gejala-gejala sifat cemburu demikian yang timbul karena kurang kepercayaan diri dan mengkhayalkan yang bukan-bukan? Biasanya lebih mudah untuk melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih banyak gunanya untuk memeriksa diri sendiri. “Di mana ada iri hati dan mementingkan diri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16) Sifat cemburu dapat menghancurkan rumah tangga. Agar anda dapat tetap memiliki teman hidup bukanlah dengan mengekangnya karena cemburu, melainkan dengan memberi perhatian yang penuh kasih, dengan bersifat tenggang-menenggang dan menaruh kepercayaan.
14, 15. (a) Mengapa orang yang memegahkan diri sebenarnya kurang memiliki kasih? (b) Sebaliknya dari pada merendahkan teman hidup, apa yang seharusnya dilakukan?
14 Kasih “tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Memang banyak orang yang suka memegahkan diri, tetapi tidak banyak yang senang mendengar bualan mereka. Orang yang mengenal baik si pembual itu bahkan mungkin merasa malu. Sebagian orang memegahkan diri dengan bicara menonjolkan diri, tetapi ada juga yang melakukannya dengan cara lain. Mereka mengeritik dan merendahkan orang lain, dan dengan melakukan perbandingan ini mereka seolah-olah menonjolkan diri. Maka orang dapat meninggikan diri sendiri dengan merendahkan orang lain. Sebenarnya merendahkan teman hidup sama saja seperti menyombongkan diri.
15 Pernahkah anda membicarakan di depan umum mengenai kelemahan teman hidup anda? Bagaimana kira-kira perasaannya karena perbuatan anda? Bagaimana seandainya kelemahan anda yang dibeberkan olehnya? Bagaimana kira-kira perasaan anda? Apakah anda merasa bahwa ia mencintai anda? Tidak, karena kasih “tidak memegahkan diri,” entah dengan memuji-muji diri sendiri atau dengan merendahkan orang lain. Hendaknya anda selalu bicara positip mengenai teman hidup anda, sebab ini akan mempererat hubungan kalian. Dan bila sesuatu dikatakan orang lain mengenai diri anda, turutilah nasihat di Amsal 27:2: “Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.”
16. Hal-hal yang kurang sopan apa patut dihindari oleh orang yang mempunyai sifat kasih?
16 Kasih “tidak melakukan yang tidak sopan.” Banyak hal yang sudah jelas tidak sopan, seperti misalnya perzinahan, pemabukan dan pelampiasan amarah. (Roma 13:13) Sebaliknya dari pada sifat kasih, semua perbuatan demikian menghancurkan perkawinan. Sikap kasar, umpatan dan tindakan yang tercela, semuanya memperlihatkan bahwa seseorang kurang sopan, demikian juga jika ia melalaikan kebersihan diri. Apakah anda cukup berhati-hati agar tidak menimbulkan kebencian teman hidup anda dalam hal ini? Apakah anda memperlakukan dia dengan penuh pertimbangan, sopan santun dan respek? Semua ini membantu keluarga untuk tetap kokoh dan berbahagia.
17. Bagaimana orang yang tidak memikirkan kepentingan sendiri dapat menghindari pertengkaran?
17 Kasih “tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah.” Kasih tidak memusatkan perhatian kepada diri sendiri. Dalam contoh yang terdapat pada permulaan pasal ini, jelas keadaan tidak perlu meruncing seandainya mereka mengingat ini. Suami tidak akan membentak isterinya karena hidangan terlambat, dan isteri pun tidak akan balas membentak. Isteri dapat menyadari bahwa mungkin kejengkelan suaminya sebagian disebabkan ia lelah dari pekerjaannya. Semestinya isteri jangan marah, tetapi menjawab: ‘Tunggu sebentar, sayang. Masakan hampir selesai. Ini dia, kau minum saja dulu segelas air jeruk yang dingin, sambil kusiapkan hidangan makanan. Wah, rupanya kau lelah sekali dari pekerjaanmu di kantor.’ Atau, seandainya suami lebih menaruh pengertian dan tidak hanya memikirkan diri, ia dapat bertanya apakah ia mungkin dapat membantu melakukan sesuatu.
18. Bagaimana kasih membantu kita untuk tidak lekas marah?
18 Apakah anda cepat marah karena sesuatu yang dilakukan atau diucapkan oleh teman hidup anda? Ataukah anda mencoba mengerti apa maksud sebenarnya dari tindakan atau ucapan itu? Mungkin tidak sengaja dan hanya karena tanpa dipikirkan di muka, dan bukan untuk menyakiti hati anda. Jika anda menaruh kasih, “janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.” (Efesus 4:26) Tetapi bagaimana seandainya teman hidup anda sedang jengkel dan memang bermaksud melakukan atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati? Bukankah lebih baik anda sabar menunggu sampai kemarahan reda, kemudian baru membicarakannya? Bila suatu keadaan ditanggapi dengan memikirkan kepentingan dua belah pihak, maka lebih mudah bagi anda untuk tidak salah bicara. “Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi.” “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih.” (Amsal 16:23; 17:9) Dengan menahan nafsu untuk meneruskan pertengkaran dan membuktikan diri benar, anda mencapai kemenangan demi kasih.
19. (a) Apa yang termasuk dalam ”bersukacita dengan ketidakadilan”? (b) Mengapa ini harus dihindari?
19 Kasih yang sejati “tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.” Kasih tidak menganggapnya “cerdik” bila seseorang mengelabui teman hidup—tidak soal apakah mengenai cara penggunaan waktu atau uang, atau dengan siapa seseorang bergaul. Kasih yang sejati tidak membenarkan seseorang untuk merahasiakan sebagian keterangan supaya kelihatan benar. Ketidakjujuran menghancurkan kepercayaan. Supaya kasih benar-benar sejati, kedua belah pihak harus senang menyampaikan apa yang sebenarnya.
KASIH SEJATI MEMILIKI KEKUATAN DAN KETAHANAN
20. Bagaimana kasih itu (a) ’menutupi segala sesuatu’? (b) ’percaya segala sesuatu’? (c) ’mengharapkan segala sesuatu’? (d) ’sabar menanggung segala sesuatu’?
20 Kasih “menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” Kasih membantu seseorang untuk menahan segala tekanan yang dialami dalam perkawinan, sementara kedua belah pihak berusaha saling menyesuaikan diri. Kasih membantu seseorang untuk percaya akan segala nasihat Firman Allah dan sungguh-sungguh mempraktekkannya, sekalipun keadaan nampaknya kurang menguntungkan. Dan meskipun tidak mudah percaya terhadap orang-orang yang tidak jujur, ia tidak selalu bersikap curiga. Justru ia menaruh kepercayaan, dan selalu mengharapkan yang terbaik. Harapan ini didasarkan keyakinan bahwa hasil yang terbaik dicapai jika nasihat Alkitab dipraktekkan. Maka kasih bersifat positip, optimis dan penuh pengharapan. Kasih ini tidak sebentar-sebentar berubah atau seperti asmara yang berumur pendek. Kasih sejati bertahan lama, dan menghadapi tantangan walaupun menghadapi kesulitan. Ia tidak pernah luntur. Kasih itu teguh dan kuat; tetapi kendati pun begitu kokoh, ia lemah lembut, lentuk dan menyenangkan.
21, 22. Berikan beberapa contoh untuk memperlihatkan bagaimana kasih tidak pernah mengecewakan?
21 Kasih demikian “tidak berkesudahan” “tidak pernah mengecewakan,” (NW). Jika keluarga mengalami krisis ekonomi, apa yang terjadi? Tidak mungkin terpikir oleh isteri untuk meninggalkan suami mencari hidup yang lebih senang. Dengan loyal ia akan tetap bersama suaminya. Mungkin ia harus lebih berhemat, atau membantu menambah penghasilan suami. (Amsal 31:18, 24) Tetapi bagaimana jika isteri jatuh sakit dan tidak sembuh selama bertahun-tahun? Suami yang memiliki cinta kasih semacam ini akan sungguh-sungguh berusaha memberikan perawatan yang dibutuhkan isterinya. Ia akan membantu dengan pekerjaan di rumah yang sekarang tidak sanggup dikerjakan oleh isterinya. Ia akan tetap memperlihatkan bahwa ia masih setia padanya. Allah sendiri memberikan contoh dalam hal ini. Tidak soal bagaimana keadaan hamba-hambaNya yang setia, ‘tiada sesuatu yang dapat menceraikan mereka dari kasih Allah.’—Roma 8:38, 39.
22 Masalah apa yang dapat mengalahkan kasih semacam itu? Apakah perkawinan anda memiliki kasih demikian? Apakah anda sendiri menghayatinya?
MENUMBUHKAN KASIH
23. Apa yang sebenarnya menentukan keinginan kita untuk melakukan perbuatan kasih?
23 Sama seperti otot, kasih dapat menjadi makin kuat jika sering digunakan. Sebaliknya, seperti juga dengan iman, kasih akan mati jika tidak disertai perbuatan. Konon ucapan dan tindakan yang digerakkan oleh perasaan dalam kalbu berasal dari hati kita. “Karena diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik.” Tetapi jika perasaan hati kita tidak baik, maka “dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.”—Matius 12:34, 35; 15:19; Yakobus 2:14-17.
24, 25. Bagaimana anda dapat memperkuat dorongan hati untuk menunjukkan kasih?
24 Pikiran dan perasaan apa saja yang anda perkembangkan di hati anda? Jika anda tiap hari memikirkan bagaimana Allah menunjukkan kasihNya, dan anda ingin meniru Dia, maka anda memperkuat keinginan-keinginan yang baik. Makin banyak anda menghayati kasih ini, makin banyaklah anda bertindak dan bicara selaras dengan itu, maka makin dalamlah hal itu akan tergores di hati anda. Bila seseorang mempraktekkan kasih demikian setiap hari dalam perkara-perkara kecil, lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan. Kemudian pada waktu timbul persoalan besar kasih ini sudah ada dan cukup kuat, sehingga dapat membantu anda menanggulanginya.—Lukas 16:10.
25 Apakah anda memperhatikan sesuatu yang patut dipuji dalam diri teman hidup anda? Apa salahnya anda utarakan? Apakah pada suatu saat timbul keinginan anda untuk melakukan suatu kebaikan baginya? Kenapa tidak anda lakukan! Kita perlu menunjukkan kasih, supaya dapat memetik buahnya. Dengan mempraktekkan hal-hal ini anda akan semakin erat satu sama lain. Anda berdua akan menjadi satu. Kasih antara anda berdua makin bertumbuh.
26, 27. Bagaimana kasih dapat berkembang dengan menikmati sesuatu bersama-sama?
26 Supaya kasih makin berkembang, nikmatilah bersama. Manusia pertama Adam tinggal di sebuah taman firdaus. Segala keperluan jasmaninya tersedia dengan limpah. Dari mula pertama ia dikelilingi oleh keindahan. Bukan saja taman itu penuh dengan padang rumput dan aneka warna bunga, pohon-pohon dan aliran sungai. Tetapi ada juga aneka ragam kehidupan hewan yang tunduk di bawah kekuasaannya sebagai yang bertugas memelihara bumi. Namun dengan semua kelimpahan ini, ada satu kebutuhan yang masih kurang: yaitu seorang manusia lain dengan siapa ia dapat bersama-sama menikmati taman firdaus ini. Pernahkah anda kebetulan seorang diri ketika menyaksikan keindahan alam pada waktu matahari sedang terbenam dan ingin agar sang kekasih berada di samping anda untuk menikmatinya bersama? Atau pernahkah pula anda ingin menyampaikan suatu kabar yang gembira, tetapi tak ada siapa-siapa untuk mendengarnya? Allah Yehuwa mengerti apa yang dibutuhkan oleh Adam. Ia menyediakan bagi Adam seorang teman hidup kepada siapa ia dapat menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Saling membagi mempersatukan dua sejoli, sehingga kasih mulai berakar dan bertumbuh.
27 Perkawinan mengartikan saling membagi. Kadang-kadang dengan suatu lirikan penuh kasih sayang. Atau cukup dengan suatu sentuhan, suatu ucapan yang lembut, atau hanya duduk bersama tanpa mengucapkan sepatah kata. Tiap tindakan dapat mengungkapkan rasa kasih: merapikan tempat tidur, cuci piring, menabung uang untuk membeli sesuatu yang ia inginkan tetapi tidak mau ia minta karena anggaran terbatas, membantu dengan pekerjaan suami atau isteri jika belum selesai pada waktunya. Kasih berarti sama-sama bekerja dan bermain, sama-sama merasakan susah dan senang, sukses dan kegagalan, hal-hal yang timbul dalam pikiran, maupun hal-hal yang dirasakan dalam hati. Tentukan cita-cita yang sama dan raihlah cita-cita itu bersama-sama. Inilah yang membuat dua insan menjadi satu; inilah yang menumbuhkan cinta kasih.
28. Bagaimana kasih berkembang karena seseorang melayani yang lain?
28 Dengan melayani teman hidup anda, kasih anda padanya makin menjadi matang. Isteri biasanya melayani dengan memasak makanan, merapikan tempat tidur, membersihkan rumah, mencuci pakaian, mengurus rumah tangga. Biasanya suami melayani dengan menyediakan makanan yang dimasak oleh isteri, tempat tidur yang dirapikan oleh isteri, rumah yang dibersihkan isteri, pakaian yang dicuci isteri. Pekerjaan melayani inilah seperti memberi, yang mendatangkan kebahagiaan dan membuat kasih berkembang. Seperti kata Yesus, lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Dengan kata lain, lebih bahagia melayani dari pada dilayani. (Kisah 20:35) Yesus mengajar murid-muridnya: “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Matius 23:11) Sikap ini menghilangkan semangat bersaing dan menghasilkan kebahagiaan. Bila kita melayani, kita merasa dibutuhkan. Kita mengisi suatu maksud tujuan. Dan ini memberikan harga diri dan kepuasan. Perkawinan memungkinkan banyak kesempatan bagi suatu dan isteri untuk saling melayani dan memperoleh kepuasan demikian. Dan dengan demikian perkawinan makin dikekalkan dengan cinta kasih.
29. Bagaimana kasih dapat menarik hati bahkan dari orang yang bukan hamba Allah?
29 Tetapi bagaimana jika salah satu pihak adalah seorang hamba Kristen dari Allah dan mempraktekkan prinsip-prinsip Alkitab ini, sedangkan yang lain tidak? Apakah hal ini perlu merubah sikap seorang Kristen? Tidak. Memang, mungkin pihak orang Kristen itu tidak dapat bicara banyak mengenai maksud tujuan Allah, tetapi kelakuannya harus tetap dijaga. Pada dasarnya teman hidup yang tidak seiman itu mempunyai kebutuhan yang sama seperti seorang penyembah Yehuwa. Dan dalam hal tertentu reaksi mereka akan sama. Ini disebutkan di Roma 2:14, 15: “Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di salam hati mereka dan suatu hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.” Tingkah laku Kristen yang baik biasanya akan dihargai dan memungkinkan kasih bertumbuh.
30. Apakah kasih hanya perlu diperlihatkan dalam keadaan-keadaan dramatis? Mengapa anda menjawab demikian?
30 Kasih tidak menunggu sampai timbul keadaan dramatis. Dalam hal tertentu kasih itu dapat diumpamakan seperti pakaian. Oleh hal apakah pakaian anda dapat tetap utuh? Apakah oleh karena kain itu diikat dengan tali yang besar? Atau oleh ribuan tisikan benang halus? Tentu oleh karena ribuan tisikan benang halus itu, bukan? Dan ini berlaku bukan saja untuk kain penutup tubuh tetapi juga untuk “pakaian” rohani. Yang membentuk “pakaian” kita sehari-hari adalah segala tutur kata dan tindakan-tindakan kecil yang sedikit demi sedikit terkumpul tiap hari dan memperlihatkan orang macam apa kita ini sebenarnya. “Pakaian” rohani demikian tidak akan pernah lusuh dan tak terpakai lagi seperti pakaian jasmani. Seperti kata Alkitab ia merupakan pakaian atau “perhiasan yang tidak binasa.”—1 Petrus 3:4.
31. Nasihat bagus apa yang terdapat mengenai kasih di Kolose 3:9, 10, 12, 14?
31 Inginkah anda supaya perkawinan anda tetap utuh oleh ‘pengikat yang sempurna’? Kalau demikian, turutilah anjuran di Kolose 3:9, 10, 12, 14: “Menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan . . . mengenakan manusia baru . . . kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran . . . kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”