PERJAMUAN MALAM TUAN
Perjamuan harfiah yang diadakan untuk mengingat kembali kematian Tuan Yesus Kristus; jadi, suatu peringatan untuk kematiannya. Ini adalah satu-satunya peristiwa yang diperintahkan Alkitab untuk diperingati orang Kristen, dan dengan tepat disebut ”Peringatan” atau kadang-kadang disebut ”perjamuan Tuhan”.—1Kor 11:20, TB.
Penetapan Perjamuan Malam Tuan dilaporkan oleh dua rasul yang menjadi saksi mata dan juga pesertanya, yaitu Matius dan Yohanes. Markus dan Lukas, sekalipun tidak hadir pada peristiwa itu, menuliskan perinciannya. Sewaktu memberikan petunjuk kepada sidang Korintus, Paulus memberikan penerangan tentang beberapa fiturnya. Sumber-sumber itu memberi tahu kita bahwa, pada malam sebelum kematiannya, Yesus bertemu dengan murid-muridnya di sebuah kamar atas yang besar untuk merayakan Paskah. (Mrk 14:14-16) Matius melaporkan, ”Seraya mereka melanjutkan makan, Yesus mengambil roti dan, setelah mengucapkan berkat, ia memecah-mecahkannya dan sambil memberikannya kepada murid-murid, ia mengatakan, ’Ambil, makanlah. Ini mengartikan tubuhku.’ Juga, ia mengambil sebuah cawan dan setelah mengucapkan syukur, ia memberikannya kepada mereka, sambil mengatakan, ’Minumlah dari cawan ini, kamu semua; sebab ini mengartikan ”darah perjanjianku”, yang akan dicurahkan demi kepentingan banyak orang untuk pengampunan dosa. Tetapi aku mengatakan kepadamu: Mulai saat ini aku tidak akan meminum apa pun dari hasil tanaman anggur ini sampai hari itu pada waktu aku meminum yang baru bersamamu dalam kerajaan Bapakku.’ Akhirnya, setelah menyanyikan puji-pujian, mereka pergi ke Gunung Zaitun.”—Mat 26:17-30; Mrk 14:17-26; Luk 22:7-39; Yoh 13:1-38; 1Kor 10:16-22; 11:20-34.
Waktu Penetapannya. Paskah selalu dirayakan pada tanggal 14 Nisan (Abib), yaitu pada waktu atau mendekati waktu bulan purnama, mengingat bahwa hari pertama pada setiap bulan (bulan kamariah) menurut kalender Yahudi merupakan hari bulan baru, seperti yang ditentukan menurut pengamatan mata. Maka hari ke-14 pada setiap bulan jatuh kira-kira pada pertengahan periode kamariah. Tanggal kematian Yesus seperti diperlihatkan dalam artikel YESUS KRISTUS (Waktu kematiannya) jatuh pada tanggal 14 Nisan 33 M. Sehubungan dengan hari kematiannya menurut kalender Gregorius, perhitungan astronomis menunjukkan terjadinya gerhana bulan pada hari Jumat tanggal 3 April 33 M (kalender Julius), yang adalah hari Jumat tanggal 1 April dalam kalender Gregorius. (Canon of Eclipses karya Oppolzer, diterjemahkan oleh O. Gingerich, 1962, hlm. 344) Gerhana bulan selalu terjadi pada waktu bulan purnama. Bukti ini dengan jelas menunjukkan bahwa tanggal 14 Nisan 33 M jatuh pada hari Kamis-Jumat, tanggal 31 Maret–1 April 33 M, menurut kalender Gregorius.
Yesus merayakan perjamuan Paskah-nya yang terakhir pada malam sebelum kematiannya dan kemudian menetapkan Perjamuan Malam Tuan. Tepat sebelum perjamuan Peringatan dimulai, Yudas si pengkhianat disuruh keluar, dan pada waktu itu, menurut catatan, ’hari sudah malam’. (Yoh 13:30) Karena satu hari, menurut kalender Yahudi, dihitung mulai pada waktu petang sampai petang keesokan harinya, Perjamuan Malam Tuan dirayakan juga pada tanggal 14 Nisan, yaitu pada hari Kamis petang, tanggal 31 Maret.—Lihat HARI.
Seberapa Sering Harus Diperingati. Menurut Lukas dan Paulus, ketika menetapkan Peringatan kematiannya, Yesus mengatakan, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku.” (Luk 22:19; 1Kor 11:24) Dari kata-kata tersebut, secara masuk akal dapat disimpulkan bahwa Yesus ingin agar para pengikutnya merayakan Perjamuan Malam Tuan setahun sekali, dan tidak lebih sering daripada itu. Paskah, yang diadakan untuk memperingati pembebasan Israel oleh Yehuwa dari belenggu Mesir pada tahun 1513 SM, hanya dirayakan setahun sekali, pada tanggal terjadinya peristiwa tersebut, yaitu 14 Nisan. Perjamuan Malam Tuan, yang juga adalah peringatan tahunan, sepatutnya diadakan hanya pada tanggal 14 Nisan.
Paulus mengutip kata-kata Yesus tentang cawan, ”Teruslah lakukan ini, setiap kali kamu meminumnya, sebagai peringatan akan aku,” dan menambahkan, ”Karena setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu terus mengumumkan kematian Tuan, sampai ia tiba.” (1Kor 11:25, 26) ”Setiap kali” bisa digunakan untuk sesuatu yang dilakukan hanya setahun sekali, khususnya jika hal tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang lama. (Ibr 9:25, 26) Tanggal 14 Nisan adalah hari manakala Kristus menyerahkan tubuh jasmaninya sebagai korban di tiang siksaan dan mencurahkan darah kehidupannya untuk pengampunan dosa. Jadi, itulah hari ”kematian Tuan”, dan karena itu, peringatan kematiannya diadakan pada tanggal tersebut.
Para peserta perjamuan ini akan ”absen dari Tuan” dan merayakan Perjamuan Malam Tuan ”setiap kali” sebelum mereka mati dengan setia. Kemudian, setelah mereka dibangkitkan untuk hidup di surga, mereka akan bersama Kristus dan tidak lagi memerlukan sesuatu yang mengingatkan mereka kepadanya. Sehubungan dengan sampai kapan mereka harus mengadakan peringatan ini, yaitu ”sampai ia tiba”, rasul Paulus tampaknya memaksudkan waktu manakala Kristus datang kembali dan menerima mereka ke dalam surga melalui kebangkitan selama masa kehadirannya. Pemahaman mengenai hal ini diperjelas oleh kata-kata Yesus kepada ke-11 rasulnya belakangan pada malam tersebut, ”Jika aku pergi dan menyiapkan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke rumahku, agar di mana aku berada, kamu pun berada.”—Yoh 14:3, 4; 2Kor 5:1-3.
Yesus memberi tahu murid-muridnya bahwa anggur yang diminumnya (pada Paskah ini sebelum Peringatan) adalah hasil tanaman anggur terakhir yang diminumnya ”sampai hari itu pada waktu aku meminum yang baru bersamamu dalam kerajaan Bapakku”. (Mat 26:29) Karena ia tidak akan minum anggur harfiah di surga, jelaslah bahwa ia memaksudkan apa yang kadang-kadang dilambangkan oleh anggur dalam Alkitab, yakni sukacita. Berada bersama Yesus dalam Kerajaannya merupakan hal yang sangat mereka nanti-nantikan dengan antusias. (Rm 8:23; 2Kor 5:2) Dalam nyanyiannya, Raja Daud menulis tentang persediaan Yehuwa berupa ”anggur yang membuat hati manusia yang berkematian bersukacita”, dan putranya, Salomo, mengatakan, ”Anggur membuat kehidupan penuh sukacita.”—Mz 104:15; Pkh 10:19.
Lambang-Lambang. Markus bercerita tentang roti yang digunakan oleh Yesus ketika menetapkan Perjamuan Malam Tuan, ”Seraya mereka melanjutkan makan, ia mengambil roti, mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka, dan mengatakan, ’Ambillah, ini mengartikan tubuhku.’” (Mrk 14:22) Roti yang disebutkan adalah roti yang sudah tersedia dari perjamuan Paskah yang selesai dirayakan oleh Yesus dan murid-muridnya. Roti ini tidak beragi, karena ragi tidak boleh ada dalam rumah-rumah orang Yahudi selama Paskah dan Perayaan Kue Tidak Beragi yang terkait. (Kel 13:6-10) Dalam Alkitab ragi digunakan untuk memaksudkan keadaan berdosa. Roti yang tidak beragi memang tepat sebab melambangkan tubuh jasmani Yesus yang bebas dari dosa. (Ibr 7:26; 9:14; 1Ptr 2:22, 24) Roti yang tidak beragi itu pipih bentuknya dan getas; jadi roti itu dipecah-pecahkan sewaktu dihidangkan, sebagaimana layaknya kebiasaan pada waktu itu. (Luk 24:30; Kis 27:35) Sebelumnya, Yesus pernah secara mukjizat melipatgandakan roti untuk ribuan orang; ia memecah-mecahkannya agar dapat dibagi-bagikan. (Mat 14:19; 15:36) Oleh karena itu, memecah-mecahkan roti Peringatan tampaknya tidak memiliki makna penting secara rohani.
Setelah Yesus mengedarkan roti, ia mengambil cawan, kemudian ”memanjatkan syukur dan memberikannya kepada mereka, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan ia mengatakan kepada mereka, ’Ini mengartikan ”darah perjanjianku”, yang akan dicurahkan demi kepentingan banyak orang’”. (Mrk 14:23, 24) Ia menggunakan anggur yang sudah berfermentasi, bukan sari buah anggur yang belum berfermentasi. Anggur yang dimaksudkan dalam Alkitab adalah minuman anggur yang sesungguhnya, bukan sari buah anggur yang belum berfermentasi. (Lihat ANGGUR DAN MINUMAN KERAS.) Anggur yang berfermentasi, dan bukan sari buah anggur, dapat membuat ”kirbat anggur yang tua” pecah, seperti yang Yesus katakan. Musuh-musuh Yesus menuduhnya ”ketagihan minum anggur”, suatu tuduhan yang tidak masuk akal seandainya ”anggur” hanya memaksudkan sari buah anggur. (Mat 9:17; 11:19) Anggur yang sesungguhnya tersedia untuk perayaan Paskah yang telah selesai, dan memang dapat selayaknya digunakan oleh Kristus sewaktu menetapkan Peringatan untuk kematiannya. Tidak diragukan bahwa anggur itu berwarna merah, karena hanya anggur merah yang cocok digunakan untuk melambangkan darah.—1Ptr 1:19.
Perjamuan Persekutuan. Di Israel kuno seseorang boleh mengadakan perjamuan persekutuan. Ia akan membawa seekor binatang ke tempat suci untuk disembelih. Sebagian dari binatang korban dipersembahkan di atas mezbah menjadi ’bau yang menenangkan bagi Yehuwa’. Sebagian diberikan kepada imam yang sedang bertugas, dan sebagian lain kepada para imam, yaitu putra-putra Harun, dan si pembawa persembahan beserta keluarganya juga turut ambil bagian dalam perjamuan tersebut. (Im 3:1-16; 7:28-36) Orang yang dalam keadaan ”najis” menurut Hukum tidak boleh memakan korban persekutuan, dengan sanksi akan ”dimusnahkan dari antara bangsanya”.—Im 7:20, 21.
Perjamuan Malam Tuan juga adalah perjamuan persekutuan, karena para pesertanya makan bersama. Allah Yehuwa terlibat sebagai Pencipta penyelenggaraan tersebut, Yesus Kristus adalah korban tebusannya, dan saudara-saudara rohaninya makan lambang-lambang sebagai peserta. Fakta bahwa mereka makan di ”meja Yehuwa” menandakan bahwa mereka berdamai dengan Yehuwa. (1Kor 10:21) Memang, persembahan persekutuan kadang-kadang disebut ”persembahan damai”.—Im 3:1, Rbi8, ctk.
Orang-orang yang mengambil bagian dalam perjamuan, dengan memakan roti dan meminum anggur, mengakui bahwa mereka memiliki persekutuan dengan Kristus, dalam persatuan yang sepenuhnya. Rasul Paulus mengatakan, ”Cawan berkat yang kita berkati, bukankah itu suatu persekutuan dengan darah Kristus? Roti yang kita pecah-pecahkan, bukankah itu suatu persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena ada satu roti, maka meskipun kita banyak, kita adalah satu tubuh, karena kita semua mengambil bagian dari satu roti itu.”—1Kor 10:16, 17.
Dengan mengambil bagian, orang-orang ini menunjukkan bahwa mereka berada dalam perjanjian baru dan menerima manfaat-manfaatnya, yaitu pengampunan dosa dari Allah melalui darah Kristus. Mereka dengan sepatutnya menghargai nilai ”darah perjanjian” yang olehnya mereka disucikan. (Ibr 10:29) Tulisan-Tulisan Kudus menyebut mereka ”pelayan dari suatu perjanjian baru”, karena melayani kepentingan-kepentingannya. (2Kor 3:5, 6) Dan memang tepat bagi mereka untuk ambil bagian dari roti lambang itu karena mereka dapat mengatakan, ”Dengan ’kehendak’ tersebut kita telah disucikan melalui persembahan tubuh Yesus Kristus, sekali untuk selamanya.” (Ibr 10:10) Mereka ambil bagian dalam penderitaan Kristus dan kematian seperti yang ia alami, yakni kematian karena integritas. Mereka berharap untuk ambil bagian dalam ”kebangkitan yang sama dengan kebangkitannya”, suatu kebangkitan kepada kehidupan yang tidak berkematian dalam tubuh rohani.—Rm 6:3-5.
Mengenai setiap peserta dalam jamuan makan itu, rasul Paulus menulis, ”Barang siapa makan roti atau minum cawan Tuan dengan tidak layak, akan bersalah sehubungan dengan tubuh dan darah Tuan. Pertama-tama hendaklah seseorang meneliti apakah dirinya layak, dan setelah itu biarlah ia makan roti dan minum cawan itu. Karena ia yang makan dan minum, makan dan minum penghakiman atas dirinya sendiri jika ia tidak memahami tubuh itu.” (1Kor 11:27-29) Praktek-praktek yang najis dan tidak selaras dengan Alkitab, atau yang munafik akan membuat seseorang tidak memenuhi syarat untuk turut makan. Apabila ia turut makan dalam kondisi seperti itu, artinya ia makan dan minum penghukuman bagi dirinya. Ia tidak menghargai korban Kristus, tujuannya, dan maknanya. Ia memperlihatkan sikap tidak respek dan menghinanya. (Bdk. Ibr 10:28-31.) Orang seperti itu berada dalam keadaan bahaya ’dimusnahkan dari antara umat Allah’, sebagaimana orang di Israel yang turut makan dari perjamuan persekutuan selagi berada dalam keadaan najis.—Im 7:20.
Sebenarnya, Paulus membandingkan Perjamuan Malam Tuan dengan perjamuan persekutuan orang Israel ketika ia pertama-tama menyebutkan tentang orang-orang yang mengambil bagian dalam persekutuan bersama Kristus dan kemudian mengatakan, ”Pandanglah Israel jasmani: Bukankah mereka yang makan korban-korban itu ikut mendapat bagian bersama mezbah itu? . . . Kamu tidak dapat minum cawan Yehuwa dan juga cawan hantu-hantu; kamu tidak dapat mengambil bagian dari ’meja Yehuwa’ dan juga meja hantu-hantu.”—1Kor 10:18-21.
Orang-Orang yang Mengambil Bagian dan Hadirin Lain pada Perjamuan. Yesus mengumpulkan ke-12 rasulnya dan mengatakan kepada mereka, ”Aku ingin sekali makan jamuan paskah ini bersama kamu sebelum aku menderita.” (Luk 22:15) Namun, catatan Yohanes sebagai saksi mata menunjukkan bahwa sebelum Yesus menetapkan perjamuan Peringatan, ia menyuruh pergi Yudas, pengkhianat itu. Selama perjamuan Paskah, Yesus, setelah mengetahui bahwa Yudas adalah orang yang mengkhianatinya, mencelupkan roti dari perjamuan Paskah serta memberikannya kepada Yudas, lalu menyuruh dia pergi. (Yoh 13:21-30) Catatan Markus juga menyebutkan urutan peristiwa-peristiwa ini. (Mrk 14:12-25) Setelah itu, dalam Perjamuan Malam Tuan, Yesus mengedarkan roti dan anggur kepada ke-11 rasulnya yang masih ada di situ, menyuruh mereka untuk makan dan minum. (Luk 22:19, 20) Kemudian ia menyebut mereka sebagai ”orang-orang yang berpaut bersamaku dalam cobaan-cobaanku”, yang menyiratkan bahwa Yudas sudah disuruh pergi.—Luk 22:28.
Tidak ada bukti bahwa Yesus sendiri makan roti yang diedarkan itu atau minum dari cawan tersebut selama perjamuan Peringatan. Tubuh serta darah yang ia serahkan adalah demi mereka dan untuk mengesahkan perjanjian baru, sarana untuk menghapus dosa-dosa mereka. (Yer 31:31-34; Ibr 8:10-12; 12:24) Yesus tidak mempunyai dosa. (Ibr 7:26) Ia memperantarai perjanjian baru antara Allah Yehuwa dan orang-orang yang dipilih sebagai rekan-rekan Kristus. (Ibr 9:15; lihat PERJANJIAN.) Selain para rasul yang hadir pada perjamuan tersebut, akan ada orang-orang lain yang membentuk ’Israel rohani milik Allah’, ”kawanan kecil”, yang akhirnya akan menjadi raja dan imam bersama Kristus. (Gal 6:16; Luk 12:32; Pny 1:5, 6; 5:9, 10) Oleh karena itu, semua saudara rohani Kristus di bumi adalah orang-orang yang turut ambil bagian setiap kali perjamuan ini diadakan. Mereka ternyata adalah ”buah sulung tertentu dari makhluk-makhluk ciptaannya” (Yak 1:18), yang dibeli dari umat manusia sebagai ”buah sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba”, dan dalam penglihatan Yohanes disingkapkan berjumlah 144.000 orang.—Pny 14:1-5.
Para pengamat tidak turut ambil bagian. Tuan Yesus Kristus menyingkapkan bahwa, pada waktu kehadirannya, akan ada orang-orang yang berbuat baik kepada saudara-saudara rohaninya, dengan mengunjungi mereka sewaktu mereka membutuhkannya dan memberi mereka bantuan. (Mat 25:31-46) Apakah orang-orang ini, yang menghadiri perayaan Perjamuan Malam Tuan, memenuhi syarat sebagai orang-orang yang ambil bagian dari lambang-lambang? Alkitab mengatakan bahwa Allah akan menyediakan, melalui roh kudus-Nya, bukti dan jaminan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk ambil bagian dari lambang-lambang sebagai ”ahli waris Allah, tetapi sesama ahli waris bersama Kristus”, bahwa mereka adalah putra-putra Allah. Rasul Paulus menulis, ”Roh itu sendiri memberikan kesaksian bersama roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Ia selanjutnya menjelaskan bahwa ada orang-orang lain yang mendapat manfaat dari penyelenggaraan Allah bagi putra-putra ini, ”Sebab dengan penantian yang penuh kerinduan ciptaan sedang menunggu disingkapkannya putra-putra Allah.” (Rm 8:14-21) Karena sesama ahli waris bersama Kristus akan ’memerintah sebagai raja-raja dan imam-imam atas bumi’, Kerajaan itu akan mendatangkan manfaat bagi orang-orang yang hidup di bawah Kerajaan tersebut. (Pny 5:10; 20:4, 6; 21:3, 4) Orang-orang yang menerima manfaatnya dengan sendirinya berminat akan Kerajaan itu serta perkembangannya. Jadi, orang-orang demikian akan menghadiri dan merayakan Perjamuan Malam Tuan, namun bukan sebagai sesama ahli waris bersama Kristus dan putra-putra rohani Allah, mereka tidak akan ambil bagian dari lambang-lambang sebagai orang-orang yang ambil bagian dalam kematian Kristus, dengan harapan untuk dibangkitkan kepada kehidupan di surga bersamanya.—Rm 6:3-5.
Tidak Ada Transubstansiasi atau Konsubstansiasi. Yesus masih memiliki tubuh jasmaninya sewaktu mengedarkan roti. Tubuh itu, semuanya dan seluruhnya, harus dipersembahkan sebagai korban yang sempurna, tanpa cacat bagi dosa pada petang berikutnya (pada hari yang sama pada kalender Ibrani, 14 Nisan). Darahnya pun masih ia miliki seutuhnya untuk korban yang sempurna itu. ”Dia telah mencurahkan jiwanya [yang ada dalam darah] ke dalam kematian.” (Yes 53:12; Im 17:11) Dengan demikian, selama perjamuan malam tersebut ia tidak melakukan mukjizat transubstansiasi, dengan mengubah roti menjadi daging harfiah maupun anggur menjadi darah harfiah. Dengan alasan yang sama, tidak dapat benar-benar dikatakan bahwa ia secara mukjizat menyebabkan daging dan darahnya ada atau tercampur di dalam roti dan anggur, sebagaimana dikatakan oleh para penganut doktrin konsubstansiasi.
Hal ini tidak bertentangan dengan kata-kata Yesus di Yohanes 6:51-57. Dalam ayat-ayat tersebut Yesus tidak membahas Perjamuan Malam Tuan; penyelenggaraan seperti itu baru ditetapkan satu tahun kemudian. ”Makan” dan ”minum” yang disebutkan dalam catatan ini dilakukan secara kiasan dengan memperlihatkan iman akan Yesus Kristus, sebagaimana ditunjukkan oleh ayat 35 dan 40.
Selain itu, makan daging dan darah manusia yang sesungguhnya adalah kanibalisme. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi yang tidak memperlihatkan iman dan tidak memahami benar pernyataan Yesus tentang makan dagingnya dan minum darahnya, sangatlah terkejut. Hal ini menunjukkan pandangan orang Yahudi tentang makan daging dan darah manusia, sebagaimana ditanamkan oleh Hukum.—Yoh 6:60.
Tambahan pula, meminum darah berarti melanggar hukum Allah kepada Nuh, sebelum adanya perjanjian Hukum. (Kej 9:4; Im 17:10) Tuan Yesus Kristus tidak akan pernah menyuruh orang melanggar hukum Allah. (Bdk. Mat 5:19.) Lagi pula, Yesus memerintahkan, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku,” bukan untuk menjadikan aku korban.—1Kor 11:23-25.
Oleh karena itu, roti dan anggur adalah lambang, yang menggambarkan daging dan darah Kristus secara kiasan, sama seperti kata-katanya mengenai makan dagingnya dan minum darahnya. Yesus mengatakan kepada orang-orang yang merasa tersinggung oleh kata-katanya, ”Sesungguhnya, roti yang akan kuberikan adalah dagingku demi kehidupan dunia.” (Yoh 6:51) Itu diserahkan pada waktu kematiannya sebagai korban pada tiang siksaan. Tubuhnya dikubur dan disingkirkan oleh Bapaknya sebelum tubuhnya melihat kebinasaan. (Kis 2:31) Tidak seorang pun pernah makan bagian apa pun dari daging atau darahnya, secara harfiah.
Peringatan yang Tertib dan Patut. Keadaan rohani sidang Kristen di Korintus menurun, dalam beberapa hal, sehingga sebagaimana yang rasul Paulus katakan, ”Banyak di antara kamu lemah dan sering sakit, dan cukup banyak yang tidur dalam kematian.” Sebagian besar hal ini terjadi karena kesalahpahaman mereka tentang Perjamuan Malam Tuan serta maknanya. Mereka tidak merespek kesucian peristiwa tersebut. Ada yang membawa makan malam mereka untuk disantap sebelum atau selama perhimpunan. Di antara mereka ada orang-orang yang makan dan minum terlalu banyak dan menjadi mabuk, sedangkan orang-orang lain dalam sidang yang belum makan malam merasa lapar dan merasa malu di hadapan orang-orang yang mempunyai banyak. Dalam keadaan mengantuk atau dengan pikiran yang melantur, mereka tidak bisa menyantap lambang-lambang dengan penghargaan. Selain itu, ada perpecahan dalam sidang karena di antara mereka ada yang lebih menyukai Petrus, yang lain lebih memilih Apolos, dan ada pula yang mengharapkan Paulus menjadi pemimpin. (1Kor 1:11-13; 11:18) Mereka tidak dapat memahami bahwa perjamuan itu seharusnya menandaskan persatuan. Mereka tidak sepenuhnya menyadari seriusnya hal ini, bahwa lambang-lambang itu menggambarkan tubuh serta darah Tuan dan bahwa perjamuan tersebut adalah peringatan kematiannya. Paulus menandaskan bahaya besar atas orang-orang yang ambil bagian tanpa memahami fakta-fakta tersebut.—1Kor 11:20-34.